BAB II KAJIAN PUSTAKA KAJIAN PUSTAKA
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
F. Analisis Jalur
Penelitian ini menggunakan path analysis, analisa jalur bertujuan untuk menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab, terhadap seperangkat variabel lainnya yang merupakan variabel akibat. Berikut merupakan hasil pengolahan data dengan menggunakan program aplikasi SPSS 23.
e1 1. Analisis Jalur I
Gambar V.4 Hubungan Brand Ambassador (X) terhadap Citra Merek (Y)
Analisis persamaan stuktural I dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara brand ambassador (X) terhadap Citra Merek (Y), dengan menggunakan persamaan struktural :
Citra Merek = β1BrAm + e1 a. Koefisien Determinasi (𝑅2)
Koefisien determinasi (𝑅2) pada persamaan struktural I bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel brand ambassador (X) dalam menjelaskan variabel citra merek (Y). Berikut merupakan hasil analisis koefisien determinasi:
Tabel V.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,477a ,227 ,219 ,48003
Sumber: Data Primer, diolah 2018
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa besar R Square (R2) adalah 0,227 = 22,7%. Berarti kemampuan variabel brand
ambassador (X) dalam menjelaskan variabel citra merek (Y) sebesar 22,7%. Nilai eror terms (e/ɛ) yang merupakan elemen
Citra Merek (Y) Brand Ambassador
(X) (Y)
variasi variabel citra merek yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel brand ambassador adalah sebesar:
e1 = √1 − 𝑅2 = √1 − 0,227 = 0,879 1) Uji Parsial (Uji t)
Hasil pengujian besarnya pengaruh variabel brand ambassador (X) terhadap variabel citra merek (Y) ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel V.15 Hasil Uji t
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1,502 ,455 3,299 ,001 Brand Ambassador ,565 ,105 ,477 5,368 ,000
Sumber: Data Primer, diolah 2018
Pengujian parsial variabel brand ambassador (X) terhadap citra merek (Y).
a) Menentukan hipotesis
(1) H0 : brand ambassador tidak berpengaruh terhadap
citra merek.
(2) Ha : brand ambassador berpengaruh terhadap citra
merek.
b) Menentukan taraf signifikan (α)
e2 c) Menentukan thitung
Berdasarkan pada tabel, basar thitung variabel brand
ambassador (X) terhadap citra merek (Y) adalah 5,368 dengan signifikansi 0,000.
d) Menentukkan kriteria
(1) Jika Sig ≥ 0,05 atau nilai –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
(2) Jika Sig < 0,05 atau nilai –ttabel > thitung > ttabel, maka
H0 ditolak dan Ha diterima.
e) Kesimpulan
Berdasarkan pada tabel, variabel brand ambassador memiliki nilai Sig. Sebesar 0,000. Jika dibandingkan dengan α = 0,05, maka nilai Sig < α (0,000 < 0,05). Dengan demikian maka H0 ditolak dan Ha diterima,
yang berarti brand ambassador berpengaruh terhadap citra merek.
2. Analisis Jalur II
Gambar V.5 Hubungan Brand Ambassador (X) dan Citra Merek (Y) terhadap minat beli (Z)
Brand Ambassador (X) Citra Merek (Y) Minat Beli (Z)
Analisis persamaan stuktural II dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara brand ambassador (X) dan Citra Merek (Y) terhadap minat beli (Z) dengan menggunakan persamaan struktural:
Minat Beli = β1BrAm + Β2CitMer + e2 a. Koefisien Determinasi (𝑅2)
Koefisien determinasi (𝑅2) pada persamaan struktural II bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel brand ambassador (X) dan variabel citra merek (Y) dalam menjelaskan variabel minat beli (Z). Berikut merupakan hasil analisis koefisien determinasi:
Tabel V.16 Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,799a ,639 ,631 ,34692
Sumber: Data Primer, diolah 2018
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa besar R Square (𝑅2) adalah 0,639 = 63,9%. Berarti kemampuan variabel brand ambassador (X) dan variabel citra merek (Y) dalam menjelaskan variabel minat beli (Z) sebesar 63,9%. Nilai eror terms (e/ɛ) yang merupakan elemen variasi variabel minat beli yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel brand ambassador dan citra merek adalah sebesar:
1) Uji Parsial (Uji t)
Hasil pengujian besarnya pengaruh variabel brand ambassador (X) dan variabel citra merek (Y) terhadap variabel minat beli (Z) ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel V.17 Hasil Uji t
a) Pengujian parsial variabel brand ambassador (X) terhadap minat beli (Z)
(1) Menentukan hipotesis
(a) H0 : brand ambassador tidak berpengaruh terhadap
minat beli.
(b) Ha : brand ambassador berpengaruh terhadap
minat beli.
(2) Menentukan taraf signifikan (α)
Taraf signifikan (α) adalah 5% atau 0,05. (3) Menentukan thitung Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) ,042 ,347 ,121 ,904 Brand Ambassador ,171 ,086 ,137 1,979 ,051 Citra Merek ,762 ,073 ,724 10,43 5 ,000
Berdasarkan pada tabel, basar thitung variabel brand
ambassador (X) terhadap minat beli (Z) adalah 1,979 dengan signifikansi 0,051.
(4) Menentukkan kriteria
(a) Jika Sig ≥ 0,05 atau nilai –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel,
maka H0 diterima dan Ha ditolak.
(b) Jika Sig < 0,05 atau nilai –ttabel > thitung > ttabel,
maka H0 ditolak dan Ha diterima.
(5) Kesimpulan
Berdasarkan pada tabel, variabel brand ambassador memiliki nilai Sig. Sebesar 0,051. Jika dibandingkan dengan α = 0,05, maka nilai Sig > α (0,051 > 0,05). Dengan demikian maka H0 diterima dan Ha ditolak,
yang berarti brand ambassador tidak berpengaruh terhadap minat beli.
b) Pengujian parsial variabel citra merek (Y) terhadap minat beli (Z)
(1) Menentukan hipotesis
(a) H0 : citra merek tidak berpengaruh terhadap minat
beli.
(b) Ha : citra merek berpengaruh terhadap minat beli.
(2) Menentukan taraf signifikan (α)
(3) Menentukan thitung
Berdasarkan pada tabel, basar thitung variabel citra
merek (Y) terhadap minat beli (Z) adalah 10,435 dengan signifikansi 0,000.
(4) Menentukkan kriteria
(a) Jika Sig ≥ 0,05 atau nilai –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel,
maka H0 diterima dan Ha ditolak.
(b) Jika Sig < 0,05 atau nilai –ttabel > thitung > ttabel,
maka H0 ditolak dan Ha diterima.
(5) Kesimpulan
Berdasarkan pada tabel, variabel citra merek memiliki nilai Sig. Sebesar 0,000. Jika dibandingkan dengan α = 0,05, maka didapat nilai Sig. < α (0,000 < 0,05). Dengan demikian maka H0 ditolak dan Ha
diterima, yang berarti citra merek berpengaruh terhadap minat beli.
3. Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Pengaruh Total
Berdasarkan pada perhitungan jalur, dapat diketahui pengaruh langsung dan tidak langsung pada setiap variabel. Tabel berikut ini akan merangkum hasil koefisien jalur, pengaruh langsung dan tidak langsung, serta pengaruh total.
Tabel V.18 Analisis Pengaruh Jalur
Sumber: Data Primer, diolah 2018
G. Pembahasan
Berdasarkan pada perhitungan struktural I, variabel brand ambassador (X) berpengaruh terhadap variabel citra merek (Y), dibuktikan pada uji parsial (uji t) nilai Sig. < α (0,000 < 0,05). Besarnya pengaruh brand ambassador terhadap citra merek adalah sebesar 0,477 = 47,7%. Hal tersebut berarti semakin menarik brand ambassador dalam mempromosikan produk yang diiklankan maka akan mendorong kesan positif konsumen terhadap citra merek. Penggunaan brand ambassador yang dilakukan oleh perusahaan akan membentuk presepsi seseorang akan suatu citra merek tertentu. Hal ini sesuai dengan teori Shimp (2014:258) brand ambassador adalah seseorang pribadi baik itu aktor, aktris maupun atlet yang dikenal masyarakat dan menjadi pujian, karena presentasinya disuatu bidang dan digunakan dalam menyampaikan pesan iklan yang dimaksudkan untuk menarik perhatian sehingga mempengaruhi konsumen sasaran.
Variabel Koefisien Jalur
Pengaruh
Total Langsung Tidak Langsung
X terhadap Y 0,477 0,477 - 0,477
X terhadap Z 0,137 - 0,477 x 0,724 = 0,345 0,46
Y terhadap Z 0,724 0,724 - 0,724
e1 0,879 0,879 - 0,879
Pada perhitungan struktural II, variabel citra merek (Y) berpengaruh terhadap variabel minat beli (Z), dibuktikan pada uji parsial (uji t) nilai Sig. < α (0,000 < 0,05). Besarnya pengaruh citra merek terhadap minat beli adalah sebesar 0,724 = 72,4%. Hal tersebut berarti semakin baik citra merek suatu produk maka akan menimbulkan minat beli pada konsumen. Kesan positif yang timbul dari diri konsumen terhadap suatu merek, merupakan gambaran dari penilaian konsumen atas informasi yang didapatkan dari merek tersebut. Hal ini sesuai dengan teori Setiadi (2003:180) citra merek merupakan representasi keseluruhan presepsi terhadap merek yang dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu merek itu. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih memungkikan untuk melakukan pembelian.
Variabel brand ambasador (X) tidak berpengaruh terhadap variabel minat beli (Z), dibuktikan pada uji parsial (uji t) nilai Sig > α (0,051 > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa meskipun responden menilai brand ambassador sangat menarik, namun kemungkinan alasan responden belum berminat untuk membeli adalah sebagai berikut:
1. Responden hanya mengagumi daya tarik brand ambassador namun tidak berminat melakukan pembelian.
2. Responden yang belum menggunakan produk Wrangler (calon konsumen) dalam penelitian ini merupakan konsumen yang loyal
terhadap produk yang digunakannya sekarang. Maka responden tidak berminat untuk melakukan pembelian.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel brand ambassador (X) berpengaruh pada variabel citra merek (Y), kemudian variabel citra merek (Y) berpengaruh pada variabel minat beli (Z). Hal tersebut berarti variabel citra merek (Y) yang berperan sebagai variabel intervening yang secara tidak langsung mempengaruhi hubungan antara variabel brand ambassador (X) dan variabel minat beli (Z). Pengaruh tidak langsung didapat dari mengalikan koefisien beta pada pengaruh langsung variabel X terhadap Y dan variabel Y terhadap Z (0,477 x 0,724 =0,345), nilai dari hasil perkalian tersebut lebih besar dibandingkan dengan pengaruh langsung brand ambassador terhadap minat beli sebesar 0,137. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan sebenarnya adalah citra merek sebagai variabel intervening secara tidak langsung mempengaruhi hubungan antara brand ambasador dan minat beli. Kerja sama yang dilakukan perusahaan dengan brand ambassador bertujuan untuk mengenalkan dan mempromosikan suatu produk. Brand ambassador yang digunakan perusahaan dalam iklan akan membentuk presepsi seseorang akan suatu citra merek tertentu. Persepsi seseorang terhadap citra merek merupakan pernyataan mental yang menilai positif atau negatif, bagus tidak bagus, suka tidak suka suatu produk, sehingga menghasilkan minat dari konsumen untuk membeli atau mengkonsumsi sebuah produk. Hal ini sesuai dengan teori Royan (2004:8) brand ambassador akan membantu
membuat hubungan emosional yang lebih kuat antara sebuah merek/perusahaan dengan konsumen sehingga secara tidak langsung akan membangun citra produk berdampak terhadap keputusan pembelian maupun pemakaian produk.
77
BAB VI