PENDEKATAN MAKROERGONOMI UNTUK PERBAIKAN SISTEM KERJA PADA PT. JABAL PERKASA
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
AFANDI PASARIBU 1 2 0 4 0 3 0 1 9
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini dengan baik.
Tugas Sarjana ini merupakan langkah awal bagi penulis untuk mengenal dan memahami lingkungan kerja serta menerapkan ilmu yang telah dipelajari dan diperoleh selama perkuliahan dan ditujukan untuk memenuhi syarat dalam mendapatkan gelar sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Penulis melaksanakan Tugas Sarjana di PT Jabal Perkasa yang merupakan suatu perusahaan yang memproduksi berupa pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit kasar/crude palm oil (CPO), inti kelapa sawit (kernel), fiber, dan tempurung sawit.
Judul untuk Tugas Sarjana ini adalah “PENDEKATAN MAKROERGONOMI UNTUK PERBAIKAN SISTEM KERJA PADA PT JABAL PERKASA”.
Penulis menyadari bahwa Tugas Sarjana ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca. Semoga tugas sarjana ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan juga pembaca lainnya.
Medan, Maret 2018 Penulis
Afandi Pasaribu
UCAPAN TERIMA KASIH
Tugas Sarjana yang ditulis ini telah mendapatkan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Buchari ST, M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, motivasi, dan nasehat selama penyusunan Tugas Sarjana ini.
2. Ibu Dr. Meilita Tryana Sembiring, ST, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara.
3. Orang tua Penulis, yang senantiasa memberikan doa dan nasehat, abang dan adik penulis serta seluruh keluarga besar yang telah memberi motivasi dalam penulisan penelitian ini.
4. Bapak Anto selaku pembimbing lapangan PT. Jabal Perkasa yang telah memberikan bantuan selama penulis melakukan penelitian.
5. Seluruh dosen Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan pengajaran selama perkuliahan sebagai bekal untuk penulisan Tugas Sarjana ini.
6. Sahabat yang selalu ada untuk penulis baik senang maupun duka, Bayu Prasetya, Rudi Septian Sihombing dan Agus
7. Penghuni kost sumarsono, andry, Bibi, Irham, Ilham, Ali, dan Ikhsan yang memberikan masukan dan dukungan.
8. Semua teman angkatan 2012 (DUA BELATI) serta abang kakak senior dan junior di Departemen Teknik Industri USU yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis.
9. Seluruh staf dan karyawan Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang banyak membantu dan memberikan dukungan kepada penulis.
Kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaian laporan ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua
Medan, Februari 2017
Penulis
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR. ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
ABSTRAK ... ix
I PENDAHULUAN ... I-1 1.1 Latar Belakang ... I-1 1.2 Rumusan Masalah ... I-4 1.3 Tujuan Penelitian ... I-4 1.3.1. Tujuan Umum ... I-4 1.3.2. Tujuan Khusus ... I-4 1.4 Manfaat Penelitian ... I-5 1.5 Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian... I-5
II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1 2.1 Sejarah Perusahaan... II-1
2.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-1 2.3 Organisasi dan Manajemen ... II-2
2.3.1 Struktur Organisasi... II-2 2.3.2 Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-7 2.3.2 Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya ... II-8
III LANDASAN TEORI ... III-1 3.1 Konsep Dasar Ergonomi ... III-1 3.2 Metode MakroErgonomi (Macroergonomic Methods) ... III-4 3.3 Macroergonomic Organizational Questionaire (MOQS) III-6 3.3.1 Dasar Dan Aplikasi ... III-6 2.3.2 Prosedur... III-7 3.4 Metode Penelitian Survey Penelitian ... III-10 3.4.1 Wawancara (Interview) ... III-10 3.4.2 Kuisioner (Angket)... III-11 3.5 Analisis Jalur ... III-14 3.5.1. Diagram Jalur dan Persamaan Struktural ... III-14
IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... IV-1 4.2 Jenis Penelitian ... IV-1 4.3 Objek Penelitian ... IV-1 4.4. Kerangka Konseptual ... IV-1
4.5 Variabel Penelitian ... IV-2 4.5 Rancangan Penelitian ... IV-3
V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA... V-1 5.1 Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1 Kuisioner Terbuka ... V-2 5.1.2 Kuisioner Tertutup ... V-3 5.1.2.2 Data Kuisioner Penelitian ……… V-4 5.2 Pengolahan Data... V-6
5.2.1 Pengujian Validitas Kuisioner... V-6 5.2.2 Pengujian Reabilitas Kuisioner ... V-11 5.2.3 Analisis Jalur (Path Analysis) ... V-17
VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL ... VI-1 6.1 Analisis dan Interprestasi Analisis Jalur ... VI-1 6.2 Pembahasan ... VI-7 6.2.1 Pengaruh Kondisi Elemen Sistem Kerja ... VI-7 6.2.2 Usulan Perbaikan Untuk Lingkungan Fisik ... VI-8 6.2.3 Usulan Perbaikan Untuk Kondisi Organisasi ... VI-9
VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1 Kesimpulan ... VII-1 7.2 Saran ... VII-7
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
2.1. Jumlah Tenaga Kerja ... II-7 2.2. Jam Kerja Karyawan ... II-8 3.1. Perbandingan Antara Mikroergonomi dengan
Makroergonomi ... III-6 5.1. Kisi-kisi Kuisioner ... V-3 5.2. Data Kuisioner Penelitian ... V-5 5.3. Data dan Validasi Instrumen Pertanyaan 1 ... V-8 5.4. Hasil Pengujian Validasi Instrumen ... V-10 5.5. Pengujian Reabilitas Kuisioner... V-13 5.6. Perhitungan Reabilitas Kuisioner ... V-16 5.7. Pengelompokan Jawaban Responden ... V-21 5.8. Proses Transformasi Data Ordinal Menjadi Data Interval .... V-25 5.9. Hasil Transformasi Skala Data ... V-26 5.10. Data Penelitian Berskala Interval ... V-28 5.11. Rekapitulasi Skor Variabel ... V-30 5.12. Korelasi Antar Variabel ... V-31 5.13. Kontribusi Variabel Bebas ... V-35 5.14. Kontribusi Simultan X6, X4 dan X2 Terhadap Y Model
Summary ... V-35 5.15. Hasil Korelasi Antar Komponen ... V-40
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1. Struktur Organisasi ... II-2 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2 4.2. Rancangan Penelitian ... IV-4 5.1. Diagram Jalur X1,X2,X3,X4,X5,X6, dan Y ... V-19 5.2. Diagram Jalur Akhir ... V-34 6.1. Diagram Jalur Akhir ... V-1
DAFTARLAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
2.1. Kuisioner Terbuka ... L-1 4.1. Kuisioner Tertertutup ... L-2
ABSTRAK
Komponen-komponen sistem kerja yaitu lingkungan sosial, kondisi pekerja, karakteristik individual, kondisi organisasi, peralatan dan teknologi dan lingkungan fisik. PT Jabal Perkasa dituntut untuk menghasilkan kerja optimal demi kelangsungan kegiatan produksi pada perusahaan, serta menjaga persaingan tetap berjalan sehat. Tuntutan tersebut menyebabkan pekerja untuk selalu bekerja optimal, namun tidak diselaraskan dengan beban kerja yang diterima pekerja. Hal ini menyebabkan pekerja tidak dapat menjaga kesehatan dengan baik sehingga memicu ketidakhadiran pekerja disaat jam kerja yang ditentukan. Dan dari sudut pandang ergonomi, absensi yang cukup tinggi sekitar 30% dari total jumlah pekerja, hal ini ditunjukkan 10% menggunakan surat sakit dari dokter, 5%
menggunakan surat izin dan 15% tidak ada keterangan.
Hasil dari penelitian hubungan antara lingkungan sosial dengan sistem kerja yaitu sebesar 0,885 dan ini dapat diinterpretasikan sebagai hubungan yang sangat kuat. hubungan antara kondisi pekerja dengan sistem kerja yaitu sebesar 0,743 dan ini dapat diinterpretasikan sebagai hubungan yang sangat kuat.
hubungan antara karakteristik individual dengan sistem kerja yaitu sebesar 0,689 dan ini dapat diinterpretasikan sebagai hubungan yang sangat kuat. hubungan antara kondisi organisasi dengan sistem kerja yaitu sebesar 0,927 dan ini dapat diinterpretasikan sebagai hubungan yang sangat kuat. hubungan antara peralatan dan teknologi dengan sistem kerja yaitu sebesar 0,379 dan ini dapat diinterpretasikan sebagai hubungan yang lemah. hubungan antara lingkungan fisik dengan sistem kerja yaitu sebesar 0,638 dan ini dapat diinterpretasikan sebagai hubungan yang sangat kuat. Berdasarkan hasil dari penelitian hubungan antar komponen maka perbaikan komponen sistem kerja yaitu komponen lingkungan fisik dan kondisi organisasi.
Kata kunci: Ergonomi, Makroergonomi, Path Analysis, Sistem Kerja
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan bidang usaha yang semakin maju menuntut penyesuaian yang harus terus – menerus dilakukan oleh perusahaan dengan membuat sistem kerja menjadi lebih baik. Sistem kerja yang baik merupakan salah satu faktor terpenting dalam perkembangan perusahaan, dan merupakan kunci utama keberhasilan dalam rangka meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan dengan mengurangi resiko pekerjaan. Untuk itu, yang seharusnya dilakukan adalah penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomi. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan setiap komponen dari sistem kerja semakin kompleks. Mulai dari kondisi organisasi, kondisi pekerjaan, lingkungan fisik, lingkungan sosial, peralatan, teknologi, dan karakteristik individual.
Macroergonomic Organizational Questionnaire Survey dapat menjadi alat yang berguna pada beberapa tahap seperti pada tahap diagnosa, penilaian organisasi, serta memantau opini pekerja selama implementasi hal baru.
Penyusunan kuisioner adalah hal penting yang harus dilakukan agar konsep- konsep dapat didefinisikan dengan jelas, dan untuk mencari pernyataan yang dapat digunakan untuk mengukur konsep-konsep yang akan digunakan (1).
Makroergonomi merupakan suatu pendekatan sosioteknik dari tingkat atas ke bawah yang diterapkan pada perancangan sistem kerja secara keseluruhan pada berbagai level interaksi ergonomi mikro seperti manusia-pekerjaan, manusia- mesin dan manusia-perangkat lunak dengan tujuan mengoptimalkan desain sistem kerja dan memastikan sistem kerja tersebut berjalan dengan harmonis.
Makroergonomi berperan dalam mendesain beberapa sosioteknikal sistem dalam kaitannya dengan "manusia-organisasi” dan “teknologi" (2).
Perancangan sistem kerja adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancangan terbaik dari sistem kerja yang bersangkutan (3). Makroergonomi telah dikenal sebagai subdisiplin ergonomi yang terkait dengan hubungan manusia, organisasi dan teknologi (4). Pendekatan makroergonomi sangat penting untuk memahami secara kompleks masalah sistem kerja dan fasilitas terhadap kelelahan. Faktor yang berkontribusi dalam mencegah kelelahan adalah keseimbangan beban kerja pekerja (5). Pendekatan makroergonomi akan menganalisis keadaan internal perusahan dalam meningkatkan kinerja pekerja (6). Untuk mengadopsi teknologi manufaktur yang bagus perusahaan perlu mendesain ulang secara ekstensif struktur makroergonomi yang ada untuk membuat tempat kerja yang nyaman (7).
Komunikasi organisasi sangat penting terjalin dengan baik antar pekerja sehingga meningkatkan kerja sama pekerja (8). Kesalahan dalam perancangan maupun metode kerja akan berdampak buruk pada proses produksi secara keseluruhan (9). Pelatihan (training) merupakan proses pembelajaran yang
melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja tenga kerja (10).
PT Jabal Perkasa merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri kelapa sawit. Perusahaan ini melakukan produksi berupa pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit kasar/crude palm oil (CPO), inti kelapa sawit (kernel), fiber, dan tempurung sawit. PT Jabal Perkasa dituntut untuk menghasilkan kerja optimal demi kelangsungan kegiatan produksi pada perusahaan, serta menjaga persaingan tetap berjalan sehat. Tuntutan tersebut menyebabkan pekerja untuk selalu bekerja optimal, namun tidak diselaraskan dengan area lantai produksi pekerja tidak memakai alat pelindung diri. Hal ini menyebabkan pekerja tidak dapat menjaga kesehatan dengan baik sehingga memicu ketidakhadiran pekerja disaat jam kerja yang ditentukan. Dan dari sudut pandang ergonomi, absensi yang cukup tinggi sekitar 30% dari total jumlah pekerja, hal ini ditunjukkan 10% menggunakan surat sakit dari dokter, 5%
menggunakan surat izin dan 15% tidak ada keterangan sehingga hal ini dapat dikatakan sebagai implikasi bahwa kurangnya motivasi pekerja dalam bekerja.
Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi dan penilaian terhadap pengaruh dari kondisi setiap komponen sistem kerja terhadap meningkatkan kualitas kerja pekerja dengan menggunakan Macroergonomic Organizational Questionnaire Survey (MOQS). Komponen sistem kerja yang dimaksud yaitu lingkungan sosial, pekerjaan, karakteristik individual, kondisi organisasi, peralatan dan teknologi serta lingkungan fisik. Selanjutnya dari hasil penilaian akan diperoleh pengaruh komponen sistem kerja yang paling signifikan dan
komponen tersebut akan dianalisis lebih lanjut dan diberikan usulan perbaikannya untuk meningkatkan sistem kerja.
1.2. Rumusan Masalah
Permasalahan yang terjadi adalah pemimpin perusahaan yang tidak bisa menumbuhkan motivasi kerja setiap pekerja dan pada area lantai produksi pekerja tidak memakai alat pelindung diri.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan perbaikan sistem kerja.
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini antara lain:
a. Mengidentifikasi kondisi setiap komponen sistem kerja PT Jabal Perkasa b. Melakukan penilaian terhadap pengaruh dari komponen sistem kerja PT Jabal
Perkasa.
c. Memberikan usulan perbaikan terhadap kondisi komponen sistem kerja.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
a. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan teori yang didapat di bangku kuliah dengan mengaplikasikannya dengan penelitian langsung di lapangan.
b. Menjalin dan mempererat kerjasama antara pihak perusahaan tempat penelitian dengan Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
c. Sebagai masukan dan sumbangan pemikiran bagi pihak perusahaan untuk tambahan atau perbaikan dari sistem kerja yang mereka jalankan selama ini.
1.5. Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian
Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
a. Responden dalam penelitian ini adalah pekerja produksi yang bekerja di PT Jabal Perkasa.
b. Komponen sistem kerja yang akan dievaluasi sebagai variabel bebas yaitu : lingkungan sosial, kondisi pekerjaan, karakteristik individual, kondisi organisasi, peralatan dan teknologi serta lingkungan fisik.
c. Elemen keluaran yang akan dievaluasi sebagai variabel terikat yaitu tingkat sistem kerja pekerja.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
a. Kondisi sistem kerja yang diamati tidak berubah selama penelitian.
b. Pekerja yang menjadi responden dalam keadaan baik (sehat jasmani dan rohani).
c. Seluruh data yang diperoleh dari perusahaan maupun dari sumber lainnya dianggap benar dan dapat dipercaya.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan
PT. Jabal Perkasa adalah salah satu perusahaan swasta terdiri dari unit pengolahan minyak sawit kasar, unit pengolahan inti. PT. Jabal Perkasa terletak di Desa Tambusai Barat Dusun Tandihat, Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu.. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. Jabal Perkasa didirikan tahun 2013.
Pembangunan pabrik dimulai tahun 2013 dan selesai pembangunan tahun 2014.
Kemudian beroperasi pada tahun 2014.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PKS PT. Jabal Perkasa bergerak dalam bidang pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit kasar (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Palm Kernel).
Kelapa sawit yang diolah termasuk dalam varietas dura dan tenera berasal dari perkebunan rakyat. Hasil sampingan proses pengolahan kelapa sawit seperti serat, cangkang dan serat tandan kosong digunakan untuk bahan bakar boiler. Konsep pengolahan kelapa sawit yang diterapkan masih tetap pada tahapan proses seperti perebusan, pembantingan, pengepresan, pemurnian minyak dan pemisahaan inti sawit.
2.3. Organisasi dan Manajemen 2.3.1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi PKS PT. Jabal Perkasa akan ditunjukkan pada Gambar 2.1. Jenis struktur organisasi yang digunakan adalah struktur organisasi lini.
Struktur organisasi lini adalah suatu struktur organisasi di mana wewenang dan kebijakan pimpinan atau atasan dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi di bawahnya menurut garis vertikal.
Gambar 2.1. Struktur Organisasi DIREKTUR UTAMA
MANAJER UMUM
ADM MASKEP ASKEP
HUMAS PERSONALIA
ASISTEN SATU KTU ASS. PENGOLAHAN ASS. LABORATORIUM
Adapun uraian tugas-tugas masing-masing anggota organisasi pada PT.
Jabal Perkasa adalah sebagai berikut : 1. Direktur Utama
Tugas Direktur Utama adalah sebagai berikut :
a. Menyusun perencanaan, mengarahkan, mengevaluasi, mengkoodinasi, serta mengendalikan jalanya perusahaan agar tetap sesuai dengan kebijaksanaandan anggaran dasar perusahaan,
b. Mewakili perusahaan baik secara intern maupun extern,
c. Menerima tanggungjawab untuk pekerjaan yang dilakukan bawahan, d. Mengangkat dan memberhentikan pekerja,
e. Mempertanggung jawabkan hasil usaha dan kegiatan perusahaan pada rapat umum pemegang saham,
f. Berperan dalam menandatangani cek dan transaksi penting lainnya,
g.Membuata atau menyetujui peraturan-peraturan yang berlakudilingkungan perusahaan.
2. Manajer Umum
Tugas Manajer Umum adalah sebagai berikut :
a. Meyusun perencanaan, mengarahkan, mengevaluasi, mengkoorninasi serta mengendalikan jalannya peruasahaan agar tetap sesuai dengan kebijaksanaan dan anggaran dasar perusahaan.
b. Mewakili perusahaan baik secara interen maupun extern c. Mengangkat dan memberhentikan pekerja.
d. Berperan dalam menandatangani cek dan transaksi-transaksi pentinglainya. e.
Membuat dan menyetujuai peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan perusahaan.
3. Manajer Administrasi (ADM)
Tugas Manajer Administrasi adalah sebagai berikut:
a. Menyusun sistem administrasi (arsip) yang efektif bagi kelancaran oprasi perusahaan.
b. Mengkoordinir administrasi personalia termasuk dalam penerimaan, penempatan, dan pemberhentian pekerja.
c. Memberikan saran-saran pada Direktur Utama sehubung dengan dengan kesempurnaan dan kebijaksanaan pegawai.
4. Maskep
Tugas Maskep adalah sebagai berikut:
a. Membuat program kerja sesuai dengan yang telah disesuaikan baik bulanan, triwulan,semester, dan tahunan,
b. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan dan pekerjaan dipabrik serta bertanggung jawab terhadap kegiatan pabrik.
5. Assisten kepala
Tugas Assisten kepala adalah sebagai berikut:
a. merencanakan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan penanaman meliputi pembibitan, tanaman ulang, pemeliharaan, panen, dan pengutipan hasil, mengawasi pelaksanaan dan pengangkutan dari kebun kepabrik,merencanakan dan mengawasi pembangunan dan pemeliharaan bangunan, jalan, jembatan dan parit.
6. Humas
Tugas Humas adalah sebagai berikut:
a. Menjadi penghubung antara perusahaan dengan pihak-pihak luar seperti pemerintah, perusahaan mitra usaha, masyarakat sekitar lokasi pabrik dan menjadi penghubung dalam menyelesaikan pertikaian antara perusahaan dengan pekerja.
7. Personalia
Tugas Personalia adalah sebagai berikut:
a. penerimaan dan pemberhentian pekerja serta pengangkatan pekerja.
b. Mengawasi kegiatan-kegiatan pekerja serta menilai dan mengevaluasi prestasi kerja mereka.
c. Personalia juga menangani masalah-masalah yang terjadi pada pekerja seperti konflik antar pekerja juga bila terjadi kecelakaan kerja atau pekerja sakit.
8. Asisten Satu (ASTU)
Tugas Asisten Satu (ASTU) adalah sebagai berikut:
a. Melakukan supervisi kelapangan untuk memastikan pengarahanya dapat dilaksanakan dengan baik, sesuai standar dan mutu yang diinginkan.
b. mengatur pekerja untuk meningkatkan kinerja pekerja
9. Kepala Tata Usaha (KTU)
Tugas Kepala Tata Usaha (KTU) adalah sebagai berikut:
a. Mengkomputerisasikan dan mempersiapkan account report (akun yang belum tersusun) dari data-data yang dikirim oleh masing-masing devisi.
b. Membantu kabag umum didalam membuat analisa biaya-biaya yang tidak tetap, serta menyediakan laporan untuk kabag umum untuk setiap bulanya pada account report.
c. Menjadi pembimbing dan pelatih yang baik dibidang accounting, sistim dan program computer.
d. Menyajikan laporan kabag umum di bidang keuangan, analisis biaya, anggaran, dan progress report
10. Asisten pengolahan
Tugas Asisten pengolahan adalah sebagai berikut:
a. membantu mengawasi dan mengkoordinasi pengolahan sawit menjadi minyak kelapa sawit secara efisien dan memenuhi persyaratan.
11. Assisten Laboratorium
Tugas Assisten Laboratorium adalah sebagai berikut:
a. melakukan analisis di labor kimia yang berkaitan dengan proses minyak kelapa sawit. Misalnya mengukur kadar lemak buah sawit, membuat komposisi bahan kimia sebagai bahan pembantu dalam proses pembuatan minyak kelapa sawit.
2.3.2. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Tenaga kerja yang berkerja di PKS PT. Jabal Perkasa berjumlah 113 orang yang terdiri dari staff, non staff ditambahkan dengan pekerja kontraktor yang berasal dari pusat jasa tenaga kerja swasta yang ada di sekitar lokasi perusahaan.
Adapun perincian jumlah tenaga kerja PT. Jabal Perkasa pada table 2.1.
Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja
Uraian Pria Wanita Jumlah
Direktur Utama 1 - 1
Manajer Umum 1 - 1
Staff 15 - 15
Umum 20 10 30
Produksi 40 - 40
Kontraktor 26 - 26
Jumlah 103 10 113
Sumber: PT. Jabal Perkasa
Jam kerja yang diberlakukan bagi setiap pekerja adalah dengan pembagian jam kerja menjadi 2 shift selama 7 hari kerja dalam seminggu kecuali hari minggu dapat dilihat pada table 2.2.
Tabel 2.2. Jam Kerja Pekerja
Pekerja Shift Hari
Jam
Kerja Istirahat
Pabrik I
Senin-Sabtu Minggu
08.00-12.00 16.00-00.00
12.00-13.30 18.00-19.00
II
Senin-Sabtu Minggu
18.00-22.00 16.00-00.00
22.00-23.30 18.00-19.00 Kantor I Senin-Sabtu 08.00-16.30 12.00-13.30
Sumber: PT. Jabal Perkasa
2.3.3. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya
Upah yang diberikan oleh PT. Jabal Perkasa kepada pekerja adalah di atas Upah Minimum Regional (UMR) sesuai dengan peraturan pemerintah. Tenaga kerja yang berkerja di PT. Jabal Perkasa terdiri dari 90 orang pekerja yang berasal dari rekrutmen perusahaan dan 23 orang yang berasal dari kontraktor. Pemberian upah pada setiap pekerja kontrak dilakukan oleh pihak perusahaan kontraktor sendiri. Sistem pengupahan yang berlaku untuk pekerja PT. Jabal Perkasa, yaitu:
1. Pekerja dapat menerima langsung seluruh upah selama satu bulan bekerja secara langsung (dalam sekali pembayaran).
2. Pekerja dapat manerima seluruh upah selama satu bulan kerja dalam dua tahap pembayaran, yaitu pada minggu ke dua dalam setiap bulannya, pekerja dapat menerima setengah dari upah pokok ditambah dengan overtime dan dikurangi dengan pajak penghasilan.
PT. Jabal Perkasa menyediakan beberapa fasilitas yang dibutuhkan guna meningkatkan kesejahteraan dari pekerja. Fasilitas-fasilitas yang diberikan berupa:
1. Pemberian tunjangan hari raya, bonus tahunan.
2. Pendaftaran asuransi seperti Jamsostek dan asuransi lainnya.
3. Pelayanan kesehatan di rumah sakit yang telah ditunjuk oleh perusahaaan.
4. Tersedianya sarana transportasi untuk para pekerja.
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Konsep Dasar Ergonomi
Ergonomi sebenarnya berasal dari kata Yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti ilmu atau hukum. Dengan demikian ergonomi dimaksudkan sebagai disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya. Didiplin ergonomi secara khusus akan mempelajari keterbatasan dari kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan lingkungan kerjanya. Disiplin ini juga berangkat dari kenyataan bahwa manusia memiliki batas – batas kemampuan baik jangka pendek maupun jangka panjang pada saat berhadapan dengan keadaan lingkungan sistem kerjanya yang berupa perangkat keras (mesin, peralatan kerja, dll) dan perangkat lunak (metode kerja, sistem dan prosedur, dll). Maksud dan tujuan dari disiplin ergonomi adalah mendapatkan suatu pengetahuan yang utuh tentang permasalahan – permasalahan interaksi manusia dengan teknologi dan lingkungan kerjanya, sehingga dimungkinkan adanya suatu rancangan sistem kerja yang optimal. Disiplin ilmu ergonomi merupakan suatu cabang keilmuan yang secara sistematis memanfaatkan informasi – informasi mengenai sifat , kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang dan memperbaiki suatu sistem kerja, sehingga setiap orang dapat hidup dan bekerja pada sistem tersebut dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan dari pekerjaan itu dengan efektif, efisien, aman dan nyaman.
Informasi yang lengkap mengenai manusia, peralatan dan lingkungan kerja dalam ergonomi diperoleh melalui penyelidikan - penyelidikan yang dibagi dalam 4 kelompok, yaitu :
1. Penyelidikan tentang display
Display adalah bagian dari lingkungan yang mengkomunikasikan keadaannya kepada manusia. Informasi yang diberikan menyangkut semua rangsangan yang bisa diterima indera manusia baik langsung maupun tidak langsung. Display langsung merupakan display yang langsung dapat diterima oleh alat indera manusia, misalnya jalan raya. Sedangkan display tidak langsung adalah display yang tidak dapat diterima langsung oleh indera manusia, misalnya speedometer.
Display statis adalah display yang memberikan informasi tentang sesuatu yang tidak bergantung terhadap waktu, misalnya peta. Display dinamis adalah display yang menggambarkan perubahan menurut skala waktu misalnya speedometer pada kendaraan bermotor.
Display menjadi penting apabila rangsangan tersebut tidak dapat dirasakan dengan baik dikarenakan :
1. Terlalu kecil sehingga diperlukan alat pembesar.
2. Terlalu besar sehingga perlu diperkecil.
3. Bercampur dengan gangguan (noise) 4. Diluar batas kemampuan manusia.
5. Perlu pengamatan yang teliti.
6. Perlu disimpan untuk jangka waktu yang lama.
7. Rangsangan dapat diterima dengan baik apabila dalam bentuk yang lain.
8. Display merupakan cara terbaik untuk menyatakan informasi tersebut.
Perancangan display yang baik adalah display yang dapat menyampaikan informasi selengkap mungkin tanpa menimbulkan banyak kesalahan dari manusia yang menerimanya.
2. Penyelidikan tentang hasil kerja manusia dan proses pengendalian.
Hal ini menyelidiki tentang aktivitas kerja dan mempelajari cara mengukur setiap aktivitas. Mengukur aktivitas kerja manusia adalah mengukur berapa besarnya tenaga yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaannya (dalam satuan kilo kalori). Secara umum terbagi 2 kriteria, yaitu kriteria fisiologis dan operasional.
a. Kriteria fisiologis ditentukan berdasarkan kecepatan denyut jantung dan pernapasan. Usaha untuk menentukan besarnya tenaga yang tepat berdasarkan kriteria ini agak sulit karena perubahan fisik dari keadaan normal yang aktif melibatkan beberapa fungsi psikologis lain, seperti tekanan darah, peredaran udara, jumlah oksigen dan lainnya.
b. Kriteria operasional melibatkan teknik-teknik untuk mengukur atau menggambarkan hasil-hasil yang bisa dilakukan tubuh atau anggota- anggota tubuh pada saat melaksanakan gerakan - gerakannya. Secara umum hasil gerakan yang bisa dilakukan tubuh atau anggota tubuh dapat dibagi dalam bentuk - bentuk rentangan gerakan, pengukuran aktivitas berdasarkan kekuatan, ketahanan, kecepatan dan ketelitian. Untuk mengukur aktivitas tersebut digunakan alat ukur seperti dinamometer, alat pengukur tegangan dan lainnya.
3. Penyelidikan tentang tempat kerja.
Diarahkan untuk mendapatkan ukuran - ukuran tempat kerja yang sesuai dengan tubuh manusia. Penyelidikan ini banyak berhubungan dengan antropometri.
4. Penyelidikan tentang lingkungan fisik.
Yang dimaksud dengan lingkungan fisik meliputi ruangan dan fasilitas yang biasa digunakan serta kondisi lingkungan kerja, sehingga mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien dan produktif. Faktor - faktor yang mempengaruhi antara lain temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan dan warna (11).
3.2. Metode MakroErgonomi (Macroergonomic Methods)
Makroergonomi adalah suatu cabang ilmu yang pertama kali diperkenalkan oleh Hal W. Hendrik pada era tahun 80’an. Cabang ergonomi ini muncul diakibatkan oleh perkembangan teknologi yang begitu pesat, melebihi kecepatan perkembangan organisasi, selain itu juga disebabkan terdapatnya kelemahan dalam mikroergonomi.
Makroergonomi juga meneliti tentang pekerjaan, namun makroergonomi memeriksa pekerjaan dan sistem kerja secara lebih luas. Beberapa hal yang dibahas dalam makroergonomi adalah struktur organisasi, interaksi antara orang- orang yang ada dalam organisasi dan aspek motivasi dari pekerja. Dengan kata lain, ergonomi hanya melihat dari tingkat pekerjaan, namun makroergonomi
melihat dari tingkat pekerjaan dan juga tingkat organisasi. Hendrick mendeskripsikan ergonomi dalam sebuah seri dari tiga generasi :
a. Genarasi pertama
Ergonomi berkaitan dengan kemampuan fisik, fisiologis, lingkungan, dan karekteristik perceptual dalam merancang dan mengaplikasikan sistem antar manusia dan mesin. Hal ini meliputi control, display, penyusunan ruang kerja dan lingkungan kerja.
b. Generasi kedua
Generasi ini ditandai ketika berahlinya perhatian para ahli dengan berkembangnya sistem komputer. Disini para ahli ergonomi menekankan penelitian pada bagaimana manusia menerima, mempersepsikan, mengolah, dan menyimpulkan data dan informasi. Hendrick menjelaskan bahwa generasi kedua meningkatkan penekanan pada pengembangan dan aplikasi penggunaan sistem antar teknologi dan pengguna.
c. Generasi ketiga
Generasi ini ditandai dengan masuknya unsur eksternal yaitu organisasi dan sistem sosioteknik ke dalam ergonomi. Generasi ini menekankan perhatian pada aspek penerapan pengetahuan tentang individu dan organisasi pada perancangan, implementasi dan penggunaan teknologi baru. Atau dengan kata lain, generasi ketiga fokus pada makro ergonomi, atau keseluruhan organisasi sistem kerja dan berkonsentrasi pada pengembangan dan aplikasi dari teknologi dihubungankan dengan organisasi.
Makroergonomi dapat dimulai pada tingkat organisasi dari atas ke bawah.
Ergonomi dan makroergonomi tidak bertentangan, dalam kenyataanya keduanya saling melengkapi satu sama lain. Perbandingan antara kedua konsep ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Perbandingan Antara MikroErgonomi Dengan MakroErgonomi
Sumber :Hal W. Hendrick. Macroergonomics
3.3. Macroergonomic Organizational Questionnaire Survey (MOQS) 3.3.1. Dasar Dan Aplikasi
Sebagaimana survei kuisioner dalam penelitian, Macroergonomic Organizational Questionnaire Survey (MOQS) juga digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai aspek atau variabel dari suatu sistem kerja (Carayon and Smith, 2000). Informasi dapat berupa tugas, kondisi
organisasi, masalah lingkungan, peralatan kerja, teknologi dan karakteristik individual. Sebagai tambahan, MOQS juga digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai variabel keluaran seperti kepuasan kualitas kerja (misalnya kepuasan kerja / job satisfaction), stress fisik dan psikologis, kesehatan mental dan fisik, kinerja dan sikap (misalnya niat untuk meninggalkan pekerjaan).
MOQS dapat sangat bermanfaat dalam beberapa tahap seperti pada tahap diagnosa, penilaian organisasi, evaluasi pengaruh suatu perubahan pada suatu karakteristik kunci, serta memonitor opini pekerja terhadap implementasi sesuatu yang baru.
3.3.2. Prosedur
Hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam MOQS yaitu pada tahap pengembangan kuisioner. Metode yang diterapkan dalam mengembangkan, implementasi dan penyebaran kuisioner menjadi sangat penting dalam menentukan kualitas dan kegunaan data yang dikumpulkan.
Carayon dan Hoonakker (2001) menekankan bahwa terdapat lima langkah penting dalam mengembangkan suatu survei kuisioner yaitu :
1. Konseptualisasi
Menentukan konsep apa yang akan diukur dengan MOQS, antara lain :
a. Elemen sistem kerja mana yang akan dievaluasi ; tugas (task), kondisi organisasi, lingkungan fisik, peralatan dan teknologi serta karakteristik individual.
b. Elemen keluaran mana yang akan dievaluasi; kualitas bekerja, stress fisik dan psikologis, kesehatan fisik dan mental, kinerja serta sikap.
c. Serta menentukan tujuan utama penelitian dan mencocokkannya dengan konsep yang akan diukur dengan kuisioner penelitian.
2. Operasionalisasi
Menentukan dimensi dari setiap konsep yang akan diukur, memeriksa apakah terdapat elemen yang tumpang tindih dan melakukan pemeriksaan ulang setiap dimensi.
3. Sumber Kuisioner
Menelaah jenis survei kuisioner yang telah ada yang memungkinkan untuk digunakan dan sebagai landasan untuk penelitian. Adapun jenis survei kuisioner dalam ergonomi makro yang telah dikembangkan antara lain:
- Office worker survey (University of Wisconsin – Madison) - NIOSH (Job Stress Questionnaire)
- Karasek’s Job Strain Questionnaire
4. Pembuatan Kuisioner
Menentukan bentuk kuisioner yang akan digunakan, menentukan skala pengukuran serta item pertanyaan, petunjuk pengisian, layout dan sebagainya.
5. Pengujian Awal Kuisioner
Dalam hal ini menentukan siapa yang akan berpartisipasi dalam tahap pengujian awal kuisioner yang bertujuan untuk memeriksa kejelasan setiap
pertanyaan, menguji format kuisioner serta menilai durasi waktu pengisian kuisioner.
Macroergonomic Organizational Questionnaire Survey (MOQS) dalam pelaksanaannya akan melewati beberapa tahap yaitu sebagai berikut:
1. Tahap Pengumpulan Informasi
Tahap ini meliputi pengumpulan informasi sebanyak – banyaknya tentang sistem kerja yang diamati, siapa yang menjadi partisipan dalam survei serta komitmen perusahaan / pihak manajemen dalam memperbaiki sistem kerjanya.
2. Tahap Penetapan Tujuan
Tahap ini meliputi perumusan tujuan yang ingin dicapai dalam survei tersebut serta manfaat yang dapat diperoleh oleh pihak perusahaan. Tujuan penelitian ini selanjutnya dikomunikasikan kepada pihak manajemen serta kepada responden yang terlibat.
3. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini meliputi penentuan kapan survei akan dilaksanakan, prosedur pelaksanaan, serta metode untuk pengumpulan data survei.
4. Tahap Analisis dan Interpretasi
Tahap ini meliputi penggunaan metode dan software statistik untuk menyajikan, mengolah, menganalisa dan menginterpretasikan data hasil survei kuisioner. Serta mengaitkan hasil olahan statistik tersebut dengan tujuan penelitian.
5. Tahap Penyampaian Hasil
Tahap ini berkaitan dengan penyusunan format hasil penelitian untuk menggambarkan keadaan sistem kerja yang diteliti.
6. Tahap Follow – Up Action
Merupakan tahap akhir dari penelitian yaitu untuk merencanakan kegiatan atau aksi berikutnya yang harus dilakukan sesuai dengan hasil survei kuisioner yang diperoleh, seperti memberikan usulan perbaikan atau implementasi suatu metode, teknologi dan komponen baru lainnya pada sistem kerja yang diamati.
3.4. Metode Penelitian Survey Penelitian
Survei dapat digunakan untuk maksud penjajakan (eksploratif), deskriptif, penjelasan (explanatory), evaluasi, prediksi, dan penelitian operasional. Penelitian survey dapat dilakukan langsung kepada populasi (penelitian populasi) jika populasi terhingga dan objeknya tidak terlalu besar dan juga dapat dilakukan dengan mengambil sampel dari satu populasi yang besar. Adapun instrumen yang dapat digunakan dalam penelitian survey antara lain dengan wawancara (interview) dan kuisioner (angket).
3.4.1. Wawancara (Interview)
Wawancara (interview) merupakan cara pengumpulan data dengan menanyakan langsung kepada informan atau pihak yang kompeten dalam suatu permasalahan. Pertanyaan yang diajukan biasanya disiapkan terlebih dahulu yang diarahkan pada informasi untuk topik yang akan digarap. Dalam menggunakan
daftar pertanyaan yang telah disiapkan, penanya tidak semata-mata bergantung pada pertanyaan tersebut, tetapi bila ada informasi yang menarik dan perlu diketahui lebih lanjut, maka penanya boleh saja mengajukan pertanyaan di luar daftar yang telah disiapkan. Dalam wawancara, hasil yang diperolehh dapat dipertanggungjawabkan secara kualitatif dan memiliki nilai yang tinggi. Semua kesalahpahaman dapat dihindari, pertanyaan yang disiapkan dapat dijelaskan oleh informan dengan penjelasan tambahan dan tiap pertanyaan dapat dikembangkan lebih lanjut. Di pihak lain, wawancara memiliki kelemahan, yaitu data atau informasi yang dikumpulkan akan terbatas dan bila harus dilakukan dalam suatu wilayah yang luas akan memakan biaya dan waktu yang besar (12).
3.4.2. Kuisioner (Angket)
Kuisioner (angket) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya dan hal-hal lain yang diketahuinya. Bentuk angket secara umum dapat dibagi atas beberapa bentuk yaitu :
a. Angket dengan pertanyaan bebas (Angket tidak berstruktur)
Jawaban yang dapat diberikan berupa jawaban bebas, maksudnya adalah uraian berupa pendapat, hasil pemikiran, tanggapan, dan lain lain mengenai segala sesuatu yang dipertanyakan setiap item angket.
b. Angket dengan pertanyaan terikat (Angket berstruktur)
Angket bentuk ini memberikan pertanyaan yang telah disediakan sejumlah alternatif jawabannya. Sehingga jawaban yang didapatkan tidak akan berkisar jauh dari alternatif yang telah diberikan.
c. Angket dengan jawaban singkat (Short answer item)
Angket ini berupa kombinasi / gabungan antara angket tidak berstruktur dengan angket berstruktur. Kebebasan dalam menjawab merupakan faktor yang menyebabkannya hampir sama dengan angket tidak berstruktur. Sebaliknya permintaan jawaban yang mengkhusus dan tertentu (terarah) dengan peluang menjawab secara singkat, merupakan faktor yang menyebabkannya hampir sama dengan angket berstruktur.
Langkah-langkah dalam penyusunan kuesioner secara umum adalah : 1. Tahap persiapan , meliputi :
- Merumuskan maksud dan tujuan penelitian
- Menyusun pertanyaan-pertanyaan angket sesuai dengan rincian aspek aspek yang berhubungan.
- Angket yang sudah disiapkan dianjurkan untuk dikonsultasikan dengan seorang atau lebih pakar dalam bidang yang diselidiki.
- Kemudian susunlah petunjuk pengisian kuesioner dalam memandu responden.
2. Tahap Uji Coba (Try Out) kuesioner pendahuluan Tahap uji coba bertujuan untuk :
- Memeriksa kemungkinan terdapat pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas maksudnya bagi responden.
- Memeriksa kemungkinan terdapat kata kata yang asing sehingga tidak dimengerti oleh responden.
- Memeriksa kemungkinan terdapat pertanyaan-pertanyaan yang terlalu dangkal dalam mengungkapkan masalah penelitian.
- Memeriksa kemungkinan terdapat pertanyaan yang tidak relevan dengan masalah dan tujuan penelitian.
- Menyempurnakan kuisioner, dari sisi isi, desain, validitas, dan kehandalan.
Kuisioner pendahuluan dapat dilakukan dengan berdiskusi sesama anggota tim riset atau uji coba dengan 10-30 responden (Prima Ariestonandri;Marketing Research For Beginner)5
3. Penyebaran / Pengisian kuesioner
Tahap berikutnya adalah menyampaikan kuesioner kepada responden untuk diisi agar data yang diperlukan dalam suatu penelitian dapat dikumpulkan.
Penyebaran angket dapat menggunakan surat pengantar, yang disahkan diterima dan ditanda tangani oleh responden. Penyebaran angket dapat menggunakan jasa tenaga khusus pengumpul data yang langsung datang ke responden atau dengan menggunakan surat menyurat kepada responden. Tetapi untuk cara yang kedua, perlu dipikirkan strategi dan cara agar responden mau mengembalikan kuesioner yang telah diisi dengan memuaskan. Hal ini dapat dirangsang misalnya dengan memberikan hadiah kepada responden.
4. Tindak Lanjut (Follow Up) kuesioner Tindak lanjutnya dapat berupa :
- Penanggulangan masalah angket yang belum kembali, dengan memberikan surat susulan kepada responden.
- Peneliti dapat meminta bantuan pihak ketiga yang disegani dan dihormati oleh responden baik secara langsung maupun dengan perantara surat.
- Dilakukan pengecekan terhadap jawaban angket untuk mengetahui konsistensi jawaban terhadap pertanyaan sebelumnya (13).
3.5. Analisis Jalur
Analisis Jalur (Path Analysis) dikembangkan oleh Sewall Wright (1934) dengan tujuan menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab, terhadap seperangkat variabel lainnya yang merupakan variabel akibat.
Secara matematik Analisis Jalur mengikuti pola Model Struktural.
3.5.1. Diagram Jalur dan Persamaan Struktural
Pada saat akan melakukan Analisis Jalur, disarankan untuk terlebih dahulu menggambarkan secara diagramatik struktur hubungan kausal antara variabel- penyebab dengan variabel-akibat. Diagram ini disebut Diagram Jalur (Path Analysis), dan bentuknya ditentukan oleh proposisi teoritik yang berasal dari kerangka pikir tertentu.
Dalam pembicaraan kita selanjutnya, kita akan menggunakan sebuah lambang saja, yaitu X, baik sebagai variabel-penyebab maupun variabel-akibat, yang dibedakan oleh indeksnya (subscript).
Gambar 3.1. Diagram Jalur yang menyatakan hubungan kausal dari X1, sebagai penyebab, ke X2, sebagai akibat
X1 : Variabel Eksogenus (Exogenous Variable) Untuk selanjutnya variabel penyebab akan kita sebut sebagai Variabel Eksogenus.
X2 : Varibel Endogenus (Endogenous Variable)
: Variabel Residu (Residual Variable), yang merupakan gabungan dari
1. Variabel lain, diluar X1, yang mungkin mempengaruhi X2 dan telah terindentifikasi oleh teori, tetapi tidak dimasukkan ke dalam model.
2. Variabel lain, diluar X1, yang mungkin mempengaruhi X2, tetapi belum terindentifikasi oleh teori
3. Kekeliruan pengukuran (error of measurement)
4. Komponen yang sifatnya tak menentu (random component)
Gambar 3.1. menyatakan bahwa X2 dipengaruhi secara langsung oleh X1, tetapi diluar X1 masih banyak penyebab-penyebab lain itu dinyatakan oleh
. Gambar 3.1. merupakan diagram jalur yang paling sederhana, yang dinyatakan oleh persamaan :
(anak panah satu arah) menggambarkan pengaruh langsung dari variabel eksogenus terhadap variabel endogenus. Perhatikan bahwa panah yang kita gunakan menunjukkan satu arah dari eksogenus ke endogenus.
Gambar 3.1.Diagram jalur yang menyatakan hubungan kausal dari X1, X2, X3, ke X4
Gambar 3.2. mengisyaratkan bahwa hubungan antara X1 dengan X4, X2 dengan X4, dan X3 dengan X4, adalah hubungan kausal, sedangkan hubungan antara X1 dengan X2, X1 dengan X3, dan X2 dengan X3 masing-masing adalah hubungan korelasional.
perhatikan bahwa panah dua arah menyatakan hubungan korelasional.
Perhatikan pula bahwa pada diagram jalur di atas terdapat tiga buah variabel eksogenus, yaitu X1, X2, dan X3, sebuah variabel endogenus, X4, dan sebuah variabel residu .
Gambar 3.3. Hubungan kausal dari X1 dan X2 ke X3 dan dari X3 ke X4 Perhatikan bahwa pada gambar 3.3. terdapat dua buah sub-struktur.
Pertama sub-strktur yang menyatakan hubungan kausal dari X1 dan X2 ke X3 dan sub-struktur kedua mengisyaratkan hubungan kausal dari X3 ke X4.
persamaan untuk gambar 3.3.
pada sub-struktur pertama, X1 dan X2 merupakan variabel eksogenus, X3 sebagai endogenus dan 1, sebagai variabel residu. Pada sub-struktur kedua, X3 merupakan eksogenus, X4 endogenus dan 2 sebagai residu. Makin kompleks sebuah hubungan struktural, makin kompleks diagram jalurnya, dan makin banyak pula substruktur yang membangun diagram jalur tersebut (11).
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dimulai dari bulan November 2017 hingga Januari 2018.
Penelitian di laksanakan di lingkungan kerja PT Jabal Perkasa di Desa Tambusai Barat Dusun Tandihat, Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu.
4.2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi atau korelasional yaitu suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel.
4.3. Objek Penelitian
Objek penelitian yang diamati adalah sistem kerja pada PT. Jabal Perkasa.
4.4. Kerangka Konseptual
Penelitian dapat dilaksanakan apabila tersedia sebuah perancangan kerangka berpikir yang baik sehingga langkah-langkah penelitian lebih sistematis. Kerangka berpikir merupakan landasan awal dalam melaksanakan penelitian. Adapun kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian
4.5. Variabel Penelitian
Variabel-variabel dan definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Lingkungan Sosial
Variabel ini menggambarkan bagaimana pengaruh perusahaan terhadap perekonomian masyarakat sekitar
2. Kondisi Pekerjaan
Variabel ini menggambarkan bagaimana pembagian kerja dan beban kerja antar setiap pekerja
Komponen Sistem Kerja
Kondisi Pekerjaan Lingkungan Sosial
Karakteristik individual Individual
Peralatan dan Teknologi
Sistem Kerja
Perbaikan Sistem Kerja Kondisi Organisasi
Lingkungan Fisik
3. Karakteristik individual
Variabel ini menggambarkan bagaimana minat, sikap, perasaan dan kebutuhan yang dibawa seseorang didalam kerja
4. Kondisi Organisasi
Variabel ini menggambarkan bagaimana pemimpin perusahaan untuk memotivasi pekerja
5. Peralatan dan Teknologi
Variabel ini menggambarkan bagaimana kelengkapan sarana yang tersedia di perusahaan
6. Lingkungan Fisik
Variabel ini menggambarkan bagaimana keadaan lingkungan kerja di area lantai produksi.
4.6. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian dapat dilihat pada block diagram yang ditunjukkan pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2. Rancangan Penelitian
Mulai
Observasi/gejala
- Perumusan masalah dan hipotesis awal - Penyusunan kuisioner terbuka - Penyebaran kueiioner terbuka
- Menentukan indikator & penyusunan kisi-kisi
- Penyusunan kuisioner tertutup - Penyebaran kuisioner tertutup - Tabulasi data kuisioner tertutup - Analisis korelasi dan regresi dan
dilanjutkan dengan analisis jalur
Studi literatur - Teori buku
- Referensi jurnal penelitian - Langkah-langkah penyelesaian
Analisis dan pembahasan (usulan perbaikan )
Kesimpulan dan saran
selesai
BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, data primer yang dikumpulkan diperoleh dari kuisioner penelitian. Responden yang menjadi objek penelitian ini adalah seluruh operator bagian produksi yang bekerja di PT Jabal Perkasa yang berjumlah 20 orang.
Untuk mendapatkan informasi yang diharapkan, kuisioner sebagai alat pengumpulan data primer dalam penelitian ini dibuat dalam beberapa tahap.
Tahap pertama yaitu dengan membuat dan menyebarkan kuisioner terbuka.
Adapun isi setiap item pertanyaan kuisioner terbuka ini dapat dilihat pada Lampiran 1. Tujuan pembuatan kuisioner terbuka ini adalah untuk mendapatkan variabel atau indikator terhadap elemen sistem kerja yang mungkin dapat mempengaruhi kinerja operator. Indikator – indikator yang diperoleh selanjutnya akan digunakan sebagai masukan untuk menyusun kisi – kisi kuisioner tertutup.
Tahap selanjutnya adalah penyusunan konsep (konseptualisasi) dan kisi – kisi pertanyaan untuk membuat kuisioner tertutup berdasarkan hasil yang diperoleh dari kuisioner terbuka sebelumnya. Hasil yang diperoleh dari kuisioner tertutup ini selanjutnya akan diolah dengan analisis jalur. Adapun isi setiap item pertanyaan kuisioner tertutup ini dapat dilihat pada Lampiran 2.
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen atau setiap item pertanyaan dalam kuisioner merupakan instrumen yang tepat untuk mengukur apa yang hendak diukur. Jika terdapat instrumen atau item yang tidak
valid maka item tersebut tidak dapat digunakan selanjutnya untuk penelitian dan harus dibuang. Uji reabilitas dilakukan untuk melihat tingkat kepercayaan terhadap data yang diperoleh dari instrumen pengumpulan data sehingga jika dilakukan pengumpulan data ulang dengan instrumen dan objek yang sama maka hasilnya akan sama atau perbedaannya tidak signifikan.
Setelah semua pengujian validitas dan reabilitas kuisioner dilakukan dan data yang diperoleh telah valid, reliabel dan lengkap maka data tersebut telah layak untuk selanjutnya diolah dengan analisis jalur (Path Analysis).
5.1.1. Kuisioner Terbuka
Sebelum membuat kuesioner terbuka, peneliti terlebih dahulu membuat kisi – kisi tentang apa yang akan di ajukan pada kuisioner terbuka seperti pada Tabel 5.1. Kisi – kisi ini berupa indikator – indikator yang mempengaruhi sistem kerja.
Tabel 5.1. Kisi – kisi Kuisioner Dimensi/Variabel Indikator
Lingkungan sosial
Peraturan dan ketentuan yang berlaku keterlibatan masyarakat setempat pengaruh masyarakat
Pekerjaan
Metode kerja Pembagian kerja Penjadwalan kerja Beban kerja Kegiatan ekstra Karakteristik
Individual
perasaan terhadap profesi kepuasan diri
pendapat tentang karakter rekan kerja Kondisi Organisasi
Tipe kepemimpinan Koordinasi
Interaksi dengan rekan kerja Peralatan dan
Teknologi
kondisi peralatan kondisi mesin
masalah yang sering muncul Lingkungan Fisik
Kondisi faktor lingkungan fisik Tata letak areal kerja
benda atau material berbahaya
Tabulasi data yang diperoleh dari kuisioner terbuka digunakan untuk mendapatkan indikator setiap variabel penelitian. Berikut ini merupakan penglompokan dari elemen-elemen pertanyaan yang di ajukan pada kuesioner terbuka dapat dilihat pada lampiran 1.
5.1.2. Kuisioner Tertutup
Kuesioner tertutup dikembangkan menjadi item – item pertanyaan dengan 5 alternatif jawaban yang berskala pengukuran ordinal yaitu dengan menggunakan skala Likert dengan kisaran 1 – 5 . Skala ini untuk menunjukkan derajat intensitas atau tinggi rendahnya pengaruh setiap indikator terhadap sistem kerja. Adapun
STS (Sangat Tidak Setuju) : diberi skor 1 TS (Tidak Setuju) : diberi skor 2
N (Netral) : diberi skor 3 S (Setuju) : diberi skor 4
SS (Sangat Setuju) : diberi skor 5
Responden diminta untuk mengisi kuisioner tersebut hanya dengan memberikan tanda silang pada kolom – kolom yang tersedia untuk setiap item pertanyaan. Daftar pertanyaan yang diajukan pada kuesioner tertutup dapat dilihat pada lampiran 2.
5.1.2.2. Data Kuisioner Penelitian
Setelah diperoleh pengumpulan data terakhir berdasar hasil dari kuesioner tertutup, selanjutnya dilakukan pengujian validitas dan reabilitas pada kuisioner tertutup. Jika terdapat item yang tidak valid maka item pertanyaan tersebut seharusnya direvisi atau dibuang dan tidak digunakan lagi dalam penelitian selanjutnya. Berikut disajikan data kuisioner tertutup pada objek penelitian.
Tabel 5.2. Data Kuisioner Penelitian
Responden
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 4 1 4 3 3 5 2 5 5 5 3 5 3 3 4 3 5 4 2 5 2 4 2 3 4 4 4 1 4 4 5 3 3 3 4 3 3 5 3 1 3 3 5 1 4 4 4 4 3 5 3 5 4 3 4 5 3 5 3 3 3 5 4 4 2 4 5 3 4 3 3 5 4 5 4 3 5 5 4 5 5 3 5 5 5 2 3 3 3 3 3 4 5 3 3 3 5 4 4 3 4 3 1 4 6 5 2 5 5 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 5 3 4 3 2 3 7 3 1 5 5 3 4 3 4 5 4 3 4 4 5 5 4 3 5 3 5 8 5 1 4 5 4 3 1 3 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 3 5 9 5 1 4 5 4 4 3 4 4 5 3 5 3 5 4 5 4 5 3 5 10 4 2 4 5 3 3 3 4 3 4 5 4 5 3 4 3 4 3 2 4 11 3 1 5 3 4 4 1 3 4 3 5 5 5 4 3 5 3 4 2 5 12 5 3 4 3 4 4 1 5 4 3 3 4 4 5 4 3 4 4 1 4 13 5 3 5 4 4 3 3 5 4 3 3 4 4 5 3 4 5 3 2 3 14 4 1 3 3 5 3 1 3 5 5 5 4 5 3 5 5 3 4 2 3 15 5 2 5 3 4 4 3 5 5 5 5 4 3 4 5 5 3 4 2 3
Tabel 5.2. Data Kuisioner Penelitian (Lanjutan)
Responden
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
16 5 1 5 4 3 3 3 3 3 3 5 3 5 3 5 3 4 3 3 5 17 5 2 4 3 4 3 3 3 4 5 5 4 5 4 4 3 4 5 2 4 18 4 3 4 4 3 5 1 3 5 3 5 3 3 4 5 4 4 3 3 5 19 5 2 3 5 3 5 2 4 5 3 4 3 3 5 5 4 3 5 2 3 20 4 3 5 5 4 3 1 3 3 4 3 5 3 4 3 3 3 3 3 4 21 4 2 5 4 3 3 2 3 3 4 5 4 4 3 4 3 5 5 3 3 22 4 2 4 5 5 3 2 3 3 4 4 5 5 3 5 4 4 4 1 5 23 3 2 3 5 3 3 1 3 4 5 3 3 5 5 4 3 4 3 3 3 24 5 1 5 4 5 4 1 3 5 5 3 3 5 4 3 4 3 3 1 3 25 4 2 5 4 5 3 1 3 4 3 5 3 3 5 3 5 3 3 2 3 26 4 2 3 5 3 3 3 5 3 4 4 5 3 3 4 3 4 5 2 3 27 5 3 5 3 5 5 1 5 4 5 3 5 5 5 4 4 3 4 1 4 28 5 3 5 5 3 4 1 4 5 3 5 5 5 5 4 4 3 3 3 4 29 4 1 3 3 4 3 3 5 4 3 3 3 5 3 4 5 4 5 3 4 30 5 2 5 5 5 4 1 3 4 3 3 5 3 3 3 5 3 5 2 5
Table 5.2 adalah hasil Data Kuisioner Penelitian
5.2. Pengolahan Data
5.2.1. Pengujian Validitas Kuisioner
Untuk melakukan pengujian validitas instrumen pertanyaan, terlebih dahulu dicari nilai korelasi antara bagian – bagian dari instrumen secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan skor setiap item pertanyaan dengan skor total yang merupakan jumlah keseluruhan item pertanyaan. Adapun rumus yang digunakan adalah dengan korelasi pearson ”product moment” yaitu sebagai berikut:
Dimana n = jumlah responden
Dengan titik kritis dilihat dari tabel distribusi t (Lampiran 3) untuk tingkat kepercayaan α dan derajat kebebasan (dk = n – 2). Sedangkan daerah kritisnya yaitu thit < ttabel dengan hipotesis sebagai berikut :
Ho : item pertanyaan kuisioner merupakan instrumen yang valid Hi : item pertanyaan kuisioner merupakan instrumen yang tidak valid
Sebagai contoh untuk validasi instrumen atau pernyataan pertama dilakukan perhitungan sebagai berikut :
Tabel 5.3. Data dan Validasi Instrumen Pertanyaan 1 Nomor
Responden
Pertanyaan 1
X Y X2 Y2 XY
1 4 153 16 23409 612
2 1 65 1 4225 65
3 4 149 16 22201 596
4 3 146 9 21316 438
5 3 135 9 18225 405
6 5 130 25 16900 650
7 2 69 4 4761 138
8 5 133 25 17689 665
9 5 142 25 20164 710
10 5 137 25 18769 685
11 3 135 9 18225 405
12 5 138 25 19044 690
13 3 138 9 19044 414
14 3 138 9 19044 414
15 4 144 16 20736 576
16 3 138 9 19044 414
17 5 131 25 17161 655
18 4 137 16 18769 548
19 2 76 4 5776 152
20 5 141 25 19881 705
Jumlah 74 2575 302 344383 9937
Table 5.3. adalah hasil Data dan Validasi Instrumen Pertanyaan 1
Berikut ini merupakan perhitungan untuk melihat nilai dari r hitung pada tabel 5 berikut
Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk melihat nilai dari t hitung dengan perhitungan sebagai berikut:
Pengujian selanjutnya untuk pertanyaan pertama di atas yaitu :
Ho : item pertanyaan pertama merupakan instrumen yang valid Hi : item pertanyaan kuisioner merupakan instrumen yang tidak valid 2. Menetapkan titik kritis dan daerah kritik
Dengan taraf signifikan yang dipilih α = 0.05 dan dk = 20 – 2 = 18 maka diperoleh titik kritis t(0,05;18) = 2,101 dengan daerah kritis thit < 2,101 3. Menarik kesimpulan
Karena t hit (3,934) > t tabel (2,101) maka Ho diterima dan disimpulkan bahwa item pertanyaan pertama merupakan instrumen yang valid.
Dengan melakukan perhitungan dan pengujian yang sama terhadap pertanyaan lainnya pada kuisioner pendahuluan, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 5.4. Hasil Pengujian Validitas Instrumen
No Item Pertanyaan R hitung t hitung t tabel Kesimpulan
1 0,680 3,937 2,101 Instrumen valid
2 0,721 4,423 2,101 Instrumen valid
3 0,618 3,342 2,101 Instrumen valid
4 0,651 3,647 2,101 Instrumen valid
5 0,622 3,374 2,101 Instrumen valid
6 0,665 3,777 2,101 Instrumen valid
7 0,681 3,946 2,101 Instrumen valid
8 0,821 6,119 2,101 Instrumen valid
9 0,744 4,729 2,101 Instrumen valid
10 0,637 3,509 2,101 Instrumen valid
11 0,748 4,790 2,101 Instrumen valid
12 0,735 4,602 2,101 Instrumen valid
13 0,528 2,640 2,101 Instrumen valid
14 0,734 4,594 2,101 Instrumen valid
15 0,679 3,932 2,101 Instrumen valid