ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL
6.1. Analisis Dan Interpretasi Analisis Jalur
Hubungan kausal antara kondisi elemen sistem kerja di PT. Jabal Perkasa dapat digambarkan dalam diagram jalur berikut ini :
Gambar 6.1. Diagram Jalur Akhir
Berdasarkan gambar di atas dapat dilakukan interpretasi sebagai berikut : 1. Korelasional Parsial
Korelasional Parsial menunjukkan tingkat hubungan atau keterkaitan antara dua variabel, baik antara sesama variabel bebas maupun antara satu variabel bebas dengan satu variabel terikat. Hubungan korelasional ini dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi (rij) pada tabel korelasi hasil pengolahan data di microsoft excel ataupun yang tertera pada diagram jalur di atas. Sedangkan interpretasi dari nilai koefisien korelasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dari 0,00 sampai dengan 0,20 berarti korelasinya sangat lemah.
2. Dari 0,21 sampai dengan 0,40 berarti korelasinya lemah.
3. Dari 0,41 sampai dengan 0,70 berarti korelasinya kuat.
4. Dari 0,71 sampai dengan 0,90 berarti korelasinya sangat kuat.
5. Dari 0,91 sampai dengan 0,99 berarti korelasinya sangat kuat sekali.
6. 1.00 berarti korelasinya sempurna.
Terdapat beberapa korelasional yang dapat diuraikan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
f. Hubungan antara X1 (lingkungan sosial) dengan X2 (kondisi pekerjaan) ditunjukkan dengan nilai r12 yaitu sebesar 0,642 dan ini dapat diinterpretasikan sebagai hubungan yang kuat. Hal ini menyatakan bahwa hubungan antara lingkungan sosial dengan kondisi pekerja sangat mempengaruhi sistem kerja pada perusahaan sehingga dapat dikatakan hubungan antara lingkungan sosial dengan kondisi pekerja saling berkaitan
g. Hubungan antara X1 (lingkungan sosial) dengan X3 (karakteristik individual) Hubungan antara lingkungan sosial dengan kondisi karakteristik individual ditunjukkan dengan nilai r13 yaitu sebesar 0,807 dan ini dapat diinterpretasikan sebagai hubungan yang sangat kuat. Hal ini menyatakan bahwa hubungan antara lingkungan sosial dengan karakteristik individual sangat membantu sistem kerja pada perusahaan sehingga dapat dikatakan hubungan antara lingkungan sosial dengan karakteristik individual saling berkaitan
h. Hubungan antara X1 (lingkungan sosial) dengan X4 (kondisi organisasi) Hubungan antara lingkungan sosial dengan kondisi organisasi ditunjukkan dengan nilai r14 yaitu sebesar 0,861 dan ini dapat diinterpretasikan sebagai hubungan yang sangat kuat. Hal ini menyatakan bahwa hubungan antara lingkungan sosial dengan kondisi organisasi sangat berdampak positif bagi sistem kerja perusahaan sehingga dapat dikatakan hubungan antara lingkungan sosial dengan kondisi organisasi saling berkaitan.
i. Hubungan antara X1 (lingkungan sosial) dengan X5 (Peralatan dan Teknologi) Hubungan antara lingkungan sosial dengan Peralatan dan Teknologi ditunjukkan dengan nilai r15 yaitu sebesar 0,502 dan ini dapat diinterpretasikan sebagai hubungan yang kuat. Hal ini menyatakan bahwa hubungan antara lingkungan sosial dengan Peralatan dan Teknologi sangat mempengaruhi sistem kerja pada perusahaan sehingga dapat dikatakan hubungan antara lingkungan sosial dengan Peralatan dan Teknologi saling berkaitan.
j. Hubungan antara X1 (lingkungan sosial) dengan X6 (lingkungan fisik) Hubungan antara lingkungan sosial dengan lingkungan fisik ditunjukkan
dengan nilai r16 yaitu sebesar 0,547 dan ini dapat diinterpretasikan sebagai hubungan yang kuat. Hal ini menyatakan bahwa hubungan antara lingkungan sosial dengan lingkungan fisik sangat mempengaruhi sistem kerja pada perusahaan sehingga dapat dikatakan hubungan antara lingkungan sosial dengan lingkungan fisik saling berkaitan.
k. Hubungan antara X2 (Kondisi Pekerjaan) dengan X3 (karakteristik individual) Hubungan antara kondisi pekerjaan dengan kondisi karakteristik individual ditunjukkan dengan nilai r23 yaitu sebesar 0,608 dan ini dapat diinterpretasikan sebagai hubungan yang kuat. Hal ini menyatakan bahwa hubungan antara kondisi pekerjaan dengan karakteristik individual sangat mempengaruhi sistem kerja pada perusahaan sehingga dapat dikatakan hubungan antara kondisi pekerjaan dengan karakteristik individual saling berkaitan.
l. Hubungan antara X2 (Kondisi Pekerjaan) dengan X4 (kondisi organisasi) Hubungan antara kondisi pekerjaan dengan kondisi organisasi ditunjukkan dengan nilai r24 yaitu sebesar 0,748 dan ini dapat diinterpretasikan sebagai hubungan yang sangat kuat. Hal ini menyatakan bahwa hubungan antara kondisi pekerjaan dengan kondisi organisasi sangat mempengaruhi sistem kerja pada perusahaan sehingga dapat dikatakan hubungan antara kondisi pekerjaan dengan kondisi organisasi saling berkaitan.
m. Hubungan antara X2 (Kondisi Pekerjaan) dengan X5 (Peralatan dan Teknologi) Hubungan antara kondisi pekerjaan dengan kondisi peralatan dan teknologi ditunjukkan dengan nilai r25 yaitu sebesar 0,306 dan ini dapat diinterpretasikan
sebagai hubungan yang lemah. Hal ini menyatakan bahwa hubungan antara kondisi pekerjaan dengan kondisi peralatan dan teknologi tidak mempengaruhi.
n. Hubungan antara X2 (Kondisi Pekerjaan) dengan X6 (lingkungan fisik) Hubungan antara kondisi pekerjaan dengan lingkungan fisik ditunjukkan dengan nilai r26 yaitu sebesar 0,709 dan ini dapat diinterpretasikan sebagai hubungan yang sangat kuat. Hal ini menyatakan bahwa hubungan antara kondisi pekerjaan dengan kondisi lingkungan fisik sangat mempengaruhi sistem kerja pada perusahaan sehingga dapat dikatakan hubungan antara kondisi pekerjaan dengan kondisi lingkungan fisik saling berkaitan.
o. Hubungan antara X3 (karakteristik individual) dengan X4 (kondisi organisasi) Hubungan antara karakteristik individual dengan kondisi organisasi ditunjukkan dengan nilai r34 yaitu sebesar 0,789 dan ini dapat diinterpretasikan sebagai hubungan yang sangat kuat. Hal ini menyatakan bahwa hubungan antara karakteristik individual dengan kondisi organisasi sangat mempengaruhi sistem kerja pada perusahaan sehingga dapat dikatakan hubungan antara karakteristik individual dengan kondisi organisasi saling berkaitan..
p. Hubungan antara X3 (karakteristik individual) dengan X5 (Peralatan dan Teknologi) Hubungan antara karakteristik individual dengan kondisi peralatan dan teknologi ditunjukkan dengan nilai r35 yaitu sebesar 0,448 dan ini dapat diinterpretasikan sebagai hubungan yang cukup kuat. Hal ini menyatakan bahwa hubungan antara karakteristik individual dengan peralatan dan teknologi sangat mempengaruhi sistem kerja pada perusahaan sehingga dapat dikatakan
hubungan antara karakteristik individual dengan peralatan dan teknologi saling berkaitan.
q. Hubungan antara X3 (karakteristik individual) dengan X6 (lingkungan fisik) Hubungan antara karakteristik individual dengan lingkungan fisik ditunjukkan dengan nilai r36 yaitu sebesar 0,432 dan ini dapat diinterpretasikan sebagai hubungan yang cukup kuat. Hal ini menyatakan bahwa hubungan antara karakteristik individual dengan lingkungan fisik sangat mempengaruhi sistem kerja pada perusahaan sehingga dapat dikatakan hubungan antara karakteristik individual dengan lingkungan fisik saling berkaitan.
r. Hubungan antara X4 (kondisi organisasi) dengan X5 (Peralatan dan Teknologi) Hubungan antara kondisi organisasi dengan kondisi peralatan dan teknologi ditunjukkan dengan nilai r45 yaitu sebesar 0,384 dan ini dapat diinterpretasikan sebagai hubungan yang lemah. Hal ini menyatakan bahwa hubungan antara kondisi organisasi dengan kondisi peralatan dan teknologi tidak mempengaruhi sistem kerja perusahaan.
s. Hubungan antara X4 (kondisi organisasi) dengan X6 (lingkungan fisik) Hubungan antara kondisi organisasi dengan lingkungan fisik ditunjukkan dengan nilai r46 yaitu sebesar 0,623 dan ini dapat diinterpretasikan sebagai hubungan yang kuat. Hal ini menyatakan bahwa hubungan kondisi organisasi dengan lingkungan fisik sangat mempengaruhi sistem kerja pada perusahaan sehingga dapat dikatakan hubungan antara kondisi organisasi dengan lingkungan fisik saling berkaitan.
t. Hubungan antara X5 (Peralatan dan Teknologi) dengan X6 (lingkungan fisik) Hubungan antara kondisi peralatan dan teknologi dengan lingkungan fisik ditunjukkan dengan nilai r56 yaitu sebesar 0,588 dan ini dapat diinterpretasikan sebagai hubungan yang kuat. Hal ini menyatakan bahwa hubungan kondisi peralatan dan teknologi dengan lingkungan fisik sangat mempengaruhi sistem kerja pada perusahaan sehingga dapat dikatakan hubungan antara peralatan dan teknologi dengan lingkungan fisik saling berkaitan.
u. Hubungan Antara X1 (lingkungan sosial) dan Y (sistem kerja) Hubungan antara lingkungan sosial dengan sistem kerja dengan nilai r1y yaitu sebesar 0,885 dan ini dapat diinterpretasikan sebagai hubungan yang sangat kuat. Hal ini menyatakan bahwa lingkungan sosial sangat mempengaruhi sistem kerja perusahaan.
v. Hubungan Antara X2 (Kondisi Pekerjaan) dan Y (sistem kerja) Hubungan antara kondisi pekerjaan dengan sistem kerja dengan nilai r2y yaitu sebesar 0,743 dan ini dapat diinterpretasikan sebagai hubungan yang sangat kuat. Hal ini menyatakan bahwa kondisi pekerjaan sangat mempengaruhi sistem kerja perusahaan.
w. Hubungan Antara X3 (karakteristik individual) dan Y (sistem kerja) Hubungan antara karakteristik individual dengan sistem kerja dengan nilai r3y yaitu sebesar 0,689 dan ini dapat diinterpretasikan sebagai hubungan yang sangat kuat. Hal ini menyatakan bahwa karakteristik individual sangat mempengaruhi sistem kerja perusahaan.
x. Hubungan Antara X4 (kondisi organisasi) dan Y (sistem kerja) Hubungan antara kondisi organisasi dengan sistem kerja dengan nilai r4y yaitu sebesar 0,927 dan ini dapat diinterpretasikan sebagai hubungan yang sangat kuat sekali.
Hal ini menyatakan bahwa kondisi organisasi sangat mempengaruhi sistem kerja perusahaan.
y. Hubungan Antara X5 (Peralatan dan Teknologi) dan Y (sistem kerja) Hubungan antara kondisi peralatan dan teknologi dengan sistem kerja dengan nilai r5y yaitu sebesar 0,379 dan ini dapat diinterpretasikan sebagai hubungan yang lemah. Hal ini menyatakan bahwa kondisi peralatan dan teknologi tidak mempengaruhi sistem kerja perusahaan
z. Hubungan Antara X6 (lingkungan fisik) dan Y (sistem kerja) Hubungan antara lingkungan fisik dengan sistem kerja dengan nilai r6y yaitu sebesar 0,638 dan ini dapat diinterpretasikan sebagai hubungan yang kuat. Hal ini menyatakan bahwa lingkungan fisik sangat mempengaruhi sistem kerja perusahaan.
2. Kontribusi Simultan
Korelasional simultan menunjukkan tingkat hubungan atau keterkaitan antara antara seluruh variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5, X6) dengan satu variabel terikat (Y) secara simultan. Hubungan korelasional ini dapat dilihat dari nilai R2yx1x2x3x4x5x6 yaitu sebesar 0,859 Nilai tersebut menunjukkan hubungan atau keterkaitan antara kondisi seluruh komponen sistem kerja. Hal ini menunjukkan bahwa komponen-komponen sangat mempengaruhi sistem kerja perusahaan.
6.2. Pembahasan
6.2.1. Pengaruh Kondisi Elemen Sistem Kerja
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa komponen dari sistem kerja di PT. Jabal Perkasa yang paling berpengaruh secara signifikan adalah lingkungan fisik (15,52%) dan kondisi organisasi (8,76%)
1. Lingkungan Fisik
Kondisi lingkungan fisik sangat mempengaruhi sistem kerja PT. Jabal Perkasa. Hal ini dikarenakan adanya kebisingan mesin-mesin dan kelengkapan alat pelindung diri (APD) di perusahaan.
2. kondisi Organisasi
Kondisi organisasi sangat mempengaruhi sistem kerja PT. Jabal Perkasa. Hal ini dikarenakan pemimpin perusahaan yang tidak bisa menumbuhkan motivasi kerja setiap pekerja.
6.2.2. Usulan Perbaikan Untuk Meningkatkan Sistem Kerja A. Usulan Perbaikan Untuk Sistem Lingkungan Fisik
Berdasarkan sistem kerja yang teridentifikasi dari komponen lingkungan fisik areal kerja maka dapat diusulkan perbaikan sebagai berikut :
1. Kebisingan dari mesin-mesin diantisipasi dengan membuat damper pada mesin-mesin produksi minyak sawit kasar (Crude Palm Oil). Kebisingan yang dihasilkan mesin-mesin produksi minyak sawit kasar sebesar 95 db.
2. Menyediakan alat pelindung diri bagi operator untuk menghindari bahaya atau kecelakaan kerja. APD yang diusulkan untuk digunakan untuk mencegah kecelakaan kerja antara lain :
- Ear Plug (penutup telinga)
Berguna untuk melindungi telinga dari kebisisngan-kebisingan yang diakibatkan mesin-mesin pabrik. Hal ini akan mereduksi kebisingan sebesar 5 db.
- Safety helmet
Berguna untuk melindungi kepala dari benturan besi-besi konstruksi pabrik dan suhu yang panas pada lantai produksi.
- Sarung Tangan
Berguna untuk menyerap keringat dan menghindari kerusakan tangan (kapalan) yang diakibatkan benda-benda kerja seperti skop dan bahan kimia seperti tawas/alumunium sulfat
- Kacamata
Berguna untuk melindungi mata dari debu di lantai produksi , dan bahan kimia seperti tawas/ alumunium sulfat
- safety shoes
Berguna untuk melindungi kaki dari cangkang sawit yang tajam dan menghindari kecelakan kerja akibat lantai yang licin.
- Masker
Berguna untuk menghindari terhirupnya bahan kimia seperti tawas / alumunium sulfat dan debu di lantai produksi.