• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Matriks SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat) Identifikasi pada diagram analisis SWOT maka dapat menciptakan empat

Daur Hidup Produk (Life Cycle Product)

ANALISIS DAN PEMBAHASAN MASALAH

5.3 Analisis Matriks SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat) Identifikasi pada diagram analisis SWOT maka dapat menciptakan empat

strategi, yaitu: strategi SO (strength dan opportunities), strategi WO(weakness dan opportunities), strategi ST (strength dan treats) dan strategi WT (weakness dan treats). Adapun identifikasi analisis SWOT melalui empat strategi adalah sebagai berikut.

1. Strategi SO

a. Menjalain kerja sama dengan pemasok (S1, O4, O6)

b. Banyak mencari referensi model sepatu di internet (S2, O3)

c. Dalam transaksi diperkenankan melakukan negosiasi (S3, S4, O1, O2) d. Menentukan mode transportasi dan jasa pengiriman terbaik (S5, O4) e. Menanggapi dan memberikan solusi serta menerima keluhan dari pembeli

(S6, O4)

f. Mengikuti pameran yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah (S2, O4, O5)

2. Strategi WO

a. Menerapkan sistem produksi make to stock serta melakukan manajemen persediaan produk dengan bantuan teknologi (W4, O3)

b. Melakukan rekrutmen pekerja kembali secara selektif melalui offline maupun online platform (W7, O3)

c. Memberikan fasilitas tambahan bagi pekerja (W6)

V-4

d. Memberikan pelatihan secara berkala kepada para pekerja yang dilakukan oleh pemilik usaha maupun pemerintah daerah (W6, O5)

e. Melakukan adaptasi terhadap perubahan teknologi (W9, O3)

f. Mengupayakan identifikasi ulang lokasi usaha yang strategis agar dapat dibuka kembali toko offline (W1, O1, O2)

g. Pemasaran produk dapat dibantu dengan menggunakan media internet (online marketing) dan membuat papan nama usaha pembuatan sepatu (W2, O1, O2, O3, O7)

h. Menerima bantuan dana dari pemerintah daerah secara berkala atau memilih program fasilitas pembiayaan bagi UMKM (W5, O5)

i. Menerapkan standar operasional dan mutu produk (W7, W8,O4) j. Melakukan pemeliharaan mesin secara berkala (W3, O3)

3. Strategi ST

a. Mengutamakan keunggulan produk sepatu (S1, S2, S5, S6, T1, T3, T4) b. Melakukan promosi yang sesuai (S3, S4, T1, T2, T4)

c. Mempertahankan kualitas produk sepatu (S1, T5) d. Pemasaran produk dapat diperluas (S4, T3)

4. Strategi WT

a. Membentuk dan memperluas jaringan bisnis (W1, W2, W9)

b. Melakukan pemilihan sumber daya manusia yang mempunyai keterampilan yang lebih baik (W6, W7, T4)

c. Mengubah sistem produksi yang ada (W4, T1, T2) d. Mengatur pengelolaan keuangan yang ada (W5, T4)

e. Mengatur penjadwalan penyelesaian produk sebaik mungkin (W7, T5) Berdasarkan Gambar 4.15 diperoleh bahwa strategi untuk membantu dalam penentuan strategi UMKM sepatu adalah strategi kuadran III (Strategi WO) dengan titik koordinat -0,43 dan 0,55. Dalam kuadran III memiliki arti bahwa UMKM menghadapi peluang pasar tetapi memiliki kelemahan internal. Sehingga, langkah yang harus dilakukan adalah dengan merebut peluang pasar yang lebih baik dengan tidak menimbulkan masalah internal yang ada di UMKM sepatu. Dengan kata lain, strategi yang harus dilakukan adalah dengan memperbaiki kelemahan dan mengambil keuntungan dari peluang yang dimiliki.

Berikut adalah rincian alternatif strategi yang digunakan berdasarkan strategi WO (Weakness- Opportunity).

1. Menerapkan sistem produksi make to stock serta melakukan manajemen persediaan produk dengan bantuan teknologi (W4, O3)

UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya memiliki sistem produksi make to order, dimana produksi sepatu dikerjakan sesuai dengan pesanan pembeli saja.

Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan jika terjadi kesalahan dapat menyebabkan ketidakpuasan pembeli sehingga produk yang dibeli harus dikembalikan dan dilakukan perbaikan ulang terhadap produk tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan perubahan sistem produksi yang ada di UMKM yaitu dengan menerapkan sistem produksi make to stock dimana sistem ini dapat mencegah terjadinya hal yang tidak sesuai. Setelah dilakukan sistem produksi make to stock,

V-6

maka UMKM dapat melakukan pengelolaan persediaan produk sepatu dengan bantuan teknologi menggunakan aplikasi untuk monitor stok produk.

2. Melakukan rekrutmen pekerja kembali secara selektif melalui offline maupun online platform (W7, O3)

Memperbanyak tenaga kerja kembali dengan melakukan perekrutan pekerja secara selektif agar dapat bekerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku, baik secara offline maupun menggunakan online platform untuk lowongan pekerjaan.

3. Memberikan fasilitas tambahan bagi pekerja (W6)

Fasilitas yang ada di UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya memiliki kekurangan seperti kurangnya alat pengaman diri bagi pekerja guna menjaga keselamatan dalam bekerja, seperti pada saat proses penyesetan kulit para pekerja tidak menggunakan alat pengaman diri dan jika dilakuakn terus menerus akan berbahaya bagi tangan pekerja sehingga perlu dilakukan penanganan dengan memakai alat pengaman diri berupa sarung tangan. Serta pada saat mengerjakan seluruh proses produksi sepatu sebaiknya para pekerja menggunakan alat pengaman diri berupa masker agar tidak merusak sistem pernafasan pekerja dan demi keamanan bagi pekerja.

4. Memberikan pelatihan secara berkala kepada para pekerja yang dilakukan oleh pemilik usaha maupun pemerintah daerah (W6, O5)

UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya memiliki jumlah tenaga kerja yang sedikit yaitu 3 orang saja. Jumlah ini mengakibatkan terjadinya ketidaksesuaian penempatan posisi pekerja sehingga tidak sesuai dengan keahlian yang dimiliki oleh pekerja. Hal ini dapat diminimalisir dengan pengelolaan sumber daya manusia

yaitu dengan memberikan pelatihan khusus kepada para pekerja yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah bagi UMKM sepatu yang sudah terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM Kota Medan. Selain itu, sebaiknya pemilik usaha juga membuat pelatihan khusus bagi pekerja agar tidak terjadi kesalahan dalam pembuatan produk.

5. Melakukan adaptasi terhadap perubahan teknologi (W9, O3)

UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya dalam menajalankan usahanya masih menggunakan teknologi yang sederhana, baik dalam proses produksi maupun pemasaran produk sepatu. Proses produksi masih menggunakan teknologi mesin-mesin secara manual serta pada pemasaran belum sepenuhnya mengikuti perkembangan zaman sekarang, seperti banyaknya para pesaing yang berjualan di e-commerce demi meningkatkan penjualan mereka. Oleh karena itu, cara yang harus dilakukan adalah dengan melakukan adaptasi terhadap perubahan teknologi sehingga UMKM BJ. Bersaudara Jaya dapat terus berkembang mengikuti perkembangan zaman.

6. Mengupayakan identifikasi ulang lokasi usaha yang strategis agar dapat dibuka kembali toko offline (W1, O1, O2)

Penjualan produk sepatu di UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya hingga kini terus mengalami peningkatan namun dapat terhalang dengan lokasi UMKM sepatu yang ada di kawasan Kota Medan masih berada di lokasi yang sulit di akses atau tidak strategis maka diperlukan upaya identifikasi ulang terhadap lokasi usaha agar lebih cepat diketahui dan dikenal oleh orang yang melintasi jalan. Dan tujuan lain

V-8

dari identifikasi lokasi usaha yang strategis adalah agar dapat dibuka kembali toko offline sehingga penjualan dapat bertambah tinggi pula.

7. Pemasaran produk dapat dibantu dengan menggunakan media internet (online marketing) dan membuat papan nama usaha pembuatan sepatu (W2, O1, O2, O3, O7)

Pemasaran produk sepatu sejak awal pandemi mengalami perubahan sistem penjualan yaitu dengan menggunakan aplikasi WhatsApp untuk transaksi jual beli dikarenakan toko offline sudah ditutup mengakibatkan saat pandemi Covid-19 tidak terjadi penambahan jumlah pembeli dan pembeli yang ada hingga kini hanya pembeli yang sudah mengetahui sejak sebelum pandemi. Padahal apabila ditinjau dari produk sudah terjamin hak mereknya serta sudah memiliki surat izin usaha, penjualan hanya melalui WhatsApp saja belum memenuhi penjualan seperti sebelum pandemi, sehingga diperlukan cara lain untuk mengatasinya yakni pemasaran produk menggunakan media internet atau disebut online shop yang lainnya, seperti Facebook, Instagram, Twitter, serta E-Commerce seperti Shopee, Tokopedia, dan lain-lain dengan tujuan dapat memulihkan kembali penjualan sepatu.

8. Menerima bantuan dana dari pemerintah daerah secara berkala atau memilih program fasilitas pembiayaan bagi UMKM (W5, O5)

Minimnya modal usaha merupakan salah satu masalah yang terjadi bagi UMKM sepatu. Namun hal tersbut dapat diminimalisir dengan menerima bantuan dari pemerintah daerah secara berkala bagi UMKM sepatu yang sudah terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM Kota Medan atau dapat juga memilih program dari

pemerintah berupa fasilitas pembiayaan bagi UMKM untuk meningkatkan akses dana kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang disalurkan melalui lembaga keuangan atau pihak bank dengan pola penjaminan.

9. Menerapkan standar operasional dan mutu produk (W7, W8, O4)

Terjadinya ketidaksesuaian terhadap jadwal produksi dan pengiriman produk serta lemahnya pengendalian kualitas dapat menggunakan cara penetapan standar operasional dan mutu produk sehingga dapat memperbaiki kesalahan dan tetap menjaga hubungan baik dengan pembeli.

10. Melakukan pemeliharaan mesin secara berkala (W3, O3)

Pada UMKM Sepatu BJ. Bersaudara Jaya pemeliharaan mesin produksi tidak pernah dilakukan. Mesin-mesin produksi hanya akan diperbaiki jika sudah terjadi kerusakan sehingga membutuhkan waktu lebih dalam proses perbaikannya.

Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeliharan mesin secara berkala agar dapat meminimalisir kerusakan yang terjadi saat proses produksi berlangsung.

VI-1 BAB VI