• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran Kadar Air Tanah Volumetrik (VWC) dilakukan dengan menggunakan alat TDR300 Soil Moisture Meter (Fieldscout). TDR (Time Domain Reflectometry) adalah teknologi yang dapat menentukan kadar air volumetrik di tanah dengan cepat dan akurat. Unit standar yang digunakan adalah VWC yaitu Volumetric Water Content. Nilai pengukuran tersebut adalah dalam % VWC. Pengukuran kadar air tanah volumetrik dilakukan setiap dasarian di Stasiun Klimatologi Palembang.

1. Analisis Kadar Air Tanah Volumetrik Dasarian I Juni 2019

Gambar 15. Analisis Kadar Air Tanah Volumetrik Dasarian I Juni 2019

Pengukuran sampel kelembapan tanah pada dasarian I Bulan Juni 2019 dilakukan tanggal 9 Juni 2019 pada 9 titik di taman alat Stasiun Klimatologi Palembang. Kadar air tanah volumetrik maksimum tercatat 54.2% VWC, kadar air tanah volumetrik minimum adalah 27.2% VWC, sedangkan rata-rata kadar air tanah volumetrik sebesar 43.9% VWC. Jenis tanah yang ada di Stasiun Klimatologi Palembang adalah tanah lempung liat. Menurut ICT International, tanah berada pada kapasitas lapang apabila hasil pengukuran tensiometer bernilai antara -33 sampai -1. Nilai kadar air tanah volumetrik rata-rata 43.9% dan nilai tensiometer pada dasarian I Juni 2019 sebesar -0.9 kPa atau -0.9 centibars menunjukkan ketersediaan air tanah masih berada pada kapasitas lapang.

2. Analisis Kadar Air Tanah Volumetrik Dasarian II Juni 2019

38 Buletin BMKG Edisi Juli 2019

Pengukuran sampel kelembapan tanah pada dasarian II Bulan Juni 2019 dilakukan tanggal 19 Juni 2019 pada 9 titik di taman alat Stasiun Klimatologi Palembang. Kadar air tanah volumetrik maksimum tercatat 62.5% VWC, kadar air tanah volumetrik minimum adalah 40.5% VWC, sedangkan rata-rata kadar air tanah volumetrik sebesar 50.9% VWC. Jenis tanah yang ada di Stasiun Klimatologi Palembang adalah tanah lempung liat. Menurut ICT International, tanah berada pada kapasitas lapangnya apabila hasil pengukuran tensiometer bernilai diantara -33 sampai dengan -1. Nilai kadar air tanah volumetrik rata-rata yang bernilai 50.9% dan nilai tensiometer pada dasarian II Juni 2019 yang bernilai -13.7 kPa yang sama dengan -13.7 centibars menunjukkan kadar air tanah masih berada pada kapasitas lapang.

3. Analisis Kadar Air Tanah Volumetrik Dasarian III Juni 2019

Gambar 17. Analisis Kadar Air Tanah Volumetrik Dasarian III Juni 2019

Pengukuran sampel kelembapan tanah pada dasarian III Bulan Juni 2019 dilakukan pada tanggal 30 Juni 2019 pada 9 titik di taman alat Stasiun Klimatologi Palembang. Kadar air tanah volumetrik maksimum tercatat 50.8% VWC, kadar air tanah volumetrik minimum adalah 22.3% VWC, sedangkan rata-rata kadar air tanah volumetrik sebesar 37.1% VWC. Jenis tanah yang ada di Stasiun Klimatologi Palembang adalah tanah lempung liat. Menurut ICT International, tanah berada pada kapasitas lapangnya apabila hasil pengukuran tensiometer bernilai diantara -33 sampai dengan -1. Nilai kadar air tanah volumetrik rata-rata yang bernilai 37.1% dan nilai tensiometer pada dasarian III Juni 2019 yang bernilai -17.6 kPa yang sama dengan -17.6 centibars menunjukkan bahwa kadar air tanah masih berada pada kapasitas lapangnya.

39 Buletin BMKG Edisi Juli 2019

Hasil monitoring hari tanpa hujan berturut-turut berdasarkan data curah hujan yang diterima dari Stasiun/Pos hujan kerjasama di wilayah Sumatera Selatan sampai dengan tanggal 10 Juli 2019 disajikan sebagai berikut:

Gambar 18. Monitoring Hari Tanpa Hujan Pemutakhiran 10 Juli 2019 Tabel 16. Monitoring Hari Tanpa Hujan Pemutakhiran 10 Juli 2019

KRITERIA KABUPATEN /

KOTA DAERAH

Masih Ada Hujan

Musi Rawas Srikaton

Lahat Lahat, Jarai, Muara Payang

Sangat Pendek (1 – 5 hari)

Palembang Sako, Sukarame, Plaju

Banyuasin Talang Kelapa, Muara Padang

Musi Banyuasin

Babat Toman, Sekayu, Sungai Lilin, Bayung Lencir, Plakat Tinggi, Keluang, Sungai Keruh, Lais, Sanga Desa, Batanghari Leko, Lalan, Babat Supat, Tungkal Jaya, Lawang Wetan

40 Buletin BMKG Edisi Juli 2019 KRITERIA KABUPATEN /

KOTA DAERAH

Sangat Pendek (1 – 5 hari)

Musi Rawas Purwodadi, Muara Kelingi

Empat Lawang Pendopo, Pasma Air Keruh, Talang Padang Lahat Pulau Pinang, Kikim Barat

Muara Enim Lembak, Gunung Megang, Rambang Dangku, Ujan Mas, Rambang, Lubai

Ogan Ilir Indralaya, Sungai Pinang, Pemulutan

OKI Kayu Agung, SP. Padang, Pampangan, Jejawi OKU Baturaja Timur, Semidang Aji, Lubuk Batang OKU Timur Belitang, Buay Madang

OKU Selatan Kisam Ilir, Buay Rawan, Muara Dua

Pendek

(6 – 10 hari) Banyuasin Sembawa Menengah

(11 – 20 hari)

Prabumulih Cambai

OKI Lempuing, Tulung Selapan

Panjang (21 – 30 hari) Sangat Panjang (31 – 60 hari) Ekstrim (>60 hari)

41 Buletin BMKG Edisi Juli 2019

PEMANTAUAN FDRS (FIRE DANGER RATING SYSTEM) DI KOTA PALEMBANG BULAN JUNI 2019

Indeks bahan bakar halus (FFMC) merupakan suatu indikator mudah-tidaknya serasah (sampah hutan) terbakar dan bahan bakar lainnya yang diintegrasikan/dihubungkan dengan pengaruh cuaca pada beberapa hari sebelumnya. Kode ini dipengaruhi oleh 4 unsur cuaca, yaitu: curah hujan, suhu, kelembaban relatif dan kecepatan angin.

Grafik indeks bahan bakar halus (FFMC) di Stasiun Klimatologi Palembang pada 1 Januari sampai dengan 30 Juni 2019 menunjukkan persentase indeks FFMC berada pada level Rendah 5.5%, level Sedang 44.2%, level Tinggi 42.0%, dan level Ekstrim 8.3%. Sedangkan untuk bulan Juni 2019, indeks FFMC pada level Rendah sebesar 6.7%, level Sedang 23.3%, level Tinggi 46.7%, dan pada level Ekstrim 23.3%.

Indeks FFMC bulan Agustus 2019 pada umumnya diperkirakan berada pada level Ekstrim.

Indeks kekeringan (DC) merupakan peringkat rata-rata kadar air dari bahan organik di bawah permukaan. Kode ini merupakan suatu indikator yang sangat berguna dalam penggunaan bahan bakar di hutan pada musim kering, termasuk jumlah kejadian asap pada lapisan bawah dan merupakan indikator terjadinya kabut asap. Kode ini dipengaruhi oleh 2 unsur cuaca, yaitu: curah hujan dan suhu.

Grafik indeks kekeringan (DC) di Stasiun Klimatologi Palembang menunjukkan bahwa kejadian indeks kekeringan dari tanggal 1 Januari sampai dengan 30 Juni 2019 tercatat 100% pada level Rendah.

Indeks DC bulan Agustus 2019 pada umumnya diperkirakan berada pada level Rendah.

Indeks cuaca kebakaran (FWI) merupakan angka peringkat intensitas kebakaran, yang dapat digunakan sebagai angka indeks secara umum dari sistem peringkat bahaya kebakaran. Grafik indeks cuaca kebakaran (FWI) di Stasiun Klimatologi Palembang dari tanggal 1 Januari sampai dengan 30 Juni 2019 menunjukkan bahwa persentase indeks FWI pada level Rendah sebesar 77.9% dan pada level Sedang sebesar 22.1%. Sedangkan untuk bulan Juni 2019, indeks FWI tercatat pada level Rendah sebesar 56.7% dan pada level Sedang sebesar 43.3%.

Indeks FWI bulan Agustus pada umumnya diperkirakan berada pada tingkat Sedang.

VII. EVALUASI TINGKAT BAHAYA KEBAKARAN

42 Buletin BMKG Edisi Juli 2019

Grafik indeks bahan bakar halus, indeks kekeringan dan indeks cuaca kebakaran Kota Palembang periode 1 Januari sampai dengan 30 Juni 2019 tersaji pada gambar berikut:

43 Buletin BMKG Edisi Juli 2019

Grafik indeks bahan bakar halus, indeks kekeringan dan indeks cuaca kebakaran Kota Palembang periode bulan Juni 2019 tersaji pada gambar berikut:

44 Buletin BMKG Edisi Juli 2019

Dokumen terkait