• Tidak ada hasil yang ditemukan

Apabila diamati pada data-data persepsi dan preferensi di atas, maka akan ditemukan inkonsistensi data, baik dalam aspek persepsi, preferensi maupun hubungan antar keduanya. Misalnya pada aspek persepsi akan kebersihan dan fasilitas tempat sampah, kategori uji yang berkaitan dengan kebersihan adalah faktor pendidikan, sedangkan kategori yang berkaitan dengan fasilitas tempah sampah adalah faktor pekerjaan responden. Contoh lain yaitu, pada aspek preferensi kesesuaian peletakkan utilitas, saran untuk street furniture dan saran untuk informasi penunjuk jalan. Pada tabel preferensi, kesesuaian peletakan utilitas kategori yang berkaitan yaitu faktor umur, saran untuk street furniture kategori yang berkaitan adalah faktor pendidikan dan pekerjaan, sedangkan saran untuk informasi penunjuk jalan tidak ada kategori yang berkaitan.

Inkonsistensi data ini dapat disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, diduga disebabkan oleh faktor psikologi responden pada saat mengisi kuisioner yang dibagikan. Faktor konsentrasi yang tidak terjaga sepanjang waktu mengisi kuisioner yang disebabkan oleh kesibukan pekerjaan, tergesa-gesa dan lainnya menyebabkan kuisioner diisi seadanya. Kedua, adalah faktor kurangnya pengetahuan, wawasan dan pemahaman responden mengenai konsep pedestrian yang baik. Kurang atau tidak adanya referensi pedestrian yang baik, yang dibangun atau pernah dilalui oleh responden, sehingga tidak ada tolak ukur yang menjadi pegangan responden selama mengisi kuisioner.

Faktor ketiga yaitu keberagaman latar belakang (jenis kelamin, umur, pendidikan dan pekerjaan) responden. Keberagaman tersebut menyebabkan pola pikir antar responden menjadi tidak sama, karena tidak ada dasar pemahaman yang sama. Sehingga pada saat mengisi kuisioner hanya didasarkan menurut pola pikir masing-masing responden. Faktor terakhir yaitu intensitas dan durasi (lama) interaksi responden dengan lokasi studi, meskipun responden sering atau bahkan bekerja di perkantoran sepanjang lokasi studi, pemahaman pada tapak atau feel of the land masih rendah. Durasi (lama) responden berinteraksi dengan pedestrian hanya pada saat masuk dan keluar perkantoran, sedangkan pada saat berpindah titik tujuan, rata-rata memanfaatkan angkutan umum atau pribadi, jarang sekali pengguna ruang berpindah lokasi tujuan dengan berjalan kaki (dengan berbagai alasan), yang memungkinkan durasi interaksi dengan pedestrian menjadi lebih lama. Ketiadaan pemahaman pada tapak atau feel of the land yang mendalam menyebabkan apresiasi yang dituangkan dalam kuisioner menjadi tidak mendalam pula.

Meskipun demikian, dari kedua aspek persepsi dan preferensi di atas, dapat dilihat bahwa kategori pekerjaan berpengaruh sangat besar pada saat responden memberikan apresiasi terhadap penelitian ini. Faktor-faktor yang berpengaruh langsung dengan kepentingan pekerjaan responden cenderung mempengaruhi persepsi dan preferensinya terhadap ruang pedestian Jalan M..H. Thamrin –Jend. Sudirman. Oleh karena itu faktor ini menjadi salah satu perhatian penting didalam penyusunan perencanaan lanskap pedestrian yang nyaman.

Kenyamanan pada studi ini dibentuk oleh 3 aspek kenyamanan, yaitu secara fisik/fungsi, yaitu material dan bahan perkerasan pedestrian; klimatik, yaitu kondisi iklim mikro tapak; dan secara visual, yang dibentuk oleh kondisi dan suasana pemandangan (view) di sekitar lokasi studi. Kenyamanan fisik/fungsi sangat mempengaruhi pengguna ruang (user) terutama dalam kaitannya dengan kelancaran, kemudahan serta aksessibilitas pengguna ruang terhadap pekerjaannya (masuk-keluar kantor dan berpindah lokasi). Pengguna ruang memandang serta menginginkan perkerasan pedestrian yang tidak mengganggu aktivitas pekerjaannya. Sedangkan faktor-faktor kelengkapan dan perlengkapan jalan (street furniture) serta utilitas yang menyertainya sedapat mungkin mempermudah pergerakan pengguna di dalam ruang pedestrian.

Kenyamanan klimatik berkaitan erat dengan perasaan tentang sejuk atau panas pada suatu lokasi. Pengguna cenderung memilih titik atau lokasi yang memberikan keteduhan selama berakfitas atau bermobilisasi pada ruang pedestrian. Modifikasi iklim mikro dapat dilakukan dengan membangun shelter atau menanam pohon sehingga menimbulkan naungan di bawahnya. Naungan ini akan menghalangi penetrasian sinar matahari, sekaligus mengurangi panas permukaan yang diakibatkannya, sehingga terjadi penurunan suhu dan peningkatan kelembaban udara.

Sedangkan kenyamanan visual lebih diprioritaskan pada pengguna ruang secara umum (masyarakat). Sebagai salah satu koridor jalan yang sangat penting di ibukota Jakarta, lanskap Jalan M. H. Thamrin-Jend. Sudirman hendaknya mencerminkan sebuah ruang yang “humanis” dan nyaman. Maksudnya adalah selain didominasi oleh bangunan-bangunan tinggi pencakar langit, hendaknya lanskap jalan (termasuk pedestrian) ini tetap memelihara keberpihakannya pada masyarakat umum sebagai sebuah ruang publik yang diciptakan melalui kualitas visualnya. Kualitas visual tidak hanya muncul dari bentuk fisik pedestriannya saja, tetapi juga merupakan satu kesatuan dengan elemen-elemen lanskap penunjang yaitu tanaman, kelengkapan dan perlengkapan jalan (street furniture) serta utilitas yang menyertainya.

Hubungan antara aspek kenyamanan fisik/fungsi, klimatik, visual dengan persepsi dan preferensi pengguna ruang ditunjukkan oleh matriks Tabel 12 di bawah ini.

Tabel 12 Hubungan antara aspek kenyamanan fisik/fungsi, klimatik, visual dengan persepsi dan preferensi pengguna ruang.

Aspek

Kenyamanan Elemen Lanskap Persepsi dan Preferensi Rekomendasi Perencanaan FISIK/FUNGSI

Badan pedestrian -Bahan perkerasan terlihat licin dan kurang

memudahkan pergerakan. -Lebar pedestrian yang

memadai.

-Bahan perkerasan yang tidak licin dan memudahkan pergerakan pengguna tapak. -Lebar ideal pedestrian ± 6

meter.

Tanaman Kurang kombinasi antar

jenis tanaman.

- Jenis tanaman yang ditanam hendaknya merupakan perpaduan antara pohon, perdu, semak, penutup tanah atau rumput. -Jenis-jenis pohon pelindung

harus ada pada tapak.

Papan reklame Kurang memperhatikan

struktur, dimensi dan penempatannya.

-Lebih memperhatikan jumlah dan peletakkannya, terutama pada pusat-pusat keramaian.

Fasilitas tempat duduk Kurang memperhatikan struktur, dimensi dan penempatannya.

-Lebih memperhatikan jumlah dan peletakkannya, terutama pada pusat-pusat keramaian.

Fasilitas telepon umum Fasilitas kotak pos

Fasilitas papan informasi

Fasilitas tempat sampah Fasilitas street furniture

lainnya

Fasilitas penyandang

cacat

-Perlu disediakan.

-Perlu ditandai dengan bahan, warna dan disain perkerasan yang berbeda dengan jalur biasa.

- Perlu dibangun jalur pergerakan bagi penyandang cacat pada areal pedestrian. -Lebar jalur disesuaikan

dengan lebar pedestrian. -Jalur ini dapat ditandai

dengan bahan, warna atau disain perkerasan yang berbeda dengan jalur biasa. Jaringan utilitas lainnya Masih terdapat jaringan

utilitas yang mengganggu pergerakan.

- Kabel listrik, telepon, gas dan air hendaknya ditanam.

Kebersihan dan keamanan

Beberapa daerah masih belum terawat kondisi kebersihan dan keamanannya.

- Lebih ditingkatkan kembali, terutama pada pusat-pusat keramaian.

- Usaha-usaha peningkatan kebersihan dan keamanan, selain oleh pihak pemda, pemilik kavling, pengguna tapak dan masyarakat sekitar harus dilibatkan. KLIMATIK

Iklim mikro dan polusi/kualitas udara

-Suhu udara saat siang masih tidak nyaman.

-Antisipasi terhadap polusi.

-Memperbanyak efek teduh melalui naungan dan/atau bayangan, baik struktur dan tajuk tanaman.

-Pembatasan jumlah kendaraan yang melintas. -Penetapan batas ambang

emisi kendaraan. -Penanaman tanaman

penyerap polusi. VISUAL

Badan pedestrian -Pola perkerasan kaku.

-Warna perkerasan mencolok dan memantulkan sinar matahari.

-Pola perkerasan diusahakan membentuk pola organik yang tidak kaku. -Warna perkerasan lebih

sederhana dan tidak mencolok-memantulkan cahaya.

Tanaman -Perlu kombinasi dengan tanaman berbunga. -Penataan tanaman kurang

baik.

-Jenis pohon yang dipilih adalah jenis pohon berbunga.

-Ditata dan dipelihara lebih baik dan intensif.

Pengganggu kualitas visual

Pengaturan dan penataan infrastruktur/street furniture kurang rapi dan

mengganggu pemandangan.

-Pengaturan dan penataan yang rapi, sehingga tidak menggangu pemandangan.

Kombinasi ketiga kenyamanan tersebut di atas, merupakan unit yang menyatu di dalam sebuah lanskap pedestrian Jalan M.H. Thamrin-Jend. Sudirman, Jakarta. Ketiadaan salah satunya akan memberikan dampak yang tidak baik terhadap kualitas ruang pedestrian secara keseluruhan. Ketidak-nyamanan fisik/klimatik akan menyebabkan terganggunya aktivitas pengguna ruang untuk mengakses tujuan di sekitar lanskap ini. Begitu juga dengan kurangnya kenyamanan visual, hal ini akan menyebabkan interaksi pengguna ruang dengan pedestrian akan rendah yang pada akhirnya apresiasi pengguna ruang terhadap

Bangkok Bank

Lebar pedestrian yang sempit dan JPO yang mengganggu pergerakan.

Rekomendasi:

Perlu pertimbangan untuk menambah lebar pedestrian dan merelokasi fasilitas umum dan sosial di sekitarnya.

Etty Tow er

Iklim mikro yang tidak nyaman dan pemandangan sekitar yang terkesan tidak terpelihara.

Rekomendasi:

- Perlu adanya modifikasi iklim mikro melalui naungan, baik buatan atau tajuk tanaman.

- Perlu keragaman pemandangan dengan mengintroduksi tanaman, untuk memperlembut pemandangan sekitarnya.

Jem batan Dukuh Atas

Iklim mikro yang tidak nyaman.

Rekomendasi:

Perlu adanya modifikasi iklim mikro melalui naungan, baik buatan atau tajuk tanaman.

Fly-over Sem anggi

Iklim mikro yang tidak nyaman; pemandangan sekitar yang terkesan tidak terpelihara; dan pedestrian yang kurang memadai.

Rekomendasi:

- Perlu adanya modifikasi iklim mikro melalui naungan. - Perlu keragaman pemandangan dengan mengintroduksi tanaman.

- Perlu penataan kembali pedestrian di sekitarnya.

Tanah kosong di dekat BEJ

Pemandangan yang tidak nyaman dan terkesan tidak teraw at.

Rekomendasi:

Perlu penataan dan peraw atan yang lebih baik terhadap tanaman yang ada dan/atau introduksi tanaman yang lebih baik.

pedestrian ini menjadi tidak optimal (menjadi tidak peduli). Beberapa titik atau daerah yang perlu segera mendapat perhatian dalam rangka perbaikan fungsi pedestrian Jalan M.H. Thamrin-Jend. Sudirman dapat dilihat pada Gambar 20 di bawah ini.

Gambar 20 Beberapa titik yang perlu segera mendapat perhatian dalam perbaikan fungsi pedestrian.

Penanaman tanaman, serta kombinasi konfigurasi antar jenis akan memberikan keragaman pemandangan, diantara dominasi pemandangan struktur serta bangunan lainnya di sepanjang Jalan M.H. Thamrin-Jend. Sudirman, Jakarta. Perpaduan antar jenis tanaman memberikan kesan alami di tengah-tengah bangunan-bangunan yang artifisial. Meskipun demikian, sebagai sebuah lanskap perkotaan dengan didominasi lanskap binaan maka seharusnya penempatan antar elemen harus disusun dengan rapi dan teratur sehingga memudahkan dalam pemeliharaan dan pengelolaannya. Oleh karena itu, kenyamanan fisik/klimatik dan visual pada lanskap pedestrian Jalan M. H. Thamrin-Jend. Sudirman, Jakarta harus dapat direncanakan dengan sebaik-baiknya sehingga mampu menciptakan kenyamanan ruang yang baik.

Dokumen terkait