• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran Kadar Air Tanah Volumetrik (VWC) dilakukan dengan menggunakan alat TDR300

Soil Moisture Meter (Fieldscout). TDR (Time Domain Reflectometry) adalah teknologi yang

dapat menentukan kadar air volumetrik di tanah dengan cepat dan akurat. Unit standar yang digunakan adalah VWC yaitu Volumetric Water Content. Nilai pengukuran tersebut adalah dalam % VWC. Pengukuran kadar air tanah volumetrik dilakukan setiap dasarian di Stasiun Klimatologi Palembang.

1. Analisis Kadar Air Tanah Volumetrik Dasarian I Maret 2019

Gambar 15. Analisis Kadar Air Tanah Volumetrik Dasarian I Maret 2019

Pengukuran sampel kelembapan tanah pada dasarian I Bulan Maret 2019 dilakukan tanggal 11 Maret 2019 pada 9 titik di taman alat Stasiun Klimatologi Palembang. Kadar air tanah volumetrik maksimum tercatat 63.0 % VWC, kadar air tanah volumetrik minimum adalah 37.5 % VWC, sedangkan rata-rata kadar air tanah volumetrik sebesar 49.8 % VWC. Jenis tanah yang ada di Stasiun Klimatologi Palembang adalah tanah lempung liat. Menurut ICT International, tanah berada pada kapasitas lapang apabila hasil pengukuran tensiometer bernilai antara -33 sampai -1. Nilai kadar air tanah volumetrik ratarata 49.8 % dan nilai tensiometer pada dasarian I Maret 2019 sebesar -5.7 kPa atau --5.7 centibars menunjukkan ketersediaan air tanah masih berada pada kapasitas lapang.

2. Analisis Kadar Air Tanah Volumetrik Dasarian II Maret 2019

37 Buletin BMKG Edisi April 2019

Pengukuran sampel kelembapan tanah pada dasarian II Bulan Maret 2019 dilakukan tanggal 20 Maret 2019 pada 9 titik di taman alat Stasiun Klimatologi Palembang. Kadar air tanah volumetrik maksimum tercatat 68.4 % VWC, kadar air tanah volumetrik minimum adalah 42.9 % VWC, sedangkan rata-rata kadar air tanah volumetrik sebesar 52.2 % VWC. Jenis tanah yang ada di Stasiun Klimatologi Palembang adalah tanah lempung liat. Menurut ICT International, tanah berada pada kapasitas lapangnya apabila hasil pengukuran tensiometer bernilai diantara -33 sampai dengan -1. Nilai kadar air tanah volumetrik rata-rata yang bernilai 52.2 % dan nilai tensiometer pada dasarian II Maret 2019 yang bernilai -3.1 kPa yang sama dengan -3.1 centibars menunjukkan kadar air tanah masih berada pada kapasitas lapang.

3. Analisis Kadar Air Tanah Volumetrik Dasarian III Maret 2019

Gambar 17. Analisis Kadar Air Tanah Volumetrik Dasarian III Maret 2019

Pengukuran sampel kelembapan tanah pada dasarian III Bulan Maret 2019 dilakukan pada tanggal 31 Maret 2019 pada 9 titik di taman alat Stasiun Klimatologi Palembang. Kadar air tanah volumetrik maksimum tercatat 70.9 % VWC, kadar air tanah volumetrik minimum adalah 48.3 % VWC, sedangkan rata-rata kadar air tanah volumetrik sebesar 57.7 % VWC. Jenis tanah yang ada di Stasiun Klimatologi Palembang adalah tanah lempung liat. Menurut ICT International, tanah berada pada kapasitas lapangnya apabila hasil pengukuran tensiometer bernilai diantara -33 sampai dengan -1. Nilai kadar air tanah volumetrik rata-rata yang bernilai 57.7 % dan nilai tensiometer pada dasarian III Maret 2019 yang bernilai -4.8 kPa yang sama dengan -4.8 centibars menunjukkan bahwa kadar air tanah masih berada pada kapasitas lapangnya.

38 Buletin BMKG Edisi April 2019

Hasil monitoring hari tanpa hujan berturut-turut berdasarkan data curah hujan yang diterima dari Stasiun/Pos hujan kerjasama di wilayah Sumatera Selatan sampai dengan tanggal 10 April 2019 disajikan sebagai berikut:

Gambar 18. Monitoring Hari Tanpa Hujan Pemutakhiran 10 April 2019 Tabel 16. Monitoring Hari Tanpa Hujan Pemutakhiran 10 April 2019

KRITERIA KABUPATEN /

KOTA DAERAH

Masih Ada Hujan

Palembang Sako, Sukarame

Banyuasin Sembawa, Muara Padang

Musi Banyuasin Babat Toman, Sungai Lilin, Bayung Lencir, Tungkal Jaya

Musi Rawas Tugumulyo

Lahat Merapi Selatan, Merapi Barat, Tanjung Tebat Empat Lawang Pasma Air Keruh

Pagar Alam Pagar Alam Selatan

Muara Enim Ujan Mas, Semendo Darat Laut, Rambang

39 Buletin BMKG Edisi April 2019 Masih Ada

Hujan

Prabumulih Cambai

Ogan Ilir Indralaya

OKI Kayu Agung, Lempuing

OKU Lubuk Batang

OKU Timur Belitang, Buay Madang

OKU Selatan Kisam Ilir, Buay Rawan, Simpang

Sangat Pendek (1 – 5 hari)

Palembang Kertapati Banyuasin Tanjung Lago

Musi Banyuasin Sekayu, Keluang, Batanghari Leko, Lawang Wetan Musi Rawas

Utara Karang Dapo

Musi Rawas Tugumulyo, Purwodadi, Muara Kelingi Empat Lawang Pendopo, Talang Padang

Lahat Pulau Pinang

Muara Enim Muara Enim, Lembak, Gunung Megang, Lubai Ogan Ilir Sungai Pinang, Pemulutan

OKI Kayu Agung, Tulung Selapan, Pampangan, Jejawi

OKU Baturaja Timur

Pendek (6 – 10 hari) Menengah (11 – 20 hari) Panjang (21 – 30 hari) Sangat Panjang (31 – 60 hari) Ekstrim (>60 hari)

40 Buletin BMKG Edisi April 2019

PEMANTAUAN FDRS (FIRE DANGER RATING SYSTEM) DI KOTA PALEMBANG BULAN MARET 2019

Indeks bahan bakar halus (FFMC) merupakan suatu indikator mudah-tidaknya serasah (sampah hutan) terbakar dan bahan bakar lainnya yang diintegrasikan/dihubungkan dengan pengaruh cuaca pada beberapa hari sebelumnya. Kode ini dipengaruhi oleh 4 unsur cuaca, yaitu: curah hujan, suhu, kelembaban relatif dan kecepatan angin.

Grafik indeks bahan bakar halus (FFMC) di Stasiun Klimatologi Palembang pada 1 Januari sampai dengan 31 Maret 2019 menunjukkan persentase indeks FFMC berada pada tingkat Rendah 4.4 %, tingkat Sedang 52.2 %, tingkat Tinggi 40.0 %, dan tingkat Ekstrim 3.3 %. Sedangkan untuk bulan Maret 2019, indeks FFMC pada tingkat Rendah sebesar 6.5 %, tingkat Sedang 58.1 %, dan pada tingkat Tinggi 35.5 %.

Indeks FFMC bulan Mei 2019 pada umumnya diperkirakan berada pada tingkat Sedang hingga Tinggi.

Indeks kekeringan (DC) merupakan peringkat rata-rata kadar air dari bahan organik di bawah permukaan. Kode ini merupakan suatu indikator yang sangat berguna dalam penggunaan bahan bakar di hutan pada musim kering, termasuk jumlah kejadian asap pada lapisan bawah dan merupakan indikator terjadinya kabut asap. Kode ini dipengaruhi oleh 2 unsur cuaca, yaitu: curah hujan dan suhu.

Grafik indeks kekeringan (DC) di Stasiun Klimatologi Palembang menunjukkan bahwa kejadian indeks kekeringan dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Maret 2019 tercatat 100 % pada level Rendah.

Indeks DC bulan Mei 2019 pada umumnya diperkirakan berada pada level Rendah.

Indeks cuaca kebakaran (FWI) merupakan angka peringkat intensitas kebakaran, yang dapat digunakan sebagai angka indeks secara umum dari sistem peringkat bahaya kebakaran. Grafik indeks cuaca kebakaran (FWI) di Stasiun Klimatologi Palembang dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Maret 2019 menunjukkan bahwa persentase indeks FWI pada level Rendah sebesar 81.1 % dan pada level Sedang sebesar 18.9 %. Sedangkan untuk bulan Maret 2019, indeks FWI tercatat pada level Rendah sebesar 93.5 % dan pada level Sedang sebesar 6.5 %.

Indeks FWI bulan Mei pada umumnya diperkirakan berada pada kisaran Rendah.

VII. EVALUASI TINGKAT BAHAYA KEBAKARAN

41 Buletin BMKG Edisi April 2019

Grafik indeks bahan bakar halus, indeks kekeringan dan indeks cuaca kebakaran Kota Palembang periode 1 Januari sampai dengan 31 Maret 2019 tersaji pada gambar berikut:

42 Buletin BMKG Edisi April 2019

Grafik indeks bahan bakar halus, indeks kekeringan dan indeks cuaca kebakaran Kota Palembang periode bulan Maret 2019 tersaji pada gambar berikut:

43 Buletin BMKG Edisi April 2019

Dokumen terkait