• Tidak ada hasil yang ditemukan

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2020"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK DI PT. SINAR SOSRO TANJUNG MORAWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE

HOUSE OF RISK

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

ABDUL RAHIEM NASUTION NIM. 160403005

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

2 0 2 0

(2)
(3)

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

No. Dok. : FM-GKM-S1TI-FT- ...6-06-11

Edisi... : 0 Rev : 01 TglEfektif:09 Juli 2018

Halaman: 1dari1 - 1 -11Page 1of1

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA

“SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA”

No. : 1463/ UN5.2.1.4.1.4/KRK/2020

Kami yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa setelah melakukan : - Evaluasi hasil Seminar DRAFT Tugas Sarjana

- Pemeriksaan Terhadap Perbaikan DRAFT Tugas Sarjana terhadap mahasiswa :

Nama : Abdul Rahiem Nasution

N I M : 160403005

Tempat dan tanggal lahir : Tanjung Morawa, 30 Mei 1998

Judul Tugas Sarjana : Analisis Risiko Rantai Pasok di PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa dengan Menggunakan Metode House of Risk

menetapkan ketentuan-ketentuan berikut sebagai hasil evaluasi :

Dapat menerima perbaikan Tugas Sarjana DepartemenTeknik Industri dan kepada penulisnya diizinkan untuk mengikuti Sidang Sarjana / Ujian Kolokium yang akan diadakan Departemen Teknik Industri FT USU.

Medan, Desember 2020 Tim Pembanding,

Pembanding I, Pembanding II,

Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE Ir. Mangara M. Tambunan, M.Sc Tanggal, 30 November 2020 Tanggal, 3 Desember 2020

Pembimbing, Ketua ,

Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, MSIE Dr.Ir. MeilitaTryanaSembiring, MT, IPM

(4)

uDunipH 810Z!ns 60:iiya/a 13L

10 : 12Y tI-90-9-LILISNYD-W 0g

'LN SuLnquos Wdl

Bue L

SUNI

eil

Y I

we

N3NI

say N LS 'Leyong

enja

NYO N

S SV IS

d

NV I

IG iO N3

*SLJejyaS uTeyysyeÁuaN/ .MYej2BuaN

7a N

3ISW 'TOgnseN uUIOureH 'JGJod

sN'TeunqueI W BEBueN I

asw SuepuoeN u

VIAJ0d1

II fnSud '1 I[naued1

say N 'LS 'LJeYong8

d

10JeuipJooy Buepis euesyejed

nsn INYIL SVITN¥VH

IHLSNANI XINYAJL

NANILVdId dV¥ONIT VNVrAVS NVISN

VILINYd

ozoz Joquasaa iz'uepaN

Day/onpay Sueí euelies Suepis

.uq+uau edep qnun

o.

*s**********.**.**********o**********"*********************************************** UBYq.[emp uejnyõuesiaq aueA

äueny 1!ses ueðuop 's

ni 01 ¥VaiL

Usnpuj yIUyo uauaIJvdaa YYo

ueyienjoy!P ueye

!uyL Seijnypj eprd unynyeid

urp yeijny inyiauau euuejos

NIuapeyv dysueiL uep 'ns0

IUyL SeIInyej Puesioq eJeN

eiajeuns seiisiasIun yzjo ueyienj>yp

ueye yiuyo1 eueles yezeli

eyeu °jesa]as

yepns (epe nejey) ueIPquOd

e!q Lysnpuj yiuyo| uepiq

uiejep euelieg .e+eq>s ueyejEKUIp

uenyâuesaq iueA

uuuaydns uyiby

vduw i

uwyvqsad Dnquoy I!SEY ueBuop

'sn1010 uep ueysnuaN eueu ueydejououu nqosao) Buek uryeesup seeip

+/

8

+/ IDg

) :dnyu) :

I 3uiquiquad

Butquiquad ujouLreH 1HaJ0d aisn 'uoynseN

YSY JO

asnoH apojaW

ueyeunäuaN ueauap

eMEJON

SunfueI oJsos Jeuis Ld

!P YOsed IEuEy oyISI

Sis!|Puy euelieS seinj

Inpn

8661 19N OE BMRION

Sun[ue1L yeT je3ue

| uep 1eduaI

s0oEOP091 WIN

uopnseN uauey npqv

PuPN

:depeyie

Lgsnpuj q!uUyeL

deyuj puelies Suepis

eAuBuns3ueIaq

euejas Iedeoip

sues

!seq-1ISey uEyuniIquadueu

uep uEyuesiaduou

'eauapusu yejsjes

uepoN

!p eJeiN

IoPuns Se]ISIA.uN yiuyoL sEJNyeI

LIISnpuj yiuyeI uWOLTedag

deyau»T eue[Tes Buepis uu

uey eped

070/

PTFTTSNN

/09:

ON

udVHONIT VNVrAVS DNVIS NVSOLNdAYA»

SSIOT NVIAN

ISTEIT8 "TEJ

"ISTEIT8 1PI-ASn snduey ToN

JJEUEujy If

vavLA vAaLVWAS

SvLISAIAINO

IHISANI XINYAL NAWALAVAd

XINYAL SVITOYVA

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Sarjana ini dengan baik.

Pembuatan laporan Tugas Sarjana ini merupakan langkah akhir untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama masa perkuliahan. Selain itu, laporan Tugas Sarjana ini juga merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik.

Laporan Tugas Sarjana ini berisi penelitian yang dilakukan di PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa. Laporan ini menjelaskan tentang Tugas Sarjana penulis yang berjudul “Analisis Risiko Rantai Pasok di PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa dengan Menggunakan Metode House of Risk”.

Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Sarjana ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis menerima segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata, penulis berharap agar laporan Tugas Sarjana ini berguna bagi kita semua

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS

MEDAN, OKTOBER 2020

(6)

ABSTRAK

Dalam rantai pasok terdapat peluang timbulnya risiko. Hal ini akan mengakibatkan terganggunya aliran rantai pasok dari hulu ke hilir apabila tidak ditangani. Langkah-langkah penanganan perlu direncanakan agar risiko dalam rantai pasok dapat diatasi. PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri minuman. Produk utama yang dihasilkan adalah teh botol sosro. Pada pengamatan awal ditemukan adanya gangguan pada rantai pasok perusahaan yaitu kekurangan bahan baku dikarenakan bahan baku yang datang dari supplier kurang dari jumlah yang dipesan. Hal tersebut dapat dikategorikan sebagai risiko yang dapat merugikan bagi pihak perusahaan dan pihak lain di dalam rantai pasok. Dengan melihat kondisi perusahaan saat ini, agar dapat mengurangi tingkat terjadinya risiko atau gangguan lain pada rantai pasok, perusahaan memerlukan perencanaan dan perbaikan rantai pasok diantaranya dengan cara melakukan identifikasi risiko, menentukan penyebab risiko dominan dan merencanakan beberapa aksi penanganan risiko yang dapat diterapkan oleh pihak perusahaan. House Of Risk (HOR) adalah metode yang digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi risiko yang berpotensi muncul pada aliran rantai pasok perusahaan. Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan pemetaan aktivitas rantai pasok berdasarkan model Supply Chain Operation Reference (SCOR) kemudian dilakukan penilaian severity, occurence dan relationship pada risk event dan risk agent untuk mendapatkan nilai Aggregate Risk Potential (ARP). Selanjutnya direncanakan sejumlah aksi penanganan risiko dengan melakukan penilaian terhadap tingkat kesulitan dan hubungan keterkaitannya dengan penyebab risiko dominan agar menghasilkan prioritas aksi penanganan risiko. Setelah dilakukan penelitian terdapat 42 risk event dan 32 risk agent.

Melalui pendekatan pareto 80/20 diperoleh 7 risk agent yang direncanakan aksi penanganannya. Terdapat 13 aksi penanganan risiko yang dapat diterapkan oleh perusahaan agar dapat menangani risiko rantai pasok yang terjadi.

Kata kunci: Rantai Pasok, House of Risk (HOR), risk event, risk agent, Aksi Penanganan Risiko

(7)

ABSTRACT

In the supply chain there are opportunities for risks. This will disrupt the flow of the supply chain from upstream to downstream if not handled. Countermeasures need to be planned so that risks in the supply chain can be overcome. PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa is a company engaged in the beverage industry. The main product produced is bottled sosro tea. Initial observations found a disturbance in the company's supply chain, namely a shortage of raw materials because the raw materials coming from suppliers were less than the quantity ordered. This can be categorized as a risk that can be detrimental to the company and other parties in the supply chain. By looking at the current condition of the company, in order to reduce the level of risk or other disruption in the supply chain, companies need supply chain planning and improvement, including by identifying risks, determining the causes of dominant risks and planning some risk management actions that can be implemented by the company. House Of Risk (HOR) is a method used to analyze and evaluate risks that could potentially arise in a company's supply chain flow. The first step is to map supply chain activities based on the Supply Chain Operation Reference (SCOR) model, then assess the severity, occurrence and relationship of risk events and risk agents to obtain the Aggregate Risk Potential (ARP) value. Furthermore, a number of risk management actions are planned by conducting an assessment of the level of difficulty and its relationship to the dominant risk causes in order to produce priority risk management actions. After doing the research, there are 42 risk events and 32 risk agents. Through the Pareto 80/20 approach, 7 risk agents are planned for their handling action. There are 13 risk management actions that can be implemented by companies in order to handle supply chain risks that occur.

Keywords: Supply Chain, House of Risk (HOR), risk event, risk agent, Risk Management Action

(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU dengan baik dan dapat menyelesaikan penulisan laporan Tugas Sarjana ini.

Dalam menyelesaikan Tugas Sarjana, banyak pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan Tugas Sarjana ini, baik bantuan materil, spiritual, informasi maupun administrasi. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Meilita Tryana Sembiring, ST., MT., IPM. selaku Ketua Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan.

2. Bapak Buchari, ST, M.Kes. selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, MSIE. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan terhadap judul Tugas Akhir dan banyak meluangkan waktu, memberikan ilmu, arahan dan saran kepada penulis untuk dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE. dan Bapak Ir. Mangara M.

Tambunan, M.Sc. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan berupa saran kepada penulis untuk memperbaiki laporan Tugas Sarjana ini.

5. Kedua orang tua, Bapak Khairil Anwar Nasution dan Ibu Siti Hadijah atas doa, nasihat, bimbingan dan dukungan moril serta materil yang menjadi

(9)

sumber inspirasi dan motivasi penulis untuk tetap semangat dalam perkuliahan dan penulisan laporan Tugas Sarjana ini.

6. Rekan-rekan Laboratorium Proses Manufaktur: Imam, Angel, Mulya, Ayu dan Wira yang memberikan semangat dan bantuan kepada penulis dalam penyelesaian laporan Tugas Sarjana.

7. Seluruh staf dan karyawan Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara khususnya Bang Mijo, Kak Rahma, Bang Nurmansyah, Kak Mia dan Bang Awal yang banyak membantu dalam kemudahan administrasi kepada penulis.

8. Teman-teman seperjuangan Teknik Industri angkatan 2016 yang telah berjuang bersama-sama dari awal masuk kuliah hingga sekarang.

9. Semua pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu namanya yang ikut membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Sarjana.

(10)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang Masalah ... I-1 1.2. Rumusan Masalah ... I-6 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... I-7 1.3.1. Tujuan Penelitian ... I-7 1.3.2. Manfaat Penelitian... I-7 1.4. Batasan dan Asumsi Masalah ... I-8 1.4.1. Batasan Masalah... I-8 1.4.2. Asumsi Masalah ... I-8 1.5. Sistematika Penulisan Laporan ... I-9

(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... II-1 2.1. Profil Perusahaan... II-1 2.2. Struktur Rantai Pasok ... II-1 2.2.1. Supplier PT. Sinar Sosro ... II-2 2.2.2. Bagian Manufaktur PT. Sinar Sosro ... II-3 2.2.3. Kantor Penjualan PT. Sinar Sosro ... II-4 2.2.4. Dister dan Konsumen PT. Sinar Sosro ... II-5

III LANDASAN TEORI ... III-1 3.1. Supply Chain Management ... III-1 3.2. Model Supply Chain Operation Reference (SCOR) ... III-2 3.3. Risiko ... III-3 3.3.1. Definisi Risiko ... III-3 3.3.2. Jenis-Jenis Risiko Supply Chain Management ... III-4 3.3.3. Metode Pengukuran Risiko ... III-5 3.4. Supply Chain Risk Management ... III-7 3.5. Strategi Penanganan Risiko ... III-8

(12)

x

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Jenis Penelitian ... IV-1 4.3. Objek Penelitian ... IV-2 4.4. Variabel Penelitian ... IV-2 4.5. Kerangka Konseptual ... IV-3 4.6. Instrumen Penelitian ... IV-4 4.7. Pelaksanaan Penelitian ... IV-6 4.8. Pengumpulan Data ... IV-8 4.9. Pengolahan Data ... IV-8 4.10. Analisis dan Pembahasan ... IV-12 4.11. Kesimpulan dan Saran ... IV-12

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA... V-1 5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Pemetaan Aktivitas Rantai Pasok ... V-1 5.1.2. Identifikasi Risiko ... V-2 5.1.2.1. Kejadian Risiko (Risk Event) ... V-3 5.1.2.2. Agen Risiko (Risk Agent) ... V-5 5.1.2.3. Penilaian Risiko ... V-6

(13)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2. Pengolahan Data dan Analisis... V-13 5.2.1. Analisis Risiko ... V-13 5.2.1.1. Perhitungan Nilai Agregate Risk Potential (ARP) ... V-13 5.2.1.2. House of Risk Fase I ... V-13 5.2.2. Evaluasi Risiko ... V-14 5.2.3. Penanganan Risiko ... V-19 5.2.3.1. Tindakan Pencegahan Risiko ... V-19 5.2.3.2. Penilaian Tindakan Pencegahan Risiko ... V-20 5.2.3.3. Perhitungan Total Effectiveness (TEk) ... V-22 5.2.3.4. Perhitungan Effectiveness to Difficulty Ratio

(ETDk) ... V-23 5.2.3.5. House of Risk Fase II ... V-23

VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH ... VI-1 6.1. Analisis House of Risk Fase I ... VI-1 6.2. Analisis House of Risk Fase II ... VI-2

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-1

DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Diagram Alur Rantai Pasok PT. Sinar Sosro ... II-2 2.2. Blok Diagram Proses Produksi Teh Botol Sosro ... II-4 3.1. Model Supply Chain dan 3 Macam Aliran yang Dikelola ... III-2 3.2. 5 Proses Inti pada Model SCOR ... III-2 4.1. Kerangka Konseptual ... IV-3 4.2. Flowchart Penelitian ... IV-7 5.1. Diagram Pareto ARP Risk Agent ... V-17 6.1. Grafik Risk Agent Prioritas ... VI-2 6.2. Grafik Prioritas Tindakan Pencegahan Risiko ... VI-4

(15)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1.1. Bahan Baku yang Dipesan dan Diterima Perusahaan dari

Supplier Bulan Januari-Oktober 2020 ... I-2 2.1. Supplier PT. Sinar Sosro ... II-3 3.1. Tipe-Tipe Risiko dan Metode Pengukuran ... III-6 4.1. Level Severity pada Form Penilaian... IV-4 4.2. Level Occurence pada Form Penilaian ... IV-5 4.3. Level Relationship pada Form Penilaian ... IV-5 4.4. Tingkat Kesulitan Tindakan Pencegahan Risiko ... IV-6 4.5. Level Hubungan Keterkaitan Tindakan Pencegahan dengan

Risk Agent ... IV-6 4.6. House of Risk 1 ... IV-10 4.7. House of Risk 2 ... IV-12 5.1. Pemetaan Aktivitas Rantai Pasok Berdasarkan Model Supply

Chain Operations Reference (SCOR) ... V-2 5.2. Risk Event di PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa... V-3 5.3. Risk Agent di PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa ... V-5 5.4. Arti Nilai Severity ... V-6 5.5. Penilaian Risk Event ... V-7

(16)

xiii

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.6. Arti Nilai Occurence ... V-8 5.7. Penialain Agen Risiko (Risk Agent) ... V-9 5.8. Arti Nilai Relationship ... V-10 5.9. Penilaian Relationship ... V-11 5.10. House of Risk Fase I ... V-15 5.11. Perankingan Risk Agent ... V-17 5.12. Tindakan Pencegahan Risiko ... V-19 5.13. Arti Nilai Hubungan Tindakan Pencegahan Risiko dengan

Risk Agent ... V-20 5.14. Penilaian Hubungan Tindakan Pencegahan dengan Risk

Agent ... V-21 5.15. Arti Nilai Difficulty ... V-22 5.16 Penilaian Tingkat Kesulitan ... V-22 5.17. House of Risk Fase II ... V-24 5.18. Urutan Perankingan Tindakan Pencegahan Risiko ... V-25 6.1. Risk Agent Prioritas ... VI-1 6.2. Prioritas Tindakan Pencegahan Risiko ... VI-3

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Form Penilaian Kejadian Risiko (Risk Event) ... L-1 2. Form Penilaian Agen Risiko (Risk Agent) ... L-2 3. Form Penilaian Tingkat Hubungan (Relationship) ... L-3 4. Form Penilaian Tingkat Hubungan Risk Agent dengan

Tindakan Pencegahan Risiko ... L-4 5. Form Penilaian Tingkat Kesulitan Aksi Penanganan Risiko ... L-5 6. Surat Permohonan Tugas Sarjana... L-6 7. Surat Penelitian ke PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa ... L-7 8. Surat Keputusan Tentang Surat Sarjana ... L-8 9. Struktur Organisasi PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa ... L-9 10. Standard Operation Procedure (SOP) Saran Penelitian ... L-10 11. Berita Acara Laporan Tugas Sarjana Dosen Pembimbing ... L-11

(18)

I-1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Persaingan dalam sektor industri semakin ketat, perusahaan dituntut untuk menjadi perusahaan yang lebih unggul dan dapat berkompetisi dengan perusahaan lain. Dalam suatu perusahaan, manajemen rantai pasok merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan karena melibatkan semua elemen yang berpartisipasi dalam suatu pergerakan usaha, mulai dari pemasok (supplier), perusahaan manufaktur sampai ke customer. Melalui penerapan manajemen rantai pasok diharapkan dapat membentuk jaringan rantai pasok yang kuat dan tangguh, dimana hal ini merupakan bagian dari strategi perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain.

Secara umum sistem rantai pasok berkaitan dengan aliran material, informasi dan finansial di sepanjang jaringan rantai pasok. Kegiatan utama di dalam manajemen rantai pasok adalah kegiatan merancang produk, kegiatan mendapatkan bahan baku, kegiatan merencanakan produksi dan persediaan, kegiatan melakukan produksi dan kegiatan melakukan pengiriman. Kegiatan- kegiatan tersebut biasanya dibentuk ke dalam pembagian divisi pada suatu perusahaan yang membentuk suatu jaringan rantai pasok. Jaringan rantai pasok yang terbentuk tidak terlepas dari adanya risiko.

Kejadian risiko yang terjadi di dalam supply chain menurut beberapa peneliti seperti, Zsidisin dkk (2004) risiko ketidakmampuan perusahaan dalam

(19)

I-2

memenuhi permintaan pelanggan, kekurangan material, biaya yang semakin meningkat, panjangnya lead time (Feng dan Mei, 2011), sedangkan menurut Ritchie dan Brindley (2007) risiko yang sering terjadi pada supply chain antara lain, yaitu risiko tertundanya pengiriman material akan menyebabkan berhentinya proses aktivitas produksi, risiko kenaikan biaya dari bahan baku, risiko kenaikan biaya juga dapat menyebabkan perpindahan tempat operasional dan mencari transportasi, risiko dari kerusakan salah satu mesin produksi di pabrik dapat menyebabkan terhentinya aktivitas produksi. Adapun menurut Tang (2006) yang membagi risiko pada rantai pasok menjadi dua jenis risiko, yaitu risiko operasional dan gangguan, yang mana risiko operasional meliputi ketidakpastian yang berasal dari dalam rantai pasok, seperti ketidakpastian permintaan, supply material dan biaya, sedangkan risiko gangguan (disruptions) disebabkan oleh alam dan manusia, seperti tsunami, gempa dan krisis ekonomi.

House of Risk merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengukur potensi risiko yang ada pada rantai pasok. Model House of Risk merupakan sebuah framework yang dikembangkan oleh Laudine H.

Geraldin dan I. Nyoman Pujawan dengan melakukan pengembangan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan metode Quality Function Deployment (QFD) (Geraldin, 2007; Pujawan, 2005). Secara garis besar, tahapan dalam framework ini dibagi menjadi dua fase, yaitu fase identifikasi risiko (risk identification) dan fase penanganan risiko (risk treatment). Fase identifikasi risiko adalah fase dimana kejadian risiko (risk event) dan agen risiko (risk agent) diidentifikasi dan diukur yang kemudian dilakukan pengukuran tingkat severity

(20)

I-3

dan occurance serta perhitungan nilai Aggregate Risk Priority (ARP). Fase penanganan risiko adalah fase dimana agen risiko terpilih dari fase pertama dinilai dengan tindakan pencegahan.

PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa adalah perusahaan yang memproduksi teh siap minum dalam kemasan botol. Salah satu produk yang diproduksi, yaitu Teh Botol Sosro. Struktur rantai pasok pada PT. Sinar Sosro dimulai dari supplier, manufaktur (pabrik), kantor penjualan, dister, penjual akhir dan konsumen.

Supplier berperan untuk memenuhi kebutuhan produksi terkait bahan baku maupun bahan penolong yang digunakan di dalam proses produksi. Bahan baku dari proses produksi teh botol sosro yakni teh hijau, melati, gambir, gula pasir dan air, sedangkan bahan penolong terdiri atas botol, tutup botol dan krat. Masing- masing bahan baku maupun bahan penolong tersebut berasal dari supplier dengan lokasi yang berbeda-beda di seluruh Indonesia. Manufaktur (pabrik) adalah pihak PT. Sinar Sosro yang memproduksi produk Teh Botol Sosro. Kantor penjualan dan dister berfungsi sebagai pihak yang mendistribusikan produk Teh Botol Sosro kepada penjual akhir (customer) dan selanjutnya berakhir pada konsumen.

Luasnya ruang lingkup pengelolaan dan penerapan manajemen rantai pasok yang dilakukan oleh pihak perusahaan, dapat menyebabkan timbulnya risiko di dalam aliran rantai pasok yang dikelolanya. Berdasarkan hasil pengamatan awal diketahui bahwa masalah yang ada di aliran rantai pasok PT.

Sinar Sosro adalah kekurangan bahan baku yang diterima dari supplier pada bulan Januari-Oktober 2020 yang dapat dilihat pada Tabel 1.1.

(21)

I-4

Tabel 1.1. Bahan Baku yang Dipesan dan Diterima Perusahaan dari Supplier Bulan Januari-Oktober 2020

Supplier Bulan Bahan Baku

Bahan Baku yang Dipesan

(ton)

Bahan Baku yang Diterima

(ton)

Kekurangan Bahan Baku

(ton)

PT. Gunung Slamat

Januari

Teh Hijau 40 38,4 1,6

Melati 40 39,3 0,7

Gambir 40 38,5 1,5

Februari

Teh Hijau 40 39,5 0,5

Melati 40 39,6 0,4

Gambir 40 38,9 1,1

Maret

Teh Hijau 40 39,4 0,6

Melati 40 38,7 1,3

Gambir 40 38,8 1,2

April

Teh Hijau 40 39,3 0,7

Melati 40 38,0 2,0

Gambir 40 38,6 1,4

Mei

Teh Hijau 40 38,6 1,4

Melati 40 39,6 0,4

Gambir 40 40,0 -

Juni

Teh Hijau 40 39,8 0,2

Melati 40 39,4 0,6

Gambir 40 39,2 0,8

Juli

Teh Hijau 40 40,0 -

Melati 40 39,7 0,3

Gambir 40 39,8 0,2

Agustus

Teh Hijau 40 39,3 0,7

Melati 40 38,9 1,1

Gambir 40 39,2 0,8

September

Teh Hijau 40 39,6 0,4

Melati 40 39,8 0,2

Gambir 40 38,7 1,3

Oktober

Teh Hijau 40 39,1 0,9

Melati 40 40,0 -

Gambir 40 39,2 0,8

Sumber: PT. Sinar Sosro

Dari Tabel 1.1. menunjukkan bahwa adanya kekurangan bahan baku dalam periode bulan Januari-Oktober. Hal tersebut dikategorikan sebagai kejadian risiko operasional yang dapat terjadi di dalam aliran material pada rantai pasok,

(22)

I-5

karena bahan baku yang datang dari supplier kurang dari jumlah yang dipesan.

Adapun masalah terkait informasi yang ditemui pada rantai pasok PT. Sinar Sosro adalah terjadinya kesalahan dalam penulisan spesifikasi material kepada pihak supplier, hal ini terjadi karena ada kesalahan pada pekerja (human error) akibat dari kurang telitinya pekerja di dalam membuat spesifikasi dari setiap material yang diminta kepada pihak supplier, sedangkan untuk masalah terkait finansial pada aliran rantai pasok yang terjadi adalah biaya supply chain yang melebihi dari perencanaan biaya yang telah dilakukan (financial plan), disebabkan oleh adanya kenaikan biaya yang tidak menentu dan adanya kesalahan informasi yang diperoleh dari vendor.

Dari uraian tersebut, maka diperlukan adanya suatu upaya perbaikan untuk membantu pihak perusahaan dalam mengidentifikasi setiap risiko pada proses bisnis rantai pasok dan melakukan rencana pencegahan risiko yang tepat. Metode House of Risk digunakan sebagai penyelesaian untuk masalah terkait risiko pada rantai pasok yang meliputi aliran material, informasi dan finansial, karena metode House of Risk mampu menggambarkan tahapan-tahapan dalam mengidentifikasi setiap risiko sampai kepada perencanaan tindakan pencegahan risiko. Beberapa variabel yang digunakan di dalam metode House of Risk, yaitu kejadian risiko (risk event), agen risiko (risk agent) dan tindakan pencegahan (preventive action).

Studi mengenai metode House of Risk yang dilakukan oleh (Maria Ulfah, dkk. 2016) dengan judul Analisis dan Perbaikan Manajemen Risiko Rantai Pasok Gula Rafinasi dengan Pendekatan House of Risk, diperoleh hasil bahwa terdapat 47 risiko dan 47 sumber risiko yang teridentifikasi pada keseluruhan tahapan

(23)

I-6

proses kegiatan rantai pasok gula rafinasi menggunakan model SCOR. Terdapat 24 agen risiko paling kritis. Diperoleh 22 aksi mitigasi yang diprioritaskan untuk direalisasikan.

Penelitian terdahulu mengenai metode House of Risk juga pernah dilakukan oleh (Dewanti Anggrahini, dkk. 2015) dengan judul Managing Quality Risk in A Frozen Shrimp Supply Chain: A Case Study, dari hasil pembahasan diperoleh bahwa terdapat 41 kejadian risiko dan 52 agen risiko diidentifikasi.

Mengenai hasil analisis risiko, terdapat 11 agen risiko paling kritis yang berasal dari Aggregate Risk Potential (ARP). Menurut analisis seleksi, ada 12 usulan tindakan mitigasi yang akan dilaksanakan di perusahaan X.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu adanya permasalahan terkait risiko rantai pasok di PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa pada aliran material, informasi dan finansial. Risiko yang terjadi pada aliran material, yaitu kekurangan bahan baku yang diterima dari supplier karena bahan baku yang datang dari supplier kurang dari jumlah yang dipesan. Risiko yang terjadi pada aliran informasi, yaitu kesalahan dalam penulisan spesifikasi material kepada pihak supplier karena ada kesalahan pada pekerja (human error) akibat dari kurang telitinya pekerja di dalam membuat spesifikasi dari setiap material yang diminta.

Risiko yang terjadi pada aliran finansial, yaitu biaya supply chain yang melebihi dari perencanaan biaya yang telah dilakukan (financial plan) karena adanya

(24)

I-7

kenaikan biaya yang tidak menentu dan adanya kesalahan informasi yang diperoleh dari vendor.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh risiko-risiko yang ada pada aliran rantai pasok di PT Sinar Sosro Tanjung Morawa.

2. Memperoleh tindakan pencegahan yang tepat untuk mengurangi potensi timbulnya risiko pada rantai pasok di PT Sinar Sosro Tanjung Morawa.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini, antara lain:

1. Manfaat bagi mahasiswa

Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan teori yang telah diperoleh selama kuliah dan mampu menganalisis serta memecahkan masalah pada suatu perusahaan, khususnya dalam hal risiko rantai pasok dengan menggunakan metode House of Risk.

2. Manfaat bagi perusahaan

Hasil penelitian yang diperoleh dapat menjadi bahan masukan bagi perusahaan dalam melakukan analisis risiko dan memilih tindakan pencegahan risiko rantai pasok untuk memperbaiki performansi supply chain secara keseluruhan.

(25)

I-8

3. Bagi Departemen Teknik Industri USU

Mempererat hubungan kerja sama antara perusahaan dengan Departemen Teknik Industri USU.

1.4. Batasan dan Asumsi Masalah 1.4.1. Batasan Masalah

Batasan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan pada aliran rantai pasok PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa, meliputi aliran material, informasi dan finansial.

2. Objek penelitian hanya fokus pada analisis dan pencegahan risiko terkait aktivitas rantai pasok di PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa.

3. Identifikasi alur proses bisnis dimulai dari supplier hingga customer dengan menggunakan model Supply Chain Operations Reference (SCOR) yang terdiri dari 5 proses bisnis, yaitu source, plan, make, deliver dan return.

4. Agen risiko yang ditindaklanjuti hanya agen yang major.

1.4.2. Asumsi Masalah

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tidak adanya penambahan mesin dan peralatan dalam proses produksi selama penelitian dilakukan.

2. Tidak ada perubahan struktur rantai pasok selama penelitian berlangsung.

3. Proses produksi berjalan normal.

4. Tidak ada perubahan terkait supplier selama penelitian berlangsung.

(26)

I-9

1.5. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan tugas sarjana dapat dilihat sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang mendasari penelitian dilakukan, perumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian.

Bab II : Gambaran Umum Perusahaan PT Sinar Sosro Tanjung Morawa.

Bab III : Landasan Teori, berisi teori mengenai supply chain, Supply Chain Management, pembahasan terkait risiko dan metode House of Risk.

Bab IV : Metodologi Penelitian, menguraikan tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian, yaitu persiapan penelitian meliputi penentuan lokasi penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, kerangka konseptual, identifikasi variabel penelitian, instrumen pengumpulan data, sumber data, metode pengolahan data, flowchart penelitian dan pengolahan data dengan metode.

Bab V : Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisikan data primer dan sekunder yang diperoleh dari penelitian serta pengolahan data yang membantu dalam pemecahan masalah.

Bab VI : Analisis Pemecahan Masalah, berisikan hasil pengolahan data yang digunakan sebagai dasar dalam pemecahan masalah.

Bab VII : Kesimpulan dan Saran, berisikan rangkuman yang diperoleh dari hasil penelitian dan saran-saran yang diberikan kepada pihak perusahaan.

(27)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Profil Perusahaan

PT. Sinar Sosro adalah perusahaan teh siap minum dalam kemasan botol yang pertama di Indonesia dan dunia. Berdiri dan resmi didaftarkan pada tanggal 17 Juli 1974 oleh Bapak Soegiharto Sosrodjojo. Teh Botol Sosro merupakan merek teh beraroma melati yang dipasarkan oleh PT. Sinar Sosro.

PT. Sinar Sosro cabang Deli Serdang merupakan salah satu cabang perusahaan yang diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara yakni Bapak Kaharuddin Nasution, pada tanggal 28 Juli 1984. PT. Sinar Sosro cabang Deli Serdang terletak di Jalan Raya Tanjung Morawa KM. 14,5 Medan, Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Kode Pos 20362.

2.2. Struktur Rantai Pasok

Struktur rantai pasok pada PT. Sinar Sosro terdiri atas supplier, manufaktur (pabrik), Kantor Penjualan (KP), dister, penjual akhir dan konsumen.

Diagram alur dari rantai pasok PT. Sinar Sosro dapat dilihat pada Gambar 2.1.

(28)

II-2

Sumber : PT. Sinar Sosro

Gambar 2.1. Diagram Alur Rantai Pasok PT. Sinar Sosro

2.2.1. Supplier PT. Sinar Sosro

PT. Sinar Sosro memiliki supplier yang akan memenuhi kebutuhan produksi terhadap bahan bahan baku maupun bahan penolong pada proses produksi. Bahan baku dari proses produksi teh botol sosro yakni daun teh, gula pasir dan air, sedangkan bahan penolong terdiri atas botol, tutup botol dan krat.

Masing-masing bahan baku maupun bahan penolong tersebut berasal dari lokasi yang berbeda-beda di seluruh Indonesia.

Keterlibatan supplier merupakan suatu hal yang penting dalam memberikan spesifikasi mengenai bahan baku yang digunakan serta menyesuaikan dengan waktu yang dibutuhkan dalam mendapatkan bahan baku

Keterangan:

Aliran material (bahan baku dan produk)

Aliran informasi Aliran finansial

(29)

II-3

yang dimulai dari pemesanan bahan baku hingga bahan baku tersebut telah sampai di pabrik. Berikut merupakan supplier PT. Sinar Sosro.

Tabel 2.1. Supplier PT. Sinar Sosro

No. Bahan Baku Sumber (Pemasok) Kota Asal

1. Gula Pasir PT. Sugar Labinta Lampung

2. Daun Teh Kering PT. Gunung Slamat Jawa Tengah

3. Tutup Botol PT. Ancol Terang Jakarta

4. Botol PT. Mulya Glass Jakarta

5. Krat PT. Sinar Jatimulia Jakarta

6. Air Tanah PDAM Tirta Deli Deli Serdang

Sumber: PT. Sinar Sosro

2.2.2. Bagian Manufaktur PT. Sinar Sosro

Manufaktur dalam rantai pasok berfungsi untuk memproduksi produk teh botol sosro sesuai dengan permintaan yang berasal dari informasi permintaan dari pelaku rantai pasok lainnya. Pada proses pembuatan Teh Botol Sosro (TBS), bahan baku yang digunakan adalah teh wangi yang merupakan perpaduan antara teh hijau, bunga gambir dan bunga melati. Bahan baku utama lainnya adalah gula dan air. Bahan penolong yang digunakan dalam pembuatan teh botol sosro adalah pasir kuarsa, softener pada water treatment dan karbon. Sedangkan bahan tambahan yang digunakan adalah botol kaca dan tutup botol.

Blok diagram proses produksi teh botol sosro dapat dilihat pada Gambar 2.2.

(30)

II-4

Sumber: PT. Sinar Sosro

Gambar 2.2 Blok Diagram Proses Produksi Teh Botol Sosro

2.2.3. Kantor Penjualan PT. Sinar Sosro

Distribusi PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang mencakup hampir seluruh Kantor Penjualan (KP) Sumatera Utara. Dari masing- masing KP terdapat tingkatan yang bertugas untuk merencanakan, mengaplikasikan dan mengendalikan proses agar tercapai efisiensi terkait dengan arus material, persediaan, produk jadi dan informasi terkait dari konsumen kembali ke manufaktur dengan tujuan untuk mendapatkan kembali nilai ekonomis produk.

Kantor Penjualan terdiri atas 7 kantor penjualan yakni KP Binjai, KP Kabanjahe, KP Deli Serdang, KP Medan, KP Kisaran, KP P. Brandan dan KP Tanjung Mulia. Tingkatan dalam jalur distribusi di bawah kantor penjualan yakni sebagai berikut :

1. Agen maupun subdistributor yang disebut dengan Dister.

(31)

II-5

2. Sub-wholesaler yang disebut dengan sub agen.

3. Retailer yang terdiri atas Dister Aktif dan Dister Pasif.

Perbedaan diantara kedua dister tersebut ialah dister aktif akan mendistribusikan produk hingga sampai kepada konsumen namun dister pasif akan menunggu sampai konsumen datang dan membeli produk tersebut.

2.2.4. Dister dan Konsumen PT. Sinar Sosro

Penjualan dari teh botol sosro dibantu pendistribusiannya dengan menggunakan dister-dister yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Di Sumatera Utara terdapat dister-dister yakni sebagai berikut:

1. KP Binjai memiliki dister yakni PT. Jentera Mas Indonesia.

2. KP Kabanjahe memiliki dister yakni CV. Gunung Mas.

3. KP Kisaran memiliki dister yakni PT. Bandung Bina Distribusi.

4. KP Medan memiliki dister yakni PT. Medan Sumber Alam Semesta.

5. KP Deli Serdang memiliki dister yakni PT. Sinar Sosro KP.

6. KP Pangkalan Brandan memiliki dister yakni CV. Mega Mas dan CV. Sinar Indah.

7. KP Tanjung Mulia memiliki dister yakni CV. Projasa.

Untuk level distribusi setelah dister yakni pengecer yang diklasifikasikan menjadi 7 segmen, yaitu kantin, restoran, supermarket, hotel, tempat hiburan, koperasi dan konsumen (end user) dengan perkiraan jumlah gerai pengecer yakni lebih dari 600 ribu pengecer.

(32)

III-1 BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Supply Chain Management

Istilah Supply Chain Management (SCM) pertama kali dikemukakan oleh Oliver dan Weber pada tahun 1982. SCM adalah metode, alat atau pendekatan pengelolaan supply chain. SCM menghendaki pendekatan atau metode yang terintegrasi dengan dasar semangat kolaborasi. Jadi, supply chain management tidak hanya berorientasi pada urusan internal sebuah perusahaan, melainkan juga urusan eksternal yang menyangkut hubungan dengan perusahaan-perusahaan partner.

Supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama- sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan-perusahaan tersebut termasuk supplier, pabrik, distributor, toko atau ritel, serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik. (Pujawan, 2005). Pada suatu supply chain terdapat 3 macam aliran yang harus dikelola, yaitu:

1. Aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream).

2. Aliran uang yang mengalir dari hilir ke hulu.

3. Aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir ataupun sebaliknya.

Berikut merupakan gambar yang menunjukkan ilustrasi konseptual supply chain.

(33)

III-2

supplier manufacturer distributor Ritel/toko consumer

Finansial : invoice, term pembayaran Material : bahan baku, komponen, produk jadi

Informasi : kapasitas, status pengiriman, quotation

Finansial : pembayaran Material : retur, recycle,repair Informasi : order, ramalan

Sumber: Pujawan (2005)

Gambar 3.1. Model Supply Chain dan 3 Macam Aliran yang Dikelola

3.2. Model Supply Chain Operation Reference (SCOR)

Supply Chain Operation Reference (SCOR) adalah suatu model acuan dari operasi supply chain, pada dasarnya juga merupakan model yang berdasarkan proses. SCOR membagi proses-proses supply chain menjadi 5 proses inti, yaitu plan, source, make, deliver dan return. Berikut adalah gambaran 5 proses inti pada model SCOR.

Sumber: Pujawan (2005)

Gambar 3.2. 5 Proses Inti Pada Model SCOR

(34)

III-3

Penjelasan dari 5 proses inti tersebut adalah sebagai berikut:

1. Plan, yaitu proses menyeimbangkan permintaan dan pasokan untuk menentukan tindakan terbaik dalam memenuhi kebutuhan pengadaan, produksi dan pengiriman.

2. Source, yaitu proses pengadaan barang atau jasa untuk memenuhi permintaan.

Proses yang dicakup termasuk penjadwalan pengiriman dari supplier, menerima dan mengecek serta memberikan otorisasi pembayaran untuk barang yang dikirim supplier, memilih supplier, mengevaluasi kinerja supplier dan sebagainya.

3. Make, yaitu proses untuk mentransformasi bahan baku atau komponen menjadi produk yang diinginkan pelanggan.

4. Deliver, yaitu proses untuk memenuhi permintaan terhadap barang atau jasa.

Biasanya meliputi order manajemen, transportasi dan distribusi.

5. Return, yaitu proses pengembalian atau menerima pengembalian produk karena berbagai alasan. Kegiatan yang terlibat antara lain: identifikasi kondisi produk, meminta otorisasi pengembalian cacat, penjadwalan pengembalian dan melakukan pengembalian. (Pujawan, 2005).

3.3. Risiko

3.3.1. Definisi Risiko

Risiko adalah bentuk ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini. Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert

(35)

III-4

(1996) risiko adalah uncertainty about future events. Risiko dapat muncul dimanapun dan risiko cenderung terus meningkat setiap tahunnya dikarenakan globalisasi dunia, liberalisasi dunia dan pemrosesan informasi yang semakin cepat serta reaksi investor yang semakin cepat. (Fahmi, 2010).

3.3.2. Jenis-Jenis Risiko Supply Chain Management

Risiko pada rantai pasok dibagi menjadi tiga bagian kategori risiko, yaitu:

1. Risiko internal merupakan salah satu risiko dimana perusahaan suplier memiliki kontrol meliputi risiko proses dan risiko kontrol.

a. Risiko proses merupakan risiko yang muncul dari kegiatan operasional dan manajerial akibat terganggunya suatu proses.

b. Risiko kontrol merupakan risiko yang timbul akibat kesalahan dalam menerapkan aturan yang ditetapkan perusahaan. Misalnya besar order, kebijakan safety stock dan transportasi.

2. Risiko eksternal perusahaan tetapi masih di dalam jaringan supply chain, meliputi risiko permintaan dan risiko supply.

a. Risiko permintaan merupakan risiko yang timbul akibat terganggunya aliran produk dan informasi yang secara khusus berhubungan dengan proses, kontrol, asset dan instruktur pada downstream.

b. Risiko suplai merupakan risiko yang serupa timbul akibat terganggunya aliran produk dan informasi yang secara khusus berhubungan dengan proses, kontrol, dan instruktur pada upstream.

(36)

III-5

3. Risiko eksternal rantai pasok meliputi risiko lingkungan.

Risiko lingkungan dapat berpengaruh pada downstream maupun upstream proses. Risiko lingkungan dapat diakibatkan oleh bencana alam, faktor politik dan lain-lain.

Sedangkan dalam sebuah perusahaan, risiko dapat dikategorikan menjadi beberapa kategori, antara lain :

1. Operational risk adalah risiko-risiko yang berhubungan dengan operasional organisasi perusahaan.

2. Financial risk adalah risiko yang berdampak pada kinerja perusahaan.

3. Hazard risk adalah risiko kecelakaan fisik, seperti kejadian risiko sebagai akibat bencana alam, berbagai kejadian/kerusakan yang menimpa harta perusahaan, dan adanya ancaman pengerusakan.

4. Strategic risk mencakup kejadian risiko yang berhubungan dengan strategi perusahaan, politik ekonomi, peraturan dan perundangan, pasar bebas, risiko yang berkaitan dengan reputasi perusahaan, kepemimpinan, dan termasuk perubahan keinginan pelanggan.

3.3.3. Metode Pengukuran Risiko

Secara umum langkah-langkah dalam pengukuran risiko adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi risiko dan mempelajari karakteristik risiko tersebut.

(37)

III-6

2. Mengukur risiko tersebut, melihat seberapa besar dampak risiko tersebut terhadap kinerja perusahaan dan menentukan prioritas risiko tersebut.

(Hanafi, 2006).

Pada tahap identifikasi risiko, pihak manajemen melakukan tindakan berupa mengidentifikasi setiap bentuk risiko yang dialami oleh perusahaan, termasuk bentuk-bentuk risiko yang mungkin akan dialami oleh perusahaan.

Identifikasi ini dilakukan dengan cara melihat dan melakukan observasi terhadap potensi-potensi risiko yang sudah terlihat dan yang akan terlihat. (Fahmi, 2010)

Setelah risiko diidentifikasi, tahap berikutnya adalah mengukur risiko.

Jika risiko dapat diukur, maka dapat diketahui tinggi rendahnya risiko yang dihadapi perusahaan. Pengukuran risiko biasanya dilakukan melalui kuantifikasi risiko. Kuantifikasi dapat dilakukan dengan metode yang sederhana sampai metode yang kompleks. Tabel 3.1. menunjukkan tipe risiko dengan teknik pengukurannya. (Hanafi, 2006).

Tabel 3.1. Tipe-Tipe Risiko dan Metode Pengukuran

Tipe Risiko Definisi Metode Pengukuran

Risiko Pasar Harga pasar bergerak ke arah yang tidak menguntungkan (merugikan)

Value At Risk (VAR) dan Stress Testing Risiko Kredit Counterparty tidak bisa membayar

kewajibannya (gagal bayar) ke perusahaan

Credit Rating dan Creditmetrics Risiko

perubahan tingkat bunga

Tingkat bunga berubah yang mengakibatkan kerugian pada portofolio perusahaan

Metode pengukuran jangka waktu dan

durasi

(38)

III-7

Tabel 3.1. Tipe-Tipe Risiko dan Metode Pengukuran (Lanjutan)

Tipe Risiko Definisi Teknik Pengukuran

Risiko Operasional

Kerugian yang terjadi melalui operasi perusahaan misal sistem yang gagal dan

serangan teroris

Matriks frekuensi dan signifikansi kerugian,

VAR operasional, House of Risk (HOR) Matriks, Failure Mode

and Effects Analysis (FMEA) Risiko

Kematian

Manusia mengalami kematian dini (lebih cepat dari usia kematian wajar)

Probabilitas kematian dengan tabel mortalitas Risiko

Kesehatan Manusia terkena penyakit tertentu

Probabilitas terkena penyakit dengan menggunakan tabel

morbiditas Risiko

Teknologi

Perubahan teknologi mempunyai konsekuensi

negatif terhadap perusahaan Analisis skenario

Sumber: Hanafi (2006)

3.4. Supply Chain Risk Management

Dalam konteks supply chain, risiko yang meningkat sebagian karena kompleksitas jaringan sebagai akibat dari kegiatan perusahaan yang lebih banyak untuk pihak luar. Risiko supply chain diklasifikasikan ke dalam dua hal yaitu operasional dan gangguan dari risiko tersebut. Tingkat kompleksitas dan kebergantungan dari jaringan rantai pasok menjadikan rantai pasok secara keseluruhan lebih rentan terhadap gangguan. Setiap gangguan yang terjadi dalam salah satu pihak rantai pasok dapat memengaruhi jaringan rantai pasok secara keseluruhan, seperti berhentinya arus informasi dan sumber daya dari hulu ke hilir dalam rantai pasok. Hal tersebut dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan. Oleh karena itu, risiko dalam rantai pasok dapat

(39)

III-8

didefinisikan sebagai terganggunya arus informasi dan sumber daya dalam jaringan rantai pasok karena adanya penghentian dan variasi yang tidak pasti.

Secara umum, proses manajemen risiko rantai pasok terdiri dari identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko dan mitigasi risiko. Identifikasi risiko disarankan sebagai tahapan fundamental dalam proses manajemen risiko.

Kebanyakan risiko potensial tidak hanya dalam organisasi, tetapi juga antara anggota jaringan pasokan serta antar jaringan pasokan dan lingkungannya harus diidentifikasi. Risiko yang tidak teridentifikasi dapat menyebabkan kesalahan arah dalam proses manajemen risiko rantai pasok, seperti pembuatan rencana penanganan risiko yang menimbulkan tidak tepatnya atau tidak sesuainya strategi untuk mengendalikan risiko-risiko dan hal tersebut dapat menyebabkan kerugian yang lebih besar. (Ulfah, 2016)

3.5. Strategi Penanganan Risiko

Menangani risiko mencakup memberikan respon terhadap risiko untuk mentransfer tingkat risiko dari tingkat yang tidak bisa diterima ke tingkat yang bisa diterima. Strategi untuk memperlakukan risiko dibagi menjadi dua kategori yaitu tindakan untuk mengurangi atau mengontrol likelihood dan prosedur untuk mengurangi atau mengontrol konsekuensi.

Strategi atau metodologi yang dapat digunakan dalam menangani risiko adalah:

(40)

III-9

1. Mencegah risiko (Risk Avoidance)

Mencegah risiko berhubungan dengan upaya untuk mengurangi kemungkinan seseorang atau sesuatu menderita kerugian akibat terjadinya risiko. Oleh karena itu, seseorang memilih untuk tidak melakukan aktivitas yang memicu terjadinya risiko. Terkadang suatu risiko mempunyai dampak yang sangat parah sehingga harus dihindari. Risiko tersebut mempunyai kemungkinan tinggi maupun dampak yang besar jika muncul.

2. Menerima risiko (Risk Acceptance)

Hal ini biasanya kasus untuk risiko-risiko dengan kemungkinan muncul rendah. Ada kalanya strategi terbaik adalah dengan menerima risiko.

3. Mengurangi risiko (Risk Mitigation)

Kata mitigation memiliki arti pengurangan, dengan pengurangan risiko, organisasi atau perusahaan mencoba mengurangi risiko.

4. Memindahtangankan penanggung jawab risiko (Risk Transfer)

Risiko dapat dipindahkan kepada pihak lain, hal ini tidaklah menghilangkan risiko secara normal, melainkan hanya membuat pihak lain khawatir akan risiko tersebut. (Wibowo, 2019)

(41)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Sinar Sosro yang terletak di Jl. Tanjung Morawa-Medan Km. 14,5 Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Waktu penelitian adalah dari bulan Maret hingga Desember 2020.

4.2. Jenis Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan secara akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat suatu objek.

Penelitian deskriptif juga sering disebut dengan penelitian survei karena data yang digunakan dikumpulkan dengan teknik wawancara (Sinulingga, 2013). Maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mendeskripsikan permasalahan terkait risiko rantai pasok pada PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa yang meliputi aliran material, informasi dan finansial, kemudian memberikan usulan aksi pencegahan risiko.

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling, dimana pada jenis sampling ini pemilihan pihak yang dijadikan sebagai responden, disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan atau permasalahan penelitian. Pada penelitian ini, dilakukan

(42)

IV-2

identifikasi risiko dengan metode House of Risk untuk melihat kejadian risiko dari 5 proses inti supply chain, yaitu plan, source, make, deliver dan return.

Identifikasi risiko diperoleh melalui wawancara. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini ditujukan kepada Kepala Bagian Quality Control, Produksi dan Pembelian (sebagai pihak internal) serta supplier dan customer (sebagai pihak eksternal). Kemudian direncanakan tindakan pencegahan risiko berdasarkan penyebab risiko yang dominan.

4.3. Objek Penelitian

Objek penelitian yang diamati adalah potensi risiko yang terjadi pada aktivitas rantai pasok di PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa yang meliputi aliran material, informasi dan finansial untuk ditentukan prioritas risiko yang akan direncanakan pencegahan risikonya.

4.4. Variabel Penelitian

Variabel yang terdapat dalam penelitian dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Kejadian risiko (risk event), yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat mengganggu aktivitas rantai pasok pada perusahaan.

2. Agen risiko (risk agent), yaitu hal-hal yang dapat menyebabkan suatu risk event terjadi sehingga dapat menggangu aktivitas rantai pasok pada perusahaan.

3. Tindakan pencegahan (preventive action), yaitu tindakan-tindakan yang direncanakan untuk dapat menangani penyebab risiko yang terjadi.

(43)

IV-3

4.5. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah penjelasan keterkaitan atau hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual dari penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 4.1.

Tindakan Pencegahan (Preventive Action)

Tindakan Pencegahan (Preventive Action) Kejadian Risiko

(Risk Event) Kejadian Risiko

(Risk Event)

Agen Risiko (Risk Agent) Agen Risiko (Risk Agent)

Gambar 4.1. Kerangka Konseptual

Berdasarkan Gambar 4.1. kejadian risiko (risk event) dan agen risiko (risk agent) merupakan tahapan awal (House of Risk I) yang disebut sebagai fase identifikasi risiko (risk identification). Pada fase identifikasi risiko, kejadian risiko (risk event) dan agen risiko (risk agent) diidentifikasi dan diukur yang kemudian dilakukan pengukuran tingkat severity dan occurance serta perhitungan nilai Aggregate Risk Priority (ARP), sedangkan tindakan pencegahan (preventive action) merupakan tahapan kedua (House of Risk II) yang disebut sebagai fase penanganan risiko (risk treatment). Pada fase penanganan risiko, agen risiko yang terpilih dari fase pertama dinilai dengan tindakan pencegahan.

(44)

IV-4

4.6. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan keseluruhan alat yang digunakan dalam pengumpulan data. Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah alat tulis untuk mencatat hasil wawancara dari pihak terkait, digunakan juga form penilaian untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas mengenai risiko-risiko yang berpotensi timbul dan penilaian terhadap risiko-risiko tersebut.

Severity menyatakan seberapa besar gangguan yang ditimbulkan oleh suatu kejadian risiko (risk event) terhadap proses bisnis perusahaan. Level severity dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Level Severity pada Form Penilaian

Level Severity Keterangan Deskripsi

1 No Tidak Ada Tidak ada efek

2 Very Slight Risiko mengakibatkan gangguan

yang sangat sedikit Sangat sedikit efek pada kinerja 3 Slight Risiko mengakibatkan gangguan

yang sedikit Sedikit efek pada kinerja

4 Minor Risiko mengakibatkan gangguan yang kecil

Sangat rendah berpengaruh terhadap kinerja

5 Moderate Risiko mengakibatkan gangguan

yang sedang Rendah berpengaruh terhadap kinerja 6 Significant Risiko mengakibatkan gangguan

yang besar Efek sedang pada performa

7 Major Risiko mengakibatkan gangguan

yang sangat besar Tinggi berpengaruh terhadap kinerja 8 Extreme Risiko mengakibatkan gangguan

yang sangat parah

Efek sangat tinggi dan tidak bias dioperasi

9 Serious Risiko mengakibatkan gangguan yang serius

Efek serius dan kegagalan didahului oleh peringatan

10 Hazardous Risiko mengakibatkan gangguan yang berbahaya

Efek berbahaya dan kegagalan tidak didahului oleh peringatan

Sumber: Shahin, 2004

(45)

IV-5

Level occurence menyatakan tingkat peluang frekuensi kemunculan suatu agen risiko (risk agent) sehingga mengakibatkan timbulnya suatu atau beberapa kejadian risiko (risk event) yang dapat menyebabkan gangguan proses bisnis perusahaan. Level occurence pada kuesioner dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Level Occurence pada Form Penilaian

Level Occurence Keterangan Deskripsi

1 Almost Never Kemunculan penyebab risiko hampir tidak terjadi

Kegagalan tidak mungkin terjadi

2 Remote Kemunculan penyebab risiko sangat jarang Langka jumlah kegagalan 3 Very Slight Kemunculan penyebab risiko sangat

sedikit Sangat sedikit kegagalan

4 Slight Kemunculan penyebab risiko sedikit Beberapa kegagalan 5 Low Kemunculan penyebab risiko rendah Jumlah kegagalan sekali 6 Medium Kemunculan penyebab risiko sedang Jumlah kegagalan sedang 7 Moderately

High Kemunculan penyebab risiko cukup tinggi Cukup tingginya jumlah kegagalan

8 High Kemunculan penyebab risiko tinggi Jumlah kegagalan tinggi 9 Very High Kemunculan penyebab risiko sangat tinggi Sangat tinggi jumlah

kegagalan

10 Almost

Curtain

Kemunculan penyebab risiko hampir selalu

terjadi Kegagalan hampir pasti

Sumber: Shahin, 2004

Relationship merupakan tingkat hubungan atau keterkaitan antara kejadian risiko (risk event) dengan agen risiko (risk agent). Level relationship pada kuesioner dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Level Relationship pada Form Penilaian

Nilai Deskripsi Kriteria

0 Tidak terkait Tidak ada keterkaitan antara risk agent dengan risk event

1 Keterkaitan rendah (low) Terdapat keterkaitan yang kecil antara risk agent dengan risk event

3 Keterkaitan sedang (moderate) Terdapat keterkaitan yang sedang antara risk agent dengan risk event

9 Keterkaitan tinggi (high) Terdapat keterkaitan yang sangat erat antara risk agent dengan risk event

Sumber: Pujawan dan Geraldine, 2009

(46)

IV-6

Tingkat kesulitan dalam melakukan setiap tindakan pencegahan risiko dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Tingkat Kesulitan Tindakan Pencegahan Risiko Nilai Deskripsi

3 Kesulitan rendah (low) 4 Kesulitan sedang (moderate) 5 Kesulitan tinggi (high)

Sumber: Pujawan dan Geraldine, 2009

Skala hubungan keterkaitan tindakan pencegahan dengan agen risiko (risk agent) dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Level Hubungan Keterkaitan Tindakan Pencegahan dengan Risk Agent

Nilai Deskripsi Kriteria

0 Tidak terkait Tidak ada keterkaitan antara tindakan pencegahan dengan risk agent 1 Keterkaitan rendah (low) Terdapat keterkaitan yang kecil antara

tindakan pencegahan dengan risk agent 3 Keterkaitan sedang (moderate) Terdapat keterkaitan yang sedang antara

tindakan pencegahan dengan risk agent 9 Keterkaitan tinggi (high) Terdapat keterkaitan yang sangat erat antara

tindakan pencegahan dengan risk agent

Sumber: Pujawan dan Geraldine, 2009

4.7. Pelaksanaan Penelitian

Flowchart dalam pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.2.

(47)

IV-7

.

Gambar 4.2. Flowchart Penelitian

Mulai

Perumusan masalah dan tujuan

penelitian

Metodologi penelitian

Pemetaan aktivitas berdasarkan model

SCOR

Melakukan penilaian severity

pada risk event

Melakukan penilaian occurence

pada risk agent

Melakukan penilaian relationship antara risk event dan risk

agent

Menghitung Aggregate Risk Potential (ARP)

Membuat perankingan risk agent berdasarkan

nilai ARP yang diperoleh

A

A

Seleksi risk agent prioritas dengan pendekatan pareto

Merencanakan tindakan pencegahan risiko

Melakukan penilaian tingkat

hubungan pencegahan risiko dengan risk agent

Menghitung total effectiveness tiap tindakan (TEk)

Melakukan penilaian tingkat

kesulitan pencegahan risiko

Menghitung rasio efektivitas dan tingkat kesulitan

(ETDk)

Melakukan perankingan tindakan pencegahan risiko

berdasarkan nilai ETDk

Selesai

(48)

IV-8

4.8. Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung dan wawancara dengan Kepala Bagian Quality Control, Produksi dan Pembelian (sebagai pihak internal) serta supplier dan customer (sebagai pihak eksternal). Data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut:

1. Pemetaan aktivitas rantai pasok perusahaan berdasarkan model Supply Chain Operations Reference (SCOR).

2. Severity 3. Occurence 4. Relationship

5. Tindakan pencegahan 6. Tingkat Kesulitan 7. Hubungan Keterkaitan

4.9. Pengolahan Data

House of Risk (HOR) 1 digunakan untuk menentukan sumber risiko mana yang diprioritaskan untuk dilakukan tindakan pencegahan, sedangkan House of Risk (HOR) 2 adalah memberikan prioritas tindakan dengan mempertimbangkan sumber daya dan biaya yang efektif.

Pada model HOR 1 menghubungkan suatu set kebutuhan (what) dan satu set tanggapan (how) yang menunjukkan satu atau lebih keperluan/kebutuhan.

Derajat tingkat korelasi secara khusus digolongkan: sama sekali tidak ada hubungan dengan memberi nilai (0), rendah (1), sedang (3) dan tinggi (9).

(49)

IV-9

Masing-masing kebutuhan mempunyai suatu gap tertentu untuk mengisi masing- masing tanggapan yang akan memerlukan beberapa sumber daya dan biaya.

Mengadopsi prosedur di atas maka HOR 1 dikembangkan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kejadian risiko yang bisa terjadi pada setiap bisnis proses.

Ini bisa dilakukan melalui mapping rantai pasok (plan, source,make, deliver dan return) dan kemudian mengidentifikasi apa yang kurang/salah pada setiap proses. Ackermann (2007) menetapkan cara sistematis untuk mengidentifikasi dan memperkirakan risiko. Pada contoh Tabel 4.6., kejadian risiko diletakkan dikolom kiri ditunjukkan sebagai Ei.

2. Memperkirakan dampak dari beberapa kejadian risiko (jika terjadi). Dalam hal ini menggunakan skala 1 – 10 dimana 10 menunjukkan dampak yang ekstrim. Tingkat keparahan dari kejadian risiko diletakkan di kolom sebelah kanan dari tabel dan dinyatakan sebagai Si.

3. Identifikasi sumber risiko dan menilai kemungkinan kejadian tiap sumber risiko. Dalam hal ini ditetapkan skala 1-10 dimana 1 artinya hampir tidak pernah terjadi dan nilai 10 artinya sering terjadi. Sumber risiko (Risk agent) ditempatkan dibaris atas tabel dan dihubungkan dengan kejadian baris bawah dengan notasi Oj.

4. Kembangkan hubungan matriks. Keterkaitan antar setiap sumber risiko dan setiap kejadian risiko, Rij (0, 1, 3, 9) dimana 0 menunjukkan tidak ada korelasi dan 1, 3, 9 menunjukkan berturut-turut rendah, sedang dan korelasi tinggi.

Gambar

Gambar 2.1. Diagram Alur Rantai Pasok PT. Sinar Sosro
Gambar 2.2 Blok Diagram Proses Produksi Teh Botol Sosro
Gambar 3.2. 5 Proses Inti Pada Model SCOR
Gambar 4.1. Kerangka Konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian Tugas Akhir ini adalah mengetahui nilai yang didapat perusahaan dari pengukuran kinerja Green Supply Chain Management dengan menggunakan model

Perbaikan tata letak pabrik diperlukan untuk membuat layout lebih efisien dengan mempertimbangkan faktor derajat kedekatan antar departemen dan frekuensi perpindahan

Berdasarkan tabel 6.6 dapat diperolah usulan perbaikan dari faktor lingkungan, mesin, metode dan manusia dengan metode 5W+1H indikator kecekatan dalam melayani pesanan bahan

Dari hasil uji coba 173 data sampel menggunakan algoritma Naïve Bayes, pola yang dibentuk mempunyai akurasi kecocokan sebesar 70,83% yang artinya pola tersebut efektif

Metode acceptance sampling dengan menggunakan pendekatan logika fuzzy dapat digunakan untuk menentukan penerimaan ataupun penolakan lot bahan baku yang dikirim oleh

Dalam Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data diuraikan data-data yang dikumpulkan untuk mendukung penelitian yaitu aktivitas pekerja pengangkutan galon, identifikasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kinerja manufaktur halal pada UMKM Noerlen dengan menggunakan Metode SCOR (Supply Chain Operation Reference dan

Berdasarkan hasil analisis Cause and Effect Diagram yang telah dilakukan, diketahui penyebab kecacatan cacat fisik yaitu mesin rolling mill tidak bekerja optimal, terdapat