• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.3 Metode Penelitian

4.3.2 Dampak Persebaran Spasial Kredit dan Konsums

4.3.2.4 Analisis Input Output (I-O)

Sebagai model kuantitatif, model I-O mampu memberi gambaran menyeluruh tentang (BPS 2000):

1 Struktur perekonomian yang mencakup struktur output dan nilai tambah masing-masing kegiatan ekonomi di suatu daerah.

2 Struktur input antara (intermediate input), yaitu penggunaan barang dan jasa oleh kegiatan produksi di suatu daerah.

3 Struktur penyediaan barang dan jasa baik yang berupa produksi dalam negeri maupun barang-barang yang berasal dari impor.

4 Struktur permintaan barang dan jasa, baik permintaan oleh kegiatan

produksi maupun permintaan akhir untuk konsumsi, investasi dan ekspor. Sesuai dengan namanya, model I-O pada dasarnya berisikan gambaran mengenai saling keterkaitan suatu sektor yang digunakan sebagai input, baik untuk menghasilkan output sektor itu sendiri maupun sektor lain. Seperti diketahui, untuk menghasilkan output, suatu sektor memerlukan input baik berupa barang, jasa dan faktor produksi lainnya. Keterkaitan antara input dan output tersebut digambarkan dalam kerangka model I-O seperti tertera pada Tabel 2.

Tabel 2 Kerangka model input-output wilayah

Permintaan antara Input Sektor 1 2 … N Permintaan akhir Total Output 1 X11 x12 … X1n F1 X1 2 X21 x22 … X2n F2 X2 … … … … Input Antara n xn1 xn1 … Xnn F3 X3 Input Primer/NTB V1 V2 … Vn Total Input X1 X2 … Xn

Sumber: Tabel Input-Output BPS 2000

Secara umum matriks dalam Tabel I-O dapat dibagi menjadi 4 (empat) kuadran yaitu kuadran I, II, III, dan IV. Isi dan pengertian masing-masing kuadran tersebut adalah sebagai berikut :

a. Kuadran I (Intermediate Quadrant)

Setiap sel pada kuadran I merupakan transaksi antara, yaitu transaksi barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi. Kuadran ini memberikan informasi mengenai saling ketergantungan antar sektor produksi dalam suatu perekonomian. Dalam analisa I-O kuadran ini memiliki peranan yang sangat

penting karena kuadran inilah yang menunjukkan keterkaitan antar sektor ekonomi dalam melakukan proses produksinya.

b. Kuadran II (Final Demand Quadrant)

Menunjukkan penjualan barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor- sektor perekonomian untuk memenuhi permintaan akhir. Permintaan akhir adalah output suatu sektor yang langsung dipergunakan oleh rumah tangga, pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stok dan ekspor.

c. Kuadran III (Primary Input Quadrant)

Menunjukkan pembelian input yang dihasilkan diluar sistem produksi oleh sektor-sektor dalam kuadran antara. Kuadran ini terdiri dari pendapatan rumah tangga (upah/gaji), pajak tak langsung, surplus usaha dan penyusutan. Jumlah keseluruhan nilai tambah ini akan menghasilkan produk domestik bruto yang dihasilkan oleh wilayah tersebut.

d. Kuadran IV ( Primary input-Final Demand Quadrant)

Merupakan kuadran input primer permintaan akhir yang menunjukkan transkasi langsung antara kuadran input primer dengan permintaan akhir tanpa melalui sistem produksi atau kuadran antara.

Format dari Tabel I-O terdiri dari suatu kerangka matriks berukuran “n x n“ dimensi yang dibagi menjadi empat kuadran dan tiap kuadran mendeskripsikan suatu hubungan tertentu. Untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap format Tabel I-O disajikan pada Tabel 2.

Isian angka-angka sepanjang baris (bagian horisontal) memperlihatkan bagaimana output suatu sektor dialokasikan, sebagian untuk memenuhi permintaan antara (intermediate demand) sebagian lagi dipakai untuk memenuhi permintaan akhir (final demand). Sedangkan isian angka menurut garis vertikal (kolom) menunjukkan pemakaian input antara maupun input primer yang disediakan oleh sektor-sektor lain untuk kegiatan produksi suatu sektor.

Apabila tabel tersebut dilihat secara baris (bagian horisontal) maka alokasi output secara keseluruhan dapat dituliskan dalam bentuk persamaan aljabar sebagai berikut:

x11 + x12 + ...+ x1n + F1 = X1 x21 + x22 +... + x2n + F2 = X2 . . . . . xn1 + xn2 +... + xnn + Fn = Xn

dan secara umum persamaan di atas dapat dirumuskan kembali menjadi:

= = + i j i ij Fi X x 1 ; untuk i = 1, 2,3 dst

dimana xij adalah banyaknya output sektor i yang dipergunakan sebagai input oleh sektor j dan Fi adalah permintaan akhir terhadap sektor i serta Xi adalah jumlah output sektor i.

Sebaliknya jika Tabel 2 tersebut dibaca secara kolom (vertikal), terutama di sektor produksi, angka-angka itu menunjukkan susunan input suatu sektor. Dengan mengikuti cara-cara membaca seperti secara baris di atas, maka persamaan secara aljabar menurut kolom dapat dituliskan menjadi:

x11 + x21 + ...+ xn1 + V1 = X1 x12 + x22 +... + xn2 + V2 = X2 . . . . . x1n + x2n +... + xnn + Vn = Xn

dan secara ringkas dapat ditulis menjadi

= = + j i j j ij V X x 1 ; untuk j = 1, 2,3 dst

dimana Vj adalah input primer (nilai tambah bruto) dari sektor j.

Berdasarkan persamaan di atas, jika diketahui matriks koefisien teknologi, aij sebagai berikut:

dan jika persamaan di atas saling disubstitusikan ke persamaan lainnya maka didapat persamaan sebagai berikut:

a11X1 + a12X2 +.. .+ a1nXn + F1 = X1 a21X1 + a22X2 + ... + a2nXn + F2 = X2 . . . . . an1X1 + an2X2 + ... + annXn + Fn = Xn

Jika ditulis dalam bentuk persamaan matrik, persamaan di atas akan menjadi persamaan berikut:

j ij ij X x a =

AX + F = X atau ( I - A ) X = F atau X = ( I - A )-1 F dimana:

I = matrik identitas yang elemennya memuat angka satu pada

diagonalnya dan nol pada selainnya

F = permintaan akhir

X = jumlah output

( I -A ) = matrik Leontief

( I - A )-1= matrik kebalikan Leontief

Dari persamaan di atas terlihat bahwa output setiap sektor memiliki hubungan fungsional terhadap permintaan akhir, dengan ( I - A )-1 sebagai koefisien antaranya. Matrik kebalikan ini mempunyai peranan penting sebagai alat analisis ekonomi karena menunjukkan adanya saling keterkaitan antara tingkat permintaan akhir terhadap tingkat produksi.

Multiplier

Dikenal multiplier Tipe I dan Tipe II. Multiplier tipe I dihitung berdasarkan matriks ( I - A )-1, dimana sektor rumah tangga exogenous. Bila sektor rumah tangga dimasukkan dalam matriks saling ketergantungan, dengan menambahkan satu baris berupa pendapatan rumah tangga adalah endogenous dalam sistem. Dalam multiplier tipe II, bukan dampak langsung dan tidak langsung yang dihitung tetapi termasuk pula dampak dari peningkatan pendapatan rumah tangga terhadap perubahan konsumsi rumah tangga, atau dikenal dengan “induced effect”.

Multiplier Pendapatan

Multiplier pendapatan mengukur peningkatan pendapatan akibat adanya perubahan output dalam perekonomian. Dalam Tabel I-O, yang dimaksud dengan pendapatan adalah upah dan gaji yang diterima oleh rumah tangga. Pengertian pendapatan disini tidak hanya mencakup beberapa jenis pendapatan yang umumnya diklasifikasikan sebagai pendapatan rumah tangga, tetapi juga dividen dan bunga bank. Untuk keperluan analisis, akan dihitung berbagai jenis multiplier baik Tipe I maupun Tipe II.

Tipe I: Dampak (H) Hi Vk : Bij Vkj

HiVk Multiplier(M) =

Dimana :

HiVk : dampak peningkatan permintaan akhir sektor i terhadap total input primer k

Bij : vektor kolom ke j dari matriks B

Vk : vektor baris koefisien teknologi input primer ke k

Vkj : koefisien hubungan langsung pemakaian input primer ke k untuk sektor j

Tipe II: Dampak (H) Hi Vk : qij Vkj

HiVk Multiplier(M) =

Vkj

Dimana :

qij : vektor kolom ke j matrik (i-D)-1

Vkj : vektor baris koefisien teknologi input primer ke-k

Dokumen terkait