• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Biaya operasional

5.7 Analisis Kemitraan

5.7.2 Analisis hubungan kemitraan

Masa berlaku perjanjian kemitraan adalah sejak ditandatangani kontrak kerjasama oleh semua pihak dan berakhir sampai masa 5 tahun. Apabila ada pelanggaran/perselisihan antar pihak, maka akan diselesaikan secara musyawarah dan secara hukum bila dengan cara musyawarah tidak bisa diselesaikan.

5.7.2 Analisis hubungan kemitraan

Analisis hubungan kemitraan diukur layak atau tidak layak usaha kemitraannya adalah dengan cara kategorisasi yang didasarkan pada keputusan Menteri Pertanian No. 994/Kpts/OT.210/10/97 tanggal 13 Oktober 1997 mengenai pedoman penetapan tingkat hubungan kemitraan usaha pertanian. Faktor – faktor yang dinilai dalam penentuan kategori tingkat hubungan kemitraan berdasarkan pendapat dari petani dan UBH-KPWN yaitu, aspek proses manajemen kemitraan dan aspek manfaat (Tabel 29). Berdasarkan proses manajemen kemitraan dan manfaatnya, tingkat hubungan kemitraan usaha antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra dapat dibagi dalam empat kategori tingkat hubungan kemitraan yaitu tingkat:

a. Kemitraan Pra Prima dengan nilai rata-rata kurang dari 250 b. Kemitraan Prima dengan nilai rata-rata 250-500

c. Kemitraan Prima Madya dengan nilai rata-rata 501-750 d. Kemitraan Prima Utama dengan nilai rata-rata lebih dari 750

Tingkat kemitraan terendah adalah Kemitraan Pra Prima dan tingkat kemitraan tertinggi adalah Kemitraan Prima Utama. Analisis Tingkat Kemitraan dapat dilihat ciri-ciri utama masing-masing kategori mulai dari jangka waktu sampai pemasaran.

57

Tabel 29 Nilai tingkat hubungan kemitraan berdasarkan pendapat petani, UBH-KPWN, pemilik lahan, pemerintah desa, investor

No Faktor yang Dinilai

Nilai Maksi mum

Nilai Rata-rata Pendapat

Petani UBH-KPWN Pemilik lahan Pem. Desa Inves tor Strata I Strata II Strata III I ASPEK PROSES MANAJEMEN KEMITRAAN 1. Perencanaan 150 a. Perencanaan Kemitraan 100 100 100 100 100 100 100 b. Kelengkapan Perencanaan 35.25 34.75 33.75 40 35 35 35 2. Pengorganisasian 150 a. Bidang Khusus 0 0 0 0 0 0 0 b.Kontrak Kerjasama 75 75 75 75 75 75 75 3. Pelaksanaan dan Efektivitas Kerjasama 200 a. Pelaksanaan Kerjasama 50 50 50 50 50 50 50 b. Efektivitas kerjasama 88.75 93.75 100 100 100 100 100 Jumlah Nilai Aspek Proses

Manajemen Kemitraan 349 353.5 358.75 365 360 360 360 II ASPEK MANFAAT 1. Ekonomi 250 a. Pendapatan 35 40 32.5 100 0 0 100 b. Harga Pasar 22.5 20 20 25 25 25 25 c. Produktivitas 20 27.5 30 50 50 50 50 d. Resiko Usaha 50 50 50 50 50 50 50 2. Teknis 100 a. Mutu 36.25 40 37.5 50 50 50 50 b. Penguasaan Teknologi 46.25 50 50 50 50 50 50 3. Sosial 100 a. Kengininan Kontinuitas Kerjasama 25.25 25.75 20.5 50 50 50 50 b. Pelestarian Lingkungan 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah Nilai Aspek Manfaat

235.25 253.25 240.5 375 275 275 375 Jumlah nilai rata-rata Aspek

Proses Manajemen Kemitraan + Jumlah Aspek Manfaat

58

Analisis tingkat hubungan kemitraan ditinjau dari aspek proses manajemen kemitraan di desa Ciaruteun Ilir, menurut pendapat petani, UBH-KPWN, pemilik lahan,pemerintah desa dan investor masing-masing sebesar 353,75; 365; 360; 360 dan 360 dari nilai maksimum 500. Ditinjau dari aspek manfaat menurut pendapat petani, UBH-KPWN, pemilik lahan, pemerintah desa dan investor masing-masing sebesar 243; 375; 275; 275 dan 375 dari nilai maksimumnya 500. Sehingga nilai total kedua aspek tersebut menurut pendapat petani, UBH-KPWN, pemilik lahan, pemerintah desa, investor masing-masing sebesar 596,75; 740; 635; 635 dan 735 dari nilai maksimum 1000.

Nilai rata-rata kedua aspek tersebut menurut pendapat petani, UBH-KPWN, pemilik lahan, pemerintah desa, investor adalah 668.35 dari nilai maksimum 1000. Nilai ini berdasarkan keputusan Menteri Pertanian No. 944/Kpts/OT. 201/10/97 termasuk kedalam kategori Kemitraan Prima Madya. Kategori Kemitraan Prima Madya merupakan kemitraan yang terjadi dalam kemitraan jangka menengah dan jangka panjang dimana pihak inti (UBH-KPWN) hanya berperan dalam penyediaan sarana, memberikan penyuluhan dan bimbingan teknis. Pihak inti lain (investor) hanya berperan sebagai pemodal dalam kemitraan usahatani JUN.

Kemitraan yang melibatkan tiga pihak yaitu petani, UBH-KPWN, investor memiliki nilai rata-rata sebesar 690,5 dari nilai maksimum 1000. Sehingga pada kegiatan kemitraan yang melibatkan tiga pihak ini termasuk kedalam kategori Kemitraan Prima Madya. Nilai rata-rata kemitraan antara petani dan UBH-KPWN, berdasarkan kedua aspek tersebut sebesar 668,3 dari nilai maksimum 1000. Nilai ini berarti kemitraan antara petani dan UBH-KPWN termasuk kedalam kategori Kemitraan Prima Madya, yaitu kemitraan yang terjadi dalam kemitraan jangka menengah dan jangka panjang dimana pihak inti (UBH-KPWN) hanya berperan dalam penyediaan sarana, memberikan penyuluhan dan bimbingan teknis.

59

5.7.3 Proses manajemen kemitraan a. Aspek manajemen

1. Perencanaan

Perencanaan terdiri dari perencanaan kemitraan dan kelengkapan perencanaan yang berisi tentang uraian mengenai langkah-langkah kemitraan yang akan dilaksanakan. Nilai aspek perencanaan berdasarkan pendapat petani, UBH-KPWN, pemilik lahan, pemerintah desa dan investor sebesar 135; 140; 135; 135 dan 135.

1.1 Perencanaan kemitraan

Berdasarkan hasil wawancara dengan petani, diperoleh nilai rata-rata perencanaan kemitraan sebesar 100. Dalam perencanaan kemitraan ini sebanyak 60 orang petani (100 %) berpendapat bahwa perencanaan kemitraan dilakukan oleh UBH-KPWN, pemilik lahan, investor bersama dengan petani yang diketahui oleh pemerintah desa. Perencanaan kemitraan menurut pendapat UBH-KPWN, pemilik lahan dan investor bernilai 100 didasarkan pada isi perjanjian yang disusun secara bersama-sama.

1.2 Kelengkapan perencanaan

Aspek kelengkapan perencanaan mempunyai nilai rata-rata sebesar 35. Berdasarkan pendapat petani, sebanyak 13 orang (21,67) menyatakan bahwa lingkup perencanaan meliputi 4 aspek yaitu pembinaan teknologi, pembinaan manajemen, sarana produksi pertanian dan prasarana pertanian. Sedangkan 29 orang (48,3%) berpendapat penyusunan perencanaan meliputi 3 aspek dan 18 orang (30%) berpendapat penyusunan perencanaan meliputi 2 aspek.

Nilai kelengkapan perencanaan berbeda menurut pendapat UBH-KPWN yaitu sebesar 40, meliputi 4 aspek. Pendapat Pemilik lahan, pemerintah desa dan investor memiliki nilai yang sama yaitu sebesar 35, yang berarti penyusunan perencanaan meliputi 3 aspek.

2. Pengorganisasian

Aspek pengorganisasian mempunyai nilai rata-rata sebesar 75 untuk pendapat petani, UBH-KPWN, pemilik lahan, pemerintah desa dan investor. Nilai ini merupakan penjumlahan dari aspek bidang khusus dan aspek kontrak kerjasama.

60

2.1 Bidang khusus

Aspek bidang khusus mempunyai nilai sebesar 0 untuk pendapat petani. Hasil ini diperoleh dari rata-rata pernyataan petani yaitu 60 orang petani (100%) berpendapat bahwa tidak ada bidang khusus yang menangani kegiatan kemitraan di daerah mereka.

Nilai bidang khusus menurut pendapat UBH-KPWN, pemilik lahan, pemerintah desa dan investor adalah sebesar 0, yaitu dalam kegiatan kemitraan ini tidak ada bidang khusus yang menangani kegiatan kemitraan baik KTH maupun LMDH.

2.2 Kontrak kerjasama

Aspek kontrak kerjasama terdiri dari 3 aspek, yaitu keberadaan, isi kontrak kerjasama dan bentuk kerjasama. Berdasarkan pendapat petani mengenai aspek kontrak kerjasama diperoleh nilai sebesar 75. Sebanyak 60 orang petani (100%) berpendapat bahwa ada kontrak kerjasama secara tertulis antara petani, UBH-KPWN, pemilik lahan, pemerintah desa dan investor, 60 orang petani (100%) berpendapat isi kontrak tidak memuat kedelapan aspek kemitraan dan 60 orang petani (100%) berpendapat kontrak kerjasama dibuat secara lengkap dan jangka panjang serta memuat ketentuan hak dan kewajiban yang jelas.

Nilai aspek kontrak kerjasama menurut pendapat UBH-KPWN, pemilik lahan, pemerintah desa, investor sebesar 75 meliputi nilai 25 untuk keberadaan kontrak kerjasama secara tertulis, nilai 0 untuk isi kontrak kerjasama yang tidak memuat kedelapan aspek kemitraan, dan nilai 50 untuk bentuk kerjasama yang dibuat secara lengkap dan jangka panjang serta memuat hak dan kewajiban yang jelas.

Dokumen terkait