• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. Standar Kompetensi: - RPP KLS 8_membaca berita

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "I. Standar Kompetensi: - RPP KLS 8_membaca berita"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Sekolah : SMP Negeri 37 Jakarta

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas / Semester : VIII / 2

Alokasi Waktu : 2 X 40 menit I. Standar Kompetensi:

11. Memahami ragam wacana taks dengan membaca ekstensif, membaca intensif, dan membaca nyaring

II. Kompentensi Dasar:

11.3. Membacakan teks berita dengan intonasi yang tepat serta artikulasi dan volume suara yang jelas.

III. Indikator

1. Mampu memberi tanda penjedaan dalam teks berita

2. Mampu membacakan teks berita dengan intonasi yang tepat, artikulasi dan volume suara yang jelas, serta ekspresi yang sesuai dengan

konteks

IV.Tujuan Pembelajaran:

1. Peserta didik mampu memberi tanda penjedaan dalam teks berita. 2. Peserta didik mampu membacakan teks berita dengan intonasi yang

tepat, artikulasi dan volume suara yang jelas, serta ekspresi yang sesuai dengan konteks.

V. Materi Pembelajaran

Membacakan teks berita memerlukan teknik tersendiri, yaitu lafal harus jelas, intonasi harus tepat, dan volume suara harus sesuai.

Lafal merupakan pengucapan bunyi. Pelafalan bunyi tersebut tepat apabila diucapkan sesuai dengan daerah artikulasinya. Intonasi merupakan tinggi rendah suara. disebut pula tone atau nada suara dalam membaca teks berita. Volume dalam teknik membaca merupakan keras lemah suara yang diucapkan. Apabila lafal, intonasi, dan volume suara tepat, pembacaan berita akan berhasil dengan baik. Intisari berita yang dibacakan akan dapat sampai ke telinga pendengar dengan jelas.

Agar berita yang dilisankan mudah dipahami oleh pendengar,

(2)

Dalam bahasa Indonesia dikenal tanda-tanda berikut. ketukan atau digunakan antarfrasa dalam klausa.

 Tanda silang ganda (#) digunakan antarkalimat dalam wacana. VI.Metode Pembelajaran

 Peserta didik dan guru bertanya jawab tentang pembelajaran menulis berita pada pertemuan sebelumnya.

 Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang manfaat membaca berita yang baik bagi pendengar/pemirsa.

Presensi dan motivasi :

 Guru mendata daftar hadir peserta didik. (Nilai karakter: disiplin, peduli)

 Guru memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. (Nilai karakter: antusias/bersemangat)

 Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang peluang profesi bidang jurnalistik, khususnya sebagai pembaca berita.

2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi

 Guru mengarahkan peserta didik untuk mencermati berbagai pembacaan berita melalui tayangan slide power point. (Nilai karakter: cermat)

 Guru dan peserta didik bertanya jawab tentang tayangan pembacaan berita atau penampilan pembaca berita. (Nilai karakter: kerja keras)

b. Elaborasi

 Peserta didik dengan bimbingan guru dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mendiskusikan hal-hal yang harus diperhatikan dalam membaca berita. (Nilai karakter: kerjasama, santun, menghargai pendapat orang lain)

 Siswa mengamati narasumber/model membacakan teks berita, kemudian mendiskusikan intonasi, artikulasi, dan ekspresi narasumber/model yang bersangkutan.

(3)

 Siswa berlatih membacakan teks berita dengan intonasi yang tepat, artikulasi dan volume suara yang jelas, serta ekspresi sesuai dengan konteks.

 Siswa menuliskan tanggapan/komentar terhadap pembacaan teks berita yang dilakukan oleh temannya.

c. Konfirmasi

 Peserta didik menanggapi pembacaan teks berita, guru memberikan arahan. (Nilai karakter: santun, menghargai karya orang lain)

 Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap penampilan membaca berita.

Pembaca teks berita terbaik direkam, kemudian diupload di youtube.

(Nilai karakter: bangga)

 Guru memberikan motivasi kepada peserta didik yang penampilannys masih terdapat kekurangan atau kesalahan. (Nilai karakter: tidak putus asa)

3. Kegiatan Akhir

 Guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran.

 Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.

 Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

 Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.

VIII. Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Alat : TV/LCD, mikrofon, handycam/ponsel, teks berita hasil karya siswa

2. Sumber :

a. Kisyani Laksono. Contextual Teaching and Learning Bahasa Indonesia: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII. Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008, halaman 99.

(4)

 Mampu memberi

kerja 1.Berilah tanda jeda padateks berita yang akan kamu bacaan!

1 Peserta didik memberikan tanda jeda pada teks berita yang akan dibacanya dengan sangat tekun dan antusias.

A

Peserta didik memberikan tanda jeda pada teks berita yang akan dibacanya dengan tekun dan antusias.

B

Peserta didik memberikan tanda jeda pada teks berita yang akan dibacanya dengan kurang tekun dan kurang antusias.

C

Peserta didik tidak melakukan apa-apa D

2. Instrumen 2

Penilaian hasil mengukur keterampilan peserta didik dalam membaca berita dapat diamati dari aspek berikut :

Aspek yang dinilai Pertanyaan Skor

Ketepatan pelafalan Apakah pelafalan kata sudah tepat ? 5 Ketepatan intonasi Apakah intonasi sesuai dengan isi

kalimat

5

Ketepatan mimik

dan gerakah Apakah ekspresi wajah dan gerakan tubuh menunjang isi ? 5 Kelancaran Apakah pembacaan berita lancar

(5)

Drs. H. Ngadiman NIP. 195812281984031005

Yuyud Subarna, S.Pd. NIP.

196710211999031002

Lampiran Teks Berita 1

Tabrakan Beruntun Tewaskan 6 Orang

Lima Orang Sekeluarga

Cirebon –

Enam orang tewas dalam tabrakan beruntun di Jalan

Raya Bandengan, Pangarengan, Kanci, Kabupaten Cirebon, dini hari

kemarin. Lima orang di antara mereka sekeluarga. Tabrakan itu

melibatkan dua truk, satu bus, dan sebuah Opel Blazer.

Lima orang tewas adalah penumpang Opel Blazer yang

dikemudikan Heri Yulianto, 36, warga kompleks BRI, Purwoyoso,

Ngaliyan, Semarang, Jateng. Dia tewas seketika di lokasi kejadian

bersama istrinya, Ny. Herlina, 35, dua orang anaknya, dan seorang

pembantu rumah tangganya, Rumini, 25.

Sementara itu, seorang korban tewas lainnya ialah M. Hidayat, 31,

warga Secang, Magelang, penumpang bus. Dia juga tewas di lokasi

kejadian. Selain enam orang tewas, empat orang penumpang bus

mengalami luka parah. Tiga korban dirawat di RSUD Gunung Jati, Kota

Cirebon, yakni Purwanto, 51, warga Kalitekak, Gunung Kidul, DIY;

Saefuddin, 30, warga Bawaran I Gunung Kidul; dan Suharno, 38,

penduduk Nepabulerejo, Magelang. Seorang korban lainnya dilarikan ke

RS Tentara Ciremai, Kota Cirebon.

(6)

muncul Opel Blazer yang dikemudikan Heri, juga dalam kecepatan

tinggi. Tabrakan antara bus dan Opel Blazer pun tak bisa dihindari.

Truk tronton juga menyeret Opel Blazer itu hingga terjerumus

masuk sawah dalam posisi tertindih badan truk. “Opel Blazer ringsek

dan semua penumpangnya tewas seketika,” ujar Made.

Teks Berita 2

POLUSI UDARA DI KOTA TEGAL

Polusi udara di sejumlah tempat di Kota Tegal melebihi ambang baku mutu. Hal itu erbahaya bagi kesehatan karena dapat menimbulkan gangguan pernapasan. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai kualitas udara di Kota Tegal, Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan atau Bapedal Kota Tegal kembali melakukan pengujian terhadap kualitas udara di wilayah

tersebut, Selasa (4/9).

Kepala Seksi Pengendalian Lingkungan dan Laboratorium Kapedal Kota Tegal, Hendiati Bintang Takarini, mengatakan bahwa dari hasil pengujian terhadap kualitas udara tahun 2006,terdapat empat titik yang kadar polusi udaranya melebihi ambang baku mutu. Empat titik tersebut meliputi kawasan perempatan Maya, kawasan di depan depo Pertamina, Pasar Langon, dan Pasar Pagi Kota Tegal. Polusi yang terjadi di tiga kawasan pertama akibat partikel debu yang berlebihan, sedangkan polusi di Pasar Pagi Kota Tegal akibat konsentrasi timah hitam yang berlebihan.

Sesuai dengan Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2001 tentang Baku Mutu Udara Ambient, kadar partikel debu di suatu wilayah maksimal 150 miligram per meter kubik. Namun, kadar partikel debu di kawasan perempatan Maya mencapai 211,66 miligram per meter kubik. Di depan depo Pertamina mencapai 329,85 miligram per meter kubik, dan di Pasar Langon mencapai 202,05 miligram per meter kubik. Kadar partikel timah hitam di suatu wilayah maksimal 2,0 miligram per meter kubik. Namun, kadar partikel timah hitam di Pasar Pagi Kota Tegal mencapai 5,17 miligram per meter

(7)

Menurut Hendiati, polusi udara yang terjadi di beberapa titik Kota Tegal akibat akumulasi asap kendaraan dan limbah industri. Polusi tersebut berbahaya bagi kesehatan karena dapat menimbulkan gangguan pernapasan. Oleh karena itu, perlu upaya memecah konsentrasi kepadatan lalu lintas.

Teks Berita 3

Kendaraan tidak layak jalan adalah satu penyebab kecelakaan yang menonjol di Indonesia, selain faktor-faktor lain. Beberapa diantaranya adalah kelalaian pengemudi, rendahnya disiplin berlalu lintas (tidak mematuhi tanda dan rambu lalu lintas), pengemudi mengantuk, pengemudi agresif, dan ban pecah.

Kondisi lalu lintas jalan di Indonesia saat ini termasuk sangat memprihatinkan.Di antara negara-negara ASEAN, Indonesia dianggap masih kurang serius dalam menangani keselamatan jalan. Dalam tahun 2004, tercatat sekitar 300.000 orang tewas di jalan. Itu berarti sedikitnya 80orang tewas setiap hari di jalan. Belum lagi yang luka parah dan cacat.Itu berdasarkan data kecelakaan yang tercatat, bagaimana dengan kecelakaan yang tidak tercatat? Kemungkinan besar

jumlah korban tewas menjadi lebih banyak,mengingat sudah menjadi rahasia umumbahwa di negara ini ada banyak kecelakaan yang kadang membawa korban jiwa yang tidak dilaporkan kepada aparat.

Menurut data tim kerja sama Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesiapada tahun 2002, perkiraan kerugian ekonomi akibat kecelakaan lalu lintas sekurang-kurangnya Rp30,82 triliun. Kecelakaan itu juga menimbulkan kemiskinan terhadap 62,5 persen dari keluarga korban kecelakaan yang meninggal dunia, sedangkan bagi korban luka berat 20 persen mengalami kemiskinan dan penurunan tingkat kesejahteraan.

(8)

jumlah dan fatalitas akibat kecelakaan lalu lintas di jalan melalui kemitraan antara berbagai pihak, baiklangsung maupun tidak langsung berkaitan

Referensi

Dokumen terkait

 Mampu membacakan teks berita dengan intonasi yang tepat, artikulasi dan volume suara yang jelas, serta ekspresi yang sesuai dengan konteks KKM KOMPETENSI DASAR 11.3. KKM

teks berita dengan intonasi yang tepat, artikulasi dan volume suara yang jelas, serta ekspresi yang sesuai dengan konteks Menulis. 12 Mengungkapkan informasi dalam

 Mampu membacakan teks berita dengan intonasi yang tepat, artikulasi dan volume suara yang jelas, serta ekspresi yang sesuai dengan konteks. Aspek :

11.3 Membacakan teks berita dengan intonasi yang tepat serta artikulasi dan volume suara yang jelas Aspek :

teks berita dengan intonasi yang tepat, artikulasi dan volume suara yang jelas, serta ekspresi yang sesuai dengan konteks. KKM KOMPETENSI

membacakan teks berita dengan intonasi yang tepat, arti- kulasi dan volume suara yang jelas, serta ekspresi yang sesuai dengan

 Mampu membacakan teks berita dengan intonasi yang tepat, artikulasi dan volume suara yang jelas, serta ekspresi yang sesuai dengan konteks. Aspek :

Media tersebut menarik untuk digunakan dalam pembelajaran membacakan teks berita dengan intonasi yang tepat serta artikulasi dan volume suara yang jelas.. Hal itu, dapat