• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengamatan karakter agronomi terdiri atas karakter kualitatif dan karakter kuantitatif. Pengamatan dilakukan pada seluruh tanaman dari setiap genotipe pada masing-masing unit percobaan. Pelaksanaan pengamatan karakter agronomi

mengikuti Panduan Pengujian Individual ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.)

(PVT 2007).

Karakter yang diamati sebagai berikut:

A. Pengamatan karakter kualitatif meliputi;

a) Pengamatan batang dilakukan saat tanaman berumur 6 bulan:

- Tipe tanaman: tidak bercabang atau bercabang,

Tipe tanaman ini diamati pada semua tanaman dalam unit percobaan. - Warna batang muda: hijau muda, hijau, hijau abu-abu, coklat, coklat

kemerahan atau abu-abu,

Warna batang muda diamati menggunakan Munsel Color Chart yaitu

dengan mengamati batang bagian atas yang dekat dengan pucuk.

- Warna batang tua: hijau, hijau abu-abu, hijau gelap, coklat kekuningan, coklat kemerahan atau abu-abu,

Warna batang tua diamati menggunakan Munsel Color Chart yaitu

dengan mengamati batang bagian bawah. - Bentuk batang: bulat atau bersegi,

b) Pengamatan daun dilakukan pada saat tanaman berumur 4 bulan:

- Bentuk daun: bulat, perisai, jorong, memanjang atau lanset ij j i ij Y =

μ

+

τ

+

β

+

ε

Dimana: i = 1, 2, …, 8 dan j =1, 2,3

Yij = Pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j

μ = Rataan umum

τi = Pengaruh perlakuan ke-i

βj = Pengaruh kelompok ke-j

- Bentuk ujung daun: runcing atau tumpul - Tipe tulang daun:menyirip atau menjari - Bulu pada daun muda:tidak ada atau ada

Bulu pada daun muda diamati pada daun yang berada di bagian pucuk yang belum terbuka sempurna.

- Warna daun muda: hijau kekuningan, hijau muda, hijau, hijau keunguan, ungu muda, ungu atau coklat,

Warna daun muda diamati pada daun ke-2 dibagian pucuk yang belum membuka sempurna.

- Warna daun tua: hijau kekuningan, hijau atau hijau tua,

Warna daun tua diamati pada daun ke-15 yang berada pada batang bagian bawah.

Pengamatan warna daun dilakukan dengan menggunakan Munsel Color

Chart.

- Tekstur daunmuda: licin, kasap atau berbulu

Tekstur daun muda diamati pada daun ke-2 pada bagian pucuk yang belum membuka sempurna.

- Tekstur dauntua: licin, kasap atau berbulu

Tekstur daun muda diamati pada daun ke-15 yang berada pada batang bagian bawah.

Tekstur daun diamati pada bagian permukaan atas dan pada bagian permukaan bawah daun.

c) Pengamatan bunga dilakukan pada saat bunga mulai mekar dengan

menggunakan Munsel Color Chart:

- Warna kepala sari

- Warna kepala putik

d) Pengamatan buah:

- Warna buah muda

- Warna buah masak

Warna buah masak diamati pada saat buah telah masak dan siap panen.

Warna buah diamati dengan menggunakan Munsel Color Chart.

- Bentuk buah: agak elips atau bulat

Bentuk buah diamati pada saat buah telah masak.

e) Pengamatan biji dilakukan pada saat panen:

- Warna biji: coklat atau hitam - Bentuk biji : agak elips atau bulat

B. Pengamatan karakter kuantitatif meliputi;

a) Pengamatan batang:

Pengamatan pada karakter sudut cabang primer, diameter pangkal batang dan panjang ruas dilakukan pada saat tanaman berumur 6 bulan. Karakter jumlah cabang primer, jumlah cabang sekunder dan jumlah cabang produktif dihitung pada saat tanaman berumur 12 bulan.

- Sudut cabang primer

Sudut cabang primer diukur dengan menggunakan penggaris busur. Dilakukan dengan cara mengukur sudut cabang primer terhadap batang utama.

- Diameter pangkal batang

Diameter pangkal batang diamati dengan mengukur bagian pangkal batang 5 cm di atas permukaan tanah menggunakan jangka sorong. - Panjang ruas

Panjang ruas diamati dengan mengukur jarak antara ruas batang. - Tinggi tanaman pada saat muncul bunga pertama

Tinggi tanaman diukur pada saat muncul bunga pertama. - Jumlah cabang primer

- Jumlah cabang sekunder

- Jumlah cabang produktif

Jumlah cabang produktif diamati dengan menghitung jumlah cabang yang menghasilkan buah.

b) Pengamatan daun:

Pengamatan daun pada karakter panjang tangkai daun, panjang daun dan

lebar daun dilakukan pada saat tanaman berumur5 bulan sebanyak 5 daun

pada setiap tanaman. - Panjang tangkai daun

- Panjang daun

- Lebar daun

- Jumlah daun saat muncul bunga pertama

Jumlah daun dihitung pada saat muncul bunga pertama.

c) Pengamatan bunga:

Pengamatan bunga dilakukan pada semua bunga yang muncul di setiap malai pada tanaman.

- Umur berbunga

Umur berbunga diamati pada saat muncul bunga pertama. - Jumlah bunga jantan per malai

Jumlah bunga jantan per malai diamati pada saat bunga mulai mekar. - Jumlah bunga betina per malai

Jumlah bunga betina per malai diamati pada saat bunga mulai mekar. - Jumlah malai per tanaman

Jumlah malai per tanaman diamati dengan menghitung banyaknya malai per tanaman.

- Persentase bunga betina menjadi buah

Persentase bunga betina menjadi buah dengan membandingkan jumlah bunga betina menjadi buah dalam persen.

d) Pengamatan buah:

Pengamatan buah dilakukan pada semua buah yang terbentuk pada setiap malai. Karakter tebal daging buah, panjang buah masak dan diameter buah masak diukur dengan menggunakan jangka sorong.

- Tebal daging buah

- Panjang buah masak

- Umur buah panen

Umur buah panen dihitung dari mulai tanam hingga panen. (Dikakatan panen setelah 75% buah masak).

- Jumlah buah per tanaman

Jumlah buah per tanaman diamati dengan menghitung buah yang terbentuk selama periode 12 bulan.

- Jumlah buah per malai

Jumlah buah per malai diamati dengan menghitung jumlah buah yang terbentuk pada setiap malai pada saat panen.

- Bobot buah rata-rata

Bobot buah rata-rata diamati dengan menimbang masing-masing buah pada malai dan dibuat rata-rata.

e) Pengamatan biji:

Panjang biji dan tebal biji diukur dengan menggunakan jangka sorong pada seluruh biji sesaat setelah panen.

- Panjang biji

- Tebal biji

- Jumlah biji rata-rata per buah

Jumlah biji per buah diamati dengan menghitung jumlah biji yang terdapat pada setiap buah sesaat setelah panen.

- Jumlah biji per tanaman

Jumlah biji per tanaman dihitung dengan mengalikan jumlah buah per tanaman dengan jumlah biji rata-rata per buah.

- Bobot basah biji

Bobot basah biji diukur dengan menimbang setiap biji dari buah yang dipanen dan dirata-ratakan.

- Bobot kering biji

Bobot kering biji diukur dengan menimbang sejumlah biji yang telah dikeringkan dan dirata-ratakan.

- Bobot 100 biji

Bobot 100 biji diukur dengan menimbang 100 biji kering (kadar air 7%) dengan tiga kali pengulangan untuk setiap genotipe.

- Bobot kering biji per tanaman

Bobot kering biji per tanaman dihitung dengan mengalikan bobot kering biji rata-rata dengan jumlah biji pertanaman.

- Bobot kering biji per petak (kg)

Bobot kering biji per petak dihitung dengan menjumlahkan bobot kering biji per tanaman dalam satu petak (ukuran petak 8 m x 6 m).

- Bobot kering biji per hektar (kg)

Bobot kering biji per hektar dihitung dengan mengkonversikan bobot

kering biji per petak (luas petak 48 m2) ke dalam skala penanaman untuk

luasan 1 hektar.

- Kadar minyak biji (dengan kulit biji)

- Kadar minyak kernel (tanpa kulit biji)

Pengujian kadar minyak dilakukan setelah panen. Pengukuran kadar minyak dilakukan dengan mengekstraksi minyak dari biji secara mekanis dengan menggunakan blender. Analisis kandungan minyak dilakukan dengam menggunakan metode soxhlet (BSN 1992). Prosedur analisis kandungan minyak jarak pagar dengan menggunakan metode soxhlet disajikan pada Lampiran 1:

a. analisis minyak berbasis biji (tanpa mengupas kulit biji)

Bobot lemak terekstrak

% kandungan minyak = x 100 % Bobot sampel kering (biji)

b. analisis minyak berbasis kernel (dengan mengupas kulit biji)

Bobot lemak terekstrak

% kandungan minyak = x 100 % Bobot sampel kering (kernel)

Dokumen terkait