• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

I.5.1.4 Jenis – Jenis Strategi

1.5.3 Analisis SWOT

Menurut Thompson (2008 : 97) Analisis SWOT adalah simpel tetapi merupakan alat bantu yang sangat kuat untuk memperbesar kapabilitas serta mengetahui ketidakefisienan sumber daya perusahaan, kesempatan dari pasar dan ancaman eksternal untuk masa depan agar lebih baik lagi.

Analisis SWOT adalah merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) yaitu Strengths, Weakness dan faktor eksternal (luar) yaitu, Opportunity dan Threats. Analiasis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu :

1. Strengths (kekuatan) merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

2. Weakness (kelemahan) merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianaliasis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

3. Opportunity (peluang) merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Misalnya kompetitor,

4. Threats (ancaman) merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

1.5.3.2Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi

Salah satu pendekatan yang dapat dipergunakan sebagai instrumen dalam pemilihan strategi dasar adalah melalui analisis SWOT Rangkuti (2006) menjelaskan bahwa analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi organisasi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).

Analisis SWOT digunakan untuk membandingkan faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman, sedangkan faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Dapat diperhatikan pada gambar 1.3:

Gambar 1.3 Diagram Analisis SWOT

3. Mendukung strategi 1. Mendukung Strategi

4. Mendukung Strategi defensif 2. Mendukung strategi diversifikasi BERBAGAI PELUANG

KELEMAHAN INTERNAL

KEKUATAN INTERNAL

Kuadran I :

Ini merupakan situasi yang menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.

Kuadran II :

Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).

Kuadran III :

Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi ini yaitu meminimalkan masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut pasar yang lebih baik (turn around).

Kuadran IV :

Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Fokus strategi yaitu melakukan tindakan penyelamatan agar terlepas dari kerugian yang lebih besar (defensive).

Dalam analisis SWOT, dilakukan perbandingan antara faktor-faktor strategis internal maupun eksternal untuk memperoleh strategi terhadap

masing-masing faktor tersebut, kemudian dilakukan skoring. Berdasarkan hasil yang diperoleh kemudian ditentukan fokus rekomendasi strategi.

1.5.3.3Matrik SWOT

Alat yang digunakan dalam menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman internal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal yang dimiliki. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis, seperti pada Tabel 1.1 berikut :

Tabel 1.1 Matrik SWOT

Strenght (S) Weaknes (W)

Opportunity (O) Strategi SO

Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi WO

Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan

peluang Threats (T) Strategi ST

Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi (WT)

Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Sumber : Freddy Rangkuti, 2006

Berdasarkan Matriks SWOT diatas maka didapatkan 4 langkah strategi yaitu sebagai berikut :

1. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal.

2. Strategi ST

Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. Strategi ST menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.

3. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal.

4. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman. Strategi WT bertujuan untuk mengurangi kelemahan internal dengan menghindari ancaman eksternal.

1.5.4 Pendapatan Asli Daerah

1.5.4.1Pengertian Pendapatan Asli Daerah

Menurut Insukindro (Pramudji, 1994 : 1) dalam kaitannya dengan pemberian otonomi kepada daerah dalam merencanakan, menggali, mengelola dan menggunakan keungan daerah sesuai dengan kondisi daerah, Pendapatan Asli

Daerah dapat dipandang sebagai salah satu indikator atau kriteria untuk mengurangi ketergantungan suatu daerah kepada pusat.

Pendapatan Asli Daerah (Nasution, 2003 : 79) merupakan pendapatan yang diusahakan atau dicari setiap Pemerintah Daerah dengan mengacu kepada ketentuan yang mengatur tentang penggalian sumber-sumber keuangan daerah tersebut. Jadi dalam hal ini daerah diberi kepercayaan untuk mengelola sumber pendapatannya, yang selanjutnya dengan inisiatif sendiri dapat mengusahakan sumber pendapatannya sepanjang tidak menyimpang dari kebijaksanaan pengaturan keuangan negara dan azas negara kesatuan.

Menurut Penjelasan Undang-Undang No. 33 tahun 2004 yaitu Penjelasan Umum disebutkan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan Pendapatan Daerah yang bersumber dari hasil Pajak Daerah, hasil Retribusi Daerah, hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada Daerah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas Desentralisasi.

Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah menunjukkan kemampuan suatu daerah menghimpun sumber-sumber dana dan memanfaatkan potensi-potensi sumber keuangan daerahnya untuk membiayai tugas dan tanggungjawabnya.

1.5.4.2 Sumber – Sumber Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan daerah merupakan salah satu sumber keuangan daerah yang pada intinya menempati posisi yang paling strategis jika dibandingkan dengan

sumber keuangan lainnya di dalam suatu daerah, karena dengan sumber keuangan tersebut, daerah dapat leluasa dan berkesempatan yang lebih besar dalam memperoleh pendapatan sesuai kewenangan yang dimilikinya dengan mewujudkan beragam kreativitas dan upaya yang maksimal. Di dalam otonomi daerah ini, pendapatan asli darah merupakan bagian yang paling mendasar dan sangat penting dalam mewujudkan pemerintahan yang maju dan mandiri.

Adapun sumber – sumber pendapatan asli daerah menurut Undang – Undang RI NO. 33 tahun 2004 yaitu:

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu pendapatan yang diperolah daerah dan dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang – undangan meliputi:

a) Pajak Daerah b) Retribusi Daerah

c) Hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan d) Lain – lain PAD yang sah

2. Dana perimbangan yaitu danayang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaandesentralisasi.

3. Lain – lain pendapatan daerah yang sah

Sumber pendapatan daerah yang kedua yaitu pembiayaan yang bersumber dari:

c) Dana cadangan daerah

d) Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan

1.5.4.3Retribusi Daerah

Sebagaimana halnya dengan pajak daerah, retribusi daerah juga merupakan salah satu komponen Pendapatan Asli Daerah yang diharapkan dapat menjadi salah satu sumber pembiayaan yang berarti bagi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, untuk meningkatkan dan meratakan kesejahteraan masyarakat. Menurut Yani (2002 : 55) Retribusi Daerah merupakan pungutan daerah, sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan / atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan. Adapun yang menjadi objek dan golongan retribusi menurut UU No.28 Tahun 2009 adalah sebagai berikut :

1. Jasa umum ; digolongkan Retribusi Jasa Umum, adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan, Jenis-jenisnya adalah :

a) Retribusi Pelayanan Kesehatan;

c) Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil;

d) Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat; e) Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;

f) Retribusi Pelayanan Pasar;

g) Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor

h) Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran; i) Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta;

j) Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus; k) Retribusi Pengolahan Limbah Cair;

l) Retribusi Pelayanan Tera/ Tera Ulang; m)Retribusi Pelayanan Pendidikan; dan

n) Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.

2. Jasa Usaha ; digolongkan Retribusi Jasa Usaha, adalah pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial yang meliputi :

a) Pelayanan dengan menggunakan / memanfaatkan kekayaan Daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal; dan / atau

b) Pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum disediakan secara memadai oleh pihak swasta. Jenis-jenisnya adalah :

1) Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah ; 2) Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;

4) Retribusi Terminal;

5) Retribusi Tempat Khusus Parkir ;

6) Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/ Villa; 7) Retribusi Rumah Potong Hewan;

8) Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan; 9) Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga; 10) Retribusi Penyeberangan di Air; dan

11) Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.

3. Perizinan Tertentu ; digolongkan Retribusi Perizinan Tertentu, adalah pelayanan perizinan tertentu oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Jenis-jenisnya adalah :

a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan ;

b. Retribusi Izin Tempat Penjualan MinumanBeralkohol ; c. Retribusi Izin Gangguan;

d. Retribusi Izin Trayek; dan e. Retribusi Izin Usaha Perikanan.

Dokumen terkait