BAB IV HASIL PENELITIAN
B. Analisis Data
Hasil penelitian yang berupa waktu kematian cacing, dianalisis dengan regresi linier dengan menggunakan program komputer statistical product and Service Solution (SPSS) 17.0 for windows, yang didahului uji normalitas data.
1. Uji normalitas data
Data yang semula berupa waktu kematian. Mula mula dihitung residualnya, kemudian diuji normalitas datanya menggunakan 1-sample Kolmogorov-Smirnov. Dari hasil uji normalitas menunjukkan hasil
commit to user
significancy sebesar 0,990, dimana jika nilai significancy α > 0,05 memiliki arti H0 diterima yaitu data memiliki distribusi normal.
2. Uji regresi linier
Uji regresi linier digunakan untuk megetahui persamaan garis yang dibentuk oleh variabel bebas dan terikat, yag dapat mengetahui hubungan keduanya. Hasil dari tabel “Correlation” merupakan matrik korelasi antara konsentrasi dan waktu kematian. Dari hasil output di atas dapat diketahui koefisien korelasi variabel konsentrasi dengan waktu kematian menunjukkan angka 0,989 bertanda negatif, sig 2-tailed.0,000 Interpretasinya yaitu:
a) Nilai probabilitas atau sig 2-tailed menunjukkan angka 0,000 lebih kecil dari 0,05. Ini berarti ada korelasi yang signifikan antara variabel konsentrasi dengan variabel lama kematian cacing.
b) Koefisien korelasi variabel konsentrasi dengan variabel lama kematian cacing bernilai 0,989 bertanda negatif. Menunjukkan hubungan yang negatif, sehingga semakin besar konsentrasi ekstrak maka waktu kematian cacing semakin kecil.
Hasil dari tabel “Model Summary” dapat dibaca pada kotak R square tampak nilainya 0,977. Hal tersebut mengandung makna bahwa pengaruh variabel konsentrasi terhadap variabel waktu kematian cacing adalah 97,7% sedangkan 2,3% dipengaruhi oleh variabel lain selain varianel konsentrasi
commit to user
Dari hasil tabel “ANOVA” diketahui bahwa Ftabel untuk derajat kemaknaan 0,01 didapatkan sebesar 8,53 dan Fhitung yang diperoleh adalah 952,961, sehingga Fhitung > Ftabel. Selain itu dari tabel uji Anova didapatkan nilai probabilitas 0,000 (< 0,05). Kedua hal tersebut mengandung makna bahwa variasi nilai konsentrasi mempengaruhi lama kematian cacing.
Pada tabel coefficients didapatkan pada kolom B pada constant (a) bernilai 93,716 dan pada konsentrasi (b) bernilai -1,086. Nilai R pada hasil regresi linier pada penelitian ini sebesar 0,989, sedangkan nilai R2 sebesar 0,977.
Dari hasil perhitungan didapatkan persamaan regresinya yaitu: Y : a + bX
93,716 – 1,086x Y : Lama kematian cacing
X : Konsentrasi ekstrak daun salam
Persamaan regresi linier di atas dapat disajikan berupa grafik sepeti pada gambar 4.3.
commit to user jam % 100 80 60 40 20 0 -20 120 100 80 60 40 20 0 -20 Observed Linear
Gambar 4.3. Grafik persamaan regresi linier antara ekstrak daun salam dan waktu kematian cacing
Kemudian untuk mengetahui daya bunuh ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum, Wight) terhadap Ascaris suum, Goeze dilakukan uji analisis probit.
3. Analisis Probit
Data yang diperoleh kemudian dilanjutkan dengan analisis probit untuk mengetahui LC50 dan LT50 ekstrak daun salam, serta LT50 pirantel pamoat. Hasil analisis sebagai berikut:
a. Lethal concentration 50 (LC50) ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum, Wight)
LC50 adalah konsentrasi yang diperlukan untuk dapat membunuh 50% cacing dalam waktu tertentu. LC50 untuk mengetahui tingkat efektifitas dosis ekstrak daun salam. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 4.4.
commit to user
Tabel 4.4. Hasil analisis probit untuk mengetahul LC50 ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum, Wight)
Persentase Kematian
Konsentrasi ekstrak Daun Salam
Batas bawah (%) Batas atas (%)
10 65,612 56,408 69,838
30 71,691 65,811 74,731
50 76,228 72,547 79,054
70 81,052 78,178 85,547
90 88,561 84,302 99,041
Berdasarkan hasil analisis probit tersebut, didapatkan nilai LC50 ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum,Wight) berada pada konsentrasi 76,228% dengan batas bawah 72,547% dan batas atas 79,054%.
b. Lethal Time 50 (LT50)
Analisis probit dilakukan untuk mengetahui perbandingan daya antihelmintik ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum,Wight) dengan pirantel pamoat dengan cara mencari LT50 dari ekstrak daun salam yang akan dibandingkan dengan LT50 pirantel pamoat. LT50 adalah waktu yang dibutuhkan untuk menimbulkan kematian 50% cacing pada konsentrasi tertentu.
Tabel 4.5. Hasil analisis probit untuk mengetahi LT50 ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum Wight)75%
Persentase kematian(%)
Waktu (jam) Batas bawah (jam) Batas atas (jam)
10 1,526 0,919 2,020
30 2,536 1,880 3,068
50 3,604 2,962 4,271
70 5,123 4,321 6,421
commit to user
Data dari tabel 4.5. dapat disimpulkan bahwa LT50 dari ekstrak daun salam 75% adalah 3 jam 36 menit dengan batas bawah 2 jam 57 menit dan batas atas 4 jam 16 menit.
Analisis probit juga dilakukan untuk mengetahui LT50 dari pirantel pamoat. Data hasil analisis probit disajikan dalam tabel 4.6.
Tabel 4.6. Hasil analisis probit untuk LT50 Pirantel pamoat 5mg/ml Persentase
kematian(%)
Waktu (jam) Batas bawah (jam) Batas atas (jam)
10 0,670 0,445 0,852
30 0,974 0,741 1,163
50 1,262 1,035 1,471
70 1,634 1,397 1,925
90 2,374 2,005 3,049
Data tabel 4.6. dapat disimpulkan LT50 Pirantel Pamoat adalah 1 jam 15 menit dengan batas bawah 1 jam 2 menit dan batas atas 1 jam 28 menit.
commit to user
39
BAB V PEMBAHASAN
Penelitian pendahuluan yang menggunakan larutan NaCl 0,9% sebagai kontrol negatif, mencerminkan lama hidup cacing Ascaris suum,Goeze di luar tubuh babi sebagai hospes utamanya tanpa pengaruh antihelmintik. Rerata waktu kematian pada larutan tersebut adalah 96 jam, sehingga waktu tersebut ditetapkan sebagai waktu maksimal pengamatan pada penelitian ini dengan interval pengamatan 1 jam sekali. Uji pendahuluan dilakukan perendaman cacing pada beberapa konsentrasi ekstrak daun salam, yaitu 40%, 60%, dan 80% yang bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi ekstrak yang digunakan sebagai acuan pada penelitian akhir. Konsentrasi yang dipilih berdasarkan hasil uji pendahuluan adalah ekstrak daun salam 80% yang memiliki waktu kematian 6 jam yang merupakan konsentrasi dengan waktu kematian mendekati waktu kematian akibat kontrol positif, yang dalam penelitian ini adalah pirantel pamoat 5 mg/ml.
Ekstrak daun salam 80% digunakan sebagai acuan dalam pemilihan konsentrasi ekstrak pada penelitian akhir, dengan interval 5% didapatkan serial konsentrasi ekstrak 70%, 75%, 80%, 85%, dan 90%. Konsentrasi 100% tidak digunakan dalam penelitian ini karena bentuknya yang terlalu kental membuat cacing sulit terendam dan bergerak sehingga meningkatkan kemungkinan timbulnya bias.
Data yang didapat kemudian dianalisis menggunakan uji regresi linier untuk memprediksi lamanya waktu kematian cacing yang dipengaruhi konsentrasi
commit to user
ekstrak daun salam. Prediksi waktu kematian cacing oleh ekstrak daun salam (Syzigium polyanthum,Wight) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan regresi sebagai berikut:
y : a + bx
93,716 – 1,086x Keterangan :
y : Lama kematian cacing
x : konsentrasi ekstrak daun salam
Analisis regresi linier didapatkan nilai R sebesar 0,989 yang berarti dapat disimpulkan bahwa konsentrasi ekstrak daun salam (Syzigium
polyanthum,Wight) memiliki hubungan yang kuat dalam mempengaruhi lamanya
waktu kematian cacing. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun salam, semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk mematikan cacing Ascaris suum, Goeze. Nilai R2 sebesar 0,977 menunjukkan bahwa presentase sumbangan pengaruh variabel konsentrasi ekstrak daun salam terhadap variabel waktu kematian adalah sebesar 97,7% dan sisanya sebesar 2,3 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Hasil analisis probit didapatkan nilai LC50 ekstrak daun salam berada pada konsentrasi 76,228% dengan batas bawah 72,547% dan batas atas 79,054%. Artinya pada konsentrasi tersebut, ekstrak daun salam dapat membunuh 50% dari seluruh cacing gelang uji. Selain itu, dari analisis probit juga diketahui bahwa LT50 dari ekstrak daun salam 75% adalah 3 jam 36 menit. Angka ini bermakna bahwa waktu yang dibutuhkan ekstrak daun salam 75% untuk membunuh 50%
commit to user
cacing gelang uji adalah 3 jam 36 menit. Hasil ini berbeda jauh dengan LT50 Pirantel pamoat yang bernilai 1 jam 15 menit. Hal ini menunjukkan bahwa efektifitas antihelmintik ekstrak daun salam lebih rendah dari pirantel pamoat yang merupakan drug of choice dari askariasis, karena dalam rentang waktu yang sama pirantel pamoat membunuh lebih banyak cacing dibandingkan ekstrak daun salam.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun salam (Syzigium polyanthum,Wight) memiliki efek antihelmintik. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa daun salam (Syzigium polyanthum,Wight) memiliki zat aktif tannin yang berperan dalam efek antihelmintik. Zat aktif tannin ini memiliki efek yang menyebabkan denaturasi protein tubuh cacing.
Meskipun efek antihelmintik ekstrak daun salam lebih rendah daripada pirantel pamoat, ekstrak daun salam memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai obat alternatif dalam pengobatan askariasis. Hal ini ditunjukkan dengan hasil presentase perbandingan daya antihelmintik ekstrak daun salam 90% dengan pirantel pamoat yang memiliki nilai 83.34%. Hal ini menunjukkan bahwa dalam waktu 3 jam ekstrak daun salam konsentrasi 90% mampu membunuh 83,34% cacing dalam rendaman dan dengan ini konsentrasi 90% ekstrak daun salam merupakan konsentrasi terbaik pada penelitian ini dalam memberikan efek antihelmintik. Ekstrak daun salam (Syzigium polyanthum,Wight) memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi obat antihelmintik karena efek samping yang terdapat dalam pirantel pamoat seperti gangguan pencernaan, demam, sakit kepala mungkin tidak ditemukan pada penggunaan ekstrak daun salam (Syzigium
commit to user
polyanthum,Wight). Selain itu penggunaan pirantel pamoat pada wanita hamil dan anak usia di bawah 2 tahun tidak dianjurkan dan masih dalam kontroversi. Beberapa kekurangan pirantel pamoat ini menjadi alasan penelitian ini untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.
commit to user
43
BAB VI PENUTUP
A. SIMPULAN
Ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum,Wight) memiliki efek antihelmintik yang dapat mempengaruhi waktu kematian Ascaris suum,Goeze secara In Vitro. Peningkatan konsentrasi ekstrak daun salam berbanding terbalik dengan waktu kematian cacing. LC50 ekstrak daun salam adalah 76,228% dan LT50 ekstrak daun salam adalah 3 jam 36 menit. Ekstrak daun salam konsetrasi 90% merupakan konsentrasi optimal dengan efek antihelmintik 83,34% dibandingkan pirantel pamoat
B. SARAN
1. Pelarut Etanol 70% lebih sering digunakan dalam penelitian, oleh karena itu perlu dibandingkan penelitian serupa yang membandingkan efektivitas antihelmintik ekstrak daun salam dengan pelarut etanol 50% dan yang menggunakan pelarut etanol 70%,
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mengisolasi zat tannin dari daun salam yang kemudian dilakukan uji efek antihelmintik
3. Perlu dilakukan penelitian secara In Vivo setelah tannin dapat diisolasi dari ekstrak daun salam sehingga dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk pengobatan askariasis.