• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Analisis Implementasi BPJS

Berbicara mengenai implementasi pelayanan di indonesia baik di pusat maupun di daerah masih belum di terapkan sebagaimana mestinya, masih kurangnya penerapan nilai-nilai etika yang disebabkan karena keberagaman pemahaman, tidak di dukungnya kebijakan yang memadai, bahkan adanya pertentangan dengan nilai budaya lokal menjadi suatu permasalahan yang menjadikan implementasi terhadap pelayanan khususnya dibidang kesehatan dikatakan terhambat. Belum ada starategi implementasi yang mengakibatkan permaslahan dalam mendukung kinerja para apatarur yang ada di pusat maupun daerah.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) merupakan salah satu strategi dari pemerintah dalam hal memberikan pelayanan berupa jaminan kesehatan. Program yang dibuat pemerintah guna memberikan jaminan kesehatan bagi masayarakat ini di rasa cukup sangat membantu mengingat besarnya biasaya yang harus dikeluarkan dalam hal kesehatan. Tetapi mengenai baik atau buruknya suatu program tergantung pada penerapan dan tanggapan dari yang merasakan program atau kebijakan tersebut. Oleh karena itu dalam hal ini peneliti mengunakan 6 variabel, menurut van metter dan van horn ( 1975), yang mempengaruhi kinerja pelaksanaan publik:

B. Standar dan Sasaran Masyarakat Kebijakan

Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) merupakan suatu program yang dibuat oleh pemerintah yang ditujukan pada masyarakan dalam hal memberikan jaminan sosial terkhusus dibidang kesehatan, tetapi dalam hal ini di Puskesmas Pandan Kecamatan Pandan BPJS masih di anggap awam bagi masayarakat sekitar hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi kepada masyarakat bagaimana program dari BPJS ini secara jelas sementar. Ini sangat di sayangkan mengingat target dari BPJS tersebut adalah masyarakat, selain dari kurangnya sosialisasi permasalahan fasilitas sarana dan prasarana juga menjadi kendala. Untuk memberikan pelayanan secara maksimal fasilitas menjadi hal yang sangat penting dalam hal kesehatan, tetapi berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan dengan fasilitas menjadi masalah yang harus segra di tanggulangi. Karena Puskesmas menjadi tempat pertolongan pertama jika terjadi gangguan kesehatan pada masyarakat khususnya di daerah.

Menurut Keputusan Menteri Aparatur Negara No.63 Tahun 2003, tentang Penyelenggraan Pelayanan Publik “setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memeliki standar dan publikasi sebagai jaminan adanya kepastian bagi peneriman pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggraan pelayanan publik yang wajib di taati oleh pemberi atau penerima pelayanan. Standar pelayanan sekurang-kurangnya meliputi:

1. Prosedur pelayanan

Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduan.

2. Waktu penyelesaian

Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan termasuk pengaduan.

3. Biaya pelayanan

Biaya/ tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian layanan.

4. Produk pelayanan

Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

5. Sarana dan prasarana

Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik.

6. Kompetensi petugas layanan

Kompotensi petugas pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan.”

Pemerintah dalam membuat suatu kebijakan sudah pasti memiliki standar yang telah ditetapkan, terlebih lagi dalam hal pelayanan kesehatan yang dirasa sangat penting bagi setiap warga negara. Untuk itu pemerintah perlu menetapkan kebijakan secara terintegrasi dan lebih optimal lagi dalam memeberikan pelayanan publik khususnya dibidang kesehatan ini, diperlukan juga peranan dari masyarakat dalam memberikan saran atau masukan terhadap apa yang dibutuhkan oleh masyarakat mengingat kebijakan yang dibuat tersebut juga meliputi masyarakat.

C. Sumber Daya

Unsur terpenting dari sebuah sistem pelayanan publik adalah perlunya kode perilaku petugas pelaksana pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan secara maksimal. Karena ini menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan sistem pelayanan publik, terutama didasari bahwa sebagian besar keluhan yang terjadi di masyarakat terkait pelayanan yang diberikan baik itu oleh pihak Puskesmas dan juga pemerintah dalam hal ini petugas BPJS. Pelayanan yang kurang baik, sarana dan prasarana yang tidak memadai, produk yang ditawarkan juga dirasa kurang berpihak kepada masyarakat, menjadi bagian dari bentuk kecewaan yang dirasakan masyarakat. Selain itu

masih minimnya anggaran menjadi alasan kepada masih banyak kekurangan yang didapat dalam hal memberikan pelayanan sebaik mungkin. Menurut Undang-undang No.36 Tahun 2009, tentang kesehatan “anggran kesehatan pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota seyogyanya minimal sejumlah sepuluh persen dari total APBD diluar gaji (belanja pegawai).”

Undang-undang No.36 Tahun 2009, tentang kesehatan juga menyebutkan “pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan kesehatan berkesinambungan dengan jumlah mencukupi, teralokasi secara adil, dan termanfaatkan. Pembiayaan kesehatan terdiri dari pembiayaan yang bersumber dari pemerintah serta pembiayaan yang bersuber dari masyarakat.”

Tidak dapat di pungkiri, bila pembangunan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia terkhusus di daerah membutuhkan perubahan secara menyeluruh. Mulai dari pelayanan jaminan kesehatan nasional, pendaan secara cukup dan merata, serta pada keberanian dari pemerintah membuat suatu terobosan dalam menyikapi masalah kesehatan. Dengan adanya BPJS seharusnya masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan akses pengobatan secara baik, karena adanya partisipasi yang diberikan oleh masyarakat dalam bentuk pembayaran iuran tiap bulan.

D. Hubungan Antar Organisasi

Guna terciptanya pelayanan yang diharapkan masyarakat dalam hal kesehatan, di perlukan koordinasi secara baik dari pemerintah, badan atau organisasi yang bergerak dibidang kesehatan, dan masayarakat. Puskesmas salah satu tempat kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS dirasa merupakan suatu kebiajakan yang bagus mengingat akses menuju rumah sakit besar di daerah terbilang cukup sulit. Tetapi yang menjadi masalah di Puskesmas

Pandan masih kurangnya fasilitas yang memadai sehingga masyarakat banyak yang lebih memilih melakukan pengobatan secara tradisional. Selain itu, masyarakat enggan menggunakan BPJS dikarenakan prosesnya yang terlalu berbelit-belit, pandangan masyarakat yang lebih memilih menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dikarenakan gratis menjadi alasan masyarakat kurang tertarik untuk memakai BPJS, selain itu tidak bisa berobat di sembarang rumah sakit juga menjadi masalah bagi BPJS karena masih terdapat rumah sakit yang belum bekerjasama dengan pihak BPJS.

Pelayanan kesehatan menjadi perhatian yang dirasa sangat penting dalam suatu negara, banyaknya lembaga terkait dalam hal meningkatkan kualitas kesehatan menjadi suatu bentuk kemajuan yang positif. Birokrasi di bidang kesehatan selama ini memang banyak dikeluhkan masyarakat, namun seiring waktu berjalan baik Puskesmas, rumah sakit, Departemen Kesehatan, dan yang terpenting pemerintah terlihat terus berbenah diri memperbaiki rumitnya birokrasi bidang kesehatan.

E. Karakteristik Agen Pelaksana

Kontribusi terbesar dalam pembangunan kesehatan ditentukan di tentukan melalui keberhasilan pelayanan kesehatan melalui Puskesmas, bukan rumah sakit. Karena itu fungsi dari puskesmas yang semula berorientasi kepada upaya pertolongan dan pengobatan meski segera mengalami peningkatan. Di tambah lagi dengan adanya bantuan dari BPJS dalam hal pendanaan, seharusnya bisa menumbuhkan rasa percaya masyarakat akan tidak kalah bagusnya kualitas yang diberikan Puskesmas dibandingkan rumah

sakit. Jadi Puskesmas bisa menjadi pilihan yang tepat bagi masyarakat terutama di daerah yang jauh dari rumah sakit besar.Tetapi harapan itu tidak mudah untuk mewujudkannya, pasalnya program dari BPJS yang dirasa pemerintah dapat membantu masyarakat dalam mendapatkan kualitas pelayanan saja belum mendapatkan repont yang begitu baik dari masyarakat terkhusus di daerah. Apalagi BPJS bisa dikatakan memilki catatan yang kurang baik dalam segi memberikan pelayanan kepada masyarakat. Yang terpenting adalah BPJS Kesehatan mengontrol sistemnya untuk mempermudah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Agar kedepannya masyarakat bisa mempercayaai untuk menggunakan BPJS.

F. Disposisi Implementor

Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) berada dibawah ketetapan pemerintah, dengan kata lain program yang dibuat oleh BPJS berada dibawah pengawasan dai pemerintah. Pada hakekatnya pihak BPJS telah berusaha melakukan semuanya sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, tetapi dalam implementasinya masih banyak kekurangan yang masih harus diperbaiki dalam memberikan pelayanan. Kurangnya pemahaman tentang arti dari sebuah pelayanan membuat petugas BPJS masih diterbilang belum melakukan tugasnya dengan benar. Kurangnya tenaga medis di tingkat Puskesmas juga memberikan pengaruh terhadap pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Pasalnya jika tenaga medis yang ada di Puskesmas belum tercukupi maka penanganan terhadap masyarakat juga menjadi lambat. Menurut Undang-Undang No.36 Tahun

2009, tentang kesehatan “pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, pembinaan, dan pengawasan mutu tenaga kesehatan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan.”

Bila ditelisik lebih lanjut peran negara dalam hal ini pemerintah lah yang menjadi vital dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Ketersediaan pemerintah berkontribusi secara maksimal dalam penanganan masalah kesejahteraan kesehatan, akan menjadi suatu momentum untuk membuktikan bahwa negara ini sudah mampu menyediakan pelayanan sosial dalam bidang kesehatan. Namun momentum tersebut akan hilang, ketika apa yang di rencanakan dan di sebut-sebut ini tidak atau belum tercapai secara maksimal.

G. Kondisi Lingkungan

Kondisi lingkungan menjadi hal yang sering disebut jika berbicara mengenai daerah, begitu halnya jika menyinggung masalah pelayanan kesehatan yang ada di daerah. Masalah kesehatan bukan hanya berkaitan erat dengan teknis medis, namun lebih jauh masuk kedalam ranah yang sifatnya sosial, ekonomi, dan bahkan politik. Lebih percayanya masyarakat dalam menggunakan pengobatan tradisonal dan juga masih rentan kondisi perekonomian keluarga menjadikan program yang di buat pemerintah mengalami kerumitan yang harus segera di cari solusinya.

memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan.(2)Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.(3)Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya.”

Seperti yang terdapat dalam Undang-Undang di atassetiap orang berhak menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya dan setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Ini membuktikan bahwa yang paling perlu di lakukan oleh pemerintah adalah meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat, walaupun harus mempertimbangkan aspek lingkungan seperti sosial, ekonomi, dan politik tetapi setiap masyarakat hanya menginginkan kualitas kesehatan yang terbaik.

H. Analisis Kualitas Pelayanan Kesehatan

Pelayanan bidang kesehatan sangat penting dan diperlukan oleh semua lapisan masyarakat. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam pelayanan kesehatan di Indonesia, dari hulu hingga hilir. Tidak hanya dampak politik serta kebijikan pemerintah atas pelayanan-pelayanan kesehatan tersebut, tetapi juga dampak sisi ekonominya.

Kata pelayanan memiliki banyak arti, apalagi berbicara mengenai masyarakat banyak. Pelayanan publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan hak hak dasar setiap warga negara dan penduduk atas suatu barang, jasa atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan yang tekait dengan kepentingan penduduk.

Tetapi berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, pelayanan publik yang terdapat di Puskesmas Pandan sanagat tidak memuaskan. Pegawai tidak bersikap ramah dan sopan kepada masyarakat yang datang untuk berobat, mereka juga kurang memiliki rasa empati terhadap sesama, pegawai kesahatan atau tim medis yang seharusnya berada di Puskesmas sering tidak berada ditempat sehingga masyarakat banyak yang lebih memilih pergi dan berobat ke tempat lain.

Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/ secara bersama sama dalam suatu organisasi yakni puskesmas yang dijadikan sebagai wadah dalam pemeliharan dan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat yang ditunjukan untuk mencapai derajat kesehatan perorangan/ masyarakat yang optimal/ setinggi tingginya.

Menumbuhkan rasa kesadaran akan kecintaan terhadap pekerjaan dan kepedulian terhadap sesama saat ini dirasa menjadi pokok yang harus di tingkatkan. Agar pelayanan publik yang diharapkan sebagaimana mestinya bisa terealisasikan.

BAB VI KESIMPULAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Program BPJS Kesehatan Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, dapat disimpulkan :

A. Implementasi Kesehatan

Secara keseluruhan implementasi kesehatan yang dilakukan baik dari petugas BPJS maupun petuas Puskes masih di rasa sangat kurang dan perlu banyak di perbaiki. Pertama, terkait masalah sosialisasi tentang program BPJS kepada masyarakat masih terbilang sangat minim. Terlihat lebih memilihnya masyarakat untuk menggunakan KIS, melakukan pengobatan tradisional, dan juga langsung menuju rumah sakit umum. Kedua, birokrasi yang panjang dan tumpang tindih tugas serta kewenangan. Ini menyebabkan penyelenggaraan pelayanan publik menjadi panjang dan melalui proses yang berbelit-belit. Ketiga, rendahnya kualitas pelayanan dan kurangnya pemahaman akan arti pelayanan yang sesungguhgnya dari petugas merupakan sorotan yang sangat perlu diperhatinan mengingat pelayanan kepada masyarakat merupakan yang paling penting dan mendasar mengenai tugas yang dari apratur negara. Ini merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan sistem pelayanan publik, terutama di sadari bahwa sebagian besar permasalahan dan keluhan yang terjadi di Indonesia terkain masalah pelayan publik. Keempat, untuk memperbaiki masalah kesejahteraan kesehatan di suatu negara diperlukan

koordinasi dan kolaborasi yang baik oleh pemerintah pusat, daerah, maupun swasta. Berhubung dengan koordinasi indikator vitalnya terletak pada komunikasi yang dibangun antar lembaga yang terkait dalam meningkatkan kesehatan di Indonesia terutama di daerah.

B. Kualitas Pelayanan Kesehatan

Puseksemas menjadi pilar utama penentu keberhasilan suatu kualitas pelayanan kesehatan, bukan melalui rumah sakit. Karenanya fungsi dari Puskesmas harus mengalami peningkatan bukan hanya sebagai pengobatan dan pemulihan tetapi juga bisa memberikan perawat secara berkala. Tetapi ini menjadi kendala yang membutuhkan waktu cukup lama dalam hal mewujudkan Pusekesmas yang memiliki taraf kulitas seperti rumah sakit. Diperlukan kesiapan dan kebijakan secara berani dari semua stakeholder agar terwujud apa yang menjadi harapan dari masyarakat dan kewajiban dari pemerintah. Kepuasan yang dirasakan oleh masayarakat menjadi indikator keberhasilan dari kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan.

Pelayanan kesehatan sejatinya dilihat sebagai investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mendukung pembangunan ekonomi, serta memilki peran penting dalam menangulangi kemiskinan. Ada begitu banyak permasalahan penting dalam konteks pelayanan kesehatan di negeri kita di antaranya masalah, kualitas, pemertaan dan keterjangkauan, pelayanan kesehatan, perlindungan masyarakat dibidang obat dan makanan, serta perilaku hidup bersih dan sehat. Masalah lainnya adalah gizi buruk,

penangulangan wabah penyakit, pelayanan kesehatan didaerah bencana, serta pemenuhan kebutuhan fsilitas yang memadai

B. Saran

1. Pemerintah harus serius dalam menyikapi permasalahan kesehatan yang di alamai oleh masyarakat khususnya yang berada di daerah seperti pada Puskesmas Pandan, penambahan anggaran yang selama ini menjadi hal yang dibutuhkan Puskesmas guna melengkapi fasilitas yang baik haruslah segera terealisasikan. Peningkatan pengawasan terhadap anggran ataupun BPJS juga sangat dibutuhkan, agar dana yang ada bisa digunakan untuk hal yang meningkatkan kualitas.

2. Di perlukan pelatihan rutin bagi para petugas BPJS maupun Puskesmas .agar lebih meningkatkan kualitas pelayanan dan kecintaan terhadap perkerjaan yang dijalani, dengan hasil dapat memberikan kepuasan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat

Dokumen terkait