• Tidak ada hasil yang ditemukan

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A M E D A N

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A M E D A N"

Copied!
182
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEPATU DI KAWASAN KOTA MEDAN

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

Oleh ATIKA WAFA NIM : 170403048

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A M E D A N

2 0 2 1

No. Dok.: FM-GKM-S1TI-FT-6-06-07; Tgl. Efektif : 09 Juli 2018; Rev : 01; Halaman : 1 dari 1

(2)
(3)
(4)
(5)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Judul: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEPATU DI KAWASAN KOTA MEDAN

Saya menyatakan bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Agustus 2021

ATIKA WAFA NIM. 170403048

(6)

berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini dengan baik.

Pembuatan Tugas Sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik (Strata Satu Teknik Industri) di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Penulis melaksanakan Tugas Sarjana di UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya yang merupakan salah satu UMKM sepatu yang terdaftar pada Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kota Medan. Tugas Sarjana ini berjudul Strategi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Sepatu di Kawasan Kota Medan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan belum sempurna sehingga diperlukan perbaikan dan penyesuaian lebih lanjut. Untuk itu penulis mengharapkan kritik atau saran yang membangun dalam penyempurnaan laporan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat.

MEDAN, AGUSTUS 2021 PENULIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ATIKA WAFA

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Dalam penulisan Tugas Sarjana ini mendapatkan bimbingan, bantuan, dan doa dari banyak pihak yang telah membantu, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

2. Kedua Orang tua dan kakak penulis yaitu Intania yang mendukung penulis baik secara moril maupun materil dan mendoakan penulis selama penulisan Tugas Sarjana dari awal hingga akhir.

3. Bapak Aulia Ishak, ST, MT, Ph.D., IPM., selaku Ketua Departemen dan Ibu Rahmi Meilina Sari ST., MM(T)., selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, MSIE. dan Bapak Ir. Aulia Ishak, MT., Ph.D, IPM selaku Koordinator Tugas Sarjana Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Aulia Ishak, ST, MT, Ph.D., IPM., selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah memberikan arahan dan masukkan kepada penulis agar dapat menyelesaikan penulisan Tugas Sarjana.

6. Ibu Dr. Meilita Tryana Sembiring, ST,MT, IPM, dan Ibu Ir. Nurhayati, MT., selaku Dosen Pembanding I dan Dosen Pembanding II yang telah membantu

(8)

Pengembangan Kota Medan yang telah memberikan rekomendasi izin riset penelitian di Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kota Medan.

8. Ibu Risnata Sugiaty T., SE selaku Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kota Medan dan seluruh pegawai dari Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kota Medan yang membimbing penulis selama proses penelitian.

9. Bapak dan Ibu pemilik UMKM sepatu dan pekerja UMKM sepatu yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di lokasi usaha dan membimbing penulis selama proses penelitian.

10. Seluruh dosen Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu-ilmu Teknik Industri kepada pemulis.

11. Seluruh staf dan karyawan Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis.

12. Sahabat penulis selama perkuliahan yaitu Zakiyya, Adelia Pratiwi, Deli Mustika, Aulia Syahda, dan Retno Sekar Ningrum Panjaitan yang telah memberikan dukungan kepada penulis selama penulisan Tugas Sarjana.

13. Sahabat penulis yaitu Regia Septy Labora, Nuraini Hasanah, Sofia

(9)

Nasution, Yulia Indrayanti, Yasmin Linda Sari yang telah senantiasa memberikan semangat dan selalu mendukung penulis dalam penulisan Tugas Sarjana.

14. Rekan-rekan seperjuangan di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik USU khususnya teman-teman angkatan 2017 yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

15. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Medan, Agustus 2021 Atika Wafa

(10)

masyarakat serta menyumbangkan pertumbuhan di Kota Medan. Penelitian dilakukan pada salah satu UMKM sepatu yaitu UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya. UMKM sepatu tersebut masih memiliki kendala terhadap strategi dalam pengembangan usahanya selama terjadinya pandemi Covid-19 pada faktor-faktor permasalahan yaitu pemasaran, modal, teknologi, sumber daya manusia, manajemen, produksi, maupun kemitraan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis lingkungan internal dan eksternal dan merumuskan strategi pengembangan UMKM sepatu di Kota Medan. Metode yang digunakan adalah Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Analisis SWOT bertujuan memberikan suatu panduan supaya lebih fokus melalui berbagai sudut pandang, baik dari segi kekuatan maupun kelemahan serta peluang ataupun ancaman maka diperlukan suatu strategi dalam pengembangannya. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai Matriks IE (Internal Eksternal) pada titik (2,93;3,59) yakni berada di Sel II. Serta diagram analisis SWOT pada kuadran III titik (-0,43;0,55). Berdasarkan Matriks SWOT diperoleh strategi WO (Weakness- Opportunity) dengan fokus strategi dengan meminimalkan masalah dalam internal serta memaksimalkan peluang pasar yang ada dalam pengembangan UMKM sepatu di Kota Medan.

Kata Kunci: Faktor Eksternal, Faktor Internal, Strategi Pengembangan, SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat), UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) Sepatu

(11)

ABSTRACT

Micro, Small and Medium Enterprises (MSME) shoes in the city of Medan are one type of MSME that are closely related to the economy of the community and contribute to growth in the city of Medan. The research was conducted on one of the shoe MSME, namely BJ Bersaudara Jaya. The shoe MSME still have problems with their strategy in developing their business during the Covid-19 pandemic on the problem factors, as marketing, capital, technology, human resources, management, production, and partnerships. The purpose of this study is to analyze the internal and external environment and formulate a strategy for developing shoe MSME in Medan City. The method used is SWOT analysis (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). The SWOT analysis aims to provide a guide to be more focused through various points of view, both in terms of strengths and weaknesses as well as opportunities or threats, so we need a strategy in its development. Based on the calculation results, the value of the IE Matrix (Internal External) is obtained at the point (2.93; 3.59) which is in Cell II. As well as a SWOT analysis diagram in quadrant III point (-0.43;0.55). Based on the SWOT matrix, the WO strategy (Weakness Opportunity) with a strategic focus by minimizing internal problems and maximizing market opportunities that exist in the development of MSME shoes in the city of Medan.

Keywords: External Factors, Internal Factors, Development Strategy, SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat), MSME (Micro, Small, and Medium Enterprises) Shoes

(12)

xi

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS AKHIR ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMAKASIH ... vi

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang Masalah... I-1 1.2. Rumusan Masalah ... I-20 1.3. Tujuan Penelitian ... I-20 1.4. Manfaat Penelitian ... I-21 1.5. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-21 1.6. Sistematika Penulisan ... I-22

II TINJAUAN PUSTAKA ... II-1 2.1. Penelaahan Konsep dan Teori ... II-1 2.1.1. Konsep Strategi ... II-1 2.1.2. Manajemen Strategi ... II-3

(13)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.1.3. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ... II-6 2.1.4. Analisis Strength, Weakness, Opportunity, Threat

(SWOT) ... II-9 2.1.4.1. Faktor Internal dan Eksternal dalam Persfektif SWOT ... II-11 2.1.4.2. Tahapan Analisis SWOT ... II-15 2.1.5. Uji Validitas ... II-20 2.1.6. Uji Reliabilitas ... II-21 2.2. Review Penelitian Terdahulu ... II-22 2.3. Kerangka Teoritis ... II-25

III METODOLOGI PENELITIAN ... III-1 3.1. Jenis Penelitian ... III-1 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... III-1 3.3. Objek Penelitian ... III-1 3.4. Metode Pengumpulan Data ... III-2 3.4.1. Sumber Data ... III-2 3.4.2. Populasi... III-3 3.4.3. Ukuran Sampel ... III-3 3.4.4. Teknik Sampling ... III-4 3.5. Variabel Penelitian ... III-4 3.6. Metode Analisis Data ... III-5 3.7. Tahapan Penelitian ... III-6

IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA... IV-1 4.1. Pengumpulan Data ... IV-1 4.1.1. Populasi... IV-1

(14)

4.1.2. Ukuran Sampel ... IV-2 4.1.3. Responden ... IV-2 4.1.4. Proses Penyusunan Perencanaan Strategi ... IV-2 4.2. Deskripsi Wilayah Kota Medan... IV-4 4.3. Gambaran Umum Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah (UMKM) Kota Medan ... IV-5 4.3.1. Gambaran Umum Bidang Pemberdayaan Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kota

Medan ... IV-7 4.4 Gambaran Umum UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya ... IV-8

4.4.1 Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal pada

UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya ... IV-20 4.5 Uji Validitas ... IV-32 4.6 Uji Reliabilitas ... IV-35 4.7 Pengolahan Data ... IV-44 4.7.1. Matriks IFAS (Internal Strategic Factors Summary)

dan EFAS (External Strategic Factors Summary) ... IV-44 4.7.1.1. Perhitungan Bobot ... IV-44 4.7.1.2. Perhitungan Rating ... IV-47

4.7.1.3. Hasil Nilai Matriks IFAS (Internal Strategic Factors Summary) dan EFAS (External

Strategic Factors Summary) ... IV-49 4.5.2. Matriks Internal Eksternal (IE) ... IV-51 4.5.3. Matriks Strength, Weakness, Opportunity, Threat

(SWOT)... IV-52

(15)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

V ANALISIS DAN PEMBAHASAN MASALAH ... V-1 5.1. Analisis Matriks IFAS (Internal Strategic Factors

Summary) dan EFAS (External Strategic Factors

Summary)... V-1 5.2. Analisis Internal Eksternal (IE) ... V-2 5.3. Analisis Matriks Strength, Weakness, Opportunity, Threat

(SWOT) ... V-3

VI KESIMPULAN DAN SARAN ... VI-1 6.1. Kesimpulan ... VI-1 6.2. Saran ... VI-3

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(16)

xv

1.1. Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Berdasarkan Undang-undang No.20 Tahun 2008 ... I-1 1.2. Jumlah UMKM di Kota Medan Tahun 2017- Juli 2021 ... I-2 1.3. Data UMKM Sepatu yang Terdaftar di Dinas Koperasi dan

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kota Medan hingga Mei

2021 ... I-4 1.4. Daerah Pemasaran UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya ... I-9 1.5. Data Produksi Sepatu Pantofel di UMKM Sepatu BJ.

Bersaudara Jaya sebelum Pandemi Covid-19 ... I-11 1.6. Data Produksi Sepatu Pantofel di UMKM Sepatu BJ.

Bersaudara Jaya selama Pandemi Covid-19 ... I-12 2.1. Tanggapan dan Skor Responden ... II-15 2.2. Penilaian (Rating) ... II-16 2.3. Format Matriks SWOT ... II-19 2.4. Penilaian Terdahulu ... II-23 4.1. Responden ... IV-2 4.2. Data UMKM Sepatu yang Terdaftar di Dinas Koperasi dan

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kota Medan

hingga Mei 2021 ... IV-3 4.3. Daerah Pemasaran UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya ... IV-9 4.4. Data Produksi Sepatu Pantofel di UMKM Sepatu BJ.

Bersaudara Jaya selama Pandemi Covid-19 ... IV-10 4.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan UMKM

Sepatu BJ. Bersaudara Jaya ... IV-28 4.6. Kuesioner Strength (Kekuatan) ... IV-30 4.7. Kuesioner Weakness (Kelemahan) ... IV-30 4.8. Kuesioner Opportunity (Peluang) ... IV-31

(17)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

4.9. Kuesioner Threat (Ancaman) ... IV-32 4.10. Hasil Uji Validitas pada Faktor Internal Kekuatan

(Strength) ... IV-34 4.11. Hasil Uji Validitas pada Faktor Internal Kelemahan

(Weakness) ... IV-34 4.12. Hasil Uji Validitas pada Faktor Eksternal Peluang

(Opportunity) ... IV-34 4.13. Hasil Uji Validitas pada Faktor Eksternal Ancaman

(Threats) ... IV-35 4.14. Uji Reliabilitas pada Faktor Internal dan Eksternal ... IV-36 4.15. Rekapitulasi Jumlah Responden untuk Penilaian Kuesioner

Faktor Internal ... IV-37 4.16. Rekapitulasi Jumlah Responden untuk Penilaian Kuesioner

Faktor Eksternal ... IV-38 4.17. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Kekuatan (Strength) ... IV-40 4.18. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Kelemahan (Weakness)... IV-41 4.19. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Peluang (Opportunity) ... IV-42 4.20. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Ancaman (Threat) ... IV-43 4.21. Perhitungan Bobot untuk Faktor Internal ... IV-45 4.22. Perhitungan Bobot untuk Faktor Eksternal ... IV-46 4.23. Perhitungan Rating untuk Faktor Internal ... IV-47 4.24. Perhitungan Rating untuk Faktor Eksternal ... IV-48 4.25. Matriks IFAS (Internal Strategic Factors Summary) ... IV-50 4.26. Matriks EFAS (External Strategic Factors Summary) ... IV-51 4.27. Matriks SWOT ... IV-54 5.1. Rekapitulasi Nilai Matriks IFAS dan Matriks EFAS ... V-1

(18)

xvii

1.1. Perkembangan data Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta Usaha Besar (UB) pada tahun 2018 – 2019

di Indonesia ... I-2 1.2. Grafik Jumlah Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja) di

UMKM Sepatu yang Terdaftar di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kota

Medan ... I-5 1.3. Grafik Volume Produksi Sepatu di UMKM Sepatu yang

Terdaftar di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah (UMKM) Kota Medan ... I-6 1.4. Lokasi Usaha Lama BJ. Bersaudara Jaya di Jl. Cemara

No.04... I-7 1.5. Lokasi Usaha Baru BJ. Bersaudara Jaya di Jl. A.R. Hakim

Gg. Langgar Lorong Bahagia No.17 ... I-8 1.6. Hasil Persentase Lokasi UMKM BJ. Bersaudara Jaya ... I-8 1.7. Hasil Persentase terhadap Promosi oleh UMKM Sepatu

BJ.Bersaudara Jaya ... I-13 1.8. Hasil Persentase terhadap Promosi yang dilakukan

Pesaing UMKM BJ. Bersaudara Jaya Produk Sejenis ... I-14 1.9. Hasil Persentase Ketertarikan terhadap Produk Luar

Negeri ... I-14 1.10. Hasil Persentase Kelancaran Penyediaan Produk Sepatu

UMKM BJ. Bersaudara Jaya ... I-15 1.11. Hasil Persentase Kesesuaian Jadwal Pemesanan terhadap

Jadwal Penyelesaian Produk Sepatu UMKM Sepatu BJ.

Bersaudara Jaya ... I-16 2.1. Proses Manajemen Strategi... II-5

(19)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

2.2. Daur Hidup Produk (Life Cycle Product) ... II-11 2.3. Faktor Internal dan Faktor Eksternal Perusahaan dalam

Perspektif SWOT ... II-12 2.4. Diagram Analisis SWOT (Strength, Weakness,

Opportunity, Threat) ... II-13 2.5. Format Matriks IFAS ... II-16 2.6. Format Matriks EFAS ... II-17 2.7. Skema Kerangka Teoritis ... II-24 3.1. Block Diagram Penelitian ... III-6 4.1 Struktur Organisasi UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya . IV-10 4.2 Gambar 4.2 Hasil Penilaian Kualitas Bahan Baku UMKM

Sepatu BJ. Bersaudara Jaya ... IV-11 4.3 Hasil Penilaian Variasi Model UMKM Sepatu BJ.

Bersaudara Jaya ... IV-12 4.4 Hasil Penilaian Penetapan Harga UMKM Sepatu BJ.

Bersaudara Jaya ... IV-12 4.5 Hasil Penilaian Lokasi UMKM Sepatu BJ. Bersaudara

Jaya ... IV-13 4.6 Hasil Penilaian Promosi Sepatu UMKM BJ. Bersaudara

Jaya ... IV-13 4.7 Hasil Penilaian Keadaan Mesin-mesin dalam Proses

Pembuatan Sepatu UMKM BJ. Bersaudara Jaya ... IV-14 4.8 Hasil Persentase Kesesuaian Jadwal Pemesanan terhadap

Jadwal Penyelesaian Produk Sepatu UMKM Sepatu BJ.

Bersaudara Jaya ... IV-15 4.9 Hasil Penilaian Pembagian Kerja di UMKM BJ.

Bersaudara Jaya ... IV-16

(20)

4.10 Hasil Penilaian Pandangan Potensi Pasar di UMKM BJ.

Bersaudara Jaya ... IV-17 4.11 Hasil Persentase Ketertarikan terhadap Produk Luar

Negeri ... IV-18 4.12 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia hingga Triwulan II –

2021 ... IV-19 4.13 Status Terdaftar UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya di

Pangkalan Data Kekayaan Intelektual ... IV-20 4.14 Matriks Internal – Eksternal (IE) ... IV-52 4.15 Analisis SWOT ... IV-53

(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN 1. Kuesioner Penelitian bagi Pekerja... L-1 2. Hasil Kuesioner Penelitian bagi Pekerja ... L-2 3. Kuesioner Penelitian bagi Pembeli ... L-3 4. Hasil Kuesioner Penelitian bagi Pembeli ... L-4 5. Kuesioner Faktor Internal dan Eksternal di UMKM

Sepatu BJ. Bersaudara Jaya ... L-5 6. Rekapitulasi Kuesioner Faktor Internal dan Eksternal di

UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya ... L-6 7. Nilai Tabel r ... L-7 8. Hasil Uji Validitas Kuesioner ... L-8 9. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner... L-9 10. Dokumentasi Penelitian ... L-10 11. Form Permohonan Tugas Akhir... L-11 12. Form Penetapan Tugas Akhir ... L-12 13. Surat Keputusan Tugas Akhir ... L-13 14. Surat Permohonan Riset Tugas Sarjana... L-14 15. Surat Balasan Izin Riset Instansi ... L-15 16. Sertifikat Evaluasi Draft Tugas Akhir ... L-16 17. Form Asistensi... L-17

(22)

I-1 1.1 Latar Belakang Masalah

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan suatu alat perjuangan nasional yang digunakan untuk menumbuhkan dan membangun perekonomian nasional dengan melibatkan para pelaku ekonomi yang berdasarkan potensi yang dimiliki atas dasar keadilan bagi semua pemangku kepentingan usaha (Wilantara, 2016). Konsep umum UMKM adalah suatu unit usaha produktif yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang berdiri sendiri di semua sektor ekonomi, sehingga UMKM adalah sebagai perusahaan yang dimiliki dan dikelola oleh seseorang ataupun merupakan kepemilikan dari sekelompok kecil orang dengan jumlah kekayaan dan pendapatan tertentu (Abdurohim, 2021). Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan usaha milik orang per orangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang tersebut (Undang- undang Nomor 20 Tahun 2008). Berikut adalah kriteria pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Berdasarkan Undang-undang No.20 Tahun 2008

Kriteria Usaha Aset Omset

Usaha Mikro Maksimal 50 Juta Maksimal 300 Juta Usaha Kecil >50 Juta – 500 Juta >300 Juta – 2,5 Miliar Usaha Menengah >500 Juta – 10 Miliar >2,5 Miliar – 50 Miliar

Sumber : Ayodya, Wulan. 2020. UMKM 4.0 Strategi UMKM Memasuki Era Digital. Jakarta : Alex Media Komputindo

(23)

I-2

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia, dimana mampu menyerap sekitar 97% tenaga kerja di Indonesia dan 99% total lapangan kerja. Peranan lain dari UMKM adalah sekitar 61,07% dari pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), 14,37% dari sisi ekspor non migas dan 60,42% penciptaan modal tetap/investasi. Jumlah UMKM di Indonesia mengalami peningkatan terhitung hingga 2019 dan diperkirakan akan bertumbuh mencapai 68,60 juta pada 2020. Berikut adalah data perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah serta usaha besar pada tahun 2018– 2019.

Sumber : Kementerian Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Republik Indonesia yang diolah Badan Pusat Statistik, 2019

Gambar 1.1 Perkembangan data Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta Usaha Besar (UB) pada tahun 2018 – 2019 di Indonesia

Secara spesifik, berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang terhitung sejak 2017 hingga Juli 2021 terkait dengan jumlah UMKM yang ada di Kota Medan adalah sebagai berikut.

Tabel 1.2 Jumlah UMKM di Kota Medan Tahun 2017- Juli 2021 Jenis Usaha Jumlah

Usaha Mikro 1480 Usaha Kecil 112 Usaha Menengah 11

Total 1603

Sumber : Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kota Medan, 2021

(24)

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang ada di Medan ada banyak jenisnya, diantaranya adalah industri sepatu. Pemilihan jenis UMKM pada industri sepatu karena sangat berkaitan dengan perekonomian dari masyarakat Kota Medan serta menyumbangkan pertumbuhan untuk negara (Meliala,2014). Sehingga UMKM sepatu merupakan salah satu industri yang memiliki potensial untuk berkembang di Kota Medan namun masih memiliki beberapa kendala terkait dengan strategi yang harus digunakan dalam pengembangan UMKM sepatu tersebut. Dalam kondisi seperti itu, UMKM tidak akan mampu meningkatkan kapasitas dan daya saingnya tanpa keterlibatan semua pihak, salah satunya melalui kebijakan yang mendukung bagi pengembangan UMKM yang dikarenakan membutuhkan strategi dalam mengembangakan UMKM tersebut sehingga dapat tercapainya daya saing UMKM baik secara nasional maupun dalam pasar global.

Data UMKM sepatu yang terdaftar pada Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 1.3.

(25)

I-4

Tabel 1.3 Data UMKM Sepatu yang Terdaftar di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kota Medan hingga Juli 2021

No Nama Usaha Nama Pemilik Mulai

Usaha Alamat Desa/Kelurahan Kecamatan

1 Cahaya Baru Mhd. Nasir 2003 Jl. Rahmat PIK Blok A No.11 Medan Tenggara Medan Denai

2 UD. Murni Murni 2005 Jl. Menteng 7 Komplek PIK No. 47 Medan Tenggara Medan Denai

3 Chaniago Jaya Joni 2007 Jl. Rahmad Komplek PIK No.A01 Medan Tenggara Medan Denai

4 Bintang Shoes Nasrizal P.S. 2005 Jl. Amaliun Gg. Hidayah No. 193B Medan Matsum III Medan Area

5 Iwa Shoes Ira 2010 Jl. Rahmad Kap PIK No. A53 Medan Tenggara Medan Denai

6 Budi Sukma Budi 1996 Jl. Utama Gg. Ampera 3 No.14 Matsum II Medan Area

7 UD. Mardis Liksen Situmorang 2017 Jl. Tanjung Raya Helvetia Medan Helvetia Tengah Medan Helvetia

8 BJ. Bersaudara Jaya Kairuddin / Kadir 2002 Jl. Cemara No.4 Matsum II Medan Area

9 Sepatu Ros Nani Ros Nani 2005 Jl. Bromo Gg. Minang Sakato No. 3 Binjai Medan Denai 10 Sepatu Asrizal Asrizal 2010 Jl. Bromo Gg. Aman Tegal Sari Mandala III Medan Denai

11 Sepatu Erwin Erwin 2016 Jl. Bromo Gg. Bahagia No.2A Tegal Sari III Medan Denai

Sumber : Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kota Medan, 2021

(26)

Berdasarkan Tabel 1.3, diperoleh bahwa terdapat 11 UMKM sepatu yang terdaftar di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kota Medan yang memiliki peranan dalam pembangunan daerah Kota Medan. Namun terdapat permasalahan yang dihadapi UMKM sepatu yang berdasarkan data dari pemilik UMKM sepatu yang terdaftar di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kota Medan terdapat beberapa faktor yang mengalami penurunan dari sebelum pandemi Covid-19 hingga selama pandemi Covid-19,yaitu sumber daya manusia atau tenaga kerja dan produksi sepatu yang dapat dilihat pada Gambar 1.1 dan Gambar 1.2 berikut.

Sumber : Pemilik UMKM Sepatu yang Terdaftar di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro,Kecil, dan Menengah (UMKM) Kota Medan (2021)

Gambar 1.2 Grafik Jumlah Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja) di UMKM Sepatu yang Terdaftar di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah (UMKM) Kota Medan

Berdasarkan Gambar 1.2 terlihat bahwa penyerapan jumlah sumber daya manusia atau tenaga kerja di UMKM sepatu yang telah terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM Kota Medan mengalami penurunan di semua UMKM sepatu.

0 5 10 15 20 25 30

Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja)

Sebelum Pandemi Selama Pandemi

(27)

I-6

Dari segi faktor produksi ternyata data di lapangan membuktikan bahwa volume produksi juga mengalami grafik penurunan untuk semua UMKM sepatu yang telah terdaftar di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kota Medan. Berikut adalah jumlah produksi pada UMKM sepatu dapat dilihat pada Gambar 1.3.

Sumber : Pemilik UMKM Sepatu yang Terdaftar di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro,Kecil, dan Menengah (UMKM) Kota Medan (2021)

Gambar 1.3 Grafik Volume Produksi Sepatu di UMKM Sepatu yang Terdaftar di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

(UMKM) Kota Medan

Menurut Ibu Risnata Sugiaty T., SE selaku Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kota Medan, penurunan dari faktor sumber daya manusia (tenaga kerja) dan produksi sepatu selain disebabkan oleh akibat pandemi Covid-19 juga karena faktor permodalan yang dialami oleh pemilik UMKM sepatu yang hanya mengandalkan modal sendiri sehingga menimbulkan hilangnya kesempatan untuk mendapatkan laba atau profit.

0 50 100 150 200 250

Produksi Sepatu

Sebelum Pandemi Selama Pandemi

(28)

Berdasarkan Gambar 1.2 dan Gambar 1.3 terdapat salah satu UMKM sepatu yang memiliki penurunan yang signifikan, baik pada produksi sepatu maupun tenaga kerja yang terlibat yaitu UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya. UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya bergerak di bidang industri sepatu khusus pria dewasa yang didirikan oleh Bapak Kairuddin sejak tahun 2002 sampai dengan sekarang.

UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya beralamat di Jl. Cemara No.4 Medan (alamat yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM Kota Medan) dan kini sudah berpindah alamat ke Jl. A.R. Hakim Gg. Langgar Lorong Bahagia No.17 Medan.

Lokasi usaha ini berpindah tempat dikarenakan pada lokasi lama masih besifat sewa. Lokasi usaha yang baru sudah menetap namun lebih terpencil dibandingkan dengan lokasi usaha lama atau lebih tidak strategis. Perbedaan lokasi usaha lama dan lokasi usaha baru dapat dilihat pada Gambar 1.4 Gambar 1.5 sebagai berikut.

Sumber: Google Maps

Gambar 1.4 Lokasi Usaha Lama BJ. Bersaudara Jaya di Jl. Cemara No.04

(29)

I-8

Sumber: Google Maps

Gambar 1.5 Lokasi Usaha Baru BJ. Bersaudara Jaya di Jl. A.R. Hakim Gg. Langgar Lorong Bahagia No. 17

Hal ini juga diutarakan oleh para pembeli setelah dilakukan identifikasi masalah mengenai lokasi usaha. Berdasarkan hasil diperoleh bahwa lokasi usaha UMKM BJ. Bersaudara Jaya berada pada lokasi yang belum sesuai untuk penjualan suatu produk. Berikut adalah hasil persentase mengenai lokasi usaha dapat dilihat pada Gambar 1.6.

Sumber : Pengumpulan Data

Gambar 1.6 Hasil Persentase Lokasi UMKM BJ. Bersaudara Jaya

(30)

UMKM BJ. Bersaudara Jaya tidak memiliki toko offline selama berpindah lokasi usaha dan belum memanfaatkan layanan e-commerce sebagai layanan yang baik dalam penjualan produk yang sekarang banyak digunakan oleh para pesaing sejenis lainnya. Sehingga pembeli yang ada hanya berdasarkan dari informasi terdahulu saja dan tidak memiliki penambahan sejak pindah ke lokasi yang baru.

Pembeli pada UMKM BJ. Bersaudara Jaya merupakan pembeli tetap yang merupakan retailer dari UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya. Selama pandemi Covid-19, hubungan terkait dengan pemesanan hanya melalui WhatsApp saja dan untuk pengiriman barang dapat diambil langsung ke lokasi atau melalui jasa pengiriman barang untuk Medan maupun luar Kota Medan. Berikut adalah daerah pemasaran UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya dapat dilihat pada Tabel 1.4 sebagai berikut.

Tabel 1.4 Daerah Pemasaran UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya No Daftar Pembeli Daerah

1 PD. Andalas Jakarta

2 Barlevis Medan

3 Deni Medan

4 Joko Medan

5 Adi Padang

6 Iram Aceh

7 Wawan Tembung

8 Ridwan Medan

9 Selamat Perbaungan

10 Fahmi Medan

11 Mika Medan

12 Soni Berastagi

Sumber : Pemilik Usaha UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya

Saat ini, usaha sepatu milik BJ. Bersaudara Jaya memiliki dua jenis produk sepatu yang dihasilkan sepatu pantofel dan casual. Usaha sepatu pada UMKM ini memiliki kualitas yang bagus dan juga model yang bervariasi. Segmentasi pasar

(31)

I-10

pada UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya adalah masyarakat menengah ke atas.

Pemasaran disesuaikan dengan segementasi pasar pada UMKM ini. Berdasarkan hasil identifikasi, sebanyak 83,3% diperoleh bahwa harga yang telah ditetapkan sudah sesuai dengan kualitas produk yang dimiliki. Harga dari produk-produk yang dihasilkan bervariasi tergantung dari tingkat kerumitan dalam proses pembuatan.

Biasanya pemilik UMKM menetapkan harga sekitar Rp 150.000,- sampai Rp 250.000,- untuk jenis Casual dan Rp 300.000,- sampai Rp 400.000 untuk jenis Pantofel. Berdasarkan informasi dari pemilik usaha BJ. Bersaudara Jaya, sepatu jenis Pantofel mengalami penurunan jumlah produksi dibandingkan jenis Casual selama pandemi. Hal tersebut dikarenakan sepatu jenis Pantofel lebih banyak digunakan untuk karyawan yang bekerja di kantor namun selama pandemi dilakukan sistem Work from Home (WFH) atau bahkan terjadi pengurangan jumlah karyawan di suatu perusahaan sehingga sepatu jenis Pantofel kurang diminati selama kondisi pandemi Covid-19.

Berikut adalah data produksi dari salah jenis sepatu yang ada di UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya yakni Pantofel sebelum dan selama pandemi Covid-19 terdapat pada Tabel 1.5 dan Tabel 1.6 sebagai berikut.

(32)

Daftar Pembeli 2019 2020

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2

PD. Andalas 80 80 80 80 80 80 80 80 80 70 70 50 Barlevis 60 60 60 50 50 50 60 60 60 55 40 35 Deni 70 70 70 70 70 70 70 50 70 65 25 15 Joko 80 80 80 75 75 75 75 80 70 65 35 25 Adi 60 60 60 50 50 50 40 60 55 55 25 20 Iram 50 50 50 50 50 50 50 60 60 60 40 30 Wawan 65 65 65 60 60 60 60 55 55 55 50 30 Ridwan 80 80 80 80 80 80 80 80 70 60 50 30 Selamat 70 70 70 65 65 65 50 45 45 50 65 55 Fahmi 65 65 65 65 65 65 65 55 50 50 35 30 Mika 65 65 65 65 65 65 60 65 60 40 40 35 Soni 55 55 55 50 50 50 50 40 40 40 40 30 Total 800 800 800 760 760 760 740 730 715 665 515 385

Sumber: Pemilik UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya

(33)

I-12

Tabel 1.6 Data Produksi Sepatu Pantofel di UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya selama Pandemi Covid-19

Daftar Pembeli 2020 2021

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7

PD. Andalas 50 40 30 30 30 50 35 30 30 30 25 30 40 50 50 50 50 Barlevis 10 15 20 40 40 30 15 15 15 25 25 20 20 25 25 30 30 Deni 10 15 20 25 30 10 10 10 10 10 15 30 30 20 20 25 25 Joko 15 15 15 15 20 10 10 10 10 10 10 20 20 20 20 20 30 Adi 10 10 10 15 10 5 25 25 25 30 30 15 15 15 25 25 25 Iram 10 10 15 20 25 15 15 20 20 20 20 35 40 40 30 30 30 Wawan 20 10 10 10 15 20 40 40 40 45 40 20 20 15 15 25 25 Ridwan 20 30 20 35 50 40 35 35 30 30 35 40 40 40 40 40 50 Selamat 10 15 20 20 40 25 20 20 15 15 15 30 20 30 40 40 40 Fahmi 10 10 20 40 45 15 15 15 15 25 25 40 25 25 35 35 35 Mika 5 10 15 20 20 15 20 20 25 25 25 30 30 30 30 30 30

Soni 5 5 10 10 15 25 35 30 25 25 35 25 25 25 30 30 30

Total 175 185 205 280 340 260 275 270 260 290 300 335 325 335 360 380 400

Sumber: Pemilik UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya

(34)

Berdasarkan Tabel 1.6 dapat dilihat bahwa terdapat penurunan produksi yang signifikan dimulai dari Maret 2020 sebagai awal dari pandemi Covid-19 di Indonesia. Hal tersebut didukung dengan hasil identifikasi kepada para pembeli mengenai promosi yang dilakukan oleh UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya sebanyak 100% dinilai belum menerapkan promosi untuk mendukung peningkatan penjualan yang berbeda dengan pesaing produk sejenis lainnya sudah banyak menerapkan promosi produk dengan hasil persentase 58,3% sebagai kategori baik.

Hasil persentase terhadap promosi oleh UMKM BJ. Bersaudara Jaya dapat dilihat pada Gambar 1.7 dan hasil persentase promosi yang dilakukan pesaing produk sejenis dapat dilihat pada Gambar 1.8.

Sumber : Pengumpulan Data

Gambar 1.7 Hasil Persentase terhadap Promosi oleh UMKM Sepatu BJ.Bersaudara Jaya

(35)

I-14

Sumber : Pengumpulan Data

Gambar 1.8 Hasil Persentase terhadap Promosi yang dilakukan Pesaing UMKM BJ. Bersaudara Jaya pada Produk Sejenis

Hal ini menunjukkan bahwa para pesaing penjual sepatu ingin memaksimalkan usaha dengan memberikan promosi kepada para pembelinya.

Promosi banyak dilakukan oleh para perusahaan luar negeri dengan memberikan potongan harga serta pengenalan produk lebih menarik sehingga masyarakat lebih banyak tertarik kepada produk luar negeri. Selain itu disebabkan karena terjadinya pasar bebas dengan sistem belanja online yang memudahkan dalam membeli produk yang berasal dari luar negeri. Berikut adalah hasil identifikasi menurut pandangan para pembeli terhadap ketertarikan pada produk luar negeri dapat dilihat pada Gambar 1.9.

Sumber : Pengumpulan Data

Gambar 1.9 Hasil Persentase Ketertarikan terhadap Produk Luar Negeri

(36)

Sistem produksi yang ada di UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya adalah Make to Order (MTO) dimana produksi hanya akan dimulai setelah pesanan diterima sehingga pada UMKM ini tidak memiliki stok produk sepatu dan semua produk jadi akan dijual kepada pembeli. Hal ini mengakibatkan ketidaklancaran penyediaan produk apabila terjadinya pemesanan secara mendadak. Berdasarkan hasil identifikasi kepada pembeli menujukkan persentase sebanyak 50% kurang baik dan 50% baik terhadap kelancaran penyediaan produk tersebut. Berikut adalah hasil persentase kelancaran penyediaan produk menurut pembeli di UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya dapat dilihat pada Gambar 1.10.

Sumber : Pengumpulan Data

Gambar 1.10 Hasil Persentase Kelancaran Penyediaan Produk Sepatu UMKM BJ. Bersaudara Jaya

Selain itu, pada tahap finishing sepatu UMKM BJ. Bersaudara Jaya tidak memiliki sistem pengendalian kualitas produk. Kesalahan yang terjadi juga disebabkan adanya pengurangan tenaga kerja yang dilakukan oleh pemilik UMKM sebagai cara untuk bertahan selama pandemi Covid-19 masih terus ada di Indonesia sebab penempatan tenaga kerja yang sewaktu-waktu dapat berubah sehingga tidak berdasarkan kompetensi yang dimiliki oleh pekerja mengakibatkan human error

(37)

I-16

atau dari mesin-mesin yang dipakai untuk membuat sepatu tersebut. Hal ini mengakibatkan terjadinya ketidaksesuaian jadwal penyelesaian produk, sesuai dengan hasil identifikasi masalah kepada para pembeli memperoleh persentase sebanyak 66,7% menilai kurang baik untuk kesesuaian jadwal pemesanan dengan penyelesaian produk sepatu. Berikut adalah hasil persentase kesesuaian jadwal pemesanan terhadap jadwal penyelesaian produk pada Gambar 1.11.

Sumber : Pengumpulan Data

Gambar 1.11 Hasil Persentase Kesesuaian Jadwal Pemesanan terhadap Jadwal Penyelesaian Produk Sepatu UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya

Mesin-mesin yang digunakan pada UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya masih dilakukan secara maual dan menggunakan mesin yang sejak awal usaha didirikan dan belum dilakukan sistem maintenance yang baik pada usaha. Salah satu mesin yang cukup sering mengalami permasalahan ada pada mesin seset karena tidak dapat menyamarakatan permukaan kulit dalam waktu yang cepat sehingga membutuhkan waktu yang lebih dalam prosesnya. Dan apabila pekerja tidak teliti dalam hal tersebut, mengakibatkan hasil tidak maksimal yang tidak menutup kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan produk sepatu

(38)

tersebut. Selain disebabkan oleh kerusakan mesin, permasalahan lainnya adalah faktor cuaca yang tidak menentu. Faktor cuaca berpengaruh pada lama atau tidaknya proses pengeringan cat pada sepatu. Pada UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya masih menggunakan proses pengeringan cat sepatu secara tradisional yang masih mengandalkan cahaya matahari.

Sistem manajemen pada UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya dikelola oleh perorangan atau dikelola dalam satu keluarga saja. Dengan penerapan manajemen tradisional, pencapaian UMKM sepatu hanya bisa memenuhi permintaan yang bersifat make to order saja dikarenakan modal yang terbatas.

Pemerintah Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kota Medan telah melakukan strategi untuk meminimalisir hal tersebut dengan melakukan pendataan, pembinaan, dan pendanaan kepada para pelaku UMKM sepatu yang telah terdaftar di Kantor Dinas Koperasi dan UMKM Kota Medan, serta pengembangan kemitraan. Namun peraturan tersebut belum seluruhnya diikuti oleh para UMKM sepatu. Sebab, peran pemerintah adalah sebagai fasilitator yakni memfasilitasi UMKM untuk mencapai pengembangan usaha yang dimiliki dari berbagai sisi yang selama ini mengalami kendala agar usaha tersebut dapat terus berjalan karena persaingan antar UMKM sepatu di Kota Medan dengan kemungkinan terbesar adalah peningkatan jumlah UMKM yang ada di setiap tahun semakin bertambah banyak serta tetap bertahan meski pandemi Covid-19 belum kunjung berakhir di Indonesia.

Dengan diperolehnya beberapa masalah yang terjadi tersebut, maka pelaku UMKM sepatu tersebut seharusnya menyadari bahwa kini diperlukan suatu kunci

(39)

I-18

untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup agar tercapainya pengembangan usaha dari produk sepatu. Karena yang diharapkan adalah dapat meningkat pada kualitas, baik pada produk maupun sumber daya manusia, akses pembiayaan, nilai tambah produk dan jangkauan pemasaran, kemudahan teknologi, penguatan kelembagaan usaha, serta perlindungan usaha. Tindakan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan pengembangan usaha melalui perancangan strategi UMKM sepatu.

Terkait hal tersebut sesuai dengan beberapa penelitian terdahulu, salah satunya pada jurnal International Journal of Social Science and Business oleh Semuel Batlajery dan Caecilia Heny Setya Wati pada tahun 2019 yang memiliki tujuan untuk merumuskan produk pengembangan strategi Noken kepada masyarakat perbatasan Merauke dengan menggunakan metode Strengths, Weaknesses, Opportunies, and Threats (SWOT). Adapun kendala yang dimiliki yakni adanya persaingan yang semakin ketat sehingga menuntut pengrajin noken untuk selalu melakukan strategi dalam pengembangan produk dengan memperoleh hasil penelitian yakni posisi pengrajin noken di kawasan wisata sangat menguntungkan karena memiliki kesempatan dan kekuatan terhadap peluang yang ada. Dan dengan kesimpulan penelitian yakni perlunya pengembangan dengan promosi melalui e-commerce, baliho, serta desain yang menarik untuk mengembangkan usahan tersebut.

Oleh karena itu, diperlukan perancangan dan pengembangan strategi yang tepat oleh UMKM sepatu tersebut. Pengaturan strategi memang diperlukan dalam suatu usaha karena merupakan satu set keputusan dan aksi yang menghasilkan suatu formulasi dan pelaksanaan dari rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai

(40)

tujuan usaha sehingga dapat meminimalisir kendala-kendala yang kemungkinan terjadi. Menurut Suci (2015), perumusan strategi terdiri atas lima teknik yang dapat digunakan penentuan strategi yaitu Matriks SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats), Matriks SPACE (Strategic Position and Action Evaluation), Matriks BCG (Boston Consulting Group), Matriks IE (Internal Eksternal) dan Matriks Strategi Besar. Penggunaan metode tersebut bergantung pada informasi yang diperoleh dari tahap input data dengan tujuan untuk menciptakan strategi alternatif yang masuk akal.

Berdasarkan kondisi lingkungan yang ada di UMKM sepatu, diperoleh input data baik itu lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) serta analisis ekternal (peluang dan ancaman) melalui analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) dengan menentukan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap pengembangan UMKM sepatu. Tujuan dari analisis SWOT adalah untuk mengoptimalkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan yang ada pada suatu usaha, serta memanfaatkan peluang yang muncul dan mengatasi ancaman yang datang pada suatu usaha. Hal tersebut didasarkan pada perubahan kondisi dan situasi akan sering ditemui sehingga harus ditangani agar usaha yang sedang berjalan dapat bertahan.

Dengan demikian, pemilihan strategi yang tepat diperlukan untuk meningkatkan keunggulan dalam persaingan sehingga tetap dapat bertahan dalam kondisi yang tidak menentu seperti pada saat sekarang ini yang tidak dapat dipastikan sampai kapan pandemi Covid-19 ini masih ada di Indonesia serta apabila strategi tersebut sudah tepat, maka dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

(41)

I-20

Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan penelitian terkait dengan “Strategi Pengembagan UMKM Sepatu di Kawasan Kota Medan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat diperoleh permasalahan pada UMKM sepatu di Kota Medan, khsuusnya UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya bahwa sampai dengan saat ini masih belum memiliki strategi yang tepat dalam pengembangan usaha. Berdasarkan hasil kuesioner identifikasi masalah serta wawancara terdapat beberapa keluhan yang dialami yaitu pemasaran, teknologi, manajemen, sumber daya manusia, modal, dan produksi. Sementara yang diharapkan adalah dapat meningkat pada kualitas, baik pada produk maupun sumber daya manusia, modal, nilai tambah produk dan jangkauan pemasaran, kemudahan teknologi, penguatan kelembagaan usaha, serta perlindungan usaha sepatu. Terlebih lagi sekarang masih berada di pandemi Covid-19 yang mengakibatkan penurunan permintaan serta pendapatan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian untuk mengembangkan UMKM pada produk sepatu melalui pengaturan strategi terhadap UMKM sepatu di Kota Medan agar dapat tetap bersaing dengan industri sepatu lainnya.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian UMKM sepatu di Kota Medan yaitu.

1. Untuk menganalisis lingkungan, baik secara internal maupun eksternal pada UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya di Kota Medan.

(42)

2. Untuk menentukan strategi pengembagan usaha dengan menggunakan Analisis Strength, Weakness, Opportunity, and Threat (SWOT) di UMKM Sepatu BJ.

Bersaudara Jaya di Kota Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian UMKM sepatu di kawasan Kota Medan adalah sebagai berikut.

1. Bagi Objek Penelitian

Hasil dari penelitian yang diperoleh dapat digunakan sebagai strategi pengembangan UMKM sepatu di Kota Medan untuk meningkatkan penjualan produk sehingga kembali diminati masyarakat, serta dapat bertahan dan bersaing dengan industri makanan lainnya yang ada sekarang.

2. Bagi Kasanah Pengetahuan Ilmiah

Hasil penelitian yang diperoleh dapat menambah ilmu pengetahuan melalui studi kasus yang ada di beberapa UMKM sepatu di Kota Medan sehingga memiliki ilmu lain yang dapat diterapkan di usaha lainnya.

3. Bagi Mahasiswa sebelum Memasuki Dunia Kerja

Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu masalah yang ada dengan mengatasinya melalui solusi yang tepat.

1.5 Batasan Masalah dan Asumsi

Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

(43)

I-22

1. Ruang lingkup pengembangan strategi yang diteliti adalah pada pengaturan strategi pada salah satu UMKM sepatu di Kota Medan yang telah terdaftar di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kota Medan yaitu UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya.

2. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi strategi melalui Analisis Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT) bagi UMKM Sepatu BJ.

Bersaudara Jaya.

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Kondisi UMKM terkait dengan strategi pengembangan produk tidak adanya perubahan selama proses penelitian.

2. Semua peraturan atau kebijakan yang ada di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kota Medan tidak mengalami perubahan selama penelitian.

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan sistematika penulisan laporan dari tugas sarjana disajikan dalam Bab I hingga Bab VI.

Bab I Pendahuluan menggambarkan latar belakang permasalahan dilakukan penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah dan asumsi penelitian, serta sistematika penulisan laporan.

Bab II Tinjauan Pustaka berisi tentang dasar teori yang mendukung untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian. Teori yang digunakan berkaitan dengan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) serta kerangka

(44)

teoritis yang digunakan pada penelitian untuk menentukan strategi dalam pengembangan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) Sepatu yang ada di Kota Medan.

Bab III Metodologi Penelitian menguraikan langkah-langkah dalam penelitian yang meliputi penentuan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, objek penelitian, metodologi pengumpulan data, metode analisis data, serta kesimpulan dan saran.

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data berisi tentang data-data yang telah dikumpulkan oleh peneliti. Adapun data-data tersebut dipergunakan untuk pengolahan data sehingga diperoleh hasil dalam pemecahan masalah penelitian.

Bab V Analisis dan Pembahasan menguraikan analisis terhadap hasil dari pengolahan data terhadap pemecahan masalah dalam penelitian.

Bab VI Kesimpulan dan Saran berisi tentang kesimpulan dari analisis penelitian yang telah dilakukan, serta saran-saran yang bermanfaat bagi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) sepatu di Kota Medan dan pengembangan penelitian selanjutnya.

(45)

II-1 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelaahan Konsep dan Teori 2.1.1 Konsep Strategi

Kata strategi berasal dari kata Yunani yaitu strategos yang berarti semacam ilmunya para jenderal untuk memenangkan pertempuran. Sedangkan dalam kamus Indonesia-Belanda, strategi berasal dari kata majemuk, yang berarti siasat perang sehingga diperlukan taktik serta siasat yang baik dan benar. Sehingga, strategi memang hampir dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi.

Strategi merupakan suatu rencana jangka panjang, yang diikuti dengan tindakan untuk mencapai tujuan tertentu, umumnya adalah kemenangan. Strategi juga merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangan konsepnya yang mengenai strategi terus berkembang. Oleh karena itu, strategi memang diarahkan untuk bagaimana suatu organisasi dapat memanfaatkan serta mengusahakan agar dapat mempengaruhi lingkungannya.

Pemahaman yang baik pada konsep strategis dan konsep-konsep yang lain yang berkaitan akan menentukan keberhasilan strategi yang telah disusun. Adapun konsep-konsep tersebut meliputi:

1. Distinctive Competence yaitu suatu tindakan yang dilakukan agar dapat melakukan kegiatan yang lebih baik dibandingkan dengan para pesaingnya.

(46)

2. Competitive Advantage merupakan suatu kegiatan spesifik yang dikembangkan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya.

Dengan demikian, strategi merupakan seni dalam memadukan antara faktor kunci keberhasilan sehingga menajadi sinergi dalam mencapai tujuan. Strategi adalah suatu cara untuk mengoptimalkan sumber daya unggulan dalam memaksimalkan pencapaian sasaran kinerja yang telah ditentukan agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan (Abdurrohim, 2021).

Fungsi dari strategi adalah selalu berupaya agar strategi yang disusun dapat diimplementasikan secara efektif. Berikut adalah fungsi-fungsi yang harus dilakukan secara stimultan, yaitu.

1. Mengkomunikasikan maksud yang ingin dicapai kepada orang lain.

2. Menghubungkan atau mengaitkan kekuatan atau keunggulan organisasi dengan peluang dari lingkungannya.

3. Memanfaatkan atau mengeksploitasi keberhasilan dan kesuksesan yang didapat sekarang, sekaligus menyelidiki adanya peluang-peluang baru.

4. Menghasilkan dan membangkitkan sumber-sumber saya yang lebih banyak dari yang digunakan sekarang.

5. Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan atau aktivitas organisasi ke depan.

6. Menanggapi serta bereaksi atas keadaan yang baru dihadapi sepanjang waktu.

Menurut Batlajery dan Wati (2019) bahwa dalam suatu bisnis diperlukan penciptaan suatu strategi bisnis yang tepat bagi pelaku usaha agar memiliki nilai jual dan daya saing dalam proses inovasi dikarenakan konsumen akan mengambil

(47)

II-3

keputusan untuk membeli suatu produk jika produk tersebut memiliki nilai lebih dari produk yang lain. Oleh karena itu, pelaku usaha harus mampu menciptakan strategi bisnis yang tepat dengan memanfaatkan sumber daya secara optimal dalam melakukan aktivitas pengembangan produk agar perusahaan tetap dapat bertahan.

Pengembangan produk yang berkualitas merupakan kunci sukses dalam dunia bisnis.

2.1.2 Manajemen Strategi

Manajemen strategi adalah sesuatu yang memperhitungkan berbagai sisi dalam suatu rencana dengan menyusun dan mengelola dengan tujuan agar pengaruh rencana tersebut dapat memberikan dampak positif bagi organisasi dalam jangka panjang. Fokus kajian dalam manajemen strategis adalah dengan ingin memberikan dampak penerapan konsep strategis kepada perusahaan secara jangka panjang termasuk dari profit yang stabil. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah stabilitas penjualan yang terus mengalami pertumbuhan.

Ruang lingkup dalam manajemen strategi bergerak berdasarkan pemahaman berikut.

1. Mengkaji serta menganalisis dampak dari penerapan manajemen strategis kepada internal perusahaan khususnya perbaikan yang berkelanjutan.

2. Konstruksi manajemen strategis ditempatkan sebagai dasar dalam memutuskan setiap keputusan, seperti yang berhubungan dengan profit dan ekspansi perusahaan yang berarti bahwa fokus kerja dalam pencapaian kedua sisis mengacu pada konstruksi dari manajen strategis.

(48)

3. Ilmu manajemen strategis sebagai base thinking dalam membangun rencana seperti rencana produksi, pemasaran, personalia, dan keuangan.

Manajemen strategi dapat dilihat sebagai suatu proses dengan meliputi beberapa tahapan yang saling berhubungan dan berurutan. Tahapan utama dari proses manajemen strategi adalah mencakup analisis situasi, formulasi strategi, implementasi strategi, dan evaluasi kinerja. Berikut adalah penjelasannya.

1. Analisis lingkungan, meliputi menganalisis dan mengevaluasi konteks dari organisasi, serta lingkungan eksternal dan internal dari suatu organisasi.

2. Formulasi strategi, meliputi desain dan pemilihan strategi yang sesuai karena terdiri dari beberapa tingkatan dan varian dari strategi.

3. Implementasi strategi, merupakan suatu proses tentang bagaimana pelakasanaan dari strategi yang telah dirumuskan berdasarkan tindakan nyata. Terdapat empat hal penting yang harus diperhatikan dalam mengimplementasikan strategi, yaitu corporate governance, struktur dan desain organisasi, kepemimpinan strategi, serta pengendalian strategi.

4. Evaluasi strategi, merupakan proses evalusi tentang bagaiman strategi diimplementasikan dan sejauh mana dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.

Dengan demikian, proses manajemen strategi memiliki sifat yang dinamis serta merupakan sekumpulan komitmen, keputusan, dan aksi yang diperlukan suatu perusahaan guna tercapainya strategic competitiveness dengan menghasilkan profit yang diatas rata-rata (Kuncoro, 2005). Proses manajemen strategi dapat dilihat pada Gambar 2.1.

(49)

II-5

Analisis Lingkungan

Eksternal Lingkungan Internal

Visi, Misi, Tujuan Analisis Lingkungan Strategi

Formulasi Strategi Strategi Bisnis

Strategi Internasional

Aliansi Strtaegik Strategi Korporat

Evaluasi Kinerja

Corporate Govermance

Kepemimpinan Stratejik

Pengendalian Strtaegik Struktur & Desain

Organisasi

Evaluasi Kinerja Analisis Lingkungan

Eksternal Lingkungan Internal

Visi, Misi, Tujuan

Sumber : Kuncoro, Mudrajad. 2005. Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Jakarta:

Erlangga

Gambar 2.1 Proses Manajemen Strategi

Mengelola strategi atau manajemen strategi dapat dipahami sebagai upaya manusia dalam memilih keputusan dan tindakan untuk merencanakan, mengimplementasikan, dan melakukan evaluasi strategi-strategi agar tercapai tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi dalam pencapaian tujuan (Wilantara, 2016). Berbagai metode tersedia untuk mengembangkan alternatif strategi, seperti metode Matriks SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats), Matriks SPACE (Strategic Position and Action Evaluation), Matriks BCG (Boston Consulting Group), Matriks IE (Internal Eksternal) dan Matriks Strategi Besar (Suci, 2015). Dengan demikian, mengelola strategi bagi usaha merupakan suatu upaya untuk memiliki kinerja yang baik dan memiliki keunggulan kompetitif yang selaras dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

(50)

2.1.3 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki beberapa pendekatan, seperti pendekatan asset dan omset, serta pendekatan tenaga kerja.

Sektor bisnis UMKM antara lain perdagangan, pengelolaan, pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan jasa. Konsep umum UMKM adalah suatu unit usaha produktif yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang berdiri sendiri di semua sektor ekonomi, sehingga UMKM adalah sebagai perusahaan yang dimiliki dan dikelola oleh seseorang ataupun merupakan kepemilikan dari sekelompok kecil orang dengan jumlah kekayaan dan pendapatan tertentu.

Pada prinsipnya, perbedaan antara usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, maupun usaha besar adalah didasarkan pada nilai asset awal, omset rata- rata pertahun, atau jumlah pekerja tetap. Definsi UMKM menurut Bank Indonesia adalah usaha produktif milik warga negara Indonesia, yang berbentuk badan usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum seperti koperasi, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang yang dimiliki, dikuasai baik secara langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau besar; memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 200.000.000,00 per tahun. Sedangkan usaha menengah merupakan usaha yang memiliki kriteria asset tetapnya dengan besaran yang dibedakan antara industri manufaktur Rp 200.000.000,00 s.d. Rp 500.000.000,00 dan non manufaktur Rp 200.000.000,00 s.d. Rp 600.000.000,00 (Abdurrohim, 2021).

(51)

II-7

Usaha mikro merupakan usaha produktif yang dimiliki oleh orang per orangan dan/atau badan usaha perorangan yang telah memenuhi kriteria usaha mikro. Usaha kecil merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dikuasai, atau yang menjadi bagian langsung ataupun tidak langsung dari usaha menengah yang telah memenuhi kriteria usaha kecil. Dan usaha menengah merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dimiliki oleh orang per orangan atau badan usaha yang bukan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dikuasai atau menjadi bagian baik secara langsung maupun tidak langsung dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sesuai dengan Undang-undang tersebut (Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 Pasal 6 mengenai UMKM).

Karakteristik UMKM merupakan sifat atau kondisi faktual yang melekat pada aktivitas usaha maupun perilaku pengusaha yang bersangkutan dalam menjalankan bisnisnya. Berikut adalah beberapa karakteristik yang dimiliki oleh UMKM adalah sebagai berikut.

1. Bahan baku mudah diperoleh.

2. Menggunakan teknologi sederhana.

3. Keterampilan dasar umumnya sudah dimiliki secara turun-temurun.

4. Bersifat padat karya atau menyerap tenaga kerja yang cukup banyak.

5. Peluang pasar cukup luas.

6. Beberapa komoditi memiliki ciri khas.

7. Melibatkan masyarakat ekonomi setempat (Abdurrohim 2021).

(52)

Dengan demikian, berdasarkan jurnal Ultima Management dengan judul

“Strategi Meningkatkan Daya Saing Industri Kreatif Indonesia: Studi Kasus Pengembangan Klaster Industri Alas Kaki Kecamatan Tamansari, Bogor”

diperoleh beberapa faktor melalui karakteristik industri dan pelaku industri alas kaki, yakni permodalan, tenaga kerja, kemitraan, manajemen, bahan baku, produksi, pemasaran, dan teknologi, yang kesemuanya mempengaruhi permasalahan yang dihadapi para pelaku UMKM di Indonesia (Putra, 2018).

Adapun penjelasan menurut Hidayah (2019), variabel-variabel dalam pengembangan usaha dalam penelitian terhadap alas kaki adalah sebagai berikut.

1. Bahan baku, meliputi ketersediaan bahan baku, harga bahan baku, kualitas bahan baku.

2. Tenaga kerja, meliputi jumlah tenaga kerja dan keterampilan tenaga kerja.

3. Permodalan, meliputi ketersediaan modal dan akses permodalan.

4. Produksi, meliputi utilitas produksi dan kualitas produk yang dihasilkan.

5. Pemasaran, meliputi permintaan pasar, aksesibilitas distribusi, jaringan pemasaran, tingkat persaingan usaha, harga produk, dan kehadiran kelompok kepentingan tertentu/ grosir.

6. Teknologi, meliputi penggunaan teknologi untuk produksi, akses dalam memperoleh teknologi untuk produksi, penggunaan teknologi dalam pemasaran, dan akses dalam memperoleh teknologi untuk pemasaran.

7. Manajemen, meliputi perencanaan dan pengembangan usaha, pembukuan usaha, kondisi lokasi usaha, dan kegiatan evaluasi usaha.

(53)

II-9

8. Kelembangaan/ Kemitraan, meliputi peran kelompok pengusaha, peran pemerintah, serta legalitas usaha.

2.1.4 Analisis Strengths, Weakness, Opportunities, Threats (SWOT)

Menurut Narto dan Basuki (2020), manajemen strategi digunakan sebagai upaya untuk menciptakan eksistensi bisnis usaha yang lebih efisien dan efektif bagi pelaku usaha sehingga memiliki manajemen pengetahuan yang baik untuk meningkatkan kinerja yang ada pada bisnisnya. Pendekatan sistematis yang dilakukan adalah dengan menganalisis situasi lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal.

Analisis situasi adalah suatu awal proses dari merumuskan strategi dengan tujuan untuk menemukan kesesuaian strategis antara peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan internal, melihat ancaman eksternal yang ada, serta kelemahan- kelemahan internal perusahaan. SWOT memiliki kepanjangan dari Strength, Weakness, Opportunity, Threat dari suatu organisasi yang semuanya merupakan faktor-faktor strategis suatu organisasi (Hunger, 2007).

Analisis SWOT digunakan sebagai suatu model dalam menganalisis suatu organisasi baik itu orientasi profit maupun tidak, memiliki tujuan utama untuk mengetahui keadaan organisasi secara lebih komprehensif, yaitu akan lebih mengenal kepribadian organisasi yang dimiliki agar dapat menempatkan kajian secara lebih strategis. Beberapa kegunaan dari analisis SWOT adalah sebagai berikut.

(54)

1. Dapat memberikan gambaran suatu organisasi melalui empat sudut, yaitu Strengths (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (kelemahan)

2. Dapat digunakan sebagai rujukan pembuatan rencana keputusan jangka panjang

3. Dapat meningkatkan jalan kerja sama dengan perusahaan lain

4. Dapat dijadikan sebagai penilaian secara rutin melalui progress report dari ketetapan yang telah ada.

Adapun penerapan analisis SWOT pada perusahaan memiliki tujuan untuk memberikan suatu panduan kepada perusahaan supaya lebih fokus sehingga dapat digunakan sebagai analisis dalam berpikir melalui berbagai sudut pandang, baik dari segi kekuatan maupun kelemahan serta peluang ataupun ancaman yang memungkinkan kejadian-kejadian akan terjadi di masa mendatang. Tujuan lain dari analisis SWOT adalah bahwa setiap produk yang beredar dipasaran pasti akan mengalami daur hidup produk (life cycle product), dengan demikian maka penjualan akan mengalami pasang surut dalam penjualan produk, dikarenakan konsumen memiliki tingkat kejenuhan dalam memakai suatu produk. Berikut adalah grafik yang menunjukkan daur hidup suatu produk tertentu.

(55)

II-11

Sumber : Fahmi, Irham. 2017. Manajemen Strategis Teori dan Aplikasi. Bandung : Alfabeta

Gambar 2.2 Daur Hidup Produk (Life Cycle Product)

Berdasarkan grafik tersebut, diperoleh bahwa fase IV merupakan fase dimana menurunnya jumlah penjualan produk yang berarti bahwa konsumen sudah mulai jenuh terhadap suatu produk sehingga perusahaan harus melakukan beberapa cara altenatif agar situasi tidak semakin parah yang dapat berakibat pada penurunan pendapatan serta menurunnya nilai perusahaan di mata konsumen maupun mitra bisnis.

2.1.4.1 Faktor Internal dan Eksternal dalam Persfektif SWOT

Menurut Narto dan Basuki (2020), analisis SWOT digunakan untuk analisis faktor internal dan eksternal dengan tujuan mengetahui posisi perusahaan berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi pada perusahaan. Dalam menganalisis SWOT secara lebih mendalam, maka melihat faktor internal dan ekternal memang perlu dilakukan. Berikut adalah penjelasannya.

Waktu

Daur Hidup Produk (Life Cycle Product)

(56)

a. Faktor Internal

Faktor internal terbentuk dari Strengths dan Weakness (S dan W). Faktor ini berkaitan dengan kondisi yang terjadi di dalam perusahaan yang mempengaruhi terbentuknya keputusan suatu perusahaan. Faktor internal menyangkut tentang seluruh jenis manajemen fungsional, seperti pemasaran, keuangan, operasi, sumber daya manusia, penelitian, dan pengembangan, sistem informasi manajemen, serta budaya perusahaan (corporate culture).

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal terbentuk dari Opportunities dan Threats (O dan T). Faktor ini berkaitan dengan kondisi yang terjadi di luar perusahaan yang mempengaruhi terbentuknya keputusan suatu perusahaan. Faktor eksternal menyangkut tentang lingkungan industri (industry environment) dan lingkungan bisnis makro (macro environment), politik, hukum, ekonomi, teknologi, kependudukan, serta sosial budaya.

Adapun faktor internal dan faktor eksternal perusahaan dalam perspektif SWOT dapat dilihat pada Gambar 2.3.

A. Faktor Eksternal

Opportunities (Peluang) > Threats (Ancaman) Kondisi Perusahaan yang Baik Opportunities (Peluang) < Threats (Ancaman) Kondisi Perusahaan yang Tidak Baik

B. Faktor Internal

Strengths (Kekuatan) > Weaknesses (Kelemahan) Kondisi Perusahaan yang Baik Strengths (Kekuatan) < Weaknesses (Kelemahan) Kondisi Perusahaan yang Tidak Baik

Sumber : Fahmi, Irham. 2017. Manajemen Strategis Teori dan Aplikasi. Bandung : Alfabeta

Gambar 2.3 Faktor Internal dan Faktor Eksternal Perusahaan dalam Perspektif SWOT

Gambar

Gambar 1.1 Perkembangan data Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah  (UMKM) serta Usaha Besar (UB) pada tahun 2018 – 2019 di Indonesia
Gambar 1.2 Grafik Jumlah Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja) di  UMKM Sepatu yang Terdaftar di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil,
Gambar 1.3 Grafik Volume Produksi Sepatu di UMKM Sepatu yang  Terdaftar di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Gambar 1.4 Lokasi Usaha Lama BJ. Bersaudara Jaya di Jl. Cemara No.04
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kinerja manufaktur halal pada UMKM Noerlen dengan menggunakan Metode SCOR (Supply Chain Operation Reference dan

Berdasarkan hasil analisis Cause and Effect Diagram yang telah dilakukan, diketahui penyebab kecacatan cacat fisik yaitu mesin rolling mill tidak bekerja optimal, terdapat

Berdasarkan tabel 6.6 dapat diperolah usulan perbaikan dari faktor lingkungan, mesin, metode dan manusia dengan metode 5W+1H indikator kecekatan dalam melayani pesanan bahan

Informasi terkait adanya penambahan informasi terbuka pada Daftar Informasi Publik (Kepala) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian (Kepala) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Maret

Letak periode dan golongan suatu atom dapat diketahui melalui konfigurasi elektron dengan memanfaatkan informasi nomor atom yang merujuk pada jumlah elektron....

Buatlah aplikasi mobile yang dapat membaca beberapa file (dalam hal ini help.txt dan pesan.txt) dalam satu aplikasi yang mana apabila salah satu menu tersebut dipilih untuk

Judul untuk tugas sarjana ini adalah “ Penerapan Concurrent Engineering Dengan Menggunakan Tools Quality Function Deployment (QFD), Failure Mode And Effect Analysis (FMEA)

Tujuan dari penelitian Tugas Akhir ini adalah mengetahui nilai yang didapat perusahaan dari pengukuran kinerja Green Supply Chain Management dengan menggunakan model