• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : HASIL PENELITIAN

B. Analisis Hasil Penelitian

Pada bab II, penulis telah mengemukakan tinjauan teoritis yang mendasari akuntansi penyusutan aktiva tetap menurut Standar Akuntansi Keuangan dan Undang-undang Perpajakan. Kemudian pada bab III, penulis mengemukakan hasil penelitian yang telah dilakukan diperusahaan. Pada bab IV ini, penulis mencoba mengemukakan analisis dan evaluasi atas hasil penelitian tersebut.

1. Analisis Dan Evaluasi Struktur Organisasi

Dalam suatu organisasi dengan segala aktivitasnya, terdapat hubungan diantara orang-orang yang menjalankan aktivitas tersebut. Makin banyak kegiatan yang dilakukan dalam suatu organisasi, makin kompleks pula hubungan-hubungan yang ada. Untuk itulah perlu dibuat suatu bagan yang menggambarkan hubungan tersebut

termasuk hubungan antara masing-masing kegiatan dan fungsi. Struktur organisasi PT. XL AXIATA Medan merupakan suatu bentuk struktur organisasi garis dan staf yang merupakan kombinasi yang diambilkan dari keuntungan-keuntungan adanya pengawasan secara langsung dan spesialisasi dalam perusahaan.

2. Analisis Dan Evaluasi Penggolongan Aktiva Tetap

Dalam penelitian yang telah penulis lakukan pada PT. XL AXIATA Medan, perlakuan akuntansi atas aktiva tetapnya adalah dengan membandingkan antara teori atau pedoman yang ada yaitu Standar Akuntansi Keuangan. PT. XL AXIATA Medan dalam mengelompokkan aktiva tetapnya berdasarkan jenis yang diklasifikasikan berdasarkan kepentingan/fungsinya yang terbagi atas 3 kelompok utama yaitu, aktiva tetap pokok adalah bangunan, fasilitas kantor, alat-alat fasilitas kantor, dan instalasi fasilitas kantor. Yang termasuk aktiva tetap penunjang adalah: tanah, jalan, dan bangunann, serta peralatan. Sedangkan yang termasuk aktiva tetap pelengkap adalah kendaraan dan emplasment.

Setiap aktiva tetap diberi nomor kode perkiraan, hal ini dilakukan demi mencapai efektifitas dan kelancaran operasional perusahaan. Penentuan aktiva tetap menurut jenisnya dan pemberian nomor kode perkiraan terhadap aktiva tetap ini adalah untuk mempermudah perhitungan penyusutan. Dalam hal ini perlakuan aktiva tetap yang dilakukan oleh PT. XL AXIATA Medan telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim.

3. Analisis Perencanaan Penyusutan Terhadap Penghematan Pajak

Untuk dapat mendesain suatu perencanaan pajak penghasilan terlebih dahulu perlu diketahui suatu model yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah pendapatan yang akan diterima jika suatu perusahaan ingin membayar pajak dalam jumlah yang diinginkan. Seperti halnya dalam hal pemilihan metode penyusutan, dalam perlakuan perpajakan perusahaan dapat menggunakan metode garis lurus dan saldo menurun untuk aktiva jenis non bangunan, sedangkan untuk jenis bangunan hanya dapat menggunakan metode garis lurus saja.

Strategi pengefisiensian beban pajak (penghematan pajak) yang dilakukan oleh perusahaan haruslah bersifat legal, agar dapat menghindari sanksi-sanksi pajak dikemudian hari. Secara umum penghematan pajak menganut prinsip the least and

leatest, yaitu membayar dalam jumlah seminimal mungkin dan pada waktu terakhir

yang masih diizinkan oleh Undang-undang dan peraturan perpajakan. Seperti halnya dalam metode penyusutan aktiva tetapnya PT. XL AXIATA Medan menggunakan metode garis lurus. Hal ini tentu telah adanya kesepakatan dari pihak direksi, karena apabila PT. XL AXIATA Medan tidak menetapkan metode penyusutannya tentu biaya penyusutannya akan berbeda-beda.

Untuk lebih jelasnya disini penulis akan mencoba membandingkan perhitungan beban penyusutan antara metode garis lurus dengan saldo menurun dan penghematan pajak. Apabila PT. XL AXIATA Medan menaksir biaya perolehan mesin seharga Rp 100.000.000,- dimana umur manfaat: 4 tahun, residu: 0, mesin tersebut masuk dalam

aktiva tetap kelompok I. Besarnya biaya penyusutan dapat dilihat pada perhitungan berikut:

Tabel 4.1 : Besarnya Beban Penyusutan Per Tahun Dihitung Dengan

Menggunakan Metode Garis Lurus dan Saldo Menurun

Tahun Metode Penyusutan

Garis Lurus Saldo Menurun

1 2 3 4 25.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000 50.000.000 25.000.000 12.500.000 12.500.000 Akumulasi Penyusutan 100.000.000 100.000.000

Sumber: Olahan Penulis (2010)

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa besarnya biaya penyusutan per tahun berbeda tetapi pada akhir masa manfaat (tahun ke 4) jumlah akumulasi penyusutan adalah sama. Sehingga dalam perpajakan perbedaan besarnya biaya penyusutan ini dikenal dengan istilah beda waktu/beda sementara (timing different/temporary different). Walaupun berdasarkan nilai nominal pada akhir masa besarnya akumulasi penyusutan sama, namun kalau ditinjau dari nilai tunai (present value) jumlahnya akan menjadi berbeda. Untuk mengetahui nilai tunai (present value), discount factor yang digunakan adalah 20%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 : Besarnya Biaya Penyusutan Dan Present Value-Nya Dengan Dicount Factor 20%

Tahun Metode Penyusutan Discount

Factor 20%

Garis Lurus Saldo Menurun

PV Nominal PV Nominal PV 1 2 3 4 25.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000 100.000.000 20.833.333,33 17.361.111,11 14.167.592,59 12.056.327,16 64.718.364,20 50.000.000 25.000.000 12.500.000 12.500.000 100.000.000 41.666.666,67 17.361.111,11 7. 233.796,30 6.028.163,58 72.289.737,65 0,833333 0,694444 0,578703 0,482253 Sumber : Bagian Akuntansi dan Keuangan PT. XL yang telah diolah.

Dari tabel diatas dapat dilihat mesin yang pada saat perolehannya sebesar Rp 100.000.000,- pada akhir masa manfaat dengan discount factor 20% jumlah nilai tunai

(present value) dari akumulasi penyusutan mesin dengan menggunakan metode garis

lurus sebesar Rp 64.718.364,20 dan menggunakan metode saldo menurun sebesar Rp 72.289.737,65.

Berdasarkan perhitungan diatas maka PT. XL AXIATA Medan dapat menghitung besarnya penghematan pajak yang dapat dilakukan jika perusahaan memilih metode saldo menurun. Tarif pajak yang digunakan adalah tarif pajak tertinggi yaitu 30%, karena mengasumsikan bahwa perusahaan telah mencapai laba diatas Rp 50.000.000,-. Dengan discount factor 20% besarnya penghematan pajak adalah sebesar Rp 216.869.212,96 – Rp 194.155.092,59 = Rp 22.714.120,37 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 : Besarnya Penghematan Pajak Antara Metode Garis Lurus Dengan Saldo Menurun

Keterangan Garis Lurus Saldo Menurun

Nominal PV (d.f. 20%) nominal PV (d.f. 20%)

Harga Perolehan 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 Biaya penyusutan 1.000.000.000,00 647.183.641,98 1.000.000.000,00 722.897.376,54 PPh 30% 300.000.000,00 194.155.092,59 300.000.000,00 216.869.212,96

Penghematan Pajak = 216.869.212,96 – 194.155.092,59 = 22.714.120,37 Sumber : Bagian Akuntansi dan Keuangan PT. XL yang telah diolah.

4. Rekonsiliasi Laporan Keuangan Komersial Dengan Laporan keuangan Fiskal Dalam Kebijakan Akuntansi

Adanya perbedaan-perbedaan signifikan antara peraturan perpajakan dengan Standar Akuntansi Keuangan bisa menjadikan laba kena pajak berbeda dan selanjutnya menyebabkan perbedaan dasar penetapan pajak penghasilan terutang. Apabila pihak manajemen tidak teliti dalam mengantisipasi perbedaan tersebut, maka penetapan pengenaan pajak penghasilan terutang akan berbeda antara jumlah yang dicantumkan dalam Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan dengan pemeriksaan yang dilakukan pihak pajak (apabila dilakukan pemeriksaan) dan selanjutnya apabila itu terjadi perusahaan akan dikenakan denda atau sanksi administrasi yang akan merugikan perusahaan bersangkutan.

Tidak selamanya dengan melakukan koreksi fiskal laba akuntansi akan menjadi lebih kecil disbanding laba fiskal. Apabila laba fiskal lebih besar maka penetapan pajaknya pun lebih besar, hal itu disebabkan karena adanya biaya-biaya pengeluaran yang diakui dalam laporan keuangan komersial karena memang merupakan pengeluaran, tetapi bukan sebagai biaya menurut ketentuan perpajakan.

Koreksi / rekonsiliasi fiskal tersebut pada dasarnya dibagi atas dua kelompok yaitu kelompok berdasarkan perbedaan waktu dan kelompok atas perbedaan tetap/permanen. Perbedaan waktu merupakan koreksi yang dilakukan oleh sebab perbedaan alokasi beban dan penghasilan antar periode yang diakui menurut ketentuan perpajakan dengan Standar Akuntansi Keuangan, sedangkan perbedaan tetap disebabkan karena adanya penghasilan atau pendapatan dan biaya atau beban yang tidak dapat diakui menurut ketentuan perpajakan atau peristiwa/transaksi tersebut bukan merupakan objek pajak sehingga harus dikeluarkandari perhitungan laba kena pajak.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah memberikan uraian mengenai masalah, menganalisa dan mengevaluasi akuntansi penyusutan aktiva tetap menurut SAK dan UU Perpajakan serta pengaruhnya terhadap laporan keuangan pada PT. XL AXIATA Medan, maka selanjutnya akan ditarik kesimpulan sekaligus memberikan saran-saran yang dapat diterapkan pada perusahaan sehingga diperoleh pencatatan dan penilaian aktiva tetap sesuai dengan keadaan sebenarnya dan laporan keuangan akan memberikan informasi yang dapat diandalkan dan mencerminkan kewajaran data keuangan.

Dokumen terkait