• Tidak ada hasil yang ditemukan

Semua hasil yang didapat dari pelaksanaan penelitian akan ditampilkan dalam bentuk tabel, grafik hubungan serta penjelasan-penjelasan yang didapat dari : 1. Hasil yang didapat dari pengujian sampel tanah asli (0%) ditampilkan

dalam bentuk tabel dan digolongkan berdasarkan sistem klasifikasi tanah AASHTO dan USCS.

2. Dari hasil pengujian CBR terhadap masing-masing campuran dengan kadar semen, abu ampas tebu dan abu sekam padi sebesar 10%, setelah

49

waktu pemeraman ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik hasil pengujian.

3. Pencampuran abu ampas tebu, abu sekam padi dan semen pada sampel tanah dan hasil pengujian setelah pemeraman 7 hari serta perendaman selama 4 hari dengan mengacu pada perubahan nilai dari parameter pengujian CBR, pengujian batas–batas Atterberg dan pengujian berat jenis sebagai berikut:

a. Dari hasil pengujian berat jenis didapatkan hasil pengujian yang di tampilkan dalam bentuk tabel dan grafik, dengan cara membandingkan nilai berat jenis sampel pada masing-masing perilaku. Dari tabel dan grafik nilai berat jenis tersebut maka akan didapatkan penjelasan perbandingan antara pengaruh masing-masing sampel yang diperam dengan perendaman dan yang diperam tanpa perendaman terhadap nilai berat jenisnya.

b. Dari hasil pengujian batas cair dan batas plastis (batas Atterberg) didapatkan hasil pengujian yang ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik, dengan cara membandingkan nilai batas cair dan batas plastis sampel pada masing-masing prilaku. Dari tabel dan grafik nilai batas cair dan batas plastis tersebut maka akan didapatkan penjelasan perbandingan antara pengaruh masing-masing sampel yang diperam dengan perendaman dan yang diperam tanpa perendaman dengan nilai batas cair dan batas plastisnya (batas Atterberg).

c. Dari hasil pengujian CBR nilai kekuatan daya dukung dan stabilitas campuran pada masing-masing perilaku. Hasil pengujian CBR ini

ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik hubungan antara masing-masing prilaku dengan nilai CBR dengan cara membandingkan masing-masing nilai CBR pada setiap perilaku. Dari tabel dan grafik nilai CBR tersebut maka akan didapatkan penjelasan perbandingan antara pengaruh masing-masing prilaku dengan CBR nya.

4 Dari seluruh analisis hasil penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan berdasarkan tabel dan grafik yang telah ada terhadap hasil penelitian yang didapat.

51

Gambar 3. Bagan Alir Penelitian Persiapan tanah dan peralatan

Pengumpulan data sekunder tanah asli :

Kadar Air Analisis Saringan Berat Jenis Batas Atterberg Pemadatan CBR

Pemeraman selama 7 hari (tanpa perendaman)

Selesai

Pembuatan Benda Uji - Model 1 - Model 2 - Model 3 - Model 4 - Model 5 - Model 6 - Model 7 Pengujian : CBR Hasil penelitian

Kesimpulan dan saran

Pemeraman 7 hari + perendaman 4 hari

Pengujian :

Batas Atterberg, Berat jenis Mulai

Pengujian Pemadatan setiap kadar campuran: - (Model 1) : 3% AAT + 0% ASP + 0% PC - (Model 2) : 0% AAT + 3% ASP + 0% PC - (Model 3) : 3% AAT + 7% ASP + 0% PC - (Model 4) : 3% AAT + 6% ASP + 1% PC - (Model 5) : 3% AAT + 5% ASP + 2% PC - (Model 6) : 3% AAT + 4% ASP + 3% PC - (Model 7) : 3% AAT + 3% ASP + 4% PC

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap sampel tanah lunak yang distabilisasi menggunakan abu ampas tebu, abu sekam padi dan semen, maka diperoleh beberapa kesimpulan :

1. Sampel tanah yang digunakan dalam penilitian ini berasal dari daerah Rawa Sragi, Desa Blimbing Sari, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur. Berdasarkan sistem klasifikasi AASHTO tanah ini digolongkan pada kelompok A-7-5 yaitu tanah yang buruk dan kurang baik digunakan sebagai tanah dasar pondasi. Berdasarkan sistem klasifikasi USCS digolongkan tanah berbutir halus dan termasuk kedalam kelompok CH yaitu tanah lempung anorganik dengan plastisitas tinggi dan termasuk lempung “gemuk” (fat clays).

2. Penambahan abu ampas tebu dan abu sekam padi serta semen pada tanah lempung lunak sebagai tanah terstabilisasi mampu menaikkan nilai berat jenis tanah pada setiap tahapan stabilisasi.

3. Pada pengujian batas-batas Atterberg, terjadi penurunan nilai Batas Cair, sedangkan nilai Batas Plastis pada masing-masing campuran mengalami

81

kenaikan. Nilai Indeks Plastis mengikuti penurunan dari Batas Cair seiring meningkatnya nilai Batas Plastis.

4. Penambahan abu ampas tebu dan abu sekam padi serta semen sebagai bahan stabilisasi pada tanah lempung lunak mampu meningkatkan nilai CBR dari CBR tanah asli, baik dengan perlakuan tanpa rendaman maupun secara rendaman.

5. Nilai CBR campuran abu ampas tebu dan abu sekam padi serta semen lebih besar dibandingkan nilai CBR dengan campuran abu ampas tebu maupun campuran abu ampas tebu dan semen.

6. Pada uji CBR, baik pemeraman 7 hari atau dengan perendaman 4 hari dapat disimpulkan bahwa tanah yang telah terstabilisasi pada Model 7 dapat digunakan sebagai subgrade pada konstruksi jalan, karena nilai

CBRnya ≥ 6 %.

7. Penggunaan abu ampas tebu, abu sekam padi dan semen masih cukup efektif dalam meningkatkan daya dukung tanah, akan tetapi peningkatan yang terjadi tidak terlalu signifikan.

B. Saran

Untuk penelitian selanjutnya mengenai stabilisasi tanah dengan menggunakan bahan abu ampas tebu, abu sekam padi dan semen, disarankan beberapa hal berikut ini untuk dipertimbangkan :

1. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui sifat campuran abu ampas tebu, abu sekam padi dan semen dengan perilaku dan perlakuan yang berbeda.

2. Untuk mengetahui efektif atau tidaknya campuran abu ampas tebu, abu sekam padi dan semen perlu diteliti lebih lanjut untuk tanah dari daerah yg lain dengan menggunakan campuran yang sama, sehingga akan diketahui nilai nyata terjadinya perubahan akibat pengaruh penambahan abu ampas tebu dan semen.

3. Sebaiknya dilakukan pembersihan alat/mesin sebelum melakukan pengujian-pengujian di laboratorium, hal ini dikarenakan akan mempengaruhi hasil yang akan didapat.

4. Penelitian yang lebih luas dan komprehensif masih diperlukan, khususnya untuk meningkatkan jaminan stabilitas tanah lunak terhadap efek jangka panjangnya (long term effect).

Dokumen terkait