• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Dimensi Hasil Cetakan Alginat Setelah Perendaman Dalam Air Rebusan Daun Jambu Biji 25% dengan Waktu Berbeda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perubahan Dimensi Hasil Cetakan Alginat Setelah Perendaman Dalam Air Rebusan Daun Jambu Biji 25% dengan Waktu Berbeda"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

PERUBAHAN DIMENSI HASIL CETAKAN ALGINAT

SETELAH PERENDAMAN DALAM AIR REBUSAN

DAUN JAMBUBIJI 25% DENGAN

WAKTU BERBEDA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

syarat guna memperoleh gelar sarjana Kedokteran Gigi

OLEH :

INDAH HATI BATUBARA

NIM : 090600122

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Material dan Teknologi

Kedokteran Gigi

Tahun 2013

Indah Hati Batubara

Perubahan Dimensi Hasil Cetakan Alginat Setelah Perendaman DalamAir Rebusan

Daun Jambu Biji 25% Dengan Waktu Berbeda

xi + 36 halaman

Selama prosedur mencetak gigi, cetakan berkontak dengan saliva dan darah

yang merupakan sumber kontaminasi, dan membawa beberapa mikroorganisme dari

flora mulut ketika bahan cetak dikeluarkan dari mulut. Untuk mengurangi

kontaminasi silang diperlukannya desinfeksi hasil cetakan sebelum pengisian.

Rebusan daun jambu biji 25% memiliki antimikroba sehingga dapat digunakan

sebagai desinfektan. Tujuan dari penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

perubahan dimensi hasil cetakan alginat yang direndam dalam larutan rebusan daun

jambu biji 25% selama 15, 20 dan 30 menit. Penelitian ini menggunakan bahan cetak

hidrokoloid ireversibel alginat yang dicetakkan pada master die. Ukuran master die

(3)

mm dan ukuran ring diameter dalam ±10 mm, diameter luar ±12 mm. Kemudian

segera diisi dengan gips stone untuk kelompok kontrol, dan direndaman kedalam

larutan rebusan daun jambu biji 25% selama 15, 20 dan 30 menit. Jumlah sampel

dengan masing-masing kelompok kontrol dan perlakuan adalah 10 sampel. Perubahan

dimensi diamati melalui pengukuran tinggi die stone hasil pengisian cetakan. Analisa

data dilakukan dengan ANOVA satu arah (p<0,05). Dari hasil diperoleh bahwa tidak

terjadi perubahan dimensi yang signifikan antara kontrol dan perendaman hasil

cetakan 15 menit (p>0,05). Sedangkan pada perendaman 20 menit dan 30 menit

mengalami perubahan dimensi die hasil pengisian cetakan yang signifikan (p<0,05)

dimana tinggi die semakin besar. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan adanya

perubahan dimensi hasil cetakan bahan cetak alginat setelah direndam ke dalam air

rebusan daun jambu biji 25% selama 20 dan 30 menit dan tidak ada perubahan pada

perendaman 15 menit.

(4)

PERUBAHAN DIMENSI HASIL CETAKAN ALGINAT

SETELAH PERENDAMAN DALAM AIR REBUSAN

DAUN JAMBUBIJI 25% DENGAN

WAKTU BERBEDA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

syarat guna memperoleh gelar sarjana Kedokteran Gigi

OLEH :

INDAH HATI BATUBARA

NIM : 090600122

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(5)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan Di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 7 Mei 2013

Pembimbing : Tanda Tangan

1. Rusfian,drg., M.Kes

NIP : 19520920 198201 1 001 ...

2. Astrid Yudhit,drg., M.Si

(6)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji Pada tanggal 7 Mei 2013

TIM PENGUJI

KETUA : Lasminda Syafiar, drg.,M.Kes ANGGOTA : 1. Sumadhi S,drg., M.Kes

(7)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW sebagai Uswatun hasanah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Ucapan terima kasih yang tiada henti penulis haturkan kepada Alm. Ayahanda tercinta H.Hasanuddin Batubara dan Ibunda Hj.Lanniari Rangkuti S.Pd yang telah membesarkan, mendidik, membimbing, mendoakan serta memberikan dukungan moril maupun materil kepada penulis dan juga kepada tante tersayang drg.Hartati Z Rangkuti telah memberi bimbingan, semangat dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan, dukungan, motivasi serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Nazruddin, drg., C. Ort., Ph.D, Sp.Ort selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Lasminda Syafiar, drg,. M. Kes Ketua Departemen Ilmu Material dan Teknologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara atas kesediaanya menerima penulis untuk menyelesaikan skripsi di Departemen Ilmu Material dan Teknologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

(8)

4. Seluruh staf di Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan masukan yang berharga kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Prof. Sondang Pintauli, drg,. Ph.D selaku dosen pembimbing akademik penulis, yang telah membina dan mengarahkan penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

6. Maya Fitria, SKM, M.Kes selaku dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat yang telah membantu mengolah data spss dalam penelitian ini..

Penulis menyadari bahwa penulis masih dalam proses pembelajaran sehinga skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan untuk kedepannya. Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan fikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat dan diridhoii oleh Allah SWT.

Medan, 7 Mei 2013

Penulis

(INDAH HATI BATUBARA)

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN PERSETUJUAN...

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

1.4 HipotesisPenelitian ... 3

1.5 ManfaatPenelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Cetak Alginat ... 5

2.2 Gips Stone ... 7

2.3 Perubahan Dimensi pada Bahan Cetak Alginat ... 7

2.4 Bahan Desinfektan ... 9

2.5 Daun Jambu Biji sebagai Antibakteri ... 10

2.6 Kerangka Teori... 13

(10)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1JenisPenelitian ... 15

3.2 Desain Penelitian ... 15

3.3Tempat Penelitian... 15

3.4 Sampel dan Besar Sampel ... 15

3.4.1 Sampel ... 15

3.4.2 Besar Sampel ... 15

3.5 Kriteria Inklusif dan Kriteria Ekslusif... 16

3.5.1 Kriteria Inklusif Cetakan ... 16

3.5.2 Kriteria Ekslusif Cetakan ... 16

3.5.3 Kriteria Inklusif Sampel ... 16

3.5.4 Kriteria Ekslusif Sampel ... 16

3.6. Variabel Penelitian ... 16

3.6.1 Variabel Bebas ... 16

3.6.2 Variabel Tergantung... 17

3.6.3 Variabel Terkendali ... 17

3.6.4 Variabel Tidak Terkendali ... 17

3.7. Alat dan Bahan Penelitian ... 17

3.7.1 Alat ... 17

3.7.2 Bahan... 21

3.8 Definisi Operasional... 22

3.9 Prosedur Penelitian... 23

3.9.1 Pembuatan Larutan Daun Jambu Biji 25% ... 23

3.9.2 Pembuatan Cetakan Dari Bahan Cetak Alginat dan Perendaman ... 24

(11)

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 27

4.1 Hasil Penelitian ... 27

4.2 Analisa Hasil Penelitian ... 28

BAB 5 PEMBAHASAN ... 30

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Komposisi Bahan Cetak Alginat ... 6

2 Hasil pengukuran tinggi die ... 27

4 Uji Anova satu arah ... 28

(13)
(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Alur Penelitian

2. Data hasil pengukuran tinggi die 3. Hasil uji statistik pengukuran tinggi die

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan cetak digunakan untuk mendapatkan bentuk dari gigi dan jaringan mulut sekitar.1 Bahan cetak alginat (irreversible hydrocolloid) adalah bahan cetak yang paling banyak digunakan karena bahan cetak alginat murah, mudah dimanipulasi, tidak memerlukan peralatan khusus dan cukup akurat untuk prosedur kedokteran gigi.2 Alginat digunakan sebagai cetakan awal untuk membuat sendok cetak individual dan untuk membuat model studi yang membantu dalam pembuatan rencana perawatan.3 Dalam mendapatkan suatu cetakan, bahan cetak dalam keadaan plastis ditempatkan dalam jaringan mulut. Setelah setting, bahan cetak dikeluarkan dari mulut dan digunakan untuk mendapatkan replika jaringan mulut4.

Selama prosedur pencetakan, cetakan berkontak dengan saliva dan darah yang merupakan sumber kontaminasi, dan membawa beberapa mikroorganisme ketika bahan cetak dikeluarkan dari mulut. Leung dan Schonfeld (1983) meneliti adanya transfer mikroorganisme pada cetakan yang berpindah ke model gips sehingga membawa resiko kontaminasi pada teknisi laboratorium. Untuk mengurangi kontaminasi silang diperlukannya desinfeksi hasil cetakan sebelum pengisian.5

(16)

cetakan gigi. Prosedur desinfeksi harus tepat, dan tidak mempunyai pengaruh pada stabilitas dimensi atau permukaan bahan cetak.1

Bahan cetak irreversible hydrocolloid alginat mengalami perubahan dimensi yang sangat signifikan bila direndam dalam glutaraldehyde, formaldehyde atau

sodiumhypochlorite lebih dari 15 menit.7 Pada perendaman sodium hypoclorite 0,5% terjadi perubahan dimensi yang kecil pada cetakan alginat selama 15 menit dan tidak ada perubahan yang signifikan pada perendaman selama 10 menit dengan sodium hypochlorite 1%.8,9 Pada penyemprotan dengan derifat phenol selama 30 menit juga dapat menyebabkan perubahan dimensi.7 Siswomiharjo W (1994) menyatakan adanya perubahan dimensi hasil cetakan bahan alginat yang direndam dalam larutan desinfeksi air sirih pada perendaman 10 menit.10

Jambu biji merupakan pohon tropis kecil yang tumbuh hingga 35 meter dan tumbuh di daerah tropis. Jambu biji secara taksonomi tergolong ke dalam family

Myrtaceae dengan 133 genera dan lebih dari 3.800 spesis. Jambu biji kaya dengan kandungan tanin, phenol, triterpen, flavonoid, vitamin, serat dan asam lemak. Menurut Nwinyi, dkk (2008) Daun dan kulit jambu biji mempunyai riwayat pengobatan dan digunakan sampai saat ini. Menurut Limsong, dkk (2004) melaporkan bahwa ekstrak daun jambu biji mempunyai potensi antiplak yang tinggi untuk menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans. Sementara itu menurut Abdelrahim, dkk (2002) ekstrak daun jambu biji dapat menghambat pertumbuhan

Streptococcus aureus.11

(17)

Menurut penelitian Esimone, dkk (2007) larutan ektrak daun jambu digunakan sebagai formulasi obat kumur herbal. Kandungan dari larutan ekstrak daun jambu biji 25% dapat mematikan bakteri E.coli dan Staphylococcus aureus pada waktu 15 dan 20 menit.13

Sejauh ini belum ada penelitian yang meneliti tentang perubahan dimensi hasil cetakan setelah direndam dalam rebusan daun jambu biji sebagai desinfektan. Hal inilah yang mendasari peneliti untuk meneliti stabilitas dimensi hasil cetakan bahan cetak alginat setelah perendaman rebusan daun jambu biji 25%.

1.2Perumusan Masalah

Apakah ada perubahan dimensi hasil cetakan dari bahan cetak alginat setelah direndam dalam rebusan daun jambu biji 25% selama 15, 20 dan 30 menit.

1.3Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perubahan dimensi hasil cetakan alginat yang direndam dalam air rebusan daun jambu biji 25% selama 15, 20 dan 30 menit.

1.4Hipotesa Penelitian

Tidak ada perubahan dimensi hasil cetakan alginat yang direndam dalam air rebusan daun jambu biji 25% selama 15, 20 dan 30 menit.

1.5Manfaat Penelitian

a. Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan atau kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penerapannya, khususnya dibidang Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi.

(18)
(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bahan cetak adalah hasil replika negatif dari struktur rongga mulut yang terdiri dari jaringan keras (gigi) dan jaringan lunak (gingival dan mukosa membran) yang digunakan untuk membuat model diagnostik, pembuatan mahkota, gigi tiruan penuh, gigi tiruan sebagian dan pesawat orthodontik.4

Untuk menghasilkan cetakan yang akurat, bahan cetak yang digunakan harus memenuhi beberapa kriteria, seperti bahan harus memiliki kekentalan yang sesuai untuk dapat beradaptasi dengan jaringan mulut dan tetap berada dalam sendok cetak, dapat mengeras dalam waktu tertentu, tidak berubah atau sobek ketika dikeluarkan dari mulut, serta dimensi bahan harus tetap stabil saat diisi gips.4

2.1 Bahan Cetak Alginat (Irreversible Hidrokoloid)

(20)

Tabel 1. Komposisi dari bubuk cetak alginat 4

Komponen Presentase Berat Fungsi

Sodium alginate 15 Sebagai pelarut di dalam air dan

bereaksi dengan ion kalsium

Kalsium sulfat 16 Bereaksi dengan sodium alginat

membentuk gel kalsium tidak larut air

Sodium fosfat 2 Bereaksi dengan ion kalsium

untuk menyediakan waktu kerja sebelum gelasi

Pengisi, seperti diatomaceous earth

60 Sebagai partikel pengisi

Oksida seng 4 Sebagai partikel pengisi

Potassium titanium florida

3 Sebagai pemercepat pengerasan

stone

Bahan cetak alginat memiliki kualitas detail permukaan yang baik dan reaksi yang cepat pada suhu yang lebih tinggi. Bahan ini bersifat nontoksik dan noniritan. Bahan cetak alginat mempunyai kelebihan seperti mudah digunakan, murah, dan setting time yang cepat. Setting time dapat dikontrol dengan suhu air yang digunakan. Namun, jika dibandingkan dengan bahan cetak irreversible hidrokoloid, alginat memiliki kelemahan yaitu kurang akurat untuk mendapatkan detail dan kurang dapat mempertahankan stabilitas dimensi. Umumnya alginat digunakan sebagai cetakan awal untuk membuat sendok cetak individual, membuat model studi yang membantu dalam pembuatan rencana perawatan dan diskusi dengan pasien, bahan cetak mahkota dan jembatan sementara, untuk model ortodontik, mouth guard, dan sebagainya. 4,14

(21)

15%. Spesifikasi ANSI-ADA mensyaratkan paling sedikit 95% elastic recovery atau tidak lebih dari 5% deformasi permanen. Teknik snap removal memastikan bahwa waktu bahan dibawah tekanan (compression) adalah sependek mungkin sehingga merupakan suatu keuntungan, karena makin lama bahan dibawah tekanan (compression) maka semakin besar deformasi permanennya karena oleh sifat alami viskoelastiknya.7

Alginat merupakan gel hidrokoloid yang mengandung sejumlah besar air. Air ini akan menguap bila cetakan ditempatkan diudara terbuka sehingga cetakan akan menyusut (shrinkage) oleh sineresis. Bila cetakan ditempatkan didalam air, air akan diabsorbsi dan cetakan akan mengembang (expand) disebut dengan imbibisi.4

2.2 Gips Stone

Gipsum digunakan sebagai bahan cor atau die untuk cetakan hidrokoloid. Penuangan campuran stone untuk mengisi cetakan harus dimulai dari salah satu ujung cetakan lengkung rahang.3

Terdapat 5 jenis gipsum yang terdaftar oleh Spesifikasi ADA No. 25 berdasarkan sifat-sifat yang dihasilkan oleh masing-masing gipsum, yaitu:

a. Plaster Cetak (Tipe I). Plaster jenis ini terbatas digunakan untuk cetakan akhir, atau wash, dalam pembuatan gigi tiruan penuh.

b. Plaster Model (Tipe II). Dissebut juga plaster laboratorium, digunakan untuk mengisi kuvet dalam pembuatan protesa

c. Dental Stone (Tipe III). Stone tipe ini digunakan untuk pembuatan model pada konstruksi protesa, karena stone tersebut memiliki kekuatan yang cukup serta protesa lebih mudah dikeluarkan setelah proses selesai.

(22)

e. Dental Stone , Kekuatan Tinggi, Ekspansi Tinggi (Tipe V). Memiliki kekuatan kompresi yang lebih tinggi dibandingkan stone tipe IV. Kekuatan ini diperoleh dengan menurunkan lebih jauh rasio air dan bubuk3

Penambahan air pada gypsum setelah pencampuran awal dapat meningkatkan

setting expansion. Jenis ekspansi ini disebut hygroscopic expansion. Hygroscopic expansion dapat menyebabkan kenaikan kekuatan stone yang signifikan dari 0,05% tanpa penambahan air dan dengan penambahan air akan terjadi kenaikan kekutan stone yang hampir 0,1%. Hygroscopic expansion pada gypsum sangat penting dalam bahan cor ketika gypsum dituang kedalam bahan cetak alginat atau agar sehingga air dalam bahan cetak akan naik ke permukaan gypsum yang dapat menyebabkan kenaikan ekspansi pada model atau die.4

2.3 Perubahan Dimensi Pada Bahan Cetak Alginat

Keakuratan bahan cetak alginat sangat penting. Masalah yang sering terjadi pada bahan cetak alginat yaitu hilangnya keakuratan dengan lamanya waktu penyimpanan. Alginat merupakan hidrokoloid gel yang mengandung sejumlah besar air. Air ini akan menguap bila cetakan ditempatkan diudara terbuka sehingga cetakan menyusut (shrinkage) oleh sineresis. Bila cetakan ditempatkan didalam air, air akan diabsorbsi dan cetakan mengembang (expand) disebut dengan imbibisi. Penyimpanan di udara dengan kelembaban 100% akan menghasilkan perubahan dimensi yang tidak signifikan, gel alginat akan menyusut sebagai hasil proses sineresis dimana air akan menguap ke permukaan cetakan alginat.7

(23)

Pada bahan cetak alginat irreversible hydrocolloid terjadi perubahan dimensi yang sangat signifikan bila direndam dalam glutaraldehyde,formaldehyde atau

sodium hypochlorite lebih dari 15 menit. Penyemprotan dengan derifat phenol dan dibiarkan kontak selama 30 menit akan menyebabkan perubahan dimensi cetakan alginat.7 Pada perendaman sodium hypoclorite 0,5% terjadi perubahan dimensi yang kecil pada cetakan alginat selama 15 menit.8 Siswomiharjo W (1994) menyatakan adanya perubahan dimensi hasil cetakan bahan alginat yang direndam dalam larutan desinfeksi air sirih pada perendaman 10 menit.10

Menurut penelitian Fariba dkk, (2010) metode dan bahan untuk mengukur perubahan dimensi yaitu menggunakan master cast stainless steel yang disediakan pada dua replika gigi untuk mahkota lengkap dan adanya ruang edentulus. Pengukuran perubahan dimensi meliputi jarak, tinggi dan diameter menggunakan mikroskop. 1 Berdasarkan penelitian O.H Derino dkk, (2007) dan Wala M Amin dkk, (2009) pengukuran perubahan dimensi dilakukan pada die stone dengan menggunakan kaliper digital dimana pengukuran dilakukan dari puncak die.8,15

2.4 Bahan Desinfektan

Kebutuhan akan desinfeksi cetakan telah berkembang luas. Operator secara terus menerus terkena mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi seperti pilek, pneumonia, tubercolosis, herpes dan hepatitis. Infeksi silang ini dapat muncul dari pasien ke dokter gigi, perawat dan teknisi laboratorium melalui cetakan atau model.7 Pemakaian desinfektan pada bahan cetak sangat dianjurkan oleh American Dental Association (ADA) dan Center for Disease control untuk mencegah transmisi penyakit infeksi.1

(24)

lainnya. Desinfektan dapat diaplikasikan dengan perendaman dan penyemprotan menggunakan spray.7

Ada beberapa jenis cairan yang dapat dipakai sebagai bahan desinfektan dalam bentuk spray maupun cairan rendam seperti:

a. Chlorine solution, cenderung berbahaya untuk kulit, mata dan lain sebagainya, dapat memutihkan pakaian, mempunyai bau yang kurang menyenangkan dan sangat korosif terhadap logam.

b. Aldehyde solution, mempunyai bau yang mencekik dan iritasi terhadap kulit dan mata. Produk-produk komersial biasanya dibuat dari cairan berbasis

glutaraldehyde daripada cairan berbasis formaldehyde. Glutaraldehyde 2% merupakan disinfektan pilihan.

c. Iodine solution atau iodofor 1% d. Phenols. 7

Sodium hypochlorite, iodophor, glutaraldehyde dan phenyphenol adalah larutan desinfektan yang digunakan untuk alginat.4

2.5 Daun Jambu Biji Sebagai Antibakteri

Jambu biji merupakan pohon tropis yang berasal dari Mexico dan Amerika pusat. Tanaman ini sekarang sudah dibudidayakan dari pantai barat Afrika sampai wilayah Pasifik, termasuk India dan China dan sudah tersebar luar ke seluruh wilayah tropis.Buah jambu biji mengandung vitamin C yang tinggi dari pada citrus (80 mg dari vitamin C di dalam 100 g buah) dan mengandung cukup vitamin A. Daun jambu biji mengandung tannin, phenol, triterpen, flavonoid, minyak esesnsial, saponin, karoten, lectin, vitamin, serat dan asam lemak.11

(25)

protein juga dapat mengendapkan gelatin, protein dan alkaloid. Condensed tannin

dapat berikatan dengan dinding sel bakteri, menghambat pertumbuhan mikroba dan menghambat enzim protease. 12

Saponin adalah suatu senyawa yang bersifat larut air. Senyawa ini terdiri dari kombinasi hidrofobik triterpene dengan glukosa hidrofilik, sifat ini dapat merusak membrane sel bakteri secara utuh.12

Semua flavonoid menurut strukturnya merupakan turunan senyawa induk flavon. Flavonoid merupakan senyawa yang larut dalam air. Senyawa flavon, flavonoid dan flavonol, ketiganya diketahui telah disentesis oleh tanaman dalam responsnya sebagai antimikroba. Senyawa dari ketiga struktur ini mempunyai daya antifungi, antivirus dan aktifitas antimikroba. Berdasarkan hasil penelitian, telah berhasil diisolasikan suatu zat flavonoid dari daun jambu biji yang dapat memperlambat penggandaan (replika) human immunodeficiency virus (HIV). 16

Berdasarkan penelitian Deasy Alda Kusaldy (2008) menyatakan bahwa dekok daun jambu biji memiliki efek antimikroba terhadap bakteri MRSA dengan nilai Kadar Bunuh Minimum (KBM) pada konsentrasi daun jambu biji 25%. 12 Menurut penelitian Charles, dkk (2007) larutan ektrak daun jambu biji digunakan sebagai formulasi obat kumur herbal. Kandungan dari daun jambu biji dapat mematikan bakteri E.coli dan Staphylococcus aureus pada waktu 15 dan 20 menit.13

Salah satu manfaat daun jambu biji yaitu sebagai antimikroba, pada beberapa penelitian ekstrak daun jambu biji mempunyai aktivitas penghambat pada bakteri

staphylococcus Shigella, Salmonella, Bacillus, E.Coli,Clostridium dan Pseudomonas. Gnan dan Demello (1999) menyatakan ektrak daun jambu bijii dapat menghambat bakteri S.epidermitis dan Salmonella typhimurium. Chulasiri, dkk (1996) menyatakan larutan ekstrak daun jambu biji efektif terhadap sejumlah mikroba strain yaitu

Aeromonas hydrophilia, Shigella spp dan Vibrio spp. Menurut penelitian Jajaraj, dkk (1999) daun jambu biji dapat mematikan bakteri Staphylococcus aureus dan β

(26)

pada daun jambu biji terhadap bakteri Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa,

Bacillus subtilis.11 Dan berdasarkan hasil eksperimen kandungan flavonoid, saponin dan volatile oil dari daun jambu biji dapat menghambat aktivitas virus HIV gp41 six-helix bundle formation.17

(27)

2.6 Kerangka Teori

Alginat ( Hidrokoloid Ireversible)

Komposisi sifat desinfektan

1. Sodium alginat 2. Kalsium sulfat 3. Sodium fosfat 4. Diatomaceous earth 5. Oksida seng

6. Potasium titanium florida

imbibisi sineresis

cara jenis

semprot rendam kimia herbal

Larutan daun jambu biji 25%

(28)

2.7 Kerangka Konsep

imbibisi sineresis

sifat

Ekspansi

(mengembang) PERUBAHAN DIMENSI PADA HASIL CETAKAN ALGINAT

Perendaman pada hasil cetakan dengan rebusan daun jambu biji 25%

(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian : Eksperimental laboratorium

3.2 Desain Penelitian : Posttest only control grup design

3.3 Tempat Penelitian:

Penelitian ini dilakukan di Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi USU Medan.

3.4. Sampel dan Besar Sampel

3.4.1 Sampel : Die yang merupakan hasil cetakan alginat yang segera diisi dengan gips stone dan die yang merupakan hasil cetakan alginat yang diisi dengan gips stone setelah perendaman dalam larutan daun jambu biji 25% selama 15, 20 dan 30 menit

3.4.2 Besar Sampel:

Dengan Rumus Frederer berikut :

Keterangan :

t = jumlah perlakuan r = jumlah pengulangan

Dengan rumus ini akan digunakan t = 4 karena melakukan 4 grup dengan perlakuan berbeda, maka besar sampel untuk setiap cetakan alginat adalah :

(t-1) (r-1) ≥ 15

(30)

(4-1) (r-1) ≥ 15 3(r-1) ≥ 15 3r-3 ≥ 15 3r ≥ 18 r ≥ 6

Berdasarkan hasil perhitungan sampel untuk tiap grup cetakan alginat adalah minimal 6 buah, maka peneliti mengambil besar sampel 10 buah untuk tiap grup cetakan.

3.5 Kriteria inklusif dan kriteria eksklusif 3.5.1 Kriteria Inklusif Cetakan

1. Cetakan alginat dengan permukaan yang licin

2. Cetakan menutupi permukaan ring dengan sempurna

3.5.2 Kriteria Eksklusif Cetakan

1. Cetakan Sobek

2. Permukaan cetakan poreus

3.5.3 Kriteria Inklusif Sampel 3.6.1 Variabel Bebas :

(31)

3.6.2 Variabel Tergantung :

Perubahan dimensi model die hasil cetakan alginat

3.6.3 Variabel Terkendali:

1. Rasio alginat dan air (18 gr / 36 ml) 2. Rasio gips stone dan air (100 gr/ 30 cc) 3. Rebusan daun jambu biji 25%

4. Tekanan selama pencetakan

3.6.4 Variabel tidak Terkendali

1. Kecepatan pengadukan bahan cetak alginat 2. Cara melepaskan cetakan dari die

3.7 Alat dan Bahan Penelitian 3.7.1 Alat penelitian

1. Rubber bowl dan spatula

(32)

2. Kaliper digital (krisbow, Indonesia)

Gambar 2. Kaliper digital

3. Master die ukuran diameter alas 8 mm, tinggi 10 mm, diameter puncak 6 mm. Ring ukuran dimater dalam 10 mm, diameter luar 12 mm

(33)

4. Alat pencetak khusus

Gambar 4. Alat pencetak khusus

5. Stopwach

Gambar 5.Stopwach

6. Erlenmeyer (pyrex)

(34)

7. Water bath

Gambar 7. Water bath

8. Aluminium foil

Gambar 8. Aluminium foil

9. Glass Becker (pyrex)

(35)

3.7.2 Bahan Penelitian

1. Bahan cetak alginat (hydrogum by Zhermark, Italy)

Gambar 10. Alginat

2. Gips stone tipe III (Moldadur, Germany)

Gambar 11. Gips stone III

3. Aquadest

.

(36)

4. Daun Jambu biji (Psidium Guajava)

Gambar 13. Daun Jambu biji

5. Alkohol 70%

Gambar 14. Alkohol 70%

3.8 Definisi Operasional

a. Perubahan dimensi adalah perubahan yang terjadi pada die stone hasil

cetakan setelah dibandingkan dengan master die yang diukur dengan menggunakan kaliper digital pada tinggi die dengan satuan mm.

b. Larutan daun jambu biji 25% adalah merupakan larutan hasil rebusan daun

jambu biji yang diberi pengenceran 1:4 dengan aquades dari 100 % total larutan

c. Hasil cetakan alginat adalah hasil cetakan dari bahan cetak alginat yang

(37)

d. Lama perendaman adalah jangka waktu yang diperlukan dalam prosedur perendaman cetakan alginat dalam larutan daun jambu biji selama 15 menit, 20 menit dan 30 menit

3.9 Prosedur Penelitian

3.9.1 Pembuatan larutan daun jambu biji 25%12

Daun jambu biji yang masih segar dicuci sampai bersih dengan air mengalir kemudian ditiriskan sampai airnya hilang. Sebanyak 50 gram daun jambu biji dipotong-potong kecil lalu dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer. Setelah itu dicuci dengan alkohol 70% selama 5 detik dan ditiriskan dari sisa alkohol. Kemudian dicampur 50 ml dengan aquades steril dan labu Erlenmeyer ditutup dengan aluminium foil, kemudian dimasukkan ke dalam waterbath selama 30 menit sampai air mendidih yaitu mencapai suhu 1000C kemudian labu Erlenmeyer diangkat dari

waterbath dan ditunggu sampai dingin dan kemudian rebusan daun jambu biji yang diperoleh ditampung dalam botol steril dan didapatkan konsentrasi 100%. Setelah itu dilakukan pengenceran 1:4 dengan akuades sehingga menghasilkan larutan dengan konsentrasi 25% (Gambar 15). Pembuatan larutan daun jambu biji 25% dilakukan setiap sebelum perendaman untuk setiap kelompok.

(38)

3.9.2 Pembuatan cetakan dari bahan cetak alginat dan Perendaman

I. Kelompok Kontrol

Dibuat 10 cetakan untuk kelompok kontrol dengan cara :

1. Bahan cetak alginat diaduk hingga homogen, kemudian dilakukan pencetakan pada master die sebagai sampel, setelah cetakan mengeras dikeluarkan dari master die

2. Kemudian hasil cetakan segera diisi dengan gips stone.

3. Setelah gips stone mengeras die dikeluarkan dari cetakan. (Gambar 17) 4. Lakukan pengukuran pada tinggi die dengan kaliper digital. (Gambar 18)

II.Kelompok Perendaman 15 menit

Dibuat 10 cetakan untuk perendaman pada rebusan daun jambu biji 25% selama 15 menit dengan cara :

1. Bahan cetak alginat diaduk hingga homogen, kemudian dilakukan pencetakan pada master die, setelah cetakan megeras dikeluarkan dari master die.

2. Hasil cetakan direndam dalam rebusan daun jambu biji 25% selama 15 menit, kemudian dikeringkan dengan tisu.(Gambar 16)

3. Setelah itu diisi gips stone, setelah gips stone mengeras die dikeluarkan dari cetakan. (Gambar 17)

4. Lakukan pengukuran pada tinggi die dengan kaliper digital. (Gambar 18)

III. Kelompok perendaman 20 menit

Dibuat 10 cetakan untuk perendaman pada rebusan daun jambu biji 25% selama 20 menit dengan cara :

(39)

2. Hasil cetakan direndam dalam rebusan daun jambu biji 25% selama 20 menit, kemudian dikeringkan dengan tisu. (Gambar 16)

3. Setelah itu diisi gips stone, setelah gips stone mengeras die dikeluarkan dari cetakan. (Gambar 17)

4. Lakukan pengukuran pada tinggi die dengan kaliper digital. (Gambar 18)

IV. Kelompok Perendaman 30 menit

Dibuat 10 cetakan untuk perendaman pada rebusan daun jambu biji 25% selama 30 menit dengan cara :

1. Bahan cetak alginat diaduk hingga homogen, kemudian dilakukan pencetakan pada master die, setelah cetakan megeras dikeluarkan dari master die.

2. Hasil cetakan direndam dalam rebusan daun jambu biji 25% selama 30 menit, kemudian dikeringkan dengan tisu. (Gambar 16)

3. Setelah itu diisi gips stone, setelah gips stone mengeras die dikeluarkan dari cetakan. (Gambar 17)

4. Lakukan pengukuran pada tinggi die dengan kaliper digital. (Gambar 18)

(40)

Gambar 17. Hasil cetakan die stone pada 0 menit, 15 menit, 20 menit dan 30 menit

Tinggi 10 mm

Gambar 18. Pengukuran tinggi die stone yaitu jarak dari puncak die ke alas die

3.9.4 Analisa Data

Data diperoleh dengan pengukuran tinggi sampel dengan menggunakan kaliper. Untuk melihat perbedaan ukuran die hasil cetakan yang segera diisi gips stone dan die hasil cetakan yang diisi gips stone setelah perendaman dalam larutan daun jambu biji 25% selama 15, 20 dan 30 menit, dilakukan uji data secara ANOVA satu arah.

(41)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

Besar sampel pada penelitian ini 10 buah untuk setiap perlakuan. Hasil pengukuran pada seluruh die dapat dilihat pada tabel.

Tabel 2. Hasil pengukuran tinggi die pada kelompok kontrol dan kelompok perendaman 15, 20 dan 30 menit

No

Tinggi die (mm)

Kontrol Perendaman

(42)

Perbedaan rata-rata hasil pengukuran pada tinggi die pada masing-masing waktu yang berbeda dapat dilihat pada gambar.

Gambar 19. Grafik perbedaan rata-rata tinggi die pada kelompok kontrol, perendaman 15 menit, 20 menit dan 30 menit.

4.2Analisis Hasil Penelitian

Untuk melihat perubahan dimeni pada tinggi die stone dari data sampel penelitian maka dilakukan uji one way anova dengan p-value (probabilitas) lebih kecil dari 0,05.

Tabel 4.Tabel Uji One Way ANOVA pada hasil pengukuran tinggi die pada seluruh kelompok (kelompok kontrol dan kelompok perendaman 15, 20 dan 30 menit)

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups .010 3 .003 5.670 .003

Within Groups .021 36 .001

(43)

Pada tabel diatas dapat terlihat, pada kolom Sig. diperoleh nilai P-value = 0.003. Dengan demikian hasil yang di peroleh p<0.05, maka diperoleh bahwa Ho (Hipotesa) ditolak. Sehingga kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat perbedaan bermakna pada tiap rata rata kelompok perlakuan (pada kelompol kontrol, perendaman 15 menit, 20 menit dan 30 menit).

Setelah didapat perbedaan yang signifikan , maka dapat dilakukan uji analisis lanjutan (Post Hoc) dengan menggunakan uji Least Significant Difference (LSD) untuk membandingkan kelompok perlakuan.

Tabel 5. Nilai Kemaknaan atau signifikansi perbedaan rata-rata tinggi die antara kelompok kontrol dan kelompok perendaman 15, 20 dan 30 menit.

Kontrol Perendaman Mean Difference Sig. Presentase perubahan dimensi

0 menit 15 menit -,01400 0,207 0,1%

20 menit -,03200* 0,006 0,3%

30 menit -,04100* 0,001 0,3%

Keterangan : *terdapat perbedaan yang bermakna (ANOVA satu arah Post Hoc LSD)

(44)

BAB V PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan bahan cetak irreversible hidrokolid alginat yang merupakan bahan cetak yang umumnya dipakai oleh dokter gigi. Bahan cetak ini lebih hidroskopik dan kurang stabil dibandingkan bahan cetak jenis silikon. Sehingga perubahan dimensi akan terjadi apabila bahan ini direndam kedalam larutan desinfektan. Berbagai penelitian telah dilakukan mengenai perubahan dimensi bahan cetak alginat yang melibatkan desinfektan dengan jenis berbeda seperti sodium hypochlorite, glutaraldehyde, air daun sirih dengan konsentrasi yang bervariasi.2,11,19 Pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap perubahan dimensi bahan cetak alginat setelah direndam ke dalam air rebusan daun jambu biji 25% dengan waktu yang berbeda.

Berdasarkan hasil penelitian pada (tabel 2) didapatkan rata-rata tinggi die sampel pada kelompok kontrol (0 menit) yaitu 10,3770 ±0 ,01889 mm , 10,3910 ± 0,01197 mm pada perendaman 15 menit, 10,4090 ± 0,02998 mm pada perendaman 20 menit dan 10,4180 ± 0,03120 mm pada perendaman 30 menit. Hasil uji statistik ANOVA satu arah dengan post hoc LSD didapatkan perbedaan rata-rata tinggi die hasil pengisian cetakan antara kontrol dan perendaman 15 menit sebesar -0,01400 dengan signifikansi 0,207 (p>0,05). Terdapat perbedaan rata-rata tinggi antara die kontrol dengan die hasil perendaman 20 menit yaitu sebesar -0,03200 dengan signifikansi 0,06 (p<0,05) dan perbedaan rata-rata tinggi die kontrol dan perendaman 30 menit yaitu sebesar -0,04100 dengan signifikansi 0,001 (p<0,05).

(45)

perendaman alginat dalam larutan desinfektan sodium hipoklorida 1% selama 10 menit dan glutaraldehida 2% selama 10 menit dan 15 menit tidak mempengaruhi stabilitas dimensi cetakan tersebut. Namun hasil penelitian ini berbeda dari penelitian yang dilakukan juga oleh Panza yaitu perendaman dengan larutan hipoklorida 1% selama 15 menit terjadi perubahan dimensi pada cetakan alginat. 6

Dalam penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) pada perendaman 20 menit dan 30 menit. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Oderino, dkk (2007) yang menyatakan adanya perubahan dimensi yang signifikan pada perendaman dalam larutan sodium hipoklorida 1% selama 20 dan 30 menit.8 Namun hasil ini berbeda dari penelitian yang dilakukan oleh Harera, dkk (1986), Merchant, dkk (1984), Langerwalter, dkk (1990) dan Matyas (1990) menyatakan tidak terjadi perubahan dimensi pada cetakan alginat dalam perendaman sodium hipoklorit 0,5% selama 30 menit. 6

Ada berbagai kemungkinan hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan jenis desinfektan, komposisi dan konsentrasi larutan desinfektan yang digunakan.18 Motegi menyebutkan bahwa direndamnya hasil cetakan larutan antiseptik hanya akan terjadi perubahan dimensi sekitar 0-0,2% yang mana hal ini masih dalam batas toleransi klinik.10 Sesuai dengan hal tersebut, hasil penelitian dengan perendaman air rebusan daun jambu biji 25% ini juga didapatkan adanya perubahan dimensi pada gips stone hasil pengisian cetakan tetapi masih dalam toleransi klinik yaitu 0,2%.

(46)

perendaman larutan desinfeksi Perform ID selama 10 menit. Dilaporkan juga bahwa dengan perendaman alginat dalam bahan desinfektan yang mengandung 70% ethanol dapat menyebabkan penyusutan karena terjadinya dehidrasi alginat. Hal ini dijelaskan oleh Nalamuthu, dkk (2012) menyatakan bahwa alginat yang mengandung air mengalami awal ekspansi karena adanya ion dalam alginat sehingga terjadi potensi osmotik (perpindahan larutan dari konsentrasi rendah /encer ke konsentrasi lebih tinggi / pekat) kemudian ion akan berdifusi ke dalam larutan dan membalikkan potensi osmotik dan air akan berdifusi kembali sehingga akan ada dua arah transportasi yang dapat membuat cetakan akan kehilangan air dan terjadi penyusutan pada cetakan.19,20,21

(47)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Tidak ada perubahan dimensi hasil cetakan bahan cetak alginat setelah direndam ke dalam air rebusan daun jambu biji 25% selama 15 menit

2. Adanya perubahan dimensi dari hasil cetakan bahan cetak alginat setelah direndam ke dalam air rebusan daun jambu biji 25% selama 20 dan 30 menit

6.2 Saran

1. Diharapkan hasil penelitian ini sebagai data awal untuk penelitian lebih lanjut 2. Diharapkan penelitian lanjutan yang lebih jauh dan mendalam untuk

(48)

DAFTAR PUSTAKA

1. Saber FS, Abolfazli N, Kohsoltani M. The effect of disinfectant by spray atomization on dimensional accuracy of condensation. J Dent Rest 2010; 4(4): 124-9.

2. Hatrick CD, Eakle W.Stephan, Bird William F. Dental materials clinical applications for dental assistants and dental hyginiest. 2nd ed. California: Elsevier, 2003 : 179.

3. Anusavice K. Philips’ Science Dental Material. Ed 10.Alih bahasa. Johan AB Purwoko S.Jakarta : ECG, 2003 : hal 107-111.

4. Powers, JM. Dental material properties and manipulation. 9th ed. Missouri: Mosby Inc,2008: 169-207.

5. Silva S, Salvador M. Effect of the disinfection technique on the linear dimensional stability of dental impression materials. Journal of Applied Oral Science 2004; 12(3): 244-9.

6. Panza L, Porto V, Silva R. Evaluation of dimentional stability of impression material immersed in disinfectant solution using a metal cray. Revista Odonto.2006; 21(53): 261-5.

7. Sumadhi S. Perubahan Dimensi Hasil Cetakan Gigi dan Mulut. Medan: USU Press, 2010: 71-84.

8. Oderino O.H, Adegbulugbe I.C, Shaba O.P. Comparison of The dimensional stability of alginate impressions disinfected with 1% sodium hypochlorite using the spray or immersiom method. Nig. Ot J. Hosp 2007; 17(2): 69-73. 9. Hiraguchi H, Kakethani N, Hirose H, Yoneyawa T. Effect of immersion

(49)

10.Siswomihardjo W. Perubahan dimensi cetakan alginat setalah direndam dalam air sirih 25%. Jurnal kedokteran Gigi Indonesia 1994; 43(1): 69-71. 11.Joseph B. Review On Nutritional, Medicinal and Pharmacological Properties

of Guava (Psidium Guajava Linn). International Journal of Pharma and Bio Sciences 2011 ;2 :58-64.

12. Kusaldi A.D. Uji Efektifitas dekok Daun Jambu biji (Psidium Guajava) Sebagai Antimikroba terhadap bakteri MRSA. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya 2008; 44: 1-15.

13.Esimone CO, Nworu CS, Ekong US, dkk. A Case for the Use of Herbal Extract in Oral Hygiene: The Efficacy of Psidium guajava-Based Mouthwash Formulations.Medwell Journals2007: 2(11): 1143-1147.

14.Nandini V, Vankatesh K, Nair K. Alginate impressions: A practical perspective. J Conserve Dent 2008; 11(1) :37-41.

15.Amin WM, Ali-Ali MH, Al Tarawneh SH, et all. The effect of disinfectants on dimensional accuracy and surface quality of impressions Materials and Gypsum Casts. J Clin Med Res 2009; 1(2): 81-89.

16.Cushnie T, Lamb A. Antimicrobial activity of flavonoids. International Journal of Antimicrobial Agents 2005; 26: 343-356.

17.Xia RF.Studies on the Inhibitory activity on the HIV gp41 Six-Helix Bundle Formation of Extraction from Psidium Guajava Leaves. Thesis.China: Traditional Chinesse Medicine Internal Medicine 2010.(Abstrak)

18.Syafiar L. Dimensional stability of alginate impression material after immersion in mixed disinfectant solution. In: Faculty of Dentistry Universitas Indonesia, ed. Proceedings of the 15th Scientific Meeting & Refresher Course in Dentistry. Jakarta, 2009: 274.

(50)

20.Muzzafar D, Ahsan SH, Afaq A. Dimensional changes in alginate impression during immersion in a disinfectant solution. J Pak Med Assoc 2011; 61: 756-759.

(51)

Lampiran 1. Alur Penelitian

Hasil cetakan dengan perendaman rebusan daun jambu biji selama 15, 20 dan 30 menit

PENCETAKAN

HASIL CETAKAN

Hasil cetakan segera diisi gips tanpa perendaman

Pengukuran

Pengisian dengan gips setelah perendaman hasil cetakan larutan daun jambu biji selama 15, 20 dan 30

(52)

Lampiran 2. Data hasil pengukuran tinggi die

No Tinggi die (mm)

(53)

Lampiran 3. Hasil uji statistik pengukuran tinggi die gips stone hasil pengisian cetakan setelah perendaman hasil cetakan dalam air rebusan daun jambu biji 25%

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

0 menit 10 10.3770 .01889 .00597 10.3635 10.3905 10.35 10.40

15 menit 10 10.3910 .01197 .00379 10.3824 10.3996 10.37 10.41

20 menit 10 10.4090 .02998 .00948 10.3876 10.4304 10.37 10.45

30 menit 10 10.4180 .03120 .00987 10.3957 10.4403 10.37 10.46

Total 40 10.3988 .02839 .00449 10.3897 10.4078 10.35 10.46

Test of Homogeneity of Variances

Nilai

Levene Statistic df1 df2 Sig.

(54)

ANOVA

Lower Bound Upper Bound

0 menit 15 menit -.01400 .01089 .207 -.0361 .0081

(55)
(56)

Gambar

Gambar
Tabel 1. Komposisi dari bubuk cetak alginat 4
Gambar 1. Rubber bowl dan spatula
Gambar 2. Kaliper digital
+7

Referensi

Dokumen terkait

Differences between estimates from fixed rule, flexible rule and Hemiphot techniques did not vary significantly over the range of crown sizes (Fig. 8).. Using the Hemiphot based

Normative Social Influence: Pengaruh sosial yang didasari pada keinginan untuk disukai atau diterima oleh orang lain. Informational Social Influence : Pengaruh

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi fokus dalam penelitian ini, adalah seberapa besar persentase ibu rumah tangga yang sudah melakukan pengelolaan sampah

informasi dan komunikasi dalam wilayah konten secara umum dalam pendidikan untuk memungkinkan mereka belajar keterampilan komputer dan teknologi. Secara umum,

Identifikasi dari analisis biplot pada data ekspor komoditi utama pada subsektor hasil industri ke negara tujuan utama menunjukkan bahwa komoditi minyak kelapa sawit dan pakaian

Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa teknologi, yang sebenarnya memadai dari segi sarana prasarana, kurang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran di SMA N 2

Dalam Elit lokal dengan birokrasi pemerintahan identitas etnis akan menjadi hal yan krusial dan perlu diperhatikan sehingga membaca konflik pemekaran Maluku Utara

Ini terbukti dengan adanya peningkatan dari indikator keaktifan siswa yang dapat dicapai pada siklus 2 sebesar 30,26masuk dalam kategori aktif.Penerapan model Blended