ABSTRAK
Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Melalui Penerimaan Retribusi Izin Mendidirikan Bangunan
(Studi Pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Dairi)
Junita Friska Capah 100903040
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan adalah pungutan terhadap izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan pembangunan gedung yang dapat diterbitkan apabila rencana bangunan dinilai telah sesuai dengan ketentuan yang meliputi aspek pertanahan, aspek plonologis (perencanaan), aspek teknis, aspek kesehatan, aspek kenyamanan dan aspek lingkungan.
Penelitian ini memfokuskan pada strategi dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah melalui penerimaan retibusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Kabupaten Dairi. Penulisan karya ilmiah ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dalam penerimaan retribusi izin mendirikan bangunan serta untuk merumuskan strategi yang dapat dilakukan dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah melalui penerimaan retribusi IMB. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu menggambarkan fakta – fakta tentang masalah yang diteliti dan diiringi dengan interpretasi yang rasional dan akurat. Informan dalam penelitian ini, peneliti cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data dan mengetahui masalah secara mendalam. Sedangkan untuk masyarakat yang menjadi wajib retribusi dan masyarakat yang tidak mengurus IMB menggunakan teknik accidental sampling. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara mendalam, observasi atau pengamatan, studi kepustakaan dan telaah dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis SWOT, yaitu identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa strategi yang dapat dilakukan dalam peningkatan pendapatan asli daerah melalui retribusi izin mendirikan bangunan adalah strategi ekstensifikasi yaitu melalui penambahan retribusi IMB baru dengan menemukan wajib obyek retribusi IMB baru, serta strategi intensifikasi yaitu melalui Melakukan intensifikasi terhadap peraturan daerah mengenai retribusi IMB, Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas SDM, meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan dan pematuhan peraturan retribusi IMB, meningkatkan sarana dan prasarana yang memenuhi standar, melakukan kerja sama dengan pihak swasta serta meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan kehadirat Allah SWT,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini serta dapat menyempurnakan
penulisan skripsi ini dengan baik yang berjudul “Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Melalui Penerimaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (Studi Pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Dairi)”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Sarjana (S-1) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Ilmu Administrasi Negara.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari
kata sempurna baik dari sisi substansi maupun redaksi. Untuk itu dengan segala
kerendahan hati, penulis tidak menutup diri dari kritik atau saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Dalam hal ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, yaitu:
1. Buat yang teristimewa yaitu kedua orang tua saya, Usman dan Nursaimah
yang telah membesarkan dan mendidik saya, memberikan motivasi baik moril
maupun materil yang tak ternilai harganya dibandingkan dengan apapun, dan
selalu mendoakan saya di setiap sujudnya. Semoga anakmu ini dapat
membalas jerih payah yang sudah Ayah dan Ibu berikan dan menjadi anak
yang membanggakan untuk keluarga.
2. Buat saudara-saudara saya, Kak Tika, Dek Uli dan Dek Jefri yang tak pernah
henti – hentinya memberikan dukungan kepada saya sejak mulai masuk
kuliah hingga pada penyelesaian skripsi ini. Dari kecil kita sama-sama
memahami pahit manisnya arti kehidupan yang kita jalani bersama. Senang
bersama, susah pun tetap bersama. Kalian motivator terhebat bagi saya
setelah ayah dan ibu.
4. Bapak Drs. Husni Thamrin Nst, M.Si, selaku Ketua Departemen Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara sekaligus sebagai dosen penguji saya yang telah
menyempatkan waktu beliau untuk memberikan masukan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
6. Bapak Drs. Kariono, M.Si selaku Dosen pembimbing saya yang selalu
meluangkan waktu, tenaga dan materil serta serta selalu sabar membimbing
saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh dosen di lingkungan Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan bekal berupa ilmu
pengetahuan, arahan, dan bimbingan selama penulis menimba ilmu di
Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara.
8. Seluruh jajaran staf di lingkungan Departemen Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khususnya kak Mega, kak Dian, kak
Indah dan pak Udin.
9. Bapak Dapot .H. Tamba, SE,M.Siselaku Kepala Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu Kabupaten Dairi yang telah mempermudah penulis dalam
melakukan penelitian.
10.Bapak Romedi Bangun, ST., ME yang telah banyak membantu dalam
memberikan data dan informasi kepada penulis selama penelitian
berlangsung.
11.Seluruh pegawai di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu khususnya pada
bagian kepegawaian, terimakasih atas bantuannya selama saya melakukan
penelitian.
12.Buat Kakak dan Abang saya, Ririn Hutagalung dan Kenikol Silaen yang tidak
pernah bosan mengingatkan disetiap kelalaian saya, dan selalu memberikan
nasehat yang memotivasi saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
13.Buat sahabat sekaligus keluarga saya: Geny Iryenti Putri dan Agustiana
Padang terima kasih atas kebersamaannya selama ini,suka duka kita lewati
bersama, ketawa sama, menangis sama dan sakit pun sama. Kalian selalu
mengisi hari – hariku, baik dalam kesedihan maupun kegembiraan, tanpa
kehadiran kalian bagaikan malam tanpa bulan.
14.Buat teman-teman Magang Kelompok III Desa Timbang Jaya, Langkat (The
Meener): Geny Iryenti Putri, Maulana All Ravi, Fahmi Nasution, Bobby
Trimart Gea, David Saputra, Christine AD Batubara, Muda Rahmansyah,
Petra Rosjuwita, Susanti Lona, Agustiana Padang, dan Elvina Gulo, terima
kasih untuk kebersamaan dan kerjasamanya sehingga kita dapat saling
mengisi dalam tim magang ini, walaupun banyak kesalahpahaman yang
terjadi selama dua minggu di bawah atap yang sama, tapi kita tetap kompak.
15.Buat teman-teman dan partner terbaik penulis: Geny Iryenti Putri, Agustiana
Padang, Nurhayati, Dewi Ayu, Umi Kalsum dan banyak lagi lainnya yang
telah memberikan motivasi serta dukungan kepada penulis, mudah-mudahan
di lain waktu kita dapat bekerja sama lagi dan tak kan lupa kalian,
teman-temanku dari awal masuk perkuliahan sampai sekarang.
16.Sahabat-sahabat terbaikku semasa SMA hingga sekarang: Fransiska
Tampubolon, Evi, Jefri Sihotang, Elisabet, Wanti Sartika Lingga, Kurnia
yang selalu mendo’akan dan memberikan semangat kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, walaupun kita dipisahkan oleh jarak yang cukup
jauh, tapi hati kita tetap menyatu.
17.Buat teman satu atap Adinda Novia Sarepa Ginting, yang selalu sabar
menghadapi tingkah saya yang aneh – aneh, dan selalu memberikan
dukungan dan motivasi kepada saya selama empat tahun ini. Kamu itu wanita
hebat yang pernah saya kenal walaupun kadang – kadang kamu itu
menjengkelkan.
18.Buat teman – teman di Ikatan Mahasiswa Dairi (IMADA) yang merupakan
19.Buat adek-adek yang masih menempuh studi di Departemen Ilmu
Administrasi Negara dari angkatan 2011 sampai 2013 tetap semangat dan
bersungguh-sungguh serta jalani saja perkuliahan seperti air yang mengalir.
20.Buat teman-teman seperjuangan, seluruh AN 2010 tanpa terkecuali, salam
semangat.
Akhir kata, terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini maupun selama masa perkuliahan. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua, amin.
Medan, Maret 2014
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK
HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GRAFIK ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... ...1
1.2 Rerumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
1.5 Kerangka Teori ... 9
1.5.1 Strategi ... 9
1.5.1.1 Pengertian Strategi ... 9
1.5.1.2 Ciri - ciri dan Manfaat Strategi ... 10
1.5.1.3 Tingkatan Strategi ... 13
I.5.1.4 Jenis – Jenis Strategi ... 15
1.5.2 Manajemen Strategi ... 17
1.5.2.1 Pengertian Manajemen Strategi ... 17
1.5.2.2 Manfaat Manajemen Strategi ... 19
1.5.2.3 Proses Manajemen Strategi ... 19
1.5.3 Analisis SWOT ... 26
1.5.3.1 Pengertian Analisis SWOT ... 26
1.5.3.2 Analisis SWOT sebagai alat formulasi strategi ... 27
1.5.4.2 Sumber – Sumber PAD ... 31
1.5.4.3 Retribusi Daerah ... 33
1.5.5 Retribusi Izin Mendirikan Bangunan ... 35
I.5.5.1 Pengertian Retribusi Izin Mendirikan Bangunan ... 35
1.5.5.2 Retribusi IMB dalam mengisi Pendapatan Asli Daerah ... 37
1.6 Definisi Konsep ... 38
1.7 Sistematika Penulisan ... 40
BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian ... 42
2.2 Lokasi Penelitian ... 42
2.3 Informan Penelitian ... 42
2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 43
2.5 Teknik Analisis Data ... 44
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Wilayah ... 45
3.1.1 Letak Geografis Kabupaten Dairi ... 45
3.2 Gambaran Umum KPPT Kabupaten Dairi ... 45
3.3 Visi dan Misi KPPT Kabupaten Dairi ... 47
3.4 Tugas Pokok dan Fungsi KPPT Kabupaten Dairi ... 49
3.5 Struktur Organisasi ... 50
BAB IV PENYAJIAN DATA 4.1 Analisis Lingkungan ... 58
4.1.1 Lingkungan Internal ... 59
4.1.2 Lingkungan Eksternal ... 83
BAB V ANALISIS DATA 5.1 Analisis SWOT ... 88
5.1.1 Faktor Internal ... 89
5.1.2 Faktor Eksternal ... 92
5.2 Matrik SWOT ... 91
5.3 Strategi Peningkatan PAD melalui Penerimaan Retribusi IMB ... 98
5.3.2 Strategi Intensifikasi... 99
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan ... 104
6.2 Saran ... 106
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Persentase Penerimaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan ... 4
Tabel 1.2 Matrik SWOT ... 29
Tabel 4.1 Daftar Nama Pegawai KPPT Kabupaten Dairi ... 61
Tabel 4.2 Kondisi SDM Berdasarkan Kebutuhan ... 62
Tabel 4.3 Kondisi SDM Berdasarkan Pendidikan dan Jabatan ... 63
Tabel 4.4 Kondisi SDM Berdasarkan Golongan/pangkat ... 64
Tabel 4.5 Kondisi SDM Berdasarkan Jenis Kelamin... 65
Tabel 4.6 Sarana dan Prasarana KPPT Kabupaten Dairi ... 66
Tabel 4.7 Rincian Penerimaan PAD Tahun 2009 s/d 2012 ... 68
Tabel 4.8 Persentase Penerimaan Retribusi IMB Terhadap Retribusi Daerah ... 70
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Penerimaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan ... 5
Grafik 4.1 Rincian Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Tahun 2009 s/d 2012 ... 69
Grafik 4.2 Penerimaan Retribusi IMB Terhadap Retribusi Daerah ... 70
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Proses Manajemen Strategi ... 20
Gambar 1.2 Berbagai Kemungkinan dan Implementasi Strategi ... 24
Gambar 1.3 Diagram Analisis SWOT ... 27
Gambar 3.1 Struktur Organisasi KPPT Kabupaten Dairi ... 58
Gambar 4.1Prosedur Pemberian Izin Mendirikan Bangunan ... 79
ABSTRAK
Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Melalui Penerimaan Retribusi Izin Mendidirikan Bangunan
(Studi Pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Dairi)
Junita Friska Capah 100903040
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan adalah pungutan terhadap izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan pembangunan gedung yang dapat diterbitkan apabila rencana bangunan dinilai telah sesuai dengan ketentuan yang meliputi aspek pertanahan, aspek plonologis (perencanaan), aspek teknis, aspek kesehatan, aspek kenyamanan dan aspek lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Munculnya otonomi daerah menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma
dari sistem pemerintahan yang bercorak sentralisasi mengarah kepada sistem
pemerintahan yang desentralisasi, yaitu dengan memberikan keleluasaan kepada
daerah dalam mewujudkan daerah otonom yang luas dan bertanggung jawab,
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat sesuai kondisi
dan potensi wilayahnya. Pemberian otonomi kepada daerah pada dasarnya
bertujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintah
daerah, terutama dalam pelaksanakan pembangunan dan pelayanan terhadap
masyarakat serta untuk meningkatkan pembinaan kesatuan politik dan kesatuan
bangsa.
Pelaksanaan pembangunan yang diharapkan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, bergantung kepada pelaksanaannya, baik pihak
Eksekutif yaitu Bupati/Walikota beserta jajarannya maupun mitra Pemerintah
Kabupaten/Kota yaitu pihak Legislatif (DPRD) yang bersama-sama merumuskan
perencanaan penggunaan anggaran dan pengawasannya. Pemerintah Kabupaten /
Kota harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat
melaksanakan tugas seperti meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Dalam era otonomi daerah saat ini, Pemerintah sangat menentukan besar
(Kabupaten/Kota). Selain Pendapatan Asli Daerah (PAD), potensi lainnya adalah
Dana Alokasi Umum (DAU) yang merupakan sumber pembiayaan bagi
membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) baik biaya rutin
seperti belanja pegawai dan pengadaan barang Pemerintah Kabupaten dan Kota,
juga untuk membiayai pembangunan, walaupun ada juga Dana Alokasi Khusus
(DAK) seperti proyek di bidang pertanian, kesehatan, pendidikan, dan sektor
lainnya.
Pada dasarnya pemerintah daerah di Indonesia, memperoleh 5 sumber
pendapatan atau keuangan yang dimungkinkan oleh perundang-undangan, yaitu
(Undang – Undang No 32 Tahun 2004):
1. Sumber pendapatan Asli Daerah, yang diperoleh dari berbagai sumber
perpajakan daerah dan juga pungutan dari retribusi
2. Penerimaan dari opsen atau bagi hasil pajak
3. Sumber penerimaan daerah yang berupa subsidi dari pemerintah pusat
4. Sumber penerimaan dari perusahaan daerah
5. Sumber pinjaman dari pinjaman daerah.
Dalam upaya mengelola urusan pemerintahan daerah yang lahir sebagai
konsekwensi otonomi, daerah harus mampu mengumpulkan uang sebagai
instrumen pembiayaan. Berdasarkan Undang – Undang Pemerintah Daerah, diatur
pembagian urusan yang sifatnya wajib dan urusan yang sifatnya pilihan yang
harus diselenggarakan oleh pemerintah daerah. Untuk mampu membiayai
pemungutan yang berupa pajak dan atau retribusi daerah sebagaimana diatur
dalam undang – undang 33 tahun 2004.
Pajak dan retribusi daerah merupakan bagian pendapatan yang strategis bagi
daerah untuk biaya penyelenggaraan pemerintahan. Pajak dan retribusi daerah
merupakan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari daerah
itu sendiri. Pungutan ini harus dapat dipahami oleh masyarakat sebagai sumber penerimaan yang dibutuhkan oleh daerah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di daerah.( Stevanus J. Gomies, Victor Pattiasina. Analisis Kontribusi Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Maluku Tenggara, Volume 13 No 2, asset September 2011)
Berdasarkan ketentuan pasal 157 Undang – Undang No 32 Tahun 2004
ini, selanjutnya pemerintah daerah melakukan upaya pemungutan pajak dan
retribusi daerah. Agar pemungutan itu tidak menimbulkan permasalahan bagi
rakyat di daerah, maka diatur dalam undang – undang tentang pajak dan retribusi
daerah. Saat ini, Undang – undang yang berlaku adalah undang – undang nomor
28 tahun 2009 tentang pajak dan retribusi daerah. Hasil pemungutan pajak dan
retribusi daerah menjadi sumber utama pendapatan asli daerah. Selanjutnya PAD
menjadi indikator keberhasilan kinerja pemerintahan daerah yang pada akhirnya
akan menjadi kekuatan utama dalam mendukung APBD.
Retribusi Daerah digolongkan menjadi retribusi jasa umum,retribusi jasa
usaha, dan retribusi perizinan tertentu. Retribusi izin mendirikan bangunan
merupakan salah satu jenis retribusi perizinan tertentu yang juga berperan dalam
penerimaan pendapatan asli daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah melalui
Salah satu daerah yang sumber penerimannya berasal dari retribusi izin
mendirikan bangunan adalah Kabupaten Dairi, yang pada awalnya dikelola oleh
dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Dairi, namun sejak bulan Maret
2012 Retribusi Izin mendirikan Bangunan menjadi dikelola oleh Kantor
Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Dairi. Proses pelaksanaan
pemungutan retribusi izin mendirikan bangunan di kabupaten dairi ini bisa
dibilang belum berjalan secara optimal, dapat dilihat dari pencapaian target
penerimaan retribusi izin mendirikan bangunan selama 4 tahun terakhir
sebagaimana yang terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.1
Persentase Penerimaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
Tahun Target Realisasi %
2009 Rp 185.000.000,00 Rp 124.079.978,00 67.07 %
2010 Rp 200.000.000,00 Rp 208.493.217,00 104,25%
2011 Rp 200.000.000,00 Rp 212.774.068,50 106,39 %
2012 Rp 300.000.000,00 Rp 208.391.829,40 59,54 %
Grafik 1.1
Grafik Penerimaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
Berdasarkan tabel diatas Persentase penerimaan retribusi Izin Mendirikan
Bangunan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Dairi cendrung
mengalami fluktuasi (naik turun), namun demikian dapat kita perhatikan
perkembangan daerah tersebut saat ini dan masa yang akan datang diharapkan
retribusi Izin Mendirikan Bangunan akan memberikan kontribusi yang cukup
besar bagi pembangunan daerah tersebut.
Dalam hal ini, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan masih banyak
permasalahan dan tantangan yang dihadapi baik dari pemerintah maupun dari
masyarakat Kabupaten Dairi itu sendiri. Dalam penyelenggaraan pemerintahan
khususnya dalam bidang pelayanan perizinan Kabupaten Dairi dari tahun ke
tahun harus terus berbenah untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. Karena
menurut keterangan dari beberapa masyarakat Kabupaten Dairi yang mengurus Rp0,00
Rp50.000.000,00 Rp100.000.000,00 Rp150.000.000,00 Rp200.000.000,00 Rp250.000.000,00 Rp300.000.000,00 Rp350.000.000,00 Rp400.000.000,00
2009 2010 2011 2012 2013
Target
Izin Mendirikan Bangunan menyatakan bahwa dalam pengurusan izin tersebut
pelayanan pemerintah pada dinas terkait kurang memuaskan, dan sulitnya
prosedur yang harus diikuti serta tingginya tarif retribusi yang ditetapkan oleh
pemerintah membuat masyarakat mengeluh dalam pengurusan izin mendirikan
bangunan tersebut.
Selain itu tantangan yang dihadapi oleh pemerintah kabupaten Dairi adalah
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengurus izin, Minimnya transportasi
lintas desa, kecamatan dan ibukota kabupaten, Rendahnya dukungan pihak terkait,
Rendahnya kesadaran masyarakat untuk penyediaan lahan, kurangnya kesadaran
masyarakat akan kegunaan retribusi Izin Mendirikan Bangunan, adanya anggapan
bahwa melakukan renovasi/rehabilitas terhadap bangunan tidak perlu meminta
Izin kepada Pemerintah Daerah setempat melalui dinas terkait sehingga keadaan
merugikan pemerintah daerah, padahal dalam mendirikan bangunan dengan tidak
meminta Izin kepada Pemerintah Daerah setempat melalui dinas terkait, maka
tidak terjaganya ketertiban, keselarasan, kenyamanan, dan keamanan dari
bangunan itu sendiri terhadap penghuninya maupun lingkungan sekitarnya.
Sehingga penerimaan melalui retribusi izin mendirikan bangunan di
Kabupaten Dairi tidak dilakukan secara optimal yang berpengaruh terhadap
Pendapat Asli Daerah. Seperti yang diketahui bahwa Salah satu yang cukup
mendapat perhatian penting didalam mengisi kas daerah adalah retribusi izin
mendirikan bangunan. Walaupun jumlahnya lebih kecil dari pendapatan
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dan menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul
“Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Melalui Penerimaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (Studi Pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Dairi)”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka diperlukan perumusan
masalah yang sangat berguna bagi arah dan langkah penelitian. Adapun
perumusan masalah yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman yang dihadapi
dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah melalui penerimaan retribusi
Izin Mendirikan Bangunan pada KPPT Kabupaten Dairi?
2. Bagaimana Strategi dalam Peningkatan Pendapatan Asli Daerah melalui
Penerimaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Pada KPPT Kabupaten
Dairi?
1.3. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan tentunya mempunyai sasaran yang hendak
dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya jelas diketahui
sebelumnya. Suatu riset khusus dalam ilmu pengetahuan empiris pada umumnya
bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu ilmu
pengetahuan itu sendiri.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban terhadap
1. Untuk mengetahui Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman dalam
peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui penerimaan retribusi
Izin Mendirikan Bangunan daerah pada Kantor Pelayanan Perizinan
Kabupaten Dairi.
2. Untuk merumuskan strategi yang dilakukan dalam peningkatan
pendapatan asli daerah melalui penerimaan retribusi Izin Mendirikan
Bangunan daerah pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten
Dairi.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan hasil penelitian yang dilakukan. Manfaat
penelitian yang dimaksud dalam hal ini encakup hal – hal sebagai berikut:
1. Secara subjektif, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk melatih,
meningkatkan, dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah,
sistematis, dan metodologi yang digunakan penulis dalam menyusun suatu
wacana baru dalam memperkaya ilmu pengetahuan dan wawasan,
khususnya mengenai Peningkatan pendapatan asli daerah.
2. Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan
pemikiran bagi instansi terkait mengenai retribusi izin mendirikan
bangunan dalam meningkatkan pendapatan asli daerah. Penelitian ini juga
diharapkan dapat dijadikan referensi untuk mengambil kebijakan yang
1.5. Kerangka Teori
Menurut Hoy dan Miskel teori adalah seperangkap konsep, asumsi dan
generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan
perilaku dalam berbagai organisasi(Sogiyono, 2005 : 55).
Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan
penjelasan tentang hal – hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub
variabel atau pokok masalah yang ada dalam penelitian (Arikunto, 2002 : 92).
1.5.1 Strategi
1.5.1.1Pengertian Strategi
Strategi berasal dari bahasa Yunani “Strategos” terdiri dari dua kata Stratos
yang berarti militer dan ag yang berarti memimpin, seni atau ilmu menjadi
seorang jendaral, yakni jendral yang mampu untuk memimpin tentara,
memenangkan pertempuran, mempertahankan wilayah kekuasaan,melindungi,
dan bahkan mampu untuk menghancurkan musuh.
Definisi mengenai strategi telah banyak dikemukakan oleh para ahli namun
terdapat berbagai macam definisi yang dikemukakan tergantung bagaimana cara
memandang strategi itu seperti apa. Jauch dan Glueck mendefinisikan strategi
adalah rencana yang disatukan, menyeluruh, terpadu, yang mengaitkan
keunggulan organisasi dengan tantangan lingkungan yang dirancang untuk
memastikan bahwa tujuan utama organisasi dapat dicapai melalui pelaksanaan
yang tepat oleh organisasi (Jatmiko, 2004:5).
Alfred D. Chander (dalam James Stoner, 1996:268) mendefinisikan strategi
adopsi rangkaian tindakan serta mengalokasikan sumber daya yang diperlukan
untuk mencapai sasaran tadi. Dari definisi yang dikemukakan Chander terdapat
tiga kunci pokok dari strategi yaitu rangkaian tindakan untuk mencapai suatu
tujuan, proses ,mencari ide pokok yang bermakna bukan menerapkan sebuah
kebijakan yang rutin dilakukan dan bagaimana sebuah strategi tersebut
dirumuskan.
Menurut Dirgantoro (2001:5) Strategi adalah sebagai penetapan arah kepada
“manajemen” yakni tentang bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang dapat
memberikan keuntungan terbaik bagi organisasi. Dalam hal ini lebih kedalam
kompetisi bisnis yaitu bagaimana cara untuk bersaing dalam pesaing dalam pasar.
Dengan demikian dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa secara umum
strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus
pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya
bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Dalam arti yang khusus strategi
merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dann terus
menerus serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan
di masa depan.
1.5.1.2Ciri – ciri dan Manfaat Strategi
Hasil akhir dari strategi adalah sebuah rencana yang diberlakukan oleh
pimpinan sebuah organisasi yang mengacu kepada arah perjalanan sebuah
organisasi di masa yang akan datang. Dan kemudian sebuah strategi yang telah
itu strategi, Pardede memberikan beberapa ciri – ciri strategi yaitu sebagai berikut
(Pardede,2011:57- 58):
1. Mempengaruhi setiap tingkatan manajemen.
Keputusan dari rangkaian kegiatan strategi akan mempengaruhi setiap tingkat
manajemen strategi mulai dari manajemen tertinggi hingga manajemen
terendah dari organisasi. Namun pemberlakuan dari strategi tersebut menjadi
tanggung jawab seorang manajemen tertinggi.
2. Menimbulkan pengaruh dalam jangka panjang
Pembuatan putusan – putusan strategi dapat dibuat dalam waktu yang lebih
singkat namun sebuah keputusan yang dibuat dalam waktu singkat tersebut
akan berpengaruh terhadap jangka panjang dari aktivitas sebuah organisasi.
3. Berwawasan masa depan
Putusan strategi dimaksudkan untuk pedoman pelaksanaan kegiatan dimasa
yang akan datang oleh karenanya putusan straategi didasari oleh sebuah
analisis yang menyangkut masa yang akan datang seperti peluang, ancaman,
kekuatan dan kelemahan dari organisasi.
4. Mempengaruhi seluruh bagian organisasi
Bagian dari organisasi merupakan sebuah sistem yang saling berhubungan
antara satu dengan yang lain. Maka ketika putusan – putusan strategi
mempengaruhi satu bidang maka secara otomatis akan mempengaruhi bidang
yang lain. Tentunya besar kecilnya pengaruh tergantung kepada seberapa besar
5. Berwawasan terbuka
Setiap kegiatan yang terjadi dalam sebuah organisasi tentu saja selalu
dipengaruhi oleh berbagai hal yang terdapat diluar organisasi. Oleh karenanya
keputusan strategi itu harus berwawasan terbuka karena dapat mempengaruhi
dan dipengaruhi oleh lingkungan diluar organisasi.
6. Memberikan kerangka pengambilan putusan pada manajemen tingkat yang
lebih rendah.
Manajer tertinggi merupakan orang yang paling bertanggung jawab dalam
berjalannya organisasi. Namun tidak jarang terjadi dalam pengambilan
keputusan dalam kegiatannya oleh karena itu putusan strategi menjadi sebuah
landasan kerangka berpikir dari manajer tingkat yang libih rendah untuk
mengambil sebuah keputusan sehingga tidak bertentangan dengan manajer
tertinggi dan arah tujuan organisasi.
7. Membutuhkan sumber daya
Sebuah keputusan strategi kan memerlukan penambahan sumber daya yang
relevan untuk mendukung dan menjalankan strategi tersebut.
Manfaat Strategi
Sebuah strategi dibuat dalam sebuah organisasi tentu saja memiliki
manfaat untuk organisasi tersebut, baik itu menyangkut tentang bagaimana
organisasi dapat berjalan, dapat berkembang menunjukkan pertumbuhan ke arah
yang positif, mampu bertahan bahkan mampu untuk menjadi sebuah sektor
Dirgantoro (2001) memberikan beberapa manfaat dari strategi untuk memperjelas
pernyataan diatas seperti dibawah ini:
1) Sebagai sarana untuk mengkomunikasikan tujuan organisasi dan
menentukan jalan mana yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan.
2) Untuk meningkatkan keuntungan organisasi walaupun kenaikan
keuntungan organisasi bukan secara otomatis dengan menerapkan strategi.
3) Membantu mengidentifikasi, memprioritaskan dan mengeksploitasi
peluang.
4) Menyiapkan pandangan terhadap manajemen problem.
5) Menggambarkan freamework untuk meningkatkan koordinasi dan kontrol
terhadap efektivitas.
6) Meminimumkan pengaruh dan perubahan.
7) Memungkinkan keputusan utama untuk mendukung tujuan yang
ditetapkan.
8) Memungkinkan alokasi waktu dan sumber daya yang efektif.
9) Membantu perilaku yang lebih terintegrasi.
1.5.1.3Tingkatan Strategi
Strategi sebagai upaya untuk mencapai tujuan organisasi juga mengenal
berbagai macan tingkatan strategi. Strategi yang ada dalam organisasi itu sendiri
terdiri dari dua macam yaitu strategi yang direncanakan (intended strategy)
ataupun strategi yang tidak direncanakan (emergent strategy). Strategi yang
direncanakan adalah strategi yang telah dirumuskan sebelum dilakukan sebuah
kemudian dan merupakan sebuah solusi terhadap perubahan – perubahan yang
tidak diperkirakan pada saat dilakukan perencanaan. Dalam setiap organisasi
terdapat empat tingkatan strategi (Pardede, 2011 : 317):
a. Enterprise Strategy atau Strategi Kemasyarakatan
Srategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Strategi enterprise akan
terlihat bagaimana relasi antara organisasi dan masyarakat luar, sejauh
mana interaksi itu dilakukan akan dapat memberikan keuntungan bagi
organisasi. Strategi itu juga menampakkan bahwa organisasi sungguh –
sungguh bekerja dan berusaha untuk memberi pelayanan yang baik
terhadap kebutuhan masyarakat.
b. Corporate Strategi atau Strategi Tingkat Korporasi
Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut
Grand Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi.
Bagaimana misi itu dijalankan merupakan sebuah kunci utama dari strategi
ini. Pada tingkatan ini putusan – putusan strategik dan perencanaan
stategik yang selayaknya juga disiapkan oleh setiap organisasi.
c. Business Strategy atau strategi bisnis
Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran
ditengah masyarakat, serta dapat menciptakan suatu perbedaan dengan
organisasi lain. Yang mana hal tersebut dimaksudkan untuk dapat
memperoleh keuntungan – keuntungan menunjang berkembangnya
Strategi tingkat fungsional berbeda dengan strategi tingkat lainnya .
strategi ini bermanfaat untuk mengarahkan perilaku anggota organisasi
sedemikian rupa sehingga strategi – strategi digerakkan olehnya. Strategi
ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya strategi
lain. Ada tiga jenis strategi fungsional yaitu:
a) Strategi fungsional ekonomi yaitu mencakup fungsi – fungsi yang
memungkinkan orgnisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang
sehat, antara lain yang berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumber
daya, penelitian dan pengembangan.
b) Strategi fungsional manajemen, mencakup fungsi – fungsi manajemen
yaitu planning, organizing, implementating, controlling, staffing,
leading, motivating, decision making, representing, dan integrating.
c) Strategik isu stratejik, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan,
baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang
belum diketahui atau selalu berubah.
1.5.1.1Jenis – Jenis Strategi
David (1997 : 248 - 272) membagi jenis – jenis strategi atas:
1. Strategi Integrasi, antara lain terdiri dari:
a.Integrasi ke hilir, yaitu memiliki atau meningkatkan kendali atas distributor
atau pengecer dari produk perusahaan.
b.Integrasi ke hulu, yaitu memiliki atau meningkatkan kendali atas
c.Integrasi horizontal, yaitu memiliki atau meningkatkan kendali atas
perusahan pesaing.
2. Strategi Intensifikasi, antara lain terdiri dari:
a. Penetrasi pasar, yaitu meningkatkan porsi pasar pada pasar yang sudah
ada melalui usaha marketing yang lebih kuat.
b. Pengembangan pasar, yaitu memperkenalkan produk yang ada pada area
pasar yang baru.
c. Pengembangan produk, yaitu meningkatkan produk yang sudah ada atau
menciptakan yang baru.
3. Strategi diversifikasi, antara lain terdiri dari:
a. Difersifikasi se – inti, yaitu menambah produk yang baru namun masih
berhubungan dengan produk yang sudah ada.
b. Difersifikasi konglomerat, yaitu menambah produk yang baru yang tidak
berhubungan dengan produk yang sudah ada.
c. Difersifikasi horizontal, yaitu menambah produk yang baru namun masih
berhubungan dengan produk yang sudah ada dan memperkenalkan produk
tersebut pada pelanggan yang sudah ada.
4. Strategi difensif, antara lain:
a. Join Venture, yaitu bekerjasama dengan perusahaan lain membentuk
organisasi yang terpisah
b. Penciutan, yaitu pengurangan biaya dan aset untuk mengantisipasi
c. Divestasi, yaitu menjual divisi atau bagian lainnya dari organisasi yang
sudah ada.
d. Pembubaran, yaitu menjual asset perusahaan seluruhnya.
1.5.2 Manajemen Strategi
1.5.2.1Pengertian Manajemen Strategi
Manajemen Strategik merupakan rangkaian dua perkataan yang terdiri dari
kata “Manajemen” dan “Strategik” yang masing – masing memiliki pengertian
tersendiri, yang telah dirangkaikan menjadi satu terminologi berubah dengan
memiliki pengertian tersendiri pula. Strategi sebagai sebuah kosa kata pada
mulanya berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘strategos’. Kata ‘sratos’ berasal dari
kata ‘stratos’ berarti militer dan ‘ag’ yang artinya memimpin.
Strategi adalah sekumpulan pilihan kritis untuk perencanaan dan
penerapan serangkaian rencana tindakan dan alokasi sumber daya yang penting
dalam mencapai tujuan dasar dan sasaran, dengan memperhatikan keunggulan
kompetitif, komparatif, dan sinergis yang ideal berkelanjutaan, sebagai arah,
cakupan, dan perspektif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari individu atau
organisasi (Triton PB, 2007 : 17).
Manajemen strategis menjadi bidang ilmu yang berkembang dengan cepat,
muncul sebagai respon atas meningkatnya pergolakan lingkungan dan akibat
semakin kompleksnya dinamika lingkungan organisasi. Bidang ilmu ini melihat
pengelolaan organisasi secara menyeluruh dan berusaha menjawab tantangan
pengambilan keputusan strategis, keputusan strategis berhubungan dengan masa
yang akan datang dalam jangka panjang untuk organisasi secara keseluruhan.
Menurut Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L (2003 : 4) Manajemen
strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan
kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
Manajemen strategi (Hadari Nawawi,2003 : 148) adalah proses atau
rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan
menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh
manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran didalam suatu
organisasi, untuk mencapai tujuannya. Dari pengertian tersebut terdapat beberapa
aspek yang penting antara lain:
a) Manajemen strategik merupakan proses pengambilan keputusan
b) Keputusan yang ditetapkan bersifat mendasar dan menyeluruh yang berarti
berkenaan dengan aspek – aspek yang penting dalam kehidupan sebuah
organisasi, terutama tujuannya dan cara melaksanakan atau cara
mencapainya.
c) Pembuatan keputusan tersebut harus dilakukan atau sekurang – kurangnya
melibatkan pimpinan puncak, sebagai penanggung jawab utama pada
keberhasilan atau kegagalan organisasinya
d) Pengimplementasian keputusan tersebut sebagai strategi organisasi untuk
e) Keputusan yang ditetapkan manajemen puncak yang harus
diimplementasikan oleh seluruh jajaran organisasi dalam bentuk kegiatan/
pelaksanaan pekerjaan yang terarah pada tujuan strategik organisasi.
1.5.2.2Manfaat Manajemen Strategi
Manfaat manajemen strategi adalah sebagai berikut (Nining Soesilo,2002: 1-14):
1. Menjadi lebih efektif dan kreatif dalam menyelesaikan masalah dan
membuat pengambilan keputusan
2. Menambah kemungkinan sukses dalam mencapai tujuan
3. Menciptakan sebuah organisasi yang menghargai pengetahuan dan
perubahan
4. Dampak untuk memonitor, memperbaiki dan menganalisis
1.5.2.3Proses Manajemen Strategi
Manajemen strategis dalam prakteknya merupakan proses kolektif yang
harus dilalui perusahaan maupun organisasi dalam rangka mencapai tujuan
terwujudnya daya saing strategi dan menghasilkan laba diatas rataan.
Sebagaimana pendapat A.D. Meyer dalam buku Triton PB menyatakan bahwa
proses manajemen strategis merupakan satu paket komitmen keputusan dan
Gambar 1.1 Proses Manajemen Strategis
F
E
E
D
B
A
C
K ANALISIS LINGKUNGAN
Lingkungan Eksternal Lingkungan Umum Lingkungan Industri
Lingkungan Internal
PENGENDALIAN STRATEGI
IMPLEMENTASI STRATEGI
Struktur Organisasi
Budaya Perusahaan
Kepemimpinan
FORMULASI STRATEGI
Tingkat Korporat
Tingkat Bisnis
Tingkat Fungsional
MENENTUKAN DAN MENETAPKAN ARAH PERUSAHAAN/ ORGANISASI
Strategic Arcitecture
Misi
Tujuan
Dari gambar diatas dapat dijelaskan satu persatu untuk mempermudah
pemahaman, yaitu sebagai berikut:
a. Analisis Lingkungan
Analisis lingkungan merupakan proses awal dari manajemen strategi.
Analisis lingkungan disini mencakup mengenai lingkungan eksternal dan
lingkungan internal dari organisasi.
b. Menentukan dan menetapkan arah organisasi
Dalam konteks pembahasan menentukan dan menetapkan arah tujuan
organisasi akan membahas mengenai pertama yakni mengapa organisasi
tersebut berdiri dan kemudian apa yana menjadi tujuan organisasi tersebut.
c. Formulasi Strategi
Formulasi Strategi bermakna pada perumusan strategi – strategi yang
ditempuh untuk mencapai tujuan yang telah dikemukakan sebelumnya.
Kemudian dari berbagai strategi yang dirumuskan dilakukan pemilihan
strategi yang relevan dengan keadaan organisasi.
d. Implementasi strategi
Setelah sebuah strategi diformulasikan, strategi tersebut tentunya
dikembangkan secara logis dalam bentuk tindakan nyata, hal inilah yang
disebut dengan implementasi strategi dalam aktvitas organisasi.
e. Pengendalian strategi
Pengendalian strategi bermakna kepada pemantauan dan pengevaluasian
proses manajemen strategi, dengan maksud untuk memperbaiki dan
Setelah memahami makna dari strategi dan makns yang terkandung dalam
manajemen strategi maka ada beberapa pembahasan yang akan lebih diperhatikan
dalam strategi yakni mengenai formulasi strategi, implementasi strategi dan
evaluasi strategi.
1.5.2.3.1 Formulasi Strategi
Formulasi stategi adalah proses perumusan strategi yang akan dilaksanakan
dalam sebuah organisasi. Formulasi strategi ini akan memberikan sebuah
pedoman bagi anggota organisasi dalam bertindak sesuai dengan strategi yang
telah dirumuskan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam bertindak dan
mengaambil keputusan yang berakibat terhadap kelangsungan dan perkembangan
dari organisasi.
Formulasi strategi (Dirgantoro, 2001 : 83) adalah menentukan aktivitas –
aktivitas yang berhubungan dengan pencapaian tujuan. Aktivitas tersebut bisa
dikelompokkan kedalam tiga kelompok, yaitu:
1. Analisis strategi
2. Perencanaan strategi
3. Pemilihan strategi
Penyusunan strategi memerlukan tahapan – tahapan tertentu untuk dipenuhi,
Terdapat sedikitnya enam tahapan yang perlu diperhatikan dalam merumuskan
suatu strategi, antara lain (Triton PB, 2007 : 17 - 18):
1. Seleksi yang mendasar dan kritis terhadap permasalahan
4. Menyusun rencana penyumberdayaan
5. Mempertimbangkan keunggulan
6. Mempertimbangkan keberlanjutan
Dalam melakukan formulasi strategi, ada beberapa hal yang patut untuk
dipertimbangkan, diantaranya adalah:
1. Harus dipahami benar visi, misi, dan objektive perusahaan atau organisasi.
2. Hal kedua yang harus dipahami adalah tentang posisi perusahaan pada saat
ini.
3. Kemampuan untuk mengidentifikasikan faktor – faktor lingkungan
internal maupun eksternal yang sedang dihadapi saat ini.
4. Mencari alternatif solusi yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan
organisasi secara lebih efisien dimasa yang akan datang.
1.5.2.3.2 Implementasi Strategi
Langkah selanjutnya setelah melakukan formulasi strategi yaitu
implementasi strategi. Implementsi strategi adalah sebuah proses penerapan dari
formulasi strategi ke objek yang sebenarnya dilapangan. Thomas V Bonoma
mengemukakan ada empat hasil yang mungkin terjadi dari kombinasi antara
formulasi strategi dengan implementasi keempat hasil tersebut (Dirgantoro,
Gambar 1.2
Berbagai Kemungkinan dan implementasi Strategi
Keterangan Gambar:
1. SUCCESS
Apabila perusahaan mampu memformulasikan strategi dengan baik serta
mampu mengimplementasikan dengan baik pula, maka output-nya dinamakan
“Success”, dimana hasil inlah yang paling diinginkan oleh perusahaan.
2. ROULETTE
Merupakan suatu kondisi dimana formulasi strategi yang dilakukan kurang
baik atau cenderung buruk, akan tetapi dengan usaha dan penyasuaian disana –
sini perusahaan mampu untuk mengimplementasikannya dengaan baik.
3. TROUBLE
Adalah situasi dimana strategi menjadi kacau karena strategi yang telah
4. FAILURE
Situasi yang paling tidak diinginkan karena strategi yang telah diformulasikan
dengan buruk juga diimplementasikan secara kurang baik.
1.5.2.3.3 Evaluasi Strategi
Evaluasi adalah proses penilaian akan efektivitas strategi yang telah
diterapkan terhadap hasil yang diperoleh apakah sesuai dengan apa yang
diharapkan aatau tidak. Apabila dari hasil evaluasi menunjukkan bahwa formulasi
strategi dan implementasi strategi serta hasil yang diperoleh merupakan sebuah
tujuan yang ingin dicapai telah sesuai maka strategi yang telah dirumuskan akan
dilanjutkan. Namun, jika dalam hasil evaluasi dari kegiatan organisasi tidak
menunjukkan hasil yang baikatau tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh
organisasi maka organisasi akan meninjau kembali letak kesalahan dari strategi
tersebut apakah rumusan strategi yang bermasalah atau justru pada tahap
implementasi yang salah. Data yang diperoleh dari hasil evaluasi tersebut akan
digunakan sebagai analisis situasi program di masa mendatang.
Dengan demikian manajemen strategi ini menitikberatkan pada kegiatan
untuk memantau dan mengevaluasi peluang dan kendala lingkungan, disamping
memahami kekuatan dan kelemahan organisasi. Kegiatan formulasi, implementasi
dan evaluasi strategi merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena
antara satu dengan yang lainny memiliki keterikatan yang kuat untuk mewujudkan
1.5.3 Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threats) 1.5.3.1Pengertian Analisis SWOT
Menurut Thompson (2008 : 97) Analisis SWOT adalah simpel tetapi
merupakan alat bantu yang sangat kuat untuk memperbesar kapabilitas serta
mengetahui ketidakefisienan sumber daya perusahaan, kesempatan dari pasar dan
ancaman eksternal untuk masa depan agar lebih baik lagi.
Analisis SWOT adalah merupakan salah satu metode untuk
menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep
bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) yaitu Strengths, Weakness dan
faktor eksternal (luar) yaitu, Opportunity dan Threats. Analiasis SWOT terdiri
dari empat faktor, yaitu :
1. Strengths (kekuatan) merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam
organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis
merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau
konsep bisnis itu sendiri.
2. Weakness (kelemahan) merupakan kondisi kelemahan yang terdapat
dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang
dianaliasis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek
atau konsep bisnis itu sendiri.
3. Opportunity (peluang) merupakan kondisi peluang berkembang di masa
datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar
4. Threats (ancaman) merupakan kondisi yang mengancam dari luar.
Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu
sendiri.
1.5.3.2Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi
Salah satu pendekatan yang dapat dipergunakan sebagai instrumen dalam
pemilihan strategi dasar adalah melalui analisis SWOT Rangkuti (2006)
menjelaskan bahwa analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi organisasi. Analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang
(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(weakness) dan ancaman (threats).
Analisis SWOT digunakan untuk membandingkan faktor eksternal dan
faktor internal. Faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman, sedangkan
faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Dapat diperhatikan pada
gambar 1.3:
Gambar 1.3 Diagram Analisis SWOT
3. Mendukung strategi 1. Mendukung Strategi
4. Mendukung Strategi defensif 2. Mendukung strategi diversifikasi BERBAGAI PELUANG
KELEMAHAN INTERNAL
Kuadran I :
Ini merupakan situasi yang menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki
peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi
yang diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan
yang agresif.
Kuadran II :
Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki
kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara
strategi diversifikasi (produk/pasar).
Kuadran III :
Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak
menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi ini yaitu
meminimalkan masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut pasar yang
lebih baik (turn around).
Kuadran IV :
Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut
menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Fokus strategi yaitu
melakukan tindakan penyelamatan agar terlepas dari kerugian yang lebih besar
(defensive).
Dalam analisis SWOT, dilakukan perbandingan antara faktor-faktor
masing-masing faktor tersebut, kemudian dilakukan skoring. Berdasarkan hasil yang
diperoleh kemudian ditentukan fokus rekomendasi strategi.
1.5.3.3Matrik SWOT
Alat yang digunakan dalam menyusun faktor-faktor strategis perusahaan
adalah matriks SWOT. Matriks ini menggambarkan secara jelas bagaimana
peluang dan ancaman internal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan
dan kelemahan internal yang dimiliki. Matrik ini dapat menghasilkan empat set
kemungkinan alternatif strategis, seperti pada Tabel 1.1 berikut :
Tabel 1.1 Matrik SWOT
Strenght (S) Weaknes (W)
Opportunity (O) Strategi SO
Menciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang
Strategi WO
Menciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan
peluang
Threats (T) Strategi ST
Menciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk
mengatasi ancaman
Strategi (WT)
Menciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman
Sumber : Freddy Rangkuti, 2006
Berdasarkan Matriks SWOT diatas maka didapatkan 4 langkah strategi yaitu
1. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya. Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan
untuk memanfaatkan peluang eksternal.
2. Strategi ST
Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi
ancaman. Strategi ST menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk
menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.
3. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WO bertujuan untuk
memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal.
4. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman. Strategi WT bertujuan
untuk mengurangi kelemahan internal dengan menghindari ancaman eksternal.
1.5.4 Pendapatan Asli Daerah
1.5.4.1Pengertian Pendapatan Asli Daerah
Menurut Insukindro (Pramudji, 1994 : 1) dalam kaitannya dengan
pemberian otonomi kepada daerah dalam merencanakan, menggali, mengelola
Daerah dapat dipandang sebagai salah satu indikator atau kriteria untuk
mengurangi ketergantungan suatu daerah kepada pusat.
Pendapatan Asli Daerah (Nasution, 2003 : 79) merupakan pendapatan
yang diusahakan atau dicari setiap Pemerintah Daerah dengan mengacu kepada
ketentuan yang mengatur tentang penggalian sumber-sumber keuangan daerah
tersebut. Jadi dalam hal ini daerah diberi kepercayaan untuk mengelola sumber
pendapatannya, yang selanjutnya dengan inisiatif sendiri dapat mengusahakan
sumber pendapatannya sepanjang tidak menyimpang dari kebijaksanaan
pengaturan keuangan negara dan azas negara kesatuan.
Menurut Penjelasan Undang-Undang No. 33 tahun 2004 yaitu Penjelasan
Umum disebutkan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan Pendapatan
Daerah yang bersumber dari hasil Pajak Daerah, hasil Retribusi Daerah, hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada Daerah
dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai
perwujudan asas Desentralisasi.
Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah
menunjukkan kemampuan suatu daerah menghimpun sumber-sumber dana dan
memanfaatkan potensi-potensi sumber keuangan daerahnya untuk membiayai
tugas dan tanggungjawabnya.
1.5.4.2 Sumber – Sumber Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan daerah merupakan salah satu sumber keuangan daerah yang
sumber keuangan lainnya di dalam suatu daerah, karena dengan sumber keuangan
tersebut, daerah dapat leluasa dan berkesempatan yang lebih besar dalam
memperoleh pendapatan sesuai kewenangan yang dimilikinya dengan
mewujudkan beragam kreativitas dan upaya yang maksimal. Di dalam otonomi
daerah ini, pendapatan asli darah merupakan bagian yang paling mendasar dan
sangat penting dalam mewujudkan pemerintahan yang maju dan mandiri.
Adapun sumber – sumber pendapatan asli daerah menurut Undang –
Undang RI NO. 33 tahun 2004 yaitu:
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu pendapatan yang diperolah daerah
dan dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan
perundang – undangan meliputi:
a) Pajak Daerah
b) Retribusi Daerah
c) Hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan
d) Lain – lain PAD yang sah
2. Dana perimbangan yaitu danayang bersumber dari pendapatan APBN
yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam
rangka pelaksanaandesentralisasi.
3. Lain – lain pendapatan daerah yang sah
Sumber pendapatan daerah yang kedua yaitu pembiayaan yang bersumber
dari:
c) Dana cadangan daerah
d) Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
1.5.4.3Retribusi Daerah
Sebagaimana halnya dengan pajak daerah, retribusi daerah juga
merupakan salah satu komponen Pendapatan Asli Daerah yang diharapkan dapat
menjadi salah satu sumber pembiayaan yang berarti bagi penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan daerah, untuk meningkatkan dan meratakan
kesejahteraan masyarakat. Menurut Yani (2002 : 55) Retribusi Daerah merupakan
pungutan daerah, sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang
khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan
orang pribadi atau Badan.
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah, Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi,
adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus disediakan dan / atau diberikan oleh Pemerintah Daerah
untuk kepentingan orang pribadi atau Badan. Adapun yang menjadi objek dan
golongan retribusi menurut UU No.28 Tahun 2009 adalah sebagai berikut :
1. Jasa umum ; digolongkan Retribusi Jasa Umum, adalah pelayanan yang
disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan
kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan,
Jenis-jenisnya adalah :
a) Retribusi Pelayanan Kesehatan;
c) Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta
Catatan Sipil;
d) Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat;
e) Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;
f) Retribusi Pelayanan Pasar;
g) Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
h) Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran;
i) Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta;
j) Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus;
k) Retribusi Pengolahan Limbah Cair;
l) Retribusi Pelayanan Tera/ Tera Ulang;
m)Retribusi Pelayanan Pendidikan; dan
n) Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.
2. Jasa Usaha ; digolongkan Retribusi Jasa Usaha, adalah pelayanan yang
disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial yang
meliputi :
a) Pelayanan dengan menggunakan / memanfaatkan kekayaan Daerah yang
belum dimanfaatkan secara optimal; dan / atau
b) Pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum disediakan secara
memadai oleh pihak swasta. Jenis-jenisnya adalah :
1) Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah ;
4) Retribusi Terminal;
5) Retribusi Tempat Khusus Parkir ;
6) Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/ Villa;
7) Retribusi Rumah Potong Hewan;
8) Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan;
9) Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga;
10) Retribusi Penyeberangan di Air; dan
11) Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.
3. Perizinan Tertentu ; digolongkan Retribusi Perizinan Tertentu, adalah
pelayanan perizinan tertentu oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau
Badan yang dimaksudkan untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan
pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana,
atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga
kelestarian lingkungan. Jenis-jenisnya adalah :
a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan ;
b. Retribusi Izin Tempat Penjualan MinumanBeralkohol ;
c. Retribusi Izin Gangguan;
d. Retribusi Izin Trayek; dan
e. Retribusi Izin Usaha Perikanan.
1.5.5 Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
1.5.5.1Pengertian Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
Izin mendirikan bangunan atau lebih sering disebut IMB adalah izin yang
apabila rencana bangunan dinilai telah sesuai dengan ketentuan yang meliputi
sapek pertanahan, sapek plonologis (perencanaan), aspek teknis, aspek kesehatan,
aspek kenyamanan dan aspek lingkungan. Umumnya, IMB ditunjukan untuk 2
jenis bangunan (Dwi, 2008 : 11):
1. Bangunan Rumah Tinggi adalah bangunan yang digunakan untuk tempat
tinggal bagi keluarga (single family). Jenis bangunan rumah tinggal ini
harus terletak diatas peruntukan wisma (Wisma besar/WBS, wisma flat
/WFI, wisma tanam/ WTM wisma sedang/WSD, wima kecil/WKC.
2. Bangunan Non Rumah Tinggal (NRT) adalah semua jenis bangunan
umum dengan penggunaan tertentu, seperti hunian (apartemen,
kondominium, rumah susun, hotel). Perdangangan (took/pertikoan,
restoran, bioskop, pasar), kantor tunggal/ perkantoran, industri
pergudangan, sekolah, rumah sakit, rumah ibadah (masjid, gereja, vihara),
gedung pertemuan, terminal, stasiun kereta api, bandara dan sebagainya.
Dengan nama retribusi Izin mendirikan bangunan dipungut retribusi atas
pemberian izin mendirikan bangunan. Pemberian izin yang dimaksud meliputi
kegiatan peninjauan design dan pemantauan pelaksanaan pembangunannya agar
tetap sesuai dengan rencana tat ruang dengan memperhatikan Koefisien Dasar
Bangunan, koefisien luas bangunan, koefisien ketinggian bangunan, dan
pengawasan penggunaan bangunan yang meliputi pemeriksaan dalam rangka
memenuhi syarat keselamatan mencukupi bangunan tersebut.Retribusi izin
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis bangunan, luas lantai
bangunan, jumlah tingkat bangunan, lokasi bangunan, rencana penggunaan
bangunan dan konstruksi bangunan.(
http://www.dairikab.go.id/skpd/27/dinas-cipta-karya---tata-ruang.html)
1.5.5.2 Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dalam Mengisi Pendapatan Asli Daerah
Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004, pasal 6 telah
disebutkan bahwa pendapatan asli daerah dapat digali melalui 4 jenis pendapatan,
diantaranya adalah pendapatan dari hasil retribusi daerah. Seperti yang telah
disebutkan dalam peraturan pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang retribusi
daerah, salah satu bagian dari jenis retribusi izin tertentu adalah retribusi izin
mendirikan bangunan.
Izin mendirikan bangunan adalah izin yang diberikan oleh pemerintah
daerah kepada orang pribadi atau badan untuk mendirikan bangunan yang
dimaksudkan agar desain pelaksanaan pembangunan dan bangunan sesuai dengan
Nilai Dasar Bangunan (NDB), Nilai Luar Bangunan (NLB), Ketinggian Bangunan
(KB) yang ditetapkan sesuai dengan syarat-syarat keselamatan bagi yang
menempati bangunan tersebut, orang lain dan lingkungan.Sedangkan yang
dimaksud dengan retribusi izin mendirkan bangunan adalah pembayaran atas
pemberian izin bangunan oleh pemerintah daerah kepada orang pribadi atau
bandan termasuk bangunan. (Panca, 2004 : 170)
Dari pengetian diatas pendapatan yang bersumber dari izin mendirikan
terhadap pendapatan asli daerah. Apabila iuran retribusi izin merndirikan
bangunan yang dikelola oleh dinas Tata Ruang dan Pemukiman besar jumlahnya
maka besar pula penerimaan pendapatan asli daerah.
Dalam rangka upaya peningkatan PAD, khususnya dari segi retribusi izin
mendirikan bangunan, seharusnya ada upaya yang sinergi pengelolaan sistem
yang terpadu antara elemen yang terkait. Hal ini perlu dilakukan dalam rangka
meningkatkan pelayanan, pengawasan, pengendalian dan penertiban terhadap
pemberian izin mendirikan bangunan, sehingga dapat mewujudkan daerah yang
tertib dan unggul. Dan untuk mewujudkan itu perlu adanya Standar Operasional
Prosedur yang jelas antara mekanisme perizinan, pemungutan, maupun
pengawasannya, serta penerapan sanksi hukum bagi objek yang tidak
melaksanakan kewajibannya.
1.6. Definisi Konsep
Konsep adalah istilah atau definisi yang digunakan untuk menggambarkan
fenomena yang dirumuskan berdasarkan generasi dari sejumlah kejadian, keadaan
kelompok, atau individu yang menajadi pusat penelitian (Singarimbun, 1995 : 31).
Maka dalam hal ini penulis mengemukakan definisi dari konsep yang
dipergunakan yaitu:
1. Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang
berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu
cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
melaksanakannya, yang dibuat oleh manajemen puncak dan
diimplementasikan oleh seluruh jajaran didalam suatu organisasi, untuk
mencapai tujuannya.
3. Formulasi Strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk
manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari
kekuatan dan kelemahan organisasi.
4. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi organisasi. Analisis ini didasarkan pada logika yang
dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan
ancaman (threats).
5. Pendapatan Asli Daerah dapat di artikan sebagai pendapatan yang benar
benar di terima oleh Daerah dan merupakan modal Pemerintah Daerah
dalam memenuhi pembangunan belanja negara.
6. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan adalah pungutan terhadap izin yang
diberikan untuk melakukan kegiatan pembangunan gedung yang dapat
diterbitkan apabila rencana bangunan dinilai telah sesuai dengan ketentuan
yang meliputi aspek pertanahan, aspek plonologis (perencanaan), aspek
1.7. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, Manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesis, definisi
konsep, definisi operasional, dan sistematika penulisan BAB II : METODE PENELITIAN
Bab ini membuat penelitian, lokasi penelitian, informsi
penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.
BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini tentang gambaran atau karakteristik lokasi
penelitian berupa sejarah singkat, visi dan misi serta struktur
organisasi.
BAB IV : PENYAJIAN DATA
Bab ini membuat penyajian data yang dilakukan
dengan menguraikan hasil penelitian yang diperoleh dari
lapangan dan menganalisanya berdasarkan metode yang
digunakan.
BAB V : ANALISA DATA
Bab ini membuat pembahasan atau interprestasi dari data-data
BAB VI : PENUTUP
Bab ini membuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian
yang dilakukan dan saran-saran yang dianggab penting bagi
pihak yang membutuhkan.
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Bentuk Penelitian
Menurut Moleong (2006: 34) agar mencapai tujuan penelitian maka
dipergunakan satu metode. Maka dari itu, agar penulis dapat mencapai tujuan itu
maka metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Dengan demikian, penelitian ini akan
menggambarkan fakta – fakta tentang masalah yang di teliti dan diiringi dengan
interpretasi yang rasional dan akurat.
2.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Dairi di Jl. Ahmad Yani No 30 Sidikalang
2.3 Informan Penelitian
Hendarso dalam Usman (2009:56) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif
tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian yang
dilakukan sehingga subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian
ditentukan secara sengaja. Dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan
informan yang terdiri dari:
1. Informan Kunci
Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Dairi
3. Informan Tambahan
Masyarakat yang mengurus IMB
Masyarakat yang tidak mengurus IMB
2.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Teknik pengumpulan Data Primer
Teknik pengumpulan Data primer adalah pengumpulan data yang dilakukan
secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan
dengan instrumen sebagai berikut:
a. Wawancara Mendalam, yaitu dengan cara memberikan pertanyaan –
pertanyaan secara langsung dan terbuka kepada informan atau sejumlah
pihak yang terkait dan berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk
memperoleh data yang lengkap dan mendalam.
b. Observasi atau pengamatan, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara
mengamati secara langsung terhadap objek penelitian kemudian mencatat
gejala – gejala yang ditemukan di lapangan untuk melengkapi data – data
yang diperlukan sebagai acuan yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian.
2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Teknik pengumpulan data sekunder adalah teknik pengumpulan data yang
mendukung data primer. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan
instrumen sebagai berikut :
a. studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang di peroleh dari buku
– buku, karya ilmiah, pendapat para ahli yang memiliki relevansi
dengan masalah yang di teliti ataupun .
b. Studi Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang di peroleh dengan
menggunakan catatan – catatan atau dalam bentuk dokumen yang ada
di lokasi penelitian serta sumber – sumber lain yang relevan dengan
objek penelitian. Data yang dimaksud bisa merupakan undang –
undang, peraturan, hasil studi/riset, pernyataan, teori yang relevan,
serta bahn lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
2.5 Teknik Analisis Data
Sesuai dengan metode penelitian, analisis data yang digunakan oleh
penulis dalam penelitian ini adalah Analisis SWOT. SWOT adalah perangkat
umum yang di desain dan digunakan sebagai langkah awal dalam proses
pembuatan keputusan dan sebagai perencanaan strategis dalam berbagai terapan,
termasuk permasalahan yang dihadapi. Jadi, Analisa SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Analisa ini
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan
peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahn