• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal pada UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya

Daur Hidup Produk (Life Cycle Product)

IV- 1 4.1 Pengumpulan Data

4.4 Gambaran Umum UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya

4.4.1 Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal pada UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya

Analisis SWOT pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang ada untuk dilakukan perumusan strategi yang tepat pada UMKM yang akan diteliti. Analisis didasarkan pada logika yang memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opportunity) dan secara bersamaan meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threat). Proses identifikasi lingkungan internal dan ekternal pada UMKM sepatu BJ. Bersaudara Jaya di kawasan Kota Medan dilakukan melalui wawancara dan kuesioner. Berikut adalah faktor-faktor internal dan eksternal tersebut.

1. Strength (Kekuatan)

a. Bahan baku yang berkualitas

Baku baku yang berkualitas dilakukan pada UMKM sepatu agar produk sepatu memiliki kualitas yang baik dapat bersaing dengan pasar yang lebih luas serta dapat mempertahankan minat para pembeli produk sepatu tersebut b. Banyaknya variasi model sepatu

Peningkatan jumlah produksi pada produk yang beragam dan terbaru senantiasa dilakukan supaya produk dapat memenuhi permintaan pasar secara luas.

c. Harga produk relatif stabil

UMKM sepatu melakukan cara dengan mempertahankan harga pemasarannya bahwa pemilik usaha tidak berani mengambil resiko dengan menetapkan harga yang terlalu mahal karena banyaknya para pesaing produk sejenis sehingga pemilik menetapkan harga yang relatif stabil.

d. Penetapan harga disesuaikan dengan segementasi pasar

Pemasaran produk sepatu disesuaikan dengan segmentasi pasar penjualan yaitu pada masyarakat menengah ke atas. Hal ini juga disesuaikan dengan fungsi produk sepatu yang dihasilkan.

e. Memiliki sistem distribusi yang baik

Pada UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya memiliki sistem distribusi yang baik dengan distribusi langsung ke pembeli dan untuk penyaluran barang dilakukan melalui jasa pengiriman barang yang dinilai baik kinerjanya

IV-22

sehingga tidak memiliki permasalahan dalam penyaluran produk ke tangan pembeli.

f. Memiliki pelayanan yang baik dalam jual beli

Pelayanan yang dilakukan oleh UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya adalah dengan menangani langsung jual beli dengan baik, serta apabila terdapat kesalahan dalam produ, pihak UMKM menerima kembali barang dan akan dilakukan perbaikan.

2. Weakness (Kelemahan)

a. Lokasi usaha kurang strategis

Lokasi produksi UMKM sepatu BJ. Bersaudara Jaya berada di Kota Medan dengan daerah yang sulit dijangkau oleh masyarakat, terkhusus bagi masyarakat pendatang di suatu daerah. Lokasi tersebut berada di daerah pemukiman kecil dan jauh dari keramaian.

b. Promosi produk belum baik

UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya belum pernah melalukan kegiatan promosi produk. Promosi produk pada UMKM ini hanya mengandalkan kekuatan mouth to mouth communication saja karena pada UMKM ini belum memiliki toko offline dan belum memasarkan produk melalui e-commerce dengan sistem potongan harga dan berbagai macam cara lainnya.

c. Mesin produksi sering mengalami kendala saat proses produksi

Pada UMKM Sepatu BJ. Besaudara Jaya belum pernah mengganti mesin yang ada untuk proses produksi dan juga tidak melakukan kegiatan

pencegahan guna pemeliharaan mesin. Mesin yang sering mengalami kendala adalah Mesin Seset.

d. Tidak memiliki stok produk

UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya tidak memiliki stok produk sepatu. Hal ini dilakukan karena memiliki sisitem Make to Order sehingga produk yang dihasilkan sesuai dengan pemesanan pembeli saja. Sistem ini sewaktu-waktu dapat menjadi kendala apabila terdapat kesalahan produk yang dihasilkan.

e. Modal usaha belum memadai

Modal pada UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya bersumber dari modal pribadi sehingga dapat mengakibatkan kekurangan modal merupakan suatu masalah jika sewaktu-waktu terjadi dan datang secara tiba-tiba. Dan UMKM ini belum melakukan cara lain untuk penambahan modal penjualan padahal sudah ada fasilitas dari pemerintah daerah untuk UMKM dalam hal penanganan modal.

f. Ketidaksesuaian penempatan posisi pekerja

Sebelum pandemi, UMKM ini memiliki 25 orang pekerja dan sekarang tenaga kerja yang ada di UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya adalah 3 orang. Dengan jumlah tersebut membuat para pekerja tidak dapat bekerja secara maksimal dikarenakan penempatan posisi pekerja tidak dapat disesuaikan dengan keterampilan ahli yang dimiliki sehingga tidak jarang produk yang dihasilkan mengalami kesalahan.

IV-24

g. Ketidaksesuaian jadwal penyelesaian produk

Jadwal produksi sering terlambat sehingga pengiriman dilakukan dengan waktu yang tidak sesuai dari ketentuan. Hal tersebut dikarenakan belum adanya aturan khusus tentang prosedur yang harus dilakukan di UMKM sepatu. Tujuan mendasar jika diberlakukannya prosedur tersebut agar pekerja dapat melakukan proses produksi dengan baik dan benar sehingga dapat meminimalisir resiko kerugian.

h. Tidak adanya pengendalian kualitas produk

Dalam hal pengendalian kualitas, harus didukung dengan penggunaan teknologi yang lebih memadai namun belum terpenuhi. Apabila quality control sudah baik akan dapat menunjang peningkatan kualitas dari hasil produksi sepatu tersebut.

i. Penggunaan teknologi masih sederhana

Teknologi yang ada di lokasi usaha masih tergolong sederhana, bahkan masih banyak yang dilakukan secara manual sehingga membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dibandingkan dengan para pesaingnya dengan teknologi canggih.

3. Opportunity (Peluang)

a. Ekonomi masyarakat mulai meningkat

Pada Maret 2020, perekonomian Indonesia mengalami penurunan yang sangat signifikan mengakibatkan penjualan menurun. Namun, sekarang

perekonomian Indonesia berangsur membaik dan penjualan kembali meningkat secara perlahan.

b. Menurunnya grafik kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19

Pandemi Covid-19 di Indonesia belum berakhir, namun seiring berjalannya waktu masyarakat Indonesia yang terkonfirmasi positif Covid-19 sudah menurun dan membuat kondisi Indonesia berangsur membaik. Hal ini berdampak pada pemulihan pendapatan UMKM BJ. Bersaudara Jaya karena masyarakat sudah mulai kembali beraktivitas seperti sedia kala meskipun harus mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan.

c. Perkembangan teknologi semakin canggih

Kemajuan teknologi merupakan suatu cara yang dapat diterapkan di segala aktivitas UMKM sepatu. Penggunaan teknologi yang sesuai akan dapat memaksimalkan penjualan dari produk sepatu.

d. Menjaga hubungan baik dengan semua pihak yang terlibat

Menjaga koneksi dengan pihak luar akan dapat meningkatkan penjualan sepatu karena dapat dipercaya oleh berbagai pihak yang membutuhkannya sehingga yang harus dilakukan dengan menjaga hubungan baik tersebut.

e. Adanya dukungan dari pemerintah daerah

Pemerintah daerah Kota Medan merupakan fasilitator dalam pengembangan UMKM yang ada di Kota Medan, tidak terkecuali UMKM Sepatu BJ.

Bersaudara Jaya. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah adalah pendataan, pembinaan, dan pendanaan.

IV-26

f. Sudah terjamin hak merek sepatu dan surat izin usaha

UMKM sepatu membuat surat izin usaha dan merk dagang sesuai dengan ketentuan dari pemerintah daerah agar dapat menunjang berkembangnya UMKM sepatu.

4. Threat (Ancaman)

a. Banyaknya pesaing produk sejenis

Semakin bertambahnya tahun, usaha produksi sepatu pria semakin banyak dan membuat UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya yang memproduksi barang yang sama semakin memiliki banyak pesaing sejenis sehingga memiliki ancaman untuk pekembangan usaha.

b. Pesaing melakukan promosi yang baik

Banyak perusahaan lain yang melakukan promosi yang besar sehingga terjadi persaingan terhadap produk serta harga dan jenis dari produk sepatu.

c. Pergeseran minat masyarakat

Pesaingan harga produk sepatu membuat para produsen mencari cara agar pembeli tidak bergeser ke produsen lain dikarenakan semakin lama para produsen sepatu ada banyak dan tidak menutup kemungkinan berasal dari luar negeri. Sehingga banyak masyarakat masih memiliki anggapan bahwa produk luar masih memiliki nilai lebih baik dibandingkan produk lokal meskipun harganya jauh lebih mahal. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya pergeseran minat masyarakat terhadap produk lokal dan merupakan suatu ancaman bagi pemilik usaha sepatu.

d. Menurunnya daya beli masyarakat

Penurunan daya beli masyarakat terhadap produk sepatu dikarenakan masih terdapatnya kesalahan dalam pembuatan produk yang belum tentu dapat dimaklumi oleh pembeli dan bahkan dapat menjadikan dasar untuk tidak kembali membeli produk di UMKM sepatu. Dan pandemi Covid-19 merupakan alasan lain dibalik turunnya penjualan produk sepatu sehingga harus menunda keinginan terhadap suatu produk dan mengutamakan kebutuhan sehari-hari.

e. Perubahan cuaca yang tidak menentu

Kondisi cuaca dalam produksi sepatu dibutuhkan pada proses pengeringan sepatu setelah proses pengecatan. Pengeringan sepatu masih mengandalkan cahaya matahari sehingga apabila cuaca tidak mendukung maka pengeringan sepatu membutuhkan waktu yang lebih panjang lagi dan dapat menghambat jadwal pnyelesaian produk yang tepat waktu.

Berdasarkan uraian diatas, maka diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan UMKM sepatu dapat dilihat pada Tabel 4.5.

IV-28

Tabel 4.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya

Faktor-faktor Pernyataan

Strength (Kekuatan) 1. Bahan baku produk sepatu memiliki kualitas yang baik

2. Banyaknya variasi model sepatu 3. Harga produk relatif stabil

4. Penetapan harga disesuaikan dengan segmentasi pasar