• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PRAKTEK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH UANG DI BMT

A. Analisis Hukum Islam terhadap Praktek Pembiayaan

14

D. Kajian Terdahulu

Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, penulis melakukan penelaahan karya-karya ilmiah yang berhubungan dengan penelitian yang akan diteliti dengan judul Analisis Hukum Islam terhadap Qiya>s Uang dengan Emas pada Pembiayaan mura>bah{ah Uang di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo. Tujuan adanya kajian adalah untuk menghindari adanya plagiasi dalam penelitian ini, sehingga tidak terjadi pembahasan yang sama dengan penelitian yang lain. Maka penulis perlu menjelaskan tentang topik penelitian yang penulis teliti berkaitan dengan masalah tersebut berupa kajian dan pembahasan di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Nurrul Nisfu Suci Rofikhoh21, alumni IAIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2008 Fakultas Syari’ah Program Studi Muamalah dalam jurnal yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Hutang Uang Dengan Sistem Jual Beli (Mura>bah{ah) Dari Piutang Di Desa Sawo Babat Lamongan”. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan adalah bahwa pada awalnya hutang tidak dilakukan dengan uang tunai, akan tetapi pihak yang berpiutang menggunakan barang apapun untuk dihutangkan dengan ketentuan harga di atas standar. Kemudian pihak yang berhutang bisa menjual kembali barang tersebut. Maka peneliti mengungkapkan bahwa sistem seperti ini sah, karena telah memenuhi ketentuan dalam Islam dan tidak adanya riba. Baik dari

21 Nurrul Nisfu Suci Rofikhoh, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Hutang Uang Dengan Sistem

Jual Beli (Mura<bah}ah) Dari Piutang Di Desa Sawo Babat Lamongan”, (Skripsi—UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2008).

15

objek hutang, perjanjian hutang, pelaksanaan i<ja<b dan qo<bu<l dan pengembalian hutang didasarkan pada kerelaan .

2. Firdaus Darus Salam22, Alumni UIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2014 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Program Studi Ekonomi Syari’ah dalam jurnal yang berjudul “Pengawasan Pembiayaan Mura>bah{ah dan Implikasinya Terhadap Pembiayaan Bermasalah Di BMT Madani Sepanjang Taman Sidoarjo”. Hasil dari penelitiannya adalah bahwa dalam pelaksanaan pengawasan pembiayaan mura>bah{ah di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo kurang terlaksana dengan baik, karena terdapat kerancuan dalam pembagian pekerjaan antar staff. Dan prosentase angka pembiayaan bermasalah di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo dinilai kurang baik, dikarenakan pengawasannya yang kurang baik.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan karya ilmiah diatas adalah penulis lebih fokus kepada praktek akad mura>bah}ah pada BMT Madani Sepanjang Sidoarjo dan qiya>s uang dengan emas pada pembiayaan mura>bah}ah uang di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo. Maka

dari itu penulis memilih judul ‚Analisis Hukum Islam terhadap Qiya>s Uang dengan Emas pada Pembiayaan Mura>bah}ah Uang di BMT Madani

Sepanjang Sidoarjo‛.

22 Firdaus Darus Salam, “Pengawasan Pembiayaan Mura<bah}ah dan Implikasinya Terhadap Pembiayaan Bermasalah Di BMT Madani Sepanjang Taman Sidoarjo”,(Skripsi—UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2014).

16

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pertanyaan yang disebut dalam rumusan masalah, maka tujuan yang diterapkan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Praktek akad Mura>bah}ah uang di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui analisis hukum Islam terhadap Qiya>s uang dengan emas pada pembiayaan mura<bah<ah uang di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo.

F. Kegunaan Penelitian

Pengkajian dari masalah ini diharapkan mempunyai nilai tambah baik bagi pembaca terlebih lagi bagi penulis sendiri, baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara umum, kegunaan penelitian yang dilakukan ini dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu:

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tentang akad mura>bah}ah beserta aplikasinya, serta qiya>s antara uang dengan emas pada pembiayaan mura>bah}ah.

2. Secara praktis, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan acuan dan memberi kontribusi pemikiran kepada masyarakat, khususnya kepada peneliti dalam melaksanakan transaksi yang tidak bertentangan dengan syariat Islam.

17

G. Definisi Operasional

Untuk menghindari munculnya salah pengertian terhadap judul penelitian

skripsi ini, yaitu ‚Analisis Hukum Islam terhadap Qiya>s Uang dengan Emas pada Pembiayaan Mura>bah}ah Uang di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo‛ . Maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang berkenaan dengan judul di atas.

Qiya>s Uang dengan Emas : Menyamakan uang dengan emas pada zaman dahulu yang mana bisa digunakan untuk transaksi. Hal ini terjadi pada pembiayaan mura>bah}ah yang menjadikan uang sebagai objek dari akad.

Akad Mura>bah}ah : Akad jual beli antara BMT Madani Sepanjang Sidoarjo dengan nasabah, dimana nasabah datang ke BMT untuk mengajukan pembiayaan, kemudian BMT membelikan barang tersebut dan menjual kembali barang tersebut kepada nasabah dengan margin keuntungan yang disepakati oleh kedua pihak. Atau memberikan uang kepada nasabah sesai dengan kebutuhan nasabah, kemudian menetapkan margin keuntungan sesuai uang yang telah diberikan kepada

18

nasabah, sehingga nasabah bisa membeli segala kebutuhannya sendiri.

H. Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode sebagai berikut:

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yakni penelitian yang dilakukan dalam konteks lapangan yang benar-benar terjadi terhadap qiya>s uang dengan emas pada praktek pembiayaan mura>bah}ah uang di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo.23 Lokasi ini dipilih karena BMT ini merupakan milik organisasi masyarakat, yaitu Muhammadiyah. Pengurus dari BMT ini ditentukan oleh pengurus Muhammadiyah cabang Sidarjo. Saat ini yang terpilih menjadi direktur dari BMT ini adalah orang yang memiliki kompeten dibidang ekonomi umum, gukan ekonomi syariah, sehingga cara praktek kegiatan BMT hampir sama seperti koperasi konvensional.

Selanjutnya, untuk dapat memberikan deskripsi yang baik, dibutuhkan serangkaian langkah yang sistematis. Langkah-langkah tersebut terdiri atas: data yang dikumpulkan, sumber data, teknik analisis data, dan sistematika pembahasan.

19 2. Data yang dikumpulkan

Berdasarkan rumusan seperti yang telah dikemukakan di atas, maka data yang dikumpulkan adalah data tentang praktek qiya>s uang dengan emas pada pembiayaan mura>bah{ah uang di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo.

3. Sumber data

Data penelitian ini dapat diperoleh dari beberapa sumber data sebagai berikut:

a. Sumber Primer, sumber yang diperoleh secara langsung dari masyarakat baik yang dilakukan melalui wawancara, observasi dan alat lainnya.24

Dalam penelitian ini, yaitu sumber data yang pengambilannya diperoleh dari tempat penelitian, meliputi:

1) Data yang didapatkan peneliti dari hasil wawancara dengan Pimpinan BMT Madani Sepanjang Sidoarjo, Bapak Hoirul Razik Sabki, S.E.

2) Data yang didapatkan peneliti dari hasil Praktek Kerja Lapangan Selama 2 Minggu di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo sebagai staff marketing.

b. Sumber sekunder, yaitu sumber yang telah dikumpulkan pihak lain25. Dalam penelitian ini, merupakan data yang bersumber dari buku-buku

24Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), 87.

20

dan catatan-catatan atau dokumen tentang apa saja yang berhubungan dengan masalah hukum Islam tentang akad Mura>bah}ah:

1) Wahbah Az-Zuhaili, Fikih al-Islam wa Adillatuh.

2) Yusuf Al-Qardhawi, Problematika Masa Kini Qardhawi Menjawab.

3) Ahmad Hasan, Mata Uang Islami.

4) Fakultas Syariah Uin Sunan Ampel, Ushul Fiqh Dan Kaidah Fiqhiyah.

5) Hendi Suhendi, FiqihMua<malah.

6) Wahbah Az-zuhaili, Ushulu Al-Fikih.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Metode observasi (pengamatan)

Pengumpulan data dengan menggunakan atau mengadakan pengamatan langsung atau pencatatan dengan sistematis tentang fenomena yang diselidiki baik secara langsung maupun tidak langsung.26penulis melakukan kegiatan magang di BMT Madani sebagai staff marketing.

25 Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian-Buku Panduan Mahasiswa, (Jakarta: PT. Gramedia Pusaka Utama, 1992), 69.

21 b. Wawancara (interview).

Wawancara adalah27 proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya dengan si penjawab. Wawancara dilakukan dengan direktur BMT Madani Sepanjang Sidoarjo, Bapak Hoirul Razik Sabki, S.E.

c. Dokumen

Teknik pengumpulan data yang yang diambil dari sejumlah besar fakta dan data yang tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi.28 Pengambilan data penelitian ini diperoleh dari dokumen-dokumen yang berkenaan tentang pembiayaan di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo.

5. Teknik pengumpulan data

Data yang diperoleh dari hasil penggalian terhadap sumber-sumber data akan diolah melalui tahapan-tahapan berikut:

a. Organizing, yaitu mengatur dan menyusun data sumber dokumentasi sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh gambaran yang sesuai dengan rumusan masalah, serta mengelompokkan data yang diperoleh.29 Dengan teknik ini diharapkan penulis dapat memperoleh gambaran praktek akad mura>bah}ah uang yang ada di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo.

27Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian-Buku Panduan Mahasiswa, (Jakarta: PT. Gramedia Pusaka Utama, 1992), 193

28 Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Renika Ilmu, cet I, 2004), 39.

22

b. Analyzing, yaitu upaya mencari dan menyusun secara sistemasis hasil wawancara juga dokumentasi yang disusun secara sistematis dan dianalisis secara kualitatif untuk memberikan kejelasan pada masalah yang dibahas dalam skripsi ini.30

c. Editing, yaitu memeriksa kembali semua data yang diperoleh dengan memilih dan menyeleksi data tersebut dari berbagai segi yang meliputi kesesuaian keselarasan satu dengan yang lainnya, keaslian, kejelasan serta relevansinya dengan permasalahan.31 Teknik ini digunakan penulis untuk memeriksa kelengkapan data yang sudah penulis dapatkan, dan akan digunakan sebagai sumber-sumber studi dokumentasi. Teknik ini betul-betul menuntut kejujuran intelektual (intelectual honestly) dari penulis agar nantinya hasil data konsisten dengan rencana penelitian.

6. Teknik analisis data

Hasil dari pengumpulan data tersebut akan dibahas dan kemudian dilakukan analisis secara kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang dapat diamati dengan metode yang telah ditemukan.

a. Analisis Deskriptif, yaitu mengurai dan mengolah data mentah menjadi data yang dapat ditafsirkan dan dipahami secara lebih

30 Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif Telaah Positivistik, Rasionalisti, Plenomenologik, dan Realisme Metaphisik, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1991), 183.

23

spesifik, metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran akad mura>bah}ah yang ada di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo.

b. Pola Pikir Deduktif, Dalam penelitian ini penulis menggunakan pola pikir deduktif yaitu pola pikir yang berpijak pada teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan, kemudian dikemukakan berdasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus.32 Pola pikir ini berpijak pada teori-teori akad mura>bah}ah yang kemudian dikaitkan dengan fakta di lapangan tentang qiya>s uang dengan emas pada pembiayaan mura>bah}ah uang di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo.

I. Sistematika Pembahasan

Bab pertama merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab kedua memuat landasan teori tentang qiy<as dan mura>bah{ah. Dalam hal ini memuat pengertian uang, sejarah uang, pengertian mura>bah}ah dan qiya>s uang dengan emas.

Bab ketiga memuat profil BMT yang meliputi sejarah, legalitas lembaga, produk, akad dan mekanisme bagi hasil yang ada di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo. kemudian memuat qiya>s uang dengan emas di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo yang meliputi legalitas praktek, akad dan aplikasi akad mura>bah}ah yang ada di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo.

24

Bab keempat memuat tentang analisis hukum Islam terhadap akad mura>bah{ah uang di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo, dan memuat tentang analisis hukum Islam terhadap praktek Qiya>s uang dengan emas pada akad Mura>bah}ah uang di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo. Pada bab ini merupakan kerangka untuk menjawab pokok-pokok permasalahan yang terdapat dalam rumusan masalah. Adapun sistematikanya yang pertama adalah analisis praktek akad mura>bah{ah uang yang ada di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo. Dan yang kedua adalah analisis hukum Islam terhadap qiya>s uang dengan emas pada praktek pembiayaan mura>bah{ah pada BMT Madani Sepanjang Sidoarjo.

Bab kelima merupakan bab penutup dari keseluruhan isi pembahasan skripsi, pada bab ini meliputi kesimpulan dan saran dari penulis.

25

BAB II

QIYA>S UANG DENGAN EMAS PADA PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH

UANG

A. Mura>bah}ah

1. Pengertian mura>bah}ah

Mura>bah}ah1 adalah akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli kemudian menjual kembali kepada pihak pembeli dengan mensyaratkan keuntungan yang diharapkan sesuai jumlah tertentu. Dalam akad mura>bah}ah , penjual menjual barangnya dengan meminta kelebihan atas harga beli dengan harga jual. Perbedaan antara harga beli dengan harga jual barang disebut dengan margin keuntungan.

ةغ لا يِف حبِرلا

2

بِرلا َْطي و . ِ ا ِتلا يِف ُةَِصاَ ا ُدايِزلا ِ

يَع ي ْقِفلا ِ اَِطصاا يِف ح

.ِةَفِت ُما ِ دا تلا ِ ايِ ع يِف ِ اَما ِ يِْقت ُة يِت ِ اَما ِ ْأ يَع ُةَِصاَ ا ُدايِزلا

Al-Ribh}u menurut bahasa adalah tambahan yang dihasilkan dari perniagaan. Dan menurut istilah fikih adalah tambahan yang dihasilkan atas uang pokok sebagai hasil dari pertukaran uang dalam kegiatan pertukaran (jual beli) yang bermacam-macam.

1

Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014), 138. 2

Nazih Hammad, Mu‘jamu al-Mus}t}alah{a>t al-Ma>liyah wa al-Iqtis}a>diyah fi> Lughati al-Fuqaha>’, (Damaskus: Daar al-Qolam), 225-226.

26

Mura>bah}ah adalah3 akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainty contracts, karena dalam akad mura>bah}ah ditentukan berapa keuntungan yang ingin diperoleh. Karakteristik mura>bah}ah adalah si penjual harus memberi tau si pembeli tentang harga pembelian barang dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut.

Ulama pertama yang memperbolehkan sistem ini adalah Al-Imam

As-Syafi’i yang mana disebutkan dalam bukunya Al-Ummu

ا ارتشاَف ,اَ َك ا يِف كحب َأ و ِِ ِرتشَأ : َ اَقَف ,َةعِْسلا َلجرلا ُلجرلا َأ اَ ِإو

ْنِإو اعيب ا يِف َ دحَأ َءاش ْنِإ ِ ايِ اِب ا يِف كحب َأ : َ اَق ِ َلاو ,زِئاج ُءارِ لاَف ,ُلجرلا

َءاش

َكرت

Dan jika seseorang menampikan pada orang lain terhadap suatu

benda, dia berkata: ‚saya beli ini dan saya akan memberi keuntungan kepadamu sekian‛, maka orang tersebut membelinya, maka jual beli itu diperbolehkan. Dan yang berkata: ‚saya memberi keuntungan

kepadamu dengan khiar, jika dia menghendaki, maka akan ada jual beli, dan jika ia menghendaki pula dia bisa meninggalkannya.

Pada dasarnya Imam As-Syafi’i memperbolehkan4 cara ini dengan syarat harus ada khiar bagi pembeli untuk meneruskan jual beli ataupun meninggalkannya. Dan ada khiar bagi pembeli.

3

Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fikih dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), 113.

4

Wahbah Az-Zuhaili, Al-mu‘a>mala>t al-Ma>liyah al-Ma‘a>s}irah, (Damaskus: Da<r al-Fikri, 2002), 69.

27

Dan para ahli fikih menambahkan bahwa muamalah seperti ini sah dengan syarat barang harus dimiliki. Dan al-Masa>rif al-Isla<miyyah mengambil pendapat dari beberapa mufti-mufti yang terkenal yang mana menyatakan haruus ada perjanjian atas kedua belah pihak. Mufti-mufti yang terkenal yang mana menyatakan haruus ada perjanjian atas kedua belah pihak, dan pada konferensi mus}arrif al-Isla<mi< yang kedua yang mana diadakan di Quwait, menyatakan bahwa harus ada perjanjian antara keduanya (bagi pembeli dan penjual), hal ini serupa dengan pendapat al-Maliki yang mewajibkan perjanjian karena ada suatu sebab.

Jual beli mura>bah}ah adalah jual beli yang didasarkan pada rasa saling percaya, karena pembeli percaya dengan pengakuan penjual, tanpa bukti apapun dan juga tanpa sumpah. Untuk itu, kedua belah pihak tidak ada yang boleh berkhianat. Allah berfirman:

َعت مت َأو مُ ِت امَأ ا تو َ سرلا و َها ا ت َا ا نم يِ َلا ا يَأ ي

: اف أاُ َن

27

َ

2 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul-Nya, dan juga janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (Al-Anfa<l: 27)

Rasulullah juga bersabda dalam Hadis

5

Tim Pelaksana Tashih Alquran Mushaf Madinah, Alquran, Terjemah Dan Tafsir,( Bandung:

28

ِر يِبَأ ع , ِيِبَأ ع ,ِنا حرلا ِد ع ِ ب ِءاَعلا ِ ع ُنايْفس انَثدح : ا ع ب ا ِ انَثدح

َري

اَ ِإَف .ِيِف دي َلخدَأَف .ًاماعَط عيِي لجرِب مَسو ِيَع ُها ىَص ِها ُ س رم :َ اَق

. غم

َ جام با او ُ َغ م انِم يَل :مَسو ِيَع ُها ىَص ِها ُ س َ اَقَف

Telah berkata pada kita Hisya Bin ‘Ammar, Sufyan Bin ‘Abdi

Rohman berkata, dari ayahnya, dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah saw. berjalan dengan seseorang yang menjual makanan. Maka dia memasukkan tangganya kedalamnya. Dan ternyata dia adalah penipu. Rasulullah saw. bersabda: Bukan dari kita orang-orang yang menipu (H.R. Ibnu Majah)6

Dalam buku yang diiterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mura>bah}ah adalah salah satu akad muamalah7 dalam bentuk jual beli . secara etimologis, Mura>bah}ah berasal dari kata al-ribh} yang berarti keuntungan, laba, tambahan (margin). Wahbah Az-Zuhaili memberikan definisi mura>bah}ah yaitu jual beli dengan harga perolehan ditambah keuntungan. Secara umum, rukun dan syarat sah akad diatur dalam pasal 22 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES).

2. Landasan hukum 1. Alquran a) Al-Nisa 29

ارت ع ً ا ِت َن ُ ت ْنَأ َاِإ ِلِطا لاِب مُ نِيب مُ َلا مَأ ُُكْأت َا ا نم يِ َلا ا يَأ ي

ءاسنلاُ ا يِح مُ ِب َناَك َها َنِإ مُ سُف َأ ا ُتْقت َاو مُ نِم

22

َ

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar),

6

Abdul Aziz Bin Jalawy, Kutub al-Sittah, (Riyadh: Darussalam, 1429), 2610. 7

29

kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah Maha Penyayang padamu. (Al-Nisa 29)8

b) Al-Baqarah 275

ِ َما ِم ُناَطي لا ُط تي ِ َلا ُقي ا َك َاِإ َن م ُقي َا ابِرلا َن ُُكْأي يِ ّلا

كِلَ

َ ِع م َءاج َف ابِرلا رح و عي لا ُها َلحَأو ابِرلا ُلْثِم عي لا ا ِإ ا ُلاَق م َأِب

ِم ة

ا يِف م ِ انلا احصَأ كَِلوُأَف داع مو ِها ىَلإ رمَأو فَس ام ََف ى ت اَف ِِب

رق لاُ َنودِلاخ

272

َ

Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkta bahwa jual beli itu sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barang siapa mendapat keterangan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu dan menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal didalamnya. (Al-Baqarah 275)9 c) Al-Maidah 1

مُ َل تَِحُأ ِد ُقعلاِب ا ُفوَأ ا نمَأ يِ ّلا َا يَأ ي

ريَغ مُ يَع ىَتي ام َاِإ ِمع َأا َة يِ ب

دئاماُ ديِري ام مُ حي َها َنإ رح مت َأو ِديصلا يَِحم

1

َ

Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah janji-janji. Hewan ternak dihalalkan bagimu, kecuali yang akan disebutkan kepadamu, dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang berihram. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum sesuai yang Dia kehendaki (A-Maidah 1)10

8

Tim Pelaksana Tashih Alquran Mushaf Madinah, Alquran, Terjemah Dan Tafsir,..., 83. 9

Ibid., 47. 10

30 2. Hadis

a) Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah

يِنلا َنَأ نع ُها يِض ي ص ع

:ُةَكر لا ِ يِف ةَثَاَث :َ اَق مَسو ِيَع ُها ىَص

َ جام با او ُ ِعي ِْل َا ِتي ِْل َا ِريِع لاِب ِر لا ُطْخو ُةض اَقُماو لجَأ ىَلِإ عي لا

Dari Suhaib r.a. Sesungguhnya Nabi saw. bersabda: Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli secara tidak tunai, muqa<radhah (mudha<rabah), dan mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual. (H.R. Ibnu Majah)11

b) Hadis riwayat Tirmidzi

:َ اَق مَسو ِيَع ُها ىَص ِهاَل س َنَأ نع ُها يِض ِيِزَما ف ع ب وِر ع ع

ىَع َن ِسُُماو ًامارح َلحَأ وَأ ًاَاح رح احْص َاِإ يِ ِسُما يب زِئاج حْصلا

ِطورش

َ ححص و يمرتلا او ُ ًامارح َلحَأ وَأ ًاَاح رح ًاطرش َاِإ مِ

Dari Amr Bin Auf Al-Mazani r.a., sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: Perdamaian boleh dilakukan diantara kaum muslimin, kecuali perdamaian yang menghaaramkan yang halal dan menghalalkan yang haram, dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat-syarat yang mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram. (H.R. Tirmidzi)12

c) Hadis Nabi riwayat al-Baihaqi dan Ibnu Majah dan disahihkan Ibnu Hibban

يِبَأ ع

:َ اَق مَسو ِِل و ِيَع ُها ىَص ِها َ س َنَأ نع ُها يِض ِ ِ دُ ا ديِعس

َنا ح با ححصو جام باو يق ي لا او ُ ارت ع عي لا َا ِإ

11

Abdul Aziz Bin Jalawy, Kutub al-Sittah,..., 2613. 12

31

Dari Abu Sa’id Al-Khudri bahwa Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya jual beli itu hanya boleh dilakukan dengan kerelaan kedua belah pihak. (H.R. al-Baihaqi dan Ibnu Majah dan disahkan oleh Ibnu Hibban)13

3. Syarat dan rukun

Jual beli mura>bah}ah dalam perspektif ekonomi Islam14 memiliki beberapa rukun dan syarat yang harus dipenuhi, terdiri dari:

1. Pihak yang berakad (Al-‘a>qidain) a. Penjual (Bank)

b. Pembeli (Nasabah) c. Pemasok (Supplier)

2. Obyek yang diakadkan (Mah{allul ‘Aqad) a. Adanya wujud barang yang diperjualbelikan b. Harga barang

3. Tujuan Akad (Maudhu'ul ‘Aqad) 4. Akad (Sighat al-‘Aqad)

a. Serah (i<ja<b) b. Terima (qa<bu<l)

Faktor yang perlu diperhatikan dalam sebuah pembiayaan:15 1. Kebutuhan nasabah.

2. Kemampuan finansial nasabah.

Dalam aplikasi Bank Syariah,16 bank merupakan penjual atas objek barang dan nasabah merupakan pembeli. Bank menyediakan barang yang

13

Ibid, 2612. 14

Drs. Ismail, Perbankan Syariah..., 40. 15

32

dibutuhkan oleh nasabah dengan membeli barang dari supplier, kemudian menjualnya kepada nasabah dengan harga yang lebih tinggi dibanding dengan harga beli yang dilakukan oleh bank syariah.17 Pembayaran atas transaksi mura>bah}ah dapat dilakukan dengan cara membayar sekaligus pada saat jatuh tempo atau melakukan pembayaran angsuran selama jangka waktu yang disepakati.

Dalam pembiayaan mura>bah}ah, sekurang-kurangnya terdapat dua pihak yang melakukan transaksi jual beli, yaitu bank syariah sebagai penjual dan nasabah seagai pembeli barang. Tahapan dalam melakukan pembiayaan mura>bah}ah adalah

1. Bank syariah dan nasabah melakukan negosiasi tentang rencana transaksi jual beli yang akan dilaksanakan. Poin negosiasi meliputi jenis barang yang akan dibeli, kualitas barang dan harga jual.

2. Bank syariah melakukan akad jual beli dengan nasabah,18 di mana bank syariah sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Dalam akad jual beli ini, ditetapkan barang yang akan menjadi objek jual beli yang telah dipilih oleh nasabah, dan harga jual barang.

3. Atas dasar akad yang dilaksanakan antara bank syariah dan nasabah, maka bank syariah membeli barang dari supplier/penjual. Pembelian yang dilakukan oleh bank syariah ini sesuai dengan keinginan nasabah

Dokumen terkait