• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Program BPJS Kesehatan Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Program BPJS Kesehatan Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah Chapter III VI"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan oleh peneliti disebuah kecamatan yang berada

diwilayah administratif pemerintahan kabupaten Tapanuli Tengah Sumatera Utara

yakni Kecamatan Pandan. Kecamatan Pandan merupakan kecamatan sekaligus

ibukota dikabupaten tapanuli tengah , Sumatera utara , Indonesia. Letak geografis

kecamatan pandan terletak di pantai barat pulau sumatera danmengalami dua

musim, musim hujan dan musim kemarau.

Kecamatan Pandanberada di pantai barat sumatera dengan ketinggian antara 0

– 800 m di ataspermukaan laut. Kecamatan pandan terletak pada koordinat 01 0

33’ lintang utara,99 0 08’ bujur timur. sebelah utara berbatasan dengan

Kecamatan Sarudik,sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Badiri, sebelah

timur berbatasandengan Kecamatan Tukka, dan sebelah barat berbatasan dengan

samuderaIndonesia. Kecamatan Pandan terbagi atas 8 kelurahan dan 1 desa ,

dengan luasKeseluruhan Wilayah36,31 km 2 , seluruhnya berada di daratan pulau

sumatera.Kelurahan Aek Tolangmerupakan daerah yang terluas, yaitu dengan luas

7,30 km² ,sedangkan kelurahan terkecil adalah Pandan yaitu dengan luas 1,88

km².Kecamatan Pandan tergolong daerah beriklim tropis dan hanya ada dua

musim,yaitu musimkemarau dan musim hujan.

B. Kondisi Geografis dan Fasilitas Kesehatan

Kecamatan Pandan terletak di Kabupaten Tapanuli Tengah, yang

berbatasan dengan kecamatan Sarudik, Kecamatan Tukka, dan Kecamatan

(2)

Pandan memiliki luas 36,31 km² dengan jumlah populasi 51.174 orang yang

terdiri dari jumlah penduduk laki-laki 26.422 orang dan jumlah penduduk

perempuan 24.752 orang, dan kepadatan penduduk 1409,36 orang/km².

Tabel 1. Luas Wilayah, Populasi, dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014

Kecamatan

Luas Populasi Kepadatan

Penduduk

(3)

Fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Pandan dapat dikatakan masih

sedikit dan belum merata disetiap kelurahannya. Namun dengan demikian tenaga

medis yang terdapat di Kecamatan Pandan ini sudah cukup tersebar ditiap

kelurahan dimana pendistribusiannya disesuaikan dengan tiap-tiap kelurahan.

Fasilitas kesehatan yang tersedia dikecamatan pandan antara lain 1 unit

Puskesmas yang terletak di Kelurahan Aek Tolang, 5 unit Puskesmas Pembantu

yang berada di 5 kelurahan, BPU 3 unit di Kelurahan Pandan, Lubuk Tukko dan

Aek Tolang, dan 33 Posyandu. Sedangkan Rumah Sakit Umum yang tersedia ada

1 unit di Kecamatan Pandan yaitu Rumah Sakit Umum Pandan.

Tabel 2. Banyaknya Fasilitas Kesehatan menurut Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2014

Kecamatan RS. Umum Puskesmas Puskesmasn Pembantu

(4)

C. Gambaran Umum Puskesmas Pandan

Puskesmas Pandan berdiri sejak tahun 2009 dan telah berusia 8 tahun.

Puskesmas Pandan berlokasi ditengah pusat kotaJl. Maraden Panggabean Kel.

Aek Tolang, jumlah penduduk 350.017 jiwa dengan persentase 50,19 % laki2 dan

49,81 % perempuan.

D. Motto, Visi, dan MisiPuskesmas Pandan

Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Puskesmas

Pandanmemiliki Motto:” Kami siap memberi pelayanan yang terbaik untuk

anda”Adapun yang menjadi visi dari Puskesmas Pandan adalah “Terwujudnya

masyarakat sehat dan mandiri diwilayah puskesmas pandan”

Untuk mewujudkan visi tersebut maka Puskesmas Pandan menetapkan

Misi antara lain :

a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.

b. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat hidup sehat

c. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

d. Meningkatkan upaya pengendalian penyakit

E. Tujuan, Strategi dan Kebijakan Puskesmas Pandan

Dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

Puskesmas Pandan memiliki beberapa tujuan, strategi dan kebijakan, yaitu :

a) Tujuan

1. status gizi keluarga dan masyarakat.

(5)

3. Menggalang Memberikan pelayanan kepada publik tanpa kecuali dalam

bentuk, jenis, tingkat dan mutu pelayanan yang esensial dan sangat

dibutuhkan oleh masyarakat

4. Mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat pada masyarakat

5. Meningkatkan dan meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas

sektoral.

b) Strategi

1. Menggerakkan dan memperdayakan masyarakat untuk hidup sehat

2. . Menggalang kemitraan dengan LSM dan Organisasi Masyarakat dalam

peningkatan kemauan, kemampuan Masyarakat,

3. mencegah dan mengatasi masalah kesehatan

4. Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan

c) Kebijakan

1. Menurunkan angka kematian Ibu melahirkan

2. Menurunkan angka kematian anak dengan mengatasi malnutrisi pada

balita

3. Meningkatkan kesehatan ibu hamil

4. Memerangi HIV/ AIDS, TB Paru dan Penyakit lainnya

5. Melesestarikan Lingkungan Hidup

F. Profil Sumber Daya Manusia

Jumlah pegawai dipuskesmas Pandan dilihat dari pangkat atau Golongan

terdiridari Golongan IIID ada 3 orang, Golongan IIIC ada 5 orang, Golongan IIIB

(6)

orang,Golongan IIA 1 orang. Berdasarkan data tersebut diatas dapat diketahui

bahwa keadaan pegawai puskesmas pandan berdasarkan jenis kelamin yakni

terdiri dari 11 orang laki laki dan 65 orang perempuan yang total keseluruhannya

76 orang. dipuskesmas tersebut lebih terdapat banyak pegawai perempuan dari

pada laki laki, dan puskesmas tersebut terdapat banyak pegawai Honorer.

Tabel 3. Profil SDM Pegawai Puskesmas Pandan

No PANGKAT /GOLONGAN JUMLAH

1. Kualifikasi menurut Golongan

a. Golongan IIID 3

b. Golongan IIIC 5

c. Golongan IIIB 5

d. Golongan IIIA 11

e. Golongan IID 4

f. Golongan IIC 8

g. Golongan IIA 1

Jumlah 37

Sumber : Arsip Puskesmas Pandan

Sedangkan Jumlah Tenaga Honorer di Puskesmas Pandan berjumlah 38 (tiga

puluh delapan) dan Tenaga Kerja Sukarela (TKS) berjumlah 1(satu) orang.

Maka seluruh jumlah pegawai yang terdapat di Puskesmas Pandan berjumlah

(7)

Tabel 4. Kualifikasi Pegawai Berdasarkan Tenaga Medis Puskesmas Pandan

No Tenaga Medis Jumlah

1 Dokter 3

2 Skm 3

3 Bidan 14

4 Perawat 10

5 Farmasi 2

6 Gizi 1

7 Perawat Gigi 2

8 Kesling 2

9. Analisis Lab 1

Sumber : Arsip Puskesmas Pandan

Puskesmas Pandan memiliki tenaga medis jumlah dokter 3 orang, Sarjana

Kesehatan Masyarakat (SKM), Bidan 14 orang, Perawat 10 orang, Farmasi 2

orang, Gizi 1 orang, Perawat Gigi 2 orang, Kesehatan Lingkungan (Kesling) 2

orang, dan Analisis Lab 1 orang. Dimana tenaga medis yang tersedia tersebar di

Puskesmas dan Puskesmas Pembantu Kecamatan Pandan

G. Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas Pandan

Struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting bagi organisasi.

Dengan adanya organisasi sebagai wadah kerjasama berbagai orang atau pegawai

(8)

pegawai apa yang harus dilaksanakan, dan kepada siapa dia harus bertanggung

jawab atas pelaksanaan pekerjaan tersebut. Sehingga dari bagan struktur

organisasi tersebut akan diperoleh gambaran dan aktifitas secara keseluruhan dan

dari struktur organisasi dapat menunjukkan dengan jelas arus dari wewenang dan

tanggung jawab masing-masing anggota dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat.

Puskesmas Pandan memiliki struktur organisasi antara lain :

a. kepala puskesmas : dr. rikki harahap

b. Jabatan Fungsional : -Dokter Umum, dr. Dewi

- Dokter Gigi, drg. Fitria

c. Bagian Tata Usaha :Anda Renaco

d. Program KB : Nelyda

e. Program KIA : Jija

f. Program Gizi : Susi W

g. Program Lansia : Lusia T

h. Program Kesling : Mestika

i. Program P2M : Tiominar

j. Program Farmasi : Martha M

k. Program Promkes : Meldatati

(9)
(10)

Puskesmas Pandan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat

memiliki fungsi :

1. Puskesmas sebagai pusat pergerakan pembangunan berwawasan kesehatan

2. Puskesmas sebagai pusat pemberdayaan masyarakat

3. Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat strata pertama.

Tugas pokok dan fungsi satuan unit kerja puskesmas antara lain :

a. Kepala puskesmas

Kepala puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai pihak

yang memimpin, mengawasi, dan mengkoordinasi

pelaksanaanpenyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara

paripurnadalam wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan tugas, kepala

puskesmasmenyelenggarakan fungsi:

1. Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen kesehatan yang sudah

ditetapkan agar dapat terealisasi dengan baik dan tepat sasaran

sehingga mampu mewujudkan cita-cita dan tujuan pelayanan terhadap

masyarakat.

2. Membuat rencana program kerja dan jadwal kegiatan puskesmas

sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan diwilayah

kerja puskesmas.

3. Memberikan penjelasan yang baik yang dapat dipahami oleh anggota

organisasi dan membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas

(11)

4. Melaksanakan koordinasi termasuk melaporkan kegiatan puskesmas

Pandan kepada dinas kesehatan untuk mendapatkan masukan,

informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan yang tengah

dihadapi agar diperoleh hasil kerja yang optimal dan sebagai

pertanggung jawaban kegiatan.

b. Bagian poli umum

Bagian poli umum berfungsi untuk mengatur kelancaran proses pelayanan

kesehatan dipuskesmas, mengatur pembagian tugas terhadap

petugaskesehatan yang terutama terhadap petugas bagian pengobatan yang

adadipuskesmas, dan meningkatkan kinerja petugas poli. Fungsi dari

poliumum yaitu:

1. Memberi pengarahan kepada staf poli umum

2. Member teguran atau peringatan kepada staf poli umum yang tidak

menjalankan tugasnya dengan benar.

3. kontrolling kelengkapan dokumen poli umum dalam hal ini poli terbagi

atas beberapa bagian yaitu:

a. Poli KIA KB fungsinya mengatur dan memberikan pelayanan

kepada kesehatan ibu anak dan KB.

b. Poli gigi fungsinya mengatur proses pemberian kesehatan mengenai

kesehatan gigi dan mulut.

c. Poli bayi dan balita fungsinya memberikan pelayanan kepada bayi

dan balita baik mengenai tumbuh kembang dan kelainan pada

(12)

c. Bagian ruang bersalin

Bagian ruang bersalin mempunyai tugas mengatur dan

mengkoordinasikanseluruh kegiatan pelayanan dikamar bersalin dan

perawatan umum,mengupayakan pengadaan peralatan dan obat sesuai

standart, sertamengendalikan pelaksanaan asuhan kebidanan dan keperawatan

yang telahditentuka. Dalam melaksanakan tugas, bagian ruang

bersalinmenyelenggarakan fungsi:

1. Memantau dan menilai keadaan pasien.

2. Melakukan rujukan pada pasien yang mengalami komplikasi.

3. Mengatur jadwal dinas.

4. Membimbing siswa atau mahasiswa yang melakukan praktek klinik

c. Bagian Gizi

Bagian gizi berfungsi membantu kepala puskesmas dalam kegiatan yang

dilaksanakan puskesmas. Dalam melaksanakan fungsi, bagian gizi

mempunyai tugas :

1. Melaksanakn kegiatan perbaika gizi diwilayah kerjanya.

2. Penyuluhan makanan sehat.

3. Pemberian vitaman kepada anak balita.

4. Membuat pencatatan dan laporan.

d. Bagian loket administrasi umum dan registrasi kartu

Bagian loket/kartu mempunyai tugas mencatat dan membuat nomor index

administrasi serta membuat laporan penggunaan nomor index administrasi,

dalam melaksanakn tugas, bagian loket/kartu berfungsi:

(13)

b. Mencatat penerimaan dan pengeluaran ATK.

c. Memberikan nomor index family folder sesuai urutan.

e. Bagian kamar obat

Bagian kamar obat mempunyai tugas pokok pembuatan perencanaan

obat,pengadaan atau permintaan obat penerimaan dan penyimpanan obat

pelaporan serta penyuluhan obat, dalam melaksanakan tugas. Bagian kamar

obatberfungsi :

1. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan obat yaitu perencanaan

obat, pengadaan, penyimpanan, distribusi, penggunaan, pencatatan,

dan pelaporan.

2. Membuat perencanaan obat pertahun.

3. Membuat laporan tahunan pemakaian obat.

4. Memberikan penyuluhan obat kepada masyarakat.

H. Wilayah dan Kegiatan Puskesmas pandan

Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat selain berada di unit

Puskesmas, pegawai juga memberikan pelayanan di beberapa eilayan antara lain :

PAUD, TK, SD, SMP, SMA di Kecamatan Pandan.

Tabel5 Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pandan

(14)

Kegiatan puskesmas Pandan, dalam memberikan pelayanan diberbagai

ilayah kerja antara lain :

1. Paud

a. Mendampingi pemberian Vit.A

b. Penyuluhan ttg cara sikat gigi yang baik dan benar

2. TK

a. Mendampingi pemberian Vit.A

b. Penyuluhan ttg cara sikat gigi yang baik dan benar.

3. SD

a. Pemberian obat cacing

b. Penyuluhan UKS/ UKGS

c. Penyuluhan PHBS

4. SMP

a. Penyuluhan UKS

b. Penyuluhan/ mendampingi penyuluhan bidan/promkes tentang llat

reproduksi

5. SMU

a. Penyuluhan UKS/UKGS

(15)

I. Program BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan

Badan Penyelenggara Jaminan SosialatauBPJS

dibentuk untuk menyelenggarakan program merupakan lembaga yang

undang Nomor 24 Tahun2011. Sesuai Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004

tentang

Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011, BPJS akan

menggantikansejumlah lembaga jaminan sosial yang ada di Indonesia yaitu

lembaga asuransijaminan kesehatan

Sistem JaminanSosial Nasional, BPJS merupakan badan hukum nirlaba.

a. Manfaat Program BPJS Kesehatan

Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan meliputi :

1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama, yaitu pelayanan kesehatan non

spesialistik mencakup:

a. Administrasi pelayanan

b. Pengobatan dan konsultasi medis

c. Tindakan Pelayanan promotif dan preventif

d. Pemeriksaan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif

e. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai

f. Transfusi darah sesuai kebutuhan medis

g. Pemeriksaan penunjang diagnosis laboratorium tingkat pertama

(16)

2. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, yaitu pelayanan kesehatan

mencakup:

a. Rawat jalan, meliputi:

1. Administrasi pelayanan

2. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter

spesialis dan sub spesialis

3. Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis

4. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai

5. Pelayanan alat kesehatan implant

6. Pelayanan penunjang diagnostic lanjutan sesuai dengan indikasi medis

7. Rehabilitasi medis

8. Pelayanan darah

9. Peayanan kedokteran forensik

10.Pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan

2. Rawat Inap yang meliputi:

a. Perawatan inap non intensif

b. Perawatan inap di ruang intensif

c. Pelayanan kesehatan lain yang ditetapkan oleh Menteri

b. Kepesertaan Program BPJS Kesehatan

Peserta BPJS Kesehatan adalah setiap orang, termasuk orang asing yang

bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar

(17)

1. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI) : fakir miskin dan orang tidak mampu, dengan penetapan peserta sesuai ketentuan peraturan

perundang- undangan.

2. Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non PBI), terdiri dari :

a. Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya

1. Pegawai Negeri Sipil;

2. Anggota TNI;

3. Anggota Polri;

4. Pejabat Negara;

5. Pegawai Pemerintah non Pegawai Negeri;

6. Pegawai Swasta; dan

7. Pekerja yang tidak termasuk huruf a sd f yang menerima Upah.

8. Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam)

bulan.

b. Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya

1. Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri

2. Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima Upah.

3. Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling singkat 6

(enam) bulan.

· Bukan pekerja dan anggota keluarganya

a. Investor;

b. Pemberi Kerja;

(18)

1. Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun;

2. Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak

pensiun;

3. Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun;

4. Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun yang

mendapat hak pensiun;

5. Penerima pensiun lain; dan

6. Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun lain

yang mendapat hak pensiun.

d. Veteran;

e. Perintis Kemerdekaan;

1. Janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis

Kemerdekaan; dan

2. Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sd e yang mampu

membayar iuran.

Anggota keluarga yang ditanggung, diantaranya adalah :

a. Pekerja Penerima Upah :

Keluarga inti meliputi istri/suami dan anak yang sah (anak kandung,

anak tiri dan/atau anak angkat), sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.

Anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah, dan anak angkat

yang sah, dengan kriteria:

1. Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai

(19)

2. Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25

(dua puluh lima) tahun yang masih melanjutkan pendidikan

formal.

b. Pekerja Bukan Penerima Upah dan Bukan Pekerja : Peserta dapat

mengikutsertakan anggota keluarga yang diinginkan (tidak

terbatas).

c. Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga tambahan, yang

meliputi anak ke-4 dan seterusnya, ayah, ibu dan mertua.

d. Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga tambahan, yang

meliputi kerabat lain seperti Saudara kandung/ipar, asisten rumah

tangga, dll.

Pendaftaran Bagi Penerima Bantuan Iuran / PBI :

Pendataan Fakir Miskin dan Orang Tidak mampu yang menjadi peserta PBI

dilakukan oleh lembaga yang menyelenggarakan urusan Pemerintahan di bidang

statistik (Badan Pusat Statistik) yang diverifikasi dan divalidasi oleh Kementerian

Sosial.

Selain peserta PBI yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, juga terdapat

penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan SK Gubernur/

Bupati/Walikota bagi Pemda yang mengintegrasikan program Jamkesda ke

program JKN.

Pendafataran Bagi Peserta Pekerja Penerima Upah / PPU :

1. Perusahaan / Badan usaha mendaftarkan seluruh karyawan beserta anggota

(20)

a. Formulir Registrasi Badan Usaha / Badan Hukum Lainnya

b. Data Migrasi karyawan dan anggota keluarganya sesuai format yang

ditentukan oleh BPJS Kesehatan.

2. Perusahaan / Badan Usaha menerima nomor Virtual Account (VA) untuk

dilakukan pembayaran ke Bank yang telah bekerja sama

(BRI/Mandiri/BNI)

3. Bukti Pembayaran iuran diserahkan ke Kantor BPJS Kesehatan

untuk dicetakkan kartu JKN ataumencetak e-ID secara mandiri oleh

Perusahaan / Badan Usaha.

Pendaftaran Bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah / PBPU dan Bukan

Pekerja :

1. Pendaftaran PBPU dan Bukan Pekerja

a. Calon peserta mendaftar secara perorangan di Kantor BPJS Kesehatan

b. Mendaftarkan seluruh anggota keluarga yang ada di Kartu Keluarga

c. Mengisi formulir Daftar Isian Peserta (DIP) dengan melampirkan :

1.Fotokopi Kartu Keluarga (KK)

2.Fotokopi KTP/Paspor, masing-masing 1 lembar

3.Fotokopi Buku Tabungan salah satu peserta yang ada didalam Kartu

Keluarga

4.Pasfoto 3 x 4, masing-masing sebanyak 1 lembar.

d. Setelah mendaftar, calon peserta memperoleh Nomor Virtual Account

(21)

e. Melakukan pembayaran iuran ke Bank yang bekerja sama

(BRI/Mandiri/BNI)

f. Bukti pembayaran iuran diserahkan ke kantor BPJS Kesehatan untuk

dicetakkan kartu JKN.Pendaftaran selain di Kantor BPJS

Kesehatan, dapat melalui Website BPJS Kesehatan

c. Persyaratan Menjadi di Fasilitas kesehatan Tingkat Pertama :

1. Untuk Klinik Pratama atau yang setara harus memiliki :

A. Surat Ijin Operasional

b. Surat Ijin Praktik (SIP) bagi dokter/dokter gigi dan Surat Ijin Praktik

atau Surat Ijin Kerja (SIP/SIK) bagi tenaga kesehatan lain

c. Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA) bagi Apoteker dalam hal klinik

menyelenggarakan pelayanan kefarmasian

d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan

e. Perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika diperlukan

f. Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan

Jaminan Kesehatan Nasional

2. Untuk Praktik Dokter atau Dokter Gigi harus memiliki :

a. Surat Ijin Praktik

b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

c. Perjanjian kerja sama dengan laboratorium, apotek, dan jejaring

lainnya

d. Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan

(22)

3. Untuk Puskesmas atau yang setara harus memiliki :

a. Surat Ijin Operasional

b. Surat Ijin Praktik (SIP) bagi dokter/dokter gigi, Surat Ijin Praktik

Apoteker (SIPA) bagi Apoteker, dan Surat Ijin Praktik atau Surat Ijin

Kerja (SIP/SIK) bagi tenaga kesehatan lain;

c. Perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika diperlukan

d. Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan

JKN

3. Untuk Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara harus memiliki :

a. Surat Ijin Operasional

b. Surat Ijin Praktik (SIP) tenaga kesehatan yang berpraktik

c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan

d. Perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika diperlukan

e. Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan

(23)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Penyajian Data

Bab ini berisi hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis.

Peneliti akan menyajikan hasil temuan baik berupa data – data yang didapat

dilapangan ataupun hasil observasi peneliti di lapangan. Metode pengumpulan

data dilakukan dengan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Penelitian dan pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan informan

kunci dan informan utama. Observasi lapangan juga dilakukan peneliti untuk

dapat mengamati secara bagaimana bagaimana implementasi program BPJS

Kesehatan serta apa sajakah yang menjadi hambatan dalam implementasi program

BPJS di Puskesmas Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah.

a. Identitas Informan Pimpinan dan Pegawai Puskesmas Pandan, Kecamatan Pandan Tapanuli Tengah

Pengumpulan data yang dilakukan di Puskesmas Pandan dilakukan dengan

wawancara dengan pimpinan dan pegawai puskesmas. Adapun jumlah pegawai

yang diwawancari sebanyak tiga orang, terdiri dari 1 petugas medis, 1 Kepala

Tata Usaha Puskesmas dan seorang Kepala Puskesmas Pandan. Data yang

dikumpulkan menunjukan hasil dari penelitian yang dilakukan baik secara

observasi langsung maupun wawancara yang dilakukan peneliti.

Observasi yang dilakukan peneliti dimulai pada tanggal 25 Januari,

(24)

kesehatan yang diberikan para dokter, perawat dan pegawai Puskesmas. Dalam

observasi saya, terlihat bahwa masih ditemukan beberapa maslaah yang dapat

menghambat berjalannya Program BPJS di Puskesmas Pandan, diantaranya

adalah kurangnya sosialisasi yang dilakukan pihak Puskesmas kepada masyarakat

sehingga mengakibatkan kurangnya pengetahuan masyarakat terkait dengan

program tersebut, keterbatasan sarana dan prasarana dalam menunjang kualitas

pelayanan yang diberikan, dan kurangnya rasa empati dana daya tanggap para

pegawai kepada masyarakat.

Tanggal 23 Februari 2017, saya datang ke Puskesman Pandan untuk

menyerahkan surat izin penelitian saya kepada pimpinan Puskesmas Pandan. Pada

saat itu, pimpinan puskesmas tidak ada ditempat dan saya menitipkan surat tersebt

pada petugas Tata Usaha Puskesmas. Keesokan harinya saya kembali datang dan

saya tidak mendapatkan hasil karena tidak ada petugas yang berjaga dipuskesmas.

Kemudian pada tanggal 26 Februari 2017 saya kembali datang untuk menanyakan

hasil dari surat izin penelitian saya, dan saya mendapatkan izin untuk melakukan

penelitian keesokan harinya. Saya melakukan penelitian selama satu minggu

karena beberapa pegawai tidak hadir di Puskesmas Pandan. Saya harus melakukan

janji dengan petugas setempat sebelum melakukan wawancara. Berikut ini

disajikan identitas data informan pimpinan dan pegawai di Puskesmas Pandan,

(25)

Tabel 1 Identitas Informan Pimpinan dan Pegawai Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah.

o Nama L/P Umur Jabatan

dr.Riski Nelson H L 38 Tahun Pemimpin Puskesmas

drg. Fitria HasdelinaP 34 Tahun Dokter Gigi

Anda Renaco S L 42 Tahun Kepala Tata Usaha

Sumber: Informan Penelitian 2017

Berdasarkan data informan di atas, dapat disimpulkan bahwa yang

menjadi informan dalam penelitian ini adalah pimpinan puskesmas, dokter gigi,

dan Kepala Tata Usaha yang menyimpan informasi pokok yang diperlukan dalam

penelitian atau informan pokok yang diperlukan dalam penelitian atau informan

yang mengetahui secara mendalam permasalahan yang sedang diteliti.

b. Identitas InformanMasyarakat Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah

Data yang dikumpulkan berdasarkan hasil wawancara penulis dengan masyarakat

Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah. Wawancara

dilakukan dengan terstruktur dan mendalam, dimana pertanyaan telah disusun

berdasarkan indikator yang digunakan oleh penulis. Reduksi data wawancara

dilakukan oleh penulis guna menjawab rumusan masalah yang telah ditentukan

pada bab sebelumnya. Masyarakat dianggap sebagai informan utama karena

mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang sedang diteliti.

Wawancara dengan masyarakat dilakukan selama tiga hari mulai

(26)

masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas Pandan untuk berobat. Masyarakat

yang diwawancarai berjumlah 10 orang. Berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan peneliti, Puskesmas Pandan tidak sering didatangi oleh masyarakat. Hal

tersebut dikarenakan pada puskesmas tersebut dokter yang berjaga tidak selalu

ditempat sehingga masyarakat yang sakit lebih memilih untuk berobat secara

tradisional atau berobat ke rumah sakit terdekat. Berikut identitas masyarakat

Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah.

Tabel 2 Identitas Informan Masyarakat

No Nama Umur Pekerjaan JumlahTanggungan

1. Rosdani P 32 Tahun Kuli Bangunan 4 orang

2. Nasriani Malau 39 Tahun Pedagang 0

3. Nahdiani Purba 22 Tahun Mahasiswa 0

4. Hajmila 30 Tahun Nelayan 2 orang

5. Najar Amin 32 Tahun Wiraswata 6 orang

6. Miskudin 71 Tahun Pedagang 4 orang

7. Sahdina 22 Tahun Pedagang 3 orang

8. Mita Rahayu 25 Tahun Pedagang 5 orang

9. Rahsyida 65 Tahun Pedagang 6 orang

10.Dina Aryani 27 Tahun Pedagang 2 orang

Sumber : Informan Penelitian 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa para informan terdiri dari

masyarakat yang bekerja sebagai pedagang dan memiliki tanggungan lebih dari 2

orang. Hal tersebut menunjukan bahwa mereka seharusnya lebih mendapatkan

(27)

c. Temuan Lapangan Mengenai Implementasi Program BPJS Kesehatan Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah

Wawancara dilakukan di Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten

tapanuli Tengah. Hasil temuan lapangan berupa data wawancara dan hasil

observasi langsung yang dilakukan peneliti guna mendapat jawaban terkait

implementasi dan hambatan dari program BPJS pelayanan kesehatan

dipuskesmas Pandan Kecamatan Pandan. Wawancara yang digunakan pada

penelitian ini menggunakan tipe wawancara mendalam dengan secara terstruktur,

dimana sebelum melakukan wawancara dengan narasumber penulis terlebih

dahulu menyusun pertanyaan yang akan diajukan. Pengumpulan data wawancara

dilakukan sampai menemukan titij jenuh. Titik jenuh dilakukan setelah

melakukan wawancara dengan satu orang Kepala Puskesmas dan tiga orang

pegawai di Puskesmas Pandan.

Pelayanan merupakan suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang

bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya

interaksi antara masyarakat dengan pegawai yang memberikan pelayanan untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal yang sama diungkapkan oleh Ibu Fitria

Hasdelina mengatakan bahwa :“kami berusaha memberikan pelayanan terbaik

untuk masyarakat di Kecamatan Pandan ini, namun dalam memberikan pelayanan

memang masih terdapat pegawai – pegawai yang kurang ramah atau peduli sama

(28)

Pelayanan publik seharusnya dilakukan atas dasar kebutuhan masyarakat,

dimana masyarakat menjadi tolak ukur dalam proses pelayanan tersebut.

Pelayanan publik harus berorientasi kepada masyarakat, dimana setiap pekerja

yang bertugas memberikan pelayanan publik harus dapat memenuhi segala

kebutuhan masyarakat. Hal yang sama diungkapkan oleh Kepala Puskesmas

Pandan, yaitu Bapak Riski Nelson Harahap, beliau mengatakan :

“dalam memberikan pelayanan khususnya di bidang kesehatan, kami

berupaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Di sini, masyarakat

kami layani sepenuh hati. Kami juga melakukan evaluasi kepada para

pegawai supaya pegawai di sini juga memberikan pelayanan dengan

sepenuh hati dan menjalankan tanggung jawabnya sesuai dengan

pekerjaannya. Apalagi dengan adanya BPJS yang diberikan pemerintah

ini, jadi pengobatan di sini murah, sehingga masyarakat dapat menikmati

pelayanan kesehatan yang gratis dengan pelayanan terbaik dari kami.”

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan adalah badan hukum

publik yang bertanggung jawab kepada presiden dan berfungsi menyelenggarakan

program jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk indonesia termasuk orang

asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan indonesia. Hal ini senada

dengan yang diungkapkan Ibu Fitria Hasdelina, beliau mengatakan :

“Puskesman Pandan ini ikut serta dalam menyelenggarakan program BPJS

dari pemerintah ini, hanya saja yang disayangkan masih kurang masyarajat

yang menggunakan BPJS di sini alasannya karena sekarang kan sudah

(29)

BPJS ini kan masih berbayar. Tapi, meskipun gitu masih ada juga yang

pakai BPJS di sini.”

Program BPJS merupakan program jaminan sosial yang bersifat wajib

menurut Undang – Undang bagi setiap masyarakat, dimana biaya yang dikenakan

setiap bulannya lebih ringan sehingga masyarakat dapat mendapatkan pengobatan

yang terjangkau. Bapak Anda Renaco selaku Kepala Tata Usaha Puskesmas

Pandan mengatakan bahwa :

“adanya BPJS ini jadi masyarakat di Kecamatan Pandan ini jadi lebih

mudah dalam melakukan pengobatan. Besaran kenaikan iuran BPJS

Kesehatan untuk kategori PBPU dan PB tahun ini iuran BPJS Kelas 1 :

Rp. 80.000,- naik Rp. 20.500,- dari tarif iuran sebelumnya sebesar Rp.

59.500. Peserta mendapatkan fasilitas kesehatan rawat inap setara kelas 1

dengan jumlah pasien per kamar 2-4 orang. Iuran BPJS Kelas 2 : Rp.

51.000,- naik Rp. 8.500,- dari tarif iuran sebelumnya sebesar Rp. 42.500,-

Peserta mendapatkan fasilitas kesehatan rawat inap setara kelas 2 dengan

jumlah pasien per kamar 3-5 orang. Iuran BPJS Kelas 3 : Rp. 25.500,- tarif

iurannya tetap, tidak berubah dari tarif iuran sebelumnya. Peserta

mendapatkan fasilitas kesehatan rawat inap setara kelas 3 dengan jumlah

pasien per kamar 4-6 orang.”

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bapak Ridwan Purba yang juga

menggunakan BPJS di Puskesmas Pandan, beliau mengatakan :

“saya merasa menggunakan BPJS sangat penting apalagi bagi masyarakat

(30)

saya di ringan kan. apalagi ketika saya melakukan operasi dengan begitu

biaya yang saya keluarkan tidak terlalu banyak, karena setiap bulannya

saya rutin membayar iuran BPJS sebesar 25.500 perbulan.”

Menurut Ibu Nasriani Malau, beliau mengatakan “menggunakan BPJS

sanagtlah penting, karena jaman sekarang ini biaya kesehatan mahal. Saya

menggunakan BPJS pemerintah tapi saya belum pernah menggunakan BPJS

tersebut karna kalau saya sakit saya menggunkaan pengobatan secara umum

saja.” Bapak Najar Amin, beliau juga mengatakan :

“bagi saya bpjs itu ada penting nya juga karna kita tidak selamanya bisa

berobat secara umum, bisa saja dalam situasi dadakan kita ingin berobat

dengan biaya yang cukup besar akan terbantu jika kita tidak memiliki

biaya ,maka dengan demikian jasa BPJS akan lebih membantu.”

Penyelenggaraan jaminan sosial tidak akan berjalan tanpa adanya kerja

sama antara pihak terkait. Masyarakat juga diharapkan dapat bekerja sama dalam

menyelenggarakan program BPJS ini. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Riski

Nelson, beliau mengatakan bahwa “masyarakat di Kecamatan Pandan sudah mau

melakukan pendaftaran program BPJS, namun masih ada banyak keluhan yang

diungkapkan masyarakat yang mungkin bisa ditangani pemerintah pusat atau

daerah, karena memang penggunaan BPJS ini terbilang berbelit – belit.”

Menurut Bapak Miskudin, beliau mengatakan bahwa :

“sebelumnya saya tidak menggunakan BPJS, ketika saya ingin

berobat,bidan tersebut mengusul kan menggunakan BPJS untuk berobat

(31)

BPJS tersebut lalu ingin mengunakan nya tetapi pihak rumah sakit belum

menerima atau menolak. BPJS tersebut bisa digunakan dalam selang

waktu 2 minggu padahal saya membutuhkan pengobatan yang lebih cepat.

Akhirnya terlalu lama menunggu jasa BPJS selama 2 minggu akhirnya

saya memilih pengobatan umum dengan biaya yang cukup besar.”

Berbeda dengan Ibu Sahdina yang mengatakan bahwa “saya tidak

menggunakan jasa BPJS karna tidak terdaftar dari pemerintah. Untuk saat ini saya

menggunakan pengobatan umum atau pengobatan tradisonal.” Menurut Ibu

Rasida, beliau mengatakan “saya menggunaka kartu BPJS, tapi saya lebih mau

menggunakan jasa bidan karna pengobatan nya lebih baik dan pelayanan nya pun

cukup memuaskan.” Penggunaan BPJS ini sangat bermanfaat bagi keluarga

terlebih yang memiliki tangungan banyak, seperti yang diungkapkan oleh Ibu

Dina Ariani, beliau mengatakan “saat ini saya belum berfikiran untuk

menggunakan BPJS karena saya belum berumah tangga. Tapi ketika saya

berumah tangga saya baru menggunakan jasa BPJS, karena biaya kesehatan itu

mahal, kalau banyak anak kan pasti butuh biaya besar jadi lebih baik pakai

BPJS.”

Hal senada diungkapkan oleh Ibu Hajmila, beliau mengatakan bahwa

“tidak menggunakan BPJS karena saat ini belum membutuhkan jasa

BPJS, karna apabila saya sakit saya hanya berobat pada bidan terdekat

saja. Menurut saya BPJS digunakan dalam keadaan darurat saja atau

pengobatan yg bisa dikatakan menggunakan biaya yang cukup besar dan

(32)

BAB V ANALISIS DATA

A. Analisis Implementasi BPJS

Berbicara mengenai implementasi pelayanan di indonesia baik di pusat

maupun di daerah masih belum di terapkan sebagaimana mestinya, masih

kurangnya penerapan nilai-nilai etika yang disebabkan karena keberagaman

pemahaman, tidak di dukungnya kebijakan yang memadai, bahkan adanya

pertentangan dengan nilai budaya lokal menjadi suatu permasalahan yang

menjadikan implementasi terhadap pelayanan khususnya dibidang kesehatan

dikatakan terhambat. Belum ada starategi implementasi yang mengakibatkan

permaslahan dalam mendukung kinerja para apatarur yang ada di pusat

maupun daerah.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) merupakan salah satu strategi

dari pemerintah dalam hal memberikan pelayanan berupa jaminan kesehatan.

Program yang dibuat pemerintah guna memberikan jaminan kesehatan bagi

masayarakat ini di rasa cukup sangat membantu mengingat besarnya biasaya

yang harus dikeluarkan dalam hal kesehatan. Tetapi mengenai baik atau

buruknya suatu program tergantung pada penerapan dan tanggapan dari yang

merasakan program atau kebijakan tersebut. Oleh karena itu dalam hal ini

peneliti mengunakan 6 variabel, menurut van metter dan van horn ( 1975),

(33)

B. Standar dan Sasaran Masyarakat Kebijakan

Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) merupakan suatu program

yang dibuat oleh pemerintah yang ditujukan pada masyarakan dalam hal

memberikan jaminan sosial terkhusus dibidang kesehatan, tetapi dalam hal ini

di Puskesmas Pandan Kecamatan Pandan BPJS masih di anggap awam bagi

masayarakat sekitar hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi kepada

masyarakat bagaimana program dari BPJS ini secara jelas sementar. Ini sangat

di sayangkan mengingat target dari BPJS tersebut adalah masyarakat, selain

dari kurangnya sosialisasi permasalahan fasilitas sarana dan prasarana juga

menjadi kendala. Untuk memberikan pelayanan secara maksimal fasilitas

menjadi hal yang sangat penting dalam hal kesehatan, tetapi berdasarkan hasil

wawancara dan observasi yang dilakukan dengan fasilitas menjadi masalah

yang harus segra di tanggulangi. Karena Puskesmas menjadi tempat

pertolongan pertama jika terjadi gangguan kesehatan pada masyarakat

khususnya di daerah.

Menurut Keputusan Menteri Aparatur Negara No.63 Tahun 2003, tentang Penyelenggraan Pelayanan Publik “setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memeliki standar dan publikasi sebagai jaminan adanya kepastian bagi peneriman pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggraan pelayanan publik yang wajib di taati oleh pemberi atau penerima pelayanan. Standar pelayanan sekurang-kurangnya meliputi:

1. Prosedur pelayanan

Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduan.

2. Waktu penyelesaian

Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan termasuk pengaduan.

3. Biaya pelayanan

(34)

4. Produk pelayanan

Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

5. Sarana dan prasarana

Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik.

6. Kompetensi petugas layanan

Kompotensi petugas pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan.”

Pemerintah dalam membuat suatu kebijakan sudah pasti memiliki

standar yang telah ditetapkan, terlebih lagi dalam hal pelayanan kesehatan

yang dirasa sangat penting bagi setiap warga negara. Untuk itu pemerintah

perlu menetapkan kebijakan secara terintegrasi dan lebih optimal lagi dalam

memeberikan pelayanan publik khususnya dibidang kesehatan ini, diperlukan

juga peranan dari masyarakat dalam memberikan saran atau masukan terhadap

apa yang dibutuhkan oleh masyarakat mengingat kebijakan yang dibuat

tersebut juga meliputi masyarakat.

C. Sumber Daya

Unsur terpenting dari sebuah sistem pelayanan publik adalah perlunya

kode perilaku petugas pelaksana pelayanan kesehatan dalam memberikan

pelayanan secara maksimal. Karena ini menjadi salah satu faktor penentu

keberhasilan sistem pelayanan publik, terutama didasari bahwa sebagian besar

keluhan yang terjadi di masyarakat terkait pelayanan yang diberikan baik itu

oleh pihak Puskesmas dan juga pemerintah dalam hal ini petugas BPJS.

Pelayanan yang kurang baik, sarana dan prasarana yang tidak memadai,

produk yang ditawarkan juga dirasa kurang berpihak kepada masyarakat,

(35)

masih minimnya anggaran menjadi alasan kepada masih banyak kekurangan

yang didapat dalam hal memberikan pelayanan sebaik mungkin. Menurut

Undang-undang No.36 Tahun 2009, tentang kesehatan “anggran kesehatan

pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota seyogyanya minimal sejumlah

sepuluh persen dari total APBD diluar gaji (belanja pegawai).”

Undang-undang No.36 Tahun 2009, tentang kesehatan juga menyebutkan “pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan kesehatan berkesinambungan dengan jumlah mencukupi, teralokasi secara adil, dan termanfaatkan. Pembiayaan kesehatan terdiri dari pembiayaan yang bersumber dari pemerintah serta pembiayaan yang bersuber dari masyarakat.”

Tidak dapat di pungkiri, bila pembangunan sistem pelayanan

kesehatan di Indonesia terkhusus di daerah membutuhkan perubahan secara

menyeluruh. Mulai dari pelayanan jaminan kesehatan nasional, pendaan

secara cukup dan merata, serta pada keberanian dari pemerintah membuat

suatu terobosan dalam menyikapi masalah kesehatan. Dengan adanya BPJS

seharusnya masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan akses pengobatan

secara baik, karena adanya partisipasi yang diberikan oleh masyarakat dalam

bentuk pembayaran iuran tiap bulan.

D. Hubungan Antar Organisasi

Guna terciptanya pelayanan yang diharapkan masyarakat dalam hal

kesehatan, di perlukan koordinasi secara baik dari pemerintah, badan atau

organisasi yang bergerak dibidang kesehatan, dan masayarakat. Puskesmas

salah satu tempat kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS dirasa merupakan

suatu kebiajakan yang bagus mengingat akses menuju rumah sakit besar di

(36)

Pandan masih kurangnya fasilitas yang memadai sehingga masyarakat banyak

yang lebih memilih melakukan pengobatan secara tradisional. Selain itu,

masyarakat enggan menggunakan BPJS dikarenakan prosesnya yang terlalu

berbelit-belit, pandangan masyarakat yang lebih memilih menggunakan Kartu

Indonesia Sehat (KIS) dikarenakan gratis menjadi alasan masyarakat kurang

tertarik untuk memakai BPJS, selain itu tidak bisa berobat di sembarang

rumah sakit juga menjadi masalah bagi BPJS karena masih terdapat rumah

sakit yang belum bekerjasama dengan pihak BPJS.

Pelayanan kesehatan menjadi perhatian yang dirasa sangat penting

dalam suatu negara, banyaknya lembaga terkait dalam hal meningkatkan

kualitas kesehatan menjadi suatu bentuk kemajuan yang positif. Birokrasi di

bidang kesehatan selama ini memang banyak dikeluhkan masyarakat, namun

seiring waktu berjalan baik Puskesmas, rumah sakit, Departemen Kesehatan,

dan yang terpenting pemerintah terlihat terus berbenah diri memperbaiki

rumitnya birokrasi bidang kesehatan.

E. Karakteristik Agen Pelaksana

Kontribusi terbesar dalam pembangunan kesehatan ditentukan di

tentukan melalui keberhasilan pelayanan kesehatan melalui Puskesmas, bukan

rumah sakit. Karena itu fungsi dari puskesmas yang semula berorientasi

kepada upaya pertolongan dan pengobatan meski segera mengalami

peningkatan. Di tambah lagi dengan adanya bantuan dari BPJS dalam hal

pendanaan, seharusnya bisa menumbuhkan rasa percaya masyarakat akan

(37)

sakit. Jadi Puskesmas bisa menjadi pilihan yang tepat bagi masyarakat

terutama di daerah yang jauh dari rumah sakit besar.Tetapi harapan itu tidak

mudah untuk mewujudkannya, pasalnya program dari BPJS yang dirasa

pemerintah dapat membantu masyarakat dalam mendapatkan kualitas

pelayanan saja belum mendapatkan repont yang begitu baik dari masyarakat

terkhusus di daerah. Apalagi BPJS bisa dikatakan memilki catatan yang

kurang baik dalam segi memberikan pelayanan kepada masyarakat. Yang

terpenting adalah BPJS Kesehatan mengontrol sistemnya untuk

mempermudah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Agar

kedepannya masyarakat bisa mempercayaai untuk menggunakan BPJS.

F. Disposisi Implementor

Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) berada dibawah

ketetapan pemerintah, dengan kata lain program yang dibuat oleh BPJS

berada dibawah pengawasan dai pemerintah. Pada hakekatnya pihak BPJS

telah berusaha melakukan semuanya sesuai dengan kebijakan yang telah

ditetapkan oleh pemerintah, tetapi dalam implementasinya masih banyak

kekurangan yang masih harus diperbaiki dalam memberikan pelayanan.

Kurangnya pemahaman tentang arti dari sebuah pelayanan membuat petugas

BPJS masih diterbilang belum melakukan tugasnya dengan benar. Kurangnya

tenaga medis di tingkat Puskesmas juga memberikan pengaruh terhadap

pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Pasalnya jika tenaga medis

yang ada di Puskesmas belum tercukupi maka penanganan terhadap

(38)

2009, tentang kesehatan “pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan,

pendayagunaan, pembinaan, dan pengawasan mutu tenaga kesehatan dalam

rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan.”

Bila ditelisik lebih lanjut peran negara dalam hal ini pemerintah lah

yang menjadi vital dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan

masyarakat. Ketersediaan pemerintah berkontribusi secara maksimal dalam

penanganan masalah kesejahteraan kesehatan, akan menjadi suatu momentum

untuk membuktikan bahwa negara ini sudah mampu menyediakan pelayanan

sosial dalam bidang kesehatan. Namun momentum tersebut akan hilang,

ketika apa yang di rencanakan dan di sebut-sebut ini tidak atau belum tercapai

secara maksimal.

G. Kondisi Lingkungan

Kondisi lingkungan menjadi hal yang sering disebut jika berbicara

mengenai daerah, begitu halnya jika menyinggung masalah pelayanan

kesehatan yang ada di daerah. Masalah kesehatan bukan hanya berkaitan erat

dengan teknis medis, namun lebih jauh masuk kedalam ranah yang sifatnya

sosial, ekonomi, dan bahkan politik. Lebih percayanya masyarakat dalam

menggunakan pengobatan tradisonal dan juga masih rentan kondisi

perekonomian keluarga menjadikan program yang di buat pemerintah

mengalami kerumitan yang harus segera di cari solusinya.

(39)

memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan.(2)Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.(3)Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya.”

Seperti yang terdapat dalam Undang-Undang di atassetiap orang

berhak menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya

dan setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,

bermutu, dan terjangkau. Ini membuktikan bahwa yang paling perlu di

lakukan oleh pemerintah adalah meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

kepada masyarakat, walaupun harus mempertimbangkan aspek lingkungan

seperti sosial, ekonomi, dan politik tetapi setiap masyarakat hanya

menginginkan kualitas kesehatan yang terbaik.

H. Analisis Kualitas Pelayanan Kesehatan

Pelayanan bidang kesehatan sangat penting dan diperlukan oleh semua lapisan

masyarakat. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam pelayanan kesehatan

di Indonesia, dari hulu hingga hilir. Tidak hanya dampak politik serta

kebijikan pemerintah atas pelayanan-pelayanan kesehatan tersebut, tetapi juga

dampak sisi ekonominya.

Kata pelayanan memiliki banyak arti, apalagi berbicara mengenai

masyarakat banyak. Pelayanan publik adalah segala kegiatan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan hak hak dasar setiap warga negara

dan penduduk atas suatu barang, jasa atau pelayanan administrasi yang

disediakan oleh penyelenggara pelayanan yang tekait dengan kepentingan

(40)

Tetapi berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, pelayanan

publik yang terdapat di Puskesmas Pandan sanagat tidak memuaskan. Pegawai

tidak bersikap ramah dan sopan kepada masyarakat yang datang untuk

berobat, mereka juga kurang memiliki rasa empati terhadap sesama, pegawai

kesahatan atau tim medis yang seharusnya berada di Puskesmas sering tidak

berada ditempat sehingga masyarakat banyak yang lebih memilih pergi dan

berobat ke tempat lain.

Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/

secara bersama sama dalam suatu organisasi yakni puskesmas yang dijadikan

sebagai wadah dalam pemeliharan dan peningkatan kualitas kesehatan

masyarakat, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan

kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat yang ditunjukan

untuk mencapai derajat kesehatan perorangan/ masyarakat yang optimal/

setinggi tingginya.

Menumbuhkan rasa kesadaran akan kecintaan terhadap pekerjaan dan

kepedulian terhadap sesama saat ini dirasa menjadi pokok yang harus di

tingkatkan. Agar pelayanan publik yang diharapkan sebagaimana mestinya

(41)

BAB VI KESIMPULAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Program BPJS

Kesehatan Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kecamatan

Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, dapat disimpulkan :

A. Implementasi Kesehatan

Secara keseluruhan implementasi kesehatan yang dilakukan baik dari

petugas BPJS maupun petuas Puskes masih di rasa sangat kurang dan perlu

banyak di perbaiki. Pertama, terkait masalah sosialisasi tentang program BPJS

kepada masyarakat masih terbilang sangat minim. Terlihat lebih memilihnya

masyarakat untuk menggunakan KIS, melakukan pengobatan tradisional, dan

juga langsung menuju rumah sakit umum. Kedua, birokrasi yang panjang dan

tumpang tindih tugas serta kewenangan. Ini menyebabkan penyelenggaraan

pelayanan publik menjadi panjang dan melalui proses yang berbelit-belit.

Ketiga, rendahnya kualitas pelayanan dan kurangnya pemahaman akan arti

pelayanan yang sesungguhgnya dari petugas merupakan sorotan yang sangat

perlu diperhatinan mengingat pelayanan kepada masyarakat merupakan yang

paling penting dan mendasar mengenai tugas yang dari apratur negara. Ini

merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan sistem pelayanan publik,

terutama di sadari bahwa sebagian besar permasalahan dan keluhan yang

terjadi di Indonesia terkain masalah pelayan publik. Keempat, untuk

(42)

koordinasi dan kolaborasi yang baik oleh pemerintah pusat, daerah, maupun

swasta. Berhubung dengan koordinasi indikator vitalnya terletak pada

komunikasi yang dibangun antar lembaga yang terkait dalam meningkatkan

kesehatan di Indonesia terutama di daerah.

B. Kualitas Pelayanan Kesehatan

Puseksemas menjadi pilar utama penentu keberhasilan suatu kualitas

pelayanan kesehatan, bukan melalui rumah sakit. Karenanya fungsi dari

Puskesmas harus mengalami peningkatan bukan hanya sebagai pengobatan

dan pemulihan tetapi juga bisa memberikan perawat secara berkala. Tetapi ini

menjadi kendala yang membutuhkan waktu cukup lama dalam hal

mewujudkan Pusekesmas yang memiliki taraf kulitas seperti rumah sakit.

Diperlukan kesiapan dan kebijakan secara berani dari semua stakeholder agar

terwujud apa yang menjadi harapan dari masyarakat dan kewajiban dari

pemerintah. Kepuasan yang dirasakan oleh masayarakat menjadi indikator

keberhasilan dari kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan.

Pelayanan kesehatan sejatinya dilihat sebagai investasi untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia dan mendukung pembangunan ekonomi, serta

memilki peran penting dalam menangulangi kemiskinan. Ada begitu banyak

permasalahan penting dalam konteks pelayanan kesehatan di negeri kita di

antaranya masalah, kualitas, pemertaan dan keterjangkauan, pelayanan

kesehatan, perlindungan masyarakat dibidang obat dan makanan, serta

(43)

penangulangan wabah penyakit, pelayanan kesehatan didaerah bencana, serta

pemenuhan kebutuhan fsilitas yang memadai

B. Saran

1. Pemerintah harus serius dalam menyikapi permasalahan kesehatan yang di

alamai oleh masyarakat khususnya yang berada di daerah seperti pada

Puskesmas Pandan, penambahan anggaran yang selama ini menjadi hal yang

dibutuhkan Puskesmas guna melengkapi fasilitas yang baik haruslah segera

terealisasikan. Peningkatan pengawasan terhadap anggran ataupun BPJS juga

sangat dibutuhkan, agar dana yang ada bisa digunakan untuk hal yang

meningkatkan kualitas.

2. Di perlukan pelatihan rutin bagi para petugas BPJS maupun Puskesmas .agar

lebih meningkatkan kualitas pelayanan dan kecintaan terhadap perkerjaan

yang dijalani, dengan hasil dapat memberikan kepuasan pelayanan kesehatan

Gambar

Tabel 1.  Luas Wilayah, Populasi, dan Kepadatan Penduduk Menurut
Tabel 2. Banyaknya Fasilitas Kesehatan menurut Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2014
Tabel 3. Profil SDM Pegawai Puskesmas Pandan
Tabel 4. Kualifikasi Pegawai Berdasarkan Tenaga Medis Puskesmas Pandan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan literatur penelitian diatas terhadap tumbuhan daun jambu air Syzygium aqueum (Burm. F), maka penulis tertarik untuk mengetahui kandungan metabolit

membacakan teks berita dengan intonasi yang tepat, artikulasi dan volume suara yang jelas, serta ekspresi yang sesuai dengan konteks5.

1. H 0 : Tidak ada pengaruh kecerdasan emosional dan motivasi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMPN 1 Kauman Tulungagung. H 1 : Ada pengaruh kecerdasan

Universitas Negeri

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional .... Pengetian

famili Myrtaceae dan dikenal sebagai jambu air. Marga Syzygium umumnya berbunga tipe duduk. Bunga itu tersusun dan terhimpit oleh daun pelindung yang

Emotional intelligence is the ultimate skill, ability that can affect other abilities. Ability is one of them in the ability to motivate yourself. While the

1. Bahwa kinerja keuangan perusahaan CV Karunia Jaya pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2016 mengalami fluktuasi bila ditinjau dari rasio keuangan khususnya