• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

E. Uji Sifat Fisik Sediaan Gel Hand Sanitizer

Uji sifat fisik yang dilakukan meliputi uji organoleptis, uji pH, uji homogenitas, uji daya sebar dan uji viskositas. Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui sifat fisik dari sediaan yang dihasilkan sesuai dengan kriteria sediaan gel hand sanitizer yang telah ditentuan berdasarkan pengujian menggunakan kontrol produk yang beredar di pasaran.

1. Uji Organoleptis

Pengamatan uji organoleptis bertujuan untuk melihat penampilan fisik suatu sediaan yang meliputi bentuk, warna dan aroma dengan pengamatan secara visual terhadap sediaan gel (Suradnyana dkk., 2020). Hasil pengamatan organoleptis ditampilkan pada tabel VIII.

Tabel VIII. Hasil Uji Organoleptis Sediaan Gel Hand Sanitizer

Formula Bentuk Aroma Warna

1 Semisolid Khas ekstrak daun salam Cokelat a Semisolid Khas ekstrak daun salam Cokelat b Semisolid Khas ekstrak daun salam Cokelat ab Semisolid Khas ekstrak daun salam Cokelat

29

Berdasarkan hasil dari uji organoleptis diperoleh sediaan gel hand sanitizer memiliki wujud semisolid, berwarna coklat dan aroma khas ekstrak daun salam.

Hasil pengamatan uji organoleptis menunjukkan tidak ada perubahan bentuk, aroma dan warna dari sediaan gel saat penyimpanan 28 hari. Hasil dari uji organoleptis dapat disimpulkan bahwa sediaan cukup stabil karena tidak mengalami perubahan baik dari bentuk, aroma maupun warna.

2. Uji pH

Uji pH dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat keasaman suatu sediaan terutama sediaan topikal untuk menjamin sediaan gel hand sanitizer tidak menyebabkan iritasi pada kulit. pH sediaan jika terlalu asam akan menyebabkan iritasi kulit, sedangkan jika pH terlalu basa akan menyebabkan kulit menjadi kering.

Range pH normal kulit yaitu 4,5-6,5 (Sayuti, 2015). Hasil uji pH ditampilkan pada tabel IX.

Tabel IX. Hasil Uji pH Sediaan Gel Hand Sanitizer

Formula pH (𝑿̅ ± SD)

1 4,8 ± 0

a 4,8 ± 0

b 4,9 ± 0

ab 4,9 ± 0

Berdasarkan hasil uji pH pada tabel diatas menunjukan bahwa sediaan gel hand sanitizer memiliki nilai pH yang masuk kriteria pH kulit normal yaitu dalam 4,5-6,5. Sediaan gel hand sanitizer tidak mengalami perubahan pH dari 48 jam setelah pembuatan sampai 28 hari penyimpanan. Berdasarkan hasil tersebut sediaan gel hand sanitizer dapat digunakan dan tidak menimbulkan iritasi karena berada dalam kisaran pH kulit normal.

3. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah selama proses pembuatan sediaan gel hand sanitizer semua bahan yang digunakan tercampur secara merata dan tidak terdapat partikel yang menggumpal sehingga menghasilkan efek yang maksimal saat digunakan (Rohana, Stevani dan Dewi, 2019). Hasil yang didapatkan dari uji homogenitas yaitu semua formula tidak homogen dibuktikan dengan adanya bintik-bintik hitam atau partikel kasar yang berasal dari ekstrak daun salam. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sediaan gel ekstrak daun salam tidak memiliki homogenitas yang baik.

4. Uji Viskositas

Uji viskositas dilakukan untuk mengetahui tingkat kekentalan dari suatu sediaan sehingga memiliki konsistensi sediaan yang baik dan mudah diaplikasikan pada kulit. Pengujian viskositas sediaan gel hand sanitizer dilakukan dengan menggunakan alat viskometer Rheosys Merlin dengan spindle Cone & Plate 2/30 mm dengan kecepatan 200 rpm (Rahayu, Fudholi, Fitria, 2016). Viskositas yang dikehendaki berdasarkan hasil orientasi gel hand sanitizer di pasaran yaitu 0,267- 0,664 Pa.s. Hasil uji viskositas ditampilkan pada tabel X.

Tabel X. Hasil Uji Viskositas Gel Hand Sanitizer Formula 48 jam (Pa.s)

(𝑿̅ ± SD)

Hari ke-28 (Pa.s) (𝑿̅± SD)

Pergeseran Viskositas (%)

1 0,233 ± 0,091 0,223 ± 0,080 4,30

a 0,445 ± 0,070 0,424 ± 0,052 4,71

b 0,203 ± 0,061 0,196 ± 0,055 3,45

ab 0,341 ± 0,024 0,330 ± 0,021 3,22

Berdasarkan hasil uji viskositas yang dilakukan dapat dilihat bahwa formula a dan ab masuk pada range persyaratan gel hand sanitizer di pasaran, sedangkan pada formula 1 dan b menunjukkan nilai viskositas kecil dan tidak masuk dalam range persyaratan gel hand sanitizer di pasaran. Hal ini bisa disebabkan suhu dan

31

kelembaban ruangan penyimpanan ketika kemasan yang kurang kedap menyebabkan gel menyerap air dari luar sehingga terjadi penambahan volume air dalam gel yang menyebabkan konsistensi gel menurun (Mursyid., 2017).

Berdasarkan tabel X, dapat dilihat semua formula mengalami pergeseran viskositas yang berbeda-beda. Pada formula 1, a, b dan ab mempunyai nilai pergeseran viskositas kurang dari 10%. Suatu sediaan dapat dikatakan mempunyai stabilitas fisik yang baik jika tidak terjadi perubahan yang signifikan atau nilai pergeseran viskositas kurang dari 10% (Rohmani dan Kuncoro., 2019).

5. Uji Daya Sebar

Uji daya sebar dilakukan untuk mengetahui kemampuan sediaan menyebar pada kulit saat diaplikasikan. Semakin besar luas penyebaran maka semakin mudah diaplikasikan pada kulit sehingga absorbsi pada kulit semakin maksimal (Maulina dan Sugihartini, 2015). Kriteria daya sebar sediaan gel yang dikehendaki oleh formula optimal pada penelitian ini adalah 5,88-8,33 cm. Pertimbangan digunakannya range daya sebar tersebut dengan pembanding berupa sediaan gel hand sanitizer di pasaran dengan daya sebar yang cukup besar sehingga mudah dan nyaman saar diaplikasikan di tangan. Hasil uji daya sebar ditampilkan pada tabel XI.

Tabel XI. Hasil Uji Daya Sebar Gel Hand Sanitizer Formula Daya Sebar (cm)

48 Jam (𝑿̅ ± SD)

Daya Sebar (cm) 28 Hari (𝑿̅ ± SD)

Pergeseran Daya Sebar

(%)

1 7,76 ± 0,065 7,86 ± 0,036 1,28

a 7,06 ± 0,028 7,30 ± 0,060 3,39

b 8,38 ± 0,055 8,55 ± 0,025 2,02

ab 7,54 ± 0,051 7,80 ± 0,065 3,44

Berdasarkan hasil uji daya sebar yang dilakukan pada sediaan gel hand sanitizer menunjukkkan bahwa formula 1, a dan ab masuk dalam range persyaratan gel hand sanitizer dipasaran yang baik yakni 5,88-8,33 cm, sedangkan pada formula

b memiliki daya sebar paling tinggi dan tidak masuk dalam range persyaratan gel hand sanitizer di pasaran. Pada formula b nilai viskositas yang didapatkan paling kecil, dikarenakan nilai viskositas sangat berpengaruh terhadap daya sebar. Daya sebar berkaitan erat dengan nilai viskositas, semakin rendah viskositas maka semakin tinggi nilai daya sebar (Suradyana dkk., 2020).

Berdasarkan tabel XI, dapat dilihat semua formula mengalami pergeseran daya sebar yang berbeda-beda. Suatu sediaan dapat dikatakan mempunyai stabilitas fisik yang baik jika tidak terjadi perubahan daya sebar yang signifikan atau nilai daya sebar kurang dari 10% (Rohmani dan Kuncoro., 2019). Dari pernyataan tersebut menunjukkan semua formula memiliki stabilitas fisik yang baik karena semua formula masuk dalam rentang pergeseran daya sebar yang baik yaitu kurang dari 10%.

Dokumen terkait