• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

I- 1 1.1 Latar Belakang Masalah

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan suatu alat perjuangan nasional yang digunakan untuk menumbuhkan dan membangun perekonomian nasional dengan melibatkan para pelaku ekonomi yang berdasarkan potensi yang dimiliki atas dasar keadilan bagi semua pemangku kepentingan usaha (Wilantara, 2016). Konsep umum UMKM adalah suatu unit usaha produktif yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang berdiri sendiri di semua sektor ekonomi, sehingga UMKM adalah sebagai perusahaan yang dimiliki dan dikelola oleh seseorang ataupun merupakan kepemilikan dari sekelompok kecil orang dengan jumlah kekayaan dan pendapatan tertentu (Abdurohim, 2021). Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan usaha milik orang per orangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang tersebut (Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008). Berikut adalah kriteria pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Berdasarkan Undang-undang No.20 Tahun 2008

Kriteria Usaha Aset Omset

Usaha Mikro Maksimal 50 Juta Maksimal 300 Juta Usaha Kecil >50 Juta – 500 Juta >300 Juta – 2,5 Miliar Usaha Menengah >500 Juta – 10 Miliar >2,5 Miliar – 50 Miliar

Sumber : Ayodya, Wulan. 2020. UMKM 4.0 Strategi UMKM Memasuki Era Digital. Jakarta : Alex Media Komputindo

I-2

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia, dimana mampu menyerap sekitar 97% tenaga kerja di Indonesia dan 99% total lapangan kerja. Peranan lain dari UMKM adalah sekitar 61,07% dari pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), 14,37% dari sisi ekspor non migas dan 60,42% penciptaan modal tetap/investasi. Jumlah UMKM di Indonesia mengalami peningkatan terhitung hingga 2019 dan diperkirakan akan bertumbuh mencapai 68,60 juta pada 2020. Berikut adalah data perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah serta usaha besar pada tahun 2018– 2019.

Sumber : Kementerian Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Republik Indonesia yang diolah Badan Pusat Statistik, 2019

Gambar 1.1 Perkembangan data Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta Usaha Besar (UB) pada tahun 2018 – 2019 di Indonesia

Secara spesifik, berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang terhitung sejak 2017 hingga Juli 2021 terkait dengan jumlah UMKM yang ada di Kota Medan adalah sebagai berikut.

Tabel 1.2 Jumlah UMKM di Kota Medan Tahun 2017- Juli 2021 Jenis Usaha Jumlah

Usaha Mikro 1480 Usaha Kecil 112 Usaha Menengah 11

Total 1603

Sumber : Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kota Medan, 2021

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang ada di Medan ada banyak jenisnya, diantaranya adalah industri sepatu. Pemilihan jenis UMKM pada industri sepatu karena sangat berkaitan dengan perekonomian dari masyarakat Kota Medan serta menyumbangkan pertumbuhan untuk negara (Meliala,2014). Sehingga UMKM sepatu merupakan salah satu industri yang memiliki potensial untuk berkembang di Kota Medan namun masih memiliki beberapa kendala terkait dengan strategi yang harus digunakan dalam pengembangan UMKM sepatu tersebut. Dalam kondisi seperti itu, UMKM tidak akan mampu meningkatkan kapasitas dan daya saingnya tanpa keterlibatan semua pihak, salah satunya melalui kebijakan yang mendukung bagi pengembangan UMKM yang dikarenakan membutuhkan strategi dalam mengembangakan UMKM tersebut sehingga dapat tercapainya daya saing UMKM baik secara nasional maupun dalam pasar global.

Data UMKM sepatu yang terdaftar pada Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 1.3.

I-4

Tabel 1.3 Data UMKM Sepatu yang Terdaftar di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kota Medan hingga Juli 2021

No Nama Usaha Nama Pemilik Mulai

Usaha Alamat Desa/Kelurahan Kecamatan

1 Cahaya Baru Mhd. Nasir 2003 Jl. Rahmat PIK Blok A No.11 Medan Tenggara Medan Denai

2 UD. Murni Murni 2005 Jl. Menteng 7 Komplek PIK No. 47 Medan Tenggara Medan Denai

3 Chaniago Jaya Joni 2007 Jl. Rahmad Komplek PIK No.A01 Medan Tenggara Medan Denai

4 Bintang Shoes Nasrizal P.S. 2005 Jl. Amaliun Gg. Hidayah No. 193B Medan Matsum III Medan Area

5 Iwa Shoes Ira 2010 Jl. Rahmad Kap PIK No. A53 Medan Tenggara Medan Denai

6 Budi Sukma Budi 1996 Jl. Utama Gg. Ampera 3 No.14 Matsum II Medan Area

7 UD. Mardis Liksen Situmorang 2017 Jl. Tanjung Raya Helvetia Medan Helvetia Tengah Medan Helvetia

8 BJ. Bersaudara Jaya Kairuddin / Kadir 2002 Jl. Cemara No.4 Matsum II Medan Area

9 Sepatu Ros Nani Ros Nani 2005 Jl. Bromo Gg. Minang Sakato No. 3 Binjai Medan Denai 10 Sepatu Asrizal Asrizal 2010 Jl. Bromo Gg. Aman Tegal Sari Mandala III Medan Denai

11 Sepatu Erwin Erwin 2016 Jl. Bromo Gg. Bahagia No.2A Tegal Sari III Medan Denai

Sumber : Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kota Medan, 2021

Berdasarkan Tabel 1.3, diperoleh bahwa terdapat 11 UMKM sepatu yang terdaftar di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kota Medan yang memiliki peranan dalam pembangunan daerah Kota Medan. Namun terdapat permasalahan yang dihadapi UMKM sepatu yang berdasarkan data dari pemilik UMKM sepatu yang terdaftar di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kota Medan terdapat beberapa faktor yang mengalami penurunan dari sebelum pandemi Covid-19 hingga selama pandemi Covid-19,yaitu sumber daya manusia atau tenaga kerja dan produksi sepatu yang dapat dilihat pada Gambar 1.1 dan Gambar 1.2 berikut.

Sumber : Pemilik UMKM Sepatu yang Terdaftar di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro,Kecil, dan Menengah (UMKM) Kota Medan (2021)

Gambar 1.2 Grafik Jumlah Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja) di UMKM Sepatu yang Terdaftar di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah (UMKM) Kota Medan

Berdasarkan Gambar 1.2 terlihat bahwa penyerapan jumlah sumber daya manusia atau tenaga kerja di UMKM sepatu yang telah terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM Kota Medan mengalami penurunan di semua UMKM sepatu.

0

I-6

Dari segi faktor produksi ternyata data di lapangan membuktikan bahwa volume produksi juga mengalami grafik penurunan untuk semua UMKM sepatu yang telah terdaftar di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kota Medan. Berikut adalah jumlah produksi pada UMKM sepatu dapat dilihat pada Gambar 1.3.

Sumber : Pemilik UMKM Sepatu yang Terdaftar di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro,Kecil, dan Menengah (UMKM) Kota Medan (2021)

Gambar 1.3 Grafik Volume Produksi Sepatu di UMKM Sepatu yang Terdaftar di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

(UMKM) Kota Medan

Menurut Ibu Risnata Sugiaty T., SE selaku Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kota Medan, penurunan dari faktor sumber daya manusia (tenaga kerja) dan produksi sepatu selain disebabkan oleh akibat pandemi Covid-19 juga karena faktor permodalan yang dialami oleh pemilik UMKM sepatu yang hanya mengandalkan modal sendiri sehingga menimbulkan hilangnya kesempatan untuk mendapatkan laba atau profit.

0 50 100 150 200 250

Produksi Sepatu

Sebelum Pandemi Selama Pandemi

Berdasarkan Gambar 1.2 dan Gambar 1.3 terdapat salah satu UMKM sepatu yang memiliki penurunan yang signifikan, baik pada produksi sepatu maupun tenaga kerja yang terlibat yaitu UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya. UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya bergerak di bidang industri sepatu khusus pria dewasa yang didirikan oleh Bapak Kairuddin sejak tahun 2002 sampai dengan sekarang.

UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya beralamat di Jl. Cemara No.4 Medan (alamat yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM Kota Medan) dan kini sudah berpindah alamat ke Jl. A.R. Hakim Gg. Langgar Lorong Bahagia No.17 Medan.

Lokasi usaha ini berpindah tempat dikarenakan pada lokasi lama masih besifat sewa. Lokasi usaha yang baru sudah menetap namun lebih terpencil dibandingkan dengan lokasi usaha lama atau lebih tidak strategis. Perbedaan lokasi usaha lama dan lokasi usaha baru dapat dilihat pada Gambar 1.4 Gambar 1.5 sebagai berikut.

Sumber: Google Maps

Gambar 1.4 Lokasi Usaha Lama BJ. Bersaudara Jaya di Jl. Cemara No.04

I-8

Sumber: Google Maps

Gambar 1.5 Lokasi Usaha Baru BJ. Bersaudara Jaya di Jl. A.R. Hakim Gg. Langgar Lorong Bahagia No. 17

Hal ini juga diutarakan oleh para pembeli setelah dilakukan identifikasi masalah mengenai lokasi usaha. Berdasarkan hasil diperoleh bahwa lokasi usaha UMKM BJ. Bersaudara Jaya berada pada lokasi yang belum sesuai untuk penjualan suatu produk. Berikut adalah hasil persentase mengenai lokasi usaha dapat dilihat pada Gambar 1.6.

Sumber : Pengumpulan Data

Gambar 1.6 Hasil Persentase Lokasi UMKM BJ. Bersaudara Jaya

UMKM BJ. Bersaudara Jaya tidak memiliki toko offline selama berpindah lokasi usaha dan belum memanfaatkan layanan e-commerce sebagai layanan yang baik dalam penjualan produk yang sekarang banyak digunakan oleh para pesaing sejenis lainnya. Sehingga pembeli yang ada hanya berdasarkan dari informasi terdahulu saja dan tidak memiliki penambahan sejak pindah ke lokasi yang baru.

Pembeli pada UMKM BJ. Bersaudara Jaya merupakan pembeli tetap yang merupakan retailer dari UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya. Selama pandemi Covid-19, hubungan terkait dengan pemesanan hanya melalui WhatsApp saja dan untuk pengiriman barang dapat diambil langsung ke lokasi atau melalui jasa pengiriman barang untuk Medan maupun luar Kota Medan. Berikut adalah daerah pemasaran UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya dapat dilihat pada Tabel 1.4 sebagai berikut.

Tabel 1.4 Daerah Pemasaran UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya No Daftar Pembeli Daerah

1 PD. Andalas Jakarta

9 Selamat Perbaungan

10 Fahmi Medan

11 Mika Medan

12 Soni Berastagi

Sumber : Pemilik Usaha UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya

Saat ini, usaha sepatu milik BJ. Bersaudara Jaya memiliki dua jenis produk sepatu yang dihasilkan sepatu pantofel dan casual. Usaha sepatu pada UMKM ini memiliki kualitas yang bagus dan juga model yang bervariasi. Segmentasi pasar

I-10

pada UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya adalah masyarakat menengah ke atas.

Pemasaran disesuaikan dengan segementasi pasar pada UMKM ini. Berdasarkan hasil identifikasi, sebanyak 83,3% diperoleh bahwa harga yang telah ditetapkan sudah sesuai dengan kualitas produk yang dimiliki. Harga dari produk-produk yang dihasilkan bervariasi tergantung dari tingkat kerumitan dalam proses pembuatan.

Biasanya pemilik UMKM menetapkan harga sekitar Rp 150.000,- sampai Rp 250.000,- untuk jenis Casual dan Rp 300.000,- sampai Rp 400.000 untuk jenis Pantofel. Berdasarkan informasi dari pemilik usaha BJ. Bersaudara Jaya, sepatu jenis Pantofel mengalami penurunan jumlah produksi dibandingkan jenis Casual selama pandemi. Hal tersebut dikarenakan sepatu jenis Pantofel lebih banyak digunakan untuk karyawan yang bekerja di kantor namun selama pandemi dilakukan sistem Work from Home (WFH) atau bahkan terjadi pengurangan jumlah karyawan di suatu perusahaan sehingga sepatu jenis Pantofel kurang diminati selama kondisi pandemi Covid-19.

Berikut adalah data produksi dari salah jenis sepatu yang ada di UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya yakni Pantofel sebelum dan selama pandemi Covid-19 terdapat pada Tabel 1.5 dan Tabel 1.6 sebagai berikut.

Daftar Pembeli 2019 2020

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2

PD. Andalas 80 80 80 80 80 80 80 80 80 70 70 50 Barlevis 60 60 60 50 50 50 60 60 60 55 40 35 Deni 70 70 70 70 70 70 70 50 70 65 25 15 Joko 80 80 80 75 75 75 75 80 70 65 35 25 Adi 60 60 60 50 50 50 40 60 55 55 25 20 Iram 50 50 50 50 50 50 50 60 60 60 40 30 Wawan 65 65 65 60 60 60 60 55 55 55 50 30 Ridwan 80 80 80 80 80 80 80 80 70 60 50 30 Selamat 70 70 70 65 65 65 50 45 45 50 65 55 Fahmi 65 65 65 65 65 65 65 55 50 50 35 30 Mika 65 65 65 65 65 65 60 65 60 40 40 35 Soni 55 55 55 50 50 50 50 40 40 40 40 30 Total 800 800 800 760 760 760 740 730 715 665 515 385

Sumber: Pemilik UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya

I-12

Tabel 1.6 Data Produksi Sepatu Pantofel di UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya selama Pandemi Covid-19

Daftar Pembeli 2020 2021

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7

PD. Andalas 50 40 30 30 30 50 35 30 30 30 25 30 40 50 50 50 50 Barlevis 10 15 20 40 40 30 15 15 15 25 25 20 20 25 25 30 30 Deni 10 15 20 25 30 10 10 10 10 10 15 30 30 20 20 25 25 Joko 15 15 15 15 20 10 10 10 10 10 10 20 20 20 20 20 30 Adi 10 10 10 15 10 5 25 25 25 30 30 15 15 15 25 25 25 Iram 10 10 15 20 25 15 15 20 20 20 20 35 40 40 30 30 30 Wawan 20 10 10 10 15 20 40 40 40 45 40 20 20 15 15 25 25 Ridwan 20 30 20 35 50 40 35 35 30 30 35 40 40 40 40 40 50 Selamat 10 15 20 20 40 25 20 20 15 15 15 30 20 30 40 40 40 Fahmi 10 10 20 40 45 15 15 15 15 25 25 40 25 25 35 35 35 Mika 5 10 15 20 20 15 20 20 25 25 25 30 30 30 30 30 30

Soni 5 5 10 10 15 25 35 30 25 25 35 25 25 25 30 30 30

Total 175 185 205 280 340 260 275 270 260 290 300 335 325 335 360 380 400

Sumber: Pemilik UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya

Berdasarkan Tabel 1.6 dapat dilihat bahwa terdapat penurunan produksi yang signifikan dimulai dari Maret 2020 sebagai awal dari pandemi Covid-19 di Indonesia. Hal tersebut didukung dengan hasil identifikasi kepada para pembeli mengenai promosi yang dilakukan oleh UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya sebanyak 100% dinilai belum menerapkan promosi untuk mendukung peningkatan penjualan yang berbeda dengan pesaing produk sejenis lainnya sudah banyak menerapkan promosi produk dengan hasil persentase 58,3% sebagai kategori baik.

Hasil persentase terhadap promosi oleh UMKM BJ. Bersaudara Jaya dapat dilihat pada Gambar 1.7 dan hasil persentase promosi yang dilakukan pesaing produk sejenis dapat dilihat pada Gambar 1.8.

Sumber : Pengumpulan Data

Gambar 1.7 Hasil Persentase terhadap Promosi oleh UMKM Sepatu BJ.Bersaudara Jaya

I-14

Sumber : Pengumpulan Data

Gambar 1.8 Hasil Persentase terhadap Promosi yang dilakukan Pesaing UMKM BJ. Bersaudara Jaya pada Produk Sejenis

Hal ini menunjukkan bahwa para pesaing penjual sepatu ingin memaksimalkan usaha dengan memberikan promosi kepada para pembelinya.

Promosi banyak dilakukan oleh para perusahaan luar negeri dengan memberikan potongan harga serta pengenalan produk lebih menarik sehingga masyarakat lebih banyak tertarik kepada produk luar negeri. Selain itu disebabkan karena terjadinya pasar bebas dengan sistem belanja online yang memudahkan dalam membeli produk yang berasal dari luar negeri. Berikut adalah hasil identifikasi menurut pandangan para pembeli terhadap ketertarikan pada produk luar negeri dapat dilihat pada Gambar 1.9.

Sumber : Pengumpulan Data

Gambar 1.9 Hasil Persentase Ketertarikan terhadap Produk Luar Negeri

Sistem produksi yang ada di UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya adalah Make to Order (MTO) dimana produksi hanya akan dimulai setelah pesanan diterima sehingga pada UMKM ini tidak memiliki stok produk sepatu dan semua produk jadi akan dijual kepada pembeli. Hal ini mengakibatkan ketidaklancaran penyediaan produk apabila terjadinya pemesanan secara mendadak. Berdasarkan hasil identifikasi kepada pembeli menujukkan persentase sebanyak 50% kurang baik dan 50% baik terhadap kelancaran penyediaan produk tersebut. Berikut adalah hasil persentase kelancaran penyediaan produk menurut pembeli di UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya dapat dilihat pada Gambar 1.10.

Sumber : Pengumpulan Data

Gambar 1.10 Hasil Persentase Kelancaran Penyediaan Produk Sepatu UMKM BJ. Bersaudara Jaya

Selain itu, pada tahap finishing sepatu UMKM BJ. Bersaudara Jaya tidak memiliki sistem pengendalian kualitas produk. Kesalahan yang terjadi juga disebabkan adanya pengurangan tenaga kerja yang dilakukan oleh pemilik UMKM sebagai cara untuk bertahan selama pandemi Covid-19 masih terus ada di Indonesia sebab penempatan tenaga kerja yang sewaktu-waktu dapat berubah sehingga tidak berdasarkan kompetensi yang dimiliki oleh pekerja mengakibatkan human error

I-16

atau dari mesin-mesin yang dipakai untuk membuat sepatu tersebut. Hal ini mengakibatkan terjadinya ketidaksesuaian jadwal penyelesaian produk, sesuai dengan hasil identifikasi masalah kepada para pembeli memperoleh persentase sebanyak 66,7% menilai kurang baik untuk kesesuaian jadwal pemesanan dengan penyelesaian produk sepatu. Berikut adalah hasil persentase kesesuaian jadwal pemesanan terhadap jadwal penyelesaian produk pada Gambar 1.11.

Sumber : Pengumpulan Data

Gambar 1.11 Hasil Persentase Kesesuaian Jadwal Pemesanan terhadap Jadwal Penyelesaian Produk Sepatu UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya

Mesin-mesin yang digunakan pada UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya masih dilakukan secara maual dan menggunakan mesin yang sejak awal usaha didirikan dan belum dilakukan sistem maintenance yang baik pada usaha. Salah satu mesin yang cukup sering mengalami permasalahan ada pada mesin seset karena tidak dapat menyamarakatan permukaan kulit dalam waktu yang cepat sehingga membutuhkan waktu yang lebih dalam prosesnya. Dan apabila pekerja tidak teliti dalam hal tersebut, mengakibatkan hasil tidak maksimal yang tidak menutup kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan produk sepatu

tersebut. Selain disebabkan oleh kerusakan mesin, permasalahan lainnya adalah faktor cuaca yang tidak menentu. Faktor cuaca berpengaruh pada lama atau tidaknya proses pengeringan cat pada sepatu. Pada UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya masih menggunakan proses pengeringan cat sepatu secara tradisional yang masih mengandalkan cahaya matahari.

Sistem manajemen pada UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya dikelola oleh perorangan atau dikelola dalam satu keluarga saja. Dengan penerapan manajemen tradisional, pencapaian UMKM sepatu hanya bisa memenuhi permintaan yang bersifat make to order saja dikarenakan modal yang terbatas.

Pemerintah Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kota Medan telah melakukan strategi untuk meminimalisir hal tersebut dengan melakukan pendataan, pembinaan, dan pendanaan kepada para pelaku UMKM sepatu yang telah terdaftar di Kantor Dinas Koperasi dan UMKM Kota Medan, serta pengembangan kemitraan. Namun peraturan tersebut belum seluruhnya diikuti oleh para UMKM sepatu. Sebab, peran pemerintah adalah sebagai fasilitator yakni memfasilitasi UMKM untuk mencapai pengembangan usaha yang dimiliki dari berbagai sisi yang selama ini mengalami kendala agar usaha tersebut dapat terus berjalan karena persaingan antar UMKM sepatu di Kota Medan dengan kemungkinan terbesar adalah peningkatan jumlah UMKM yang ada di setiap tahun semakin bertambah banyak serta tetap bertahan meski pandemi Covid-19 belum kunjung berakhir di Indonesia.

Dengan diperolehnya beberapa masalah yang terjadi tersebut, maka pelaku UMKM sepatu tersebut seharusnya menyadari bahwa kini diperlukan suatu kunci

I-18

untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup agar tercapainya pengembangan usaha dari produk sepatu. Karena yang diharapkan adalah dapat meningkat pada kualitas, baik pada produk maupun sumber daya manusia, akses pembiayaan, nilai tambah produk dan jangkauan pemasaran, kemudahan teknologi, penguatan kelembagaan usaha, serta perlindungan usaha. Tindakan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan pengembangan usaha melalui perancangan strategi UMKM sepatu.

Terkait hal tersebut sesuai dengan beberapa penelitian terdahulu, salah satunya pada jurnal International Journal of Social Science and Business oleh Semuel Batlajery dan Caecilia Heny Setya Wati pada tahun 2019 yang memiliki tujuan untuk merumuskan produk pengembangan strategi Noken kepada masyarakat perbatasan Merauke dengan menggunakan metode Strengths, Weaknesses, Opportunies, and Threats (SWOT). Adapun kendala yang dimiliki yakni adanya persaingan yang semakin ketat sehingga menuntut pengrajin noken untuk selalu melakukan strategi dalam pengembangan produk dengan memperoleh hasil penelitian yakni posisi pengrajin noken di kawasan wisata sangat menguntungkan karena memiliki kesempatan dan kekuatan terhadap peluang yang ada. Dan dengan kesimpulan penelitian yakni perlunya pengembangan dengan promosi melalui e-commerce, baliho, serta desain yang menarik untuk mengembangkan usahan tersebut.

Oleh karena itu, diperlukan perancangan dan pengembangan strategi yang tepat oleh UMKM sepatu tersebut. Pengaturan strategi memang diperlukan dalam suatu usaha karena merupakan satu set keputusan dan aksi yang menghasilkan suatu formulasi dan pelaksanaan dari rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai

tujuan usaha sehingga dapat meminimalisir kendala-kendala yang kemungkinan terjadi. Menurut Suci (2015), perumusan strategi terdiri atas lima teknik yang dapat digunakan penentuan strategi yaitu Matriks SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats), Matriks SPACE (Strategic Position and Action Evaluation), Matriks BCG (Boston Consulting Group), Matriks IE (Internal Eksternal) dan Matriks Strategi Besar. Penggunaan metode tersebut bergantung pada informasi yang diperoleh dari tahap input data dengan tujuan untuk menciptakan strategi alternatif yang masuk akal.

Berdasarkan kondisi lingkungan yang ada di UMKM sepatu, diperoleh input data baik itu lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) serta analisis ekternal (peluang dan ancaman) melalui analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) dengan menentukan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap pengembangan UMKM sepatu. Tujuan dari analisis SWOT adalah untuk mengoptimalkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan yang ada pada suatu usaha, serta memanfaatkan peluang yang muncul dan mengatasi ancaman yang datang pada suatu usaha. Hal tersebut didasarkan pada perubahan kondisi dan situasi akan sering ditemui sehingga harus ditangani agar usaha yang sedang berjalan dapat bertahan.

Dengan demikian, pemilihan strategi yang tepat diperlukan untuk meningkatkan keunggulan dalam persaingan sehingga tetap dapat bertahan dalam kondisi yang tidak menentu seperti pada saat sekarang ini yang tidak dapat dipastikan sampai kapan pandemi Covid-19 ini masih ada di Indonesia serta apabila strategi tersebut sudah tepat, maka dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

I-20

Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan penelitian terkait dengan “Strategi Pengembagan UMKM Sepatu di Kawasan Kota Medan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat diperoleh permasalahan pada UMKM sepatu di Kota Medan, khsuusnya UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya bahwa sampai dengan saat ini masih belum memiliki strategi yang tepat dalam pengembangan usaha. Berdasarkan hasil kuesioner identifikasi masalah serta wawancara terdapat beberapa keluhan yang dialami yaitu pemasaran, teknologi, manajemen, sumber daya manusia, modal, dan produksi. Sementara yang diharapkan adalah dapat meningkat pada kualitas, baik pada produk maupun sumber daya manusia, modal, nilai tambah produk dan jangkauan pemasaran, kemudahan teknologi, penguatan kelembagaan usaha, serta perlindungan usaha sepatu. Terlebih lagi sekarang masih berada di pandemi Covid-19 yang mengakibatkan penurunan permintaan serta pendapatan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian untuk mengembangkan UMKM pada produk sepatu melalui pengaturan strategi terhadap UMKM sepatu di Kota Medan agar dapat tetap bersaing dengan industri sepatu lainnya.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian UMKM sepatu di Kota Medan yaitu.

1. Untuk menganalisis lingkungan, baik secara internal maupun eksternal pada UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya di Kota Medan.

2. Untuk menentukan strategi pengembagan usaha dengan menggunakan Analisis Strength, Weakness, Opportunity, and Threat (SWOT) di UMKM Sepatu BJ.

Bersaudara Jaya di Kota Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian UMKM sepatu di kawasan Kota Medan adalah sebagai berikut.

1. Bagi Objek Penelitian

Hasil dari penelitian yang diperoleh dapat digunakan sebagai strategi pengembangan UMKM sepatu di Kota Medan untuk meningkatkan penjualan produk sehingga kembali diminati masyarakat, serta dapat bertahan dan bersaing dengan industri makanan lainnya yang ada sekarang.

2. Bagi Kasanah Pengetahuan Ilmiah

2. Bagi Kasanah Pengetahuan Ilmiah