• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 METODOLOGI PENELITAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Analisis Investasi Optimal 1 Analisis Investas

5.2.1.1 Net Present Value (NPV)

Analisis investasi dilakukan berdasarkan kriteria finansial untuk memperoleh nilai net present value (NPV), net benefit cost (Net B/C), dan internal rate of return (IRR). Dalam melakukan analisis finansial diasumsikan kondisi perekonomian dalam keadaan stabil, umur proyek 8 tahun, tingkat bunga 12%, harga ikan diperoleh dari rata-rata harga ikan yang dominan tertangkap, dan trip/tahun 120 trip dengan target penangkapan adalah ikan layang (Decapterus spp). Dalam melakukan analisis finansial menggunakan tingkat pemanfaatan pada rejim pengelolaan maximum economic yield (MEY) dimana nilai yield

optimal (Yopt) sebesar 12.382,47 ton per tahun, effort optimal (Eopt) adalah 48 unit

yang diperoleh dari hasil analisis bioekonomi, sementara nilai yield aktual (Yact)

adalah 13.084,73 ton per tahun dan effort aktual (Eact) 184 unit. Berdasarkan nilai

tersebut dilakukan skenario investasi yaitu ; (1) effort optimal-yield optimal (2)

effort aktual-yield optimal, dan (3) effort optimal-yield aktual.

Dari ketiga skenario tersebut selanjutnya dilakukan analisis investasi untuk memperoleh nilai NPV, Net B/C, dan IRR agar dapat menentukan apakah investasi layak. Komponen biaya yang digunakan terdiri dari biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel. Biaya investasi adalah biaya pembelian armada penangkapan yang diperoleh dari harga kapal, mesin dan alat tangkap. Biaya tetap terdiri dari biaya perawatan kapal, mesin, alat tangkap, dan biaya penyusutan. Sementara biaya variabel yaitu biaya BBM, konsumsi, upah ABK, retribusi, dan lain- lain. Hasil perhitungan dari NPV, Net B/C, dan IRR disajikan pada Lampiran 4, 5, dan 6.

Tabel 36 Nilai net present value (NPV)

No Skenario NPV (Rp)

1 Effort optimal-yield optimal (Eopt- Yopt) 17.375.162.171

2 Effort aktual-yield optimal (EactYopt) 848.277.947

3 Effort optimal-yield aktual (Eopt- Yact) 18.695.957.666

Tabel 36 menunjukkan hasil analisis investasi unt uk Skenario-1 (Eopt- Yopt) nilai NPV sebesar Rp 17.375.162 juta, dan biaya sebesar Rp 8.989.329 juta. Sementara untuk Skenario-2 (EactYopt) nilai NPV sebesar Rp 848.277.947

dengan biaya sebesar Rp 12.890.697 juta. Skenario-3 (Eopt- Yact) nilai NPV sebesar

Rp 18.695.957 juta, dengan biaya sebesar Rp 9.420.296 juta.

Dari analisis NPV menunjukkan Skenario-3 (Eopt- Yact) merupakan skenario

yang cukup baik dan layak jika dilihat dari nilai NPV sebesar Rp 18.695.957.666, nilai tersebut lebih tinggi dari NPV Skenario-1 dan Skenario-2.

5.2.1.2 Benefit Cost Ratio(BCR)

Benefit cost ratio (BCR) menunjukkan angka perbandingan antara benefit

dengan cost ditambah dengan investment. Hasil analisis BCR untuk Skenario-1 (effort optimal-yield optimal) diperoleh nilai sebesar 2,93 dan Skenario-2 (effort

aktual-yield optimal) sebesar 1,07, sementara Skenario-3 (effort optimal-yield

aktual) diperoleh nilai sebesar 2,98. Tabel 37 Nilai benefi cost ratio (BCR)

No Skenario BCR

1 Effort optimal-yield optimal (Eopt- Yopt) 2,93

2 Effort aktual-yield optimal (Eact Yopt)

1,07

3 Effort optimal-yield aktual (Eopt- Yact) 2,98

Sumber : Hasil Analisis Data

Tabel 37 diatas, terlihat bahwa Skenario-1 memperoleh nilai BCR sebesar 2,93 lebih tinggi jika dibandingkan dengan Skenario-2 sebesar 1,07 namun lebih rendah dari Skenario-3 sebesar 2,98. Nilai BCR sebesar 2,98 berarti bahwa investasi dengan menggunakan skenario effort optimal-yield aktual (Skenario-3) akan memberikan manfaat bersih 2,98 kali lipat dari biaya yang digunakan.

5.2.1.3 Internal Rate of Return (IRR)

Perhitungan nilai IRR yaitu dengan menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan- penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Apabila tingkat bunga ini lebih besar dari tingkat bunga yang relevan, maka investasi menguntungkan dan

sebaliknya kalau lebih kecil merugikan. Dari ketiga skenario investasi tersebut menunjukkan Skenaio-3 mempunyai nilai IRR sebesar 36.00%, Skenario-2 nilai

IRR sebesar 5,23%, dan Skenario-1 nilai IRR sebesar 35,99%. Sehingga dapat dikatakan bahwa Skenario-3 (skenario investasi effort optimal-yield aktual) mempunyai nilai IRR lebih besar dari IRR Skenario-1 dan Skenario-2 (Tabel 38).

Tabel 38 Nilai internal rate of return (IRR)

No Skenario IRR (%)

1 Effort optimal-yield optimal (Eopt- Yopt) 35,99

2 Effort aktual-yield optimal (Eact - Yopt) 5,23

3 Effort optimal-yield aktua l (Eopt- Yact) 36,00

Sumber : Hasil Analisis Data

Secara keseluruhan hasil analisis investasi mengenai NPV, BCR dan IRR (Tabel 39).

Tabel 39 Hasil Analisis Investasi

Sumber : Hasil Analisis Data

Setelah dilakukan analisis investasi terhadap ketiga skenario, kemudian akan dilakukan analisis sensitivitas untuk melihat pengaruh kenaikan harga BBM terhadap investasi. Analisis selanjutnya adalah analisis pendapatan, analisis dinamis, dan analisis MCDM (multi criteria decesion making), tujuannya agar dapat diketahui skenario investasi mana yang layak untuk dilaksanakan.

Skenario Uraian Analisis investasi NPV (Rp) Net B/C IRR (%) 1 EoptYopt 17.375.162.171 2,93 35,99 2 Eact -Yopt 848.277.947 1.07 5,23 3 Eopt -Yact 18.695.957.666 2,98 36,00

5.2.2 Analisis Sensitivitas (Sensitivity Analysis)

Kenaikan harga BBM besar pengaruhnya terhadap nelayan, karena dengan tingginya harga BBM akan menghambat kegiatan melaut, akibatnya jumlah tangkapan kurang, pendapatan nelayan menurun, dan perusahaan yang mengolah ikan akan kekurangan bahan baku. Akibat kenaikan harga BBM banyak nelayan memilih untuk tidak melaut terutama nelayan yang menggunakan perahu bermotor dengan ukuran kecil maupun kapal motor. Nelayan dihadapkan pada pilihan yang sangat sulit, jika melaut biaya untuk membeli BBM tidak cukup, sebaliknya kalau tidak melaut, maka tidak memperoleh pendapatan, akibatnya kebutuhan keluarga.tidak terpenuhi. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kenaikan harga BBM terhadap kegiatan melaut nelayan, apakah penerimaan dapat menutupi biaya operasional, maka dilakukan analisis sensitivitas terhadap harga BBM dengan kenaikan 25%, 50%, dan 75% untuk ketiga skenario investasi Perhitungan analisis sensitivitas disajikan pada Lampiran 7-15.

Tabel 40 Hasil analisis sensitivitas

Skenario Kenaikan Harga BBM 25% 50% 75% NPV (Rp 000) Net B/C IRR (%) NPV (Rp 000) Net B/C IRR (%) NPV (Rp 000) Net B/C IRR (%) l 16.838.042 2,85 34,79 17.655.788 2,93 34,48 17.485.418 2,89 34,14 2 -1.049.546 0,92 3.00 -3.108.506 0,77 2,58 -5.167.466 0,63 1.00 3 18.158.837 2,91 35,80 17.621.717 2,84 35,57 17.485.418 2,76 35,33

Sumber : Hasil Analisis Data

Tabel 40 memperlihatkan hasil analisis sensitvitas kenaikan harga BBM pada Skenario-1, apabila harga BBM naik 25%, maka nilai NPV sebesar Rp16.838.042 juta, Net B/C sebesar 2.85 dan IRR sebesar 34,79%. Jika BBM dinaikkan 50% maka nilai NPV sebesar Rp17.655.788 juta, Net B/C sebesar 2.93 dan IRR sebesar 34,48%, selanjutnya apabila harga BBM naik menjadi 75%, maka nilai NPV sebesar Rp 17.485.418 juta, Net B/C sebesar 2,89 dan IRR sebesar 34,14%.

Nilai NPV Skenario-2 lebih kecil dari NPV Skenario-1 yaitu sebesar -Rp 1.049.546 (kenaikan 25%), -Rp 3.108.506 (kenaikan 50%) dan Rp -5.167.466 pada kenaikan harga BBM 75%. Sementara Net B/C nilainya 0.92 (25%), 0.77 (50%) dan 0.63 (75%). Sementara nilai IRR sebesar 3,00% turun menjadi 2,58% pada kenaikan harga BBM sebesar 50% turun 1,00% ketika kenaikan harga BBM mencapai 75%.

Skenario-3 yaitu skenario effort optimal-yield aktual menunjukkan nilai

NPV sebesar Rp 18.158.837 (25%), Rp 17.655.788 juta (50%), dan Rp 17.485.418 (75%). Sementara nilai B/C sebesar 2,91 (25%), 2,84 (50%), dan 2,76 (75%), selanjutnya nilai IRR sebesar 35,80 (25%), 35,57 (50%), dan 34,14 (75%). Hasil analisis NPV, net benefit cost, dan IRR menunjukkan nilai positif terhadap Skenario-1 dan Skenario-3, sementara Skenario-2 nilainya negatif sehingga investasi ini tidak layak untuk dilaksanakan.

5.3 Analisis PendapatanNelayan

Dokumen terkait