• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KARAKTERISTIK BERLOKASI PKL PADA KAWASAN

Dalam dokumen ProdukHukum PekerjaanUmum (Halaman 40-52)

KARTINI, KOTA SEMARANG)

I. ANALISIS KARAKTERISTIK BERLOKASI PKL PADA KAWASAN

PERDAGANGAN JALAN KARTINI Analisis Karakteristik Profil PKL pada Kawasan Perdagangan Jalan Kartini

Analisis profil ini bertujuan untuk mengetahui daya tarik PKL sebagai salah satu lapangan pekerjaan bagi masyarakat perkotaan. Berdasarkan hasil analisis ini ditemukan bahwa 61% PKL bertempat tinggal dari luar Kartini bahkan terdapat PKL dari luar Kota Semarang. Hal tersebut dikarenakan Kartini sebagai kawasan perdagangan berskala kota memiliki tingkat kunjungan konsumen yang tinggi sekaligus merupakan jalur penghubung pusat aktivitas perdagangan lain (Mataram, Dr.Cipto dan Barito) sehingga tarikan kunjungan yang kuat ke dalam kawasan dimanfaatkan PKL sebagai lokasi berdagang. Temuan lain adalah adanya PKL luar kota yang homeless berdampak terhadap kawasan dan lingkungan sekitarnya, terutama karena pemenuhan kebutuhan sarana prasarana yang tidak layak.

Angka prosentase yang cukup berimbang di tiap tingkatan pendidikan menunjukkan PKL saat ini dimasuki oleh tingkat pendidikan manapun, tidak hanya golongan yang berpendidikan rendah. Alasan utama menjadi PKL adalah karena sulitnya

rn al Pe ndi di ka n Pr ofe sio na l

mendapatkan pekerjaan (sebesar 40%). Alasan lainnya adalah untuk menambah penghasilan baik menjadikan PKL sebagai usaha sampingan atau utama. Hal ini menunjukkan PKL sebagai sektor yang mudah untuk mendapatkan peluang kerja dan sektor nyata/riil di perkotaan yang keberadaannya tidak dapat diabaikan. Adanya keterkaitan perkembangan PKL Kartini dengan terjadinya krisis moneter ditunjukkan dari 34% PKL dulunya merupakan pegawai swasta serta 32% berdagang di Kartini selama 6-10 th dimana pada kurun waktu tersebut terjadi krisis moneter di Indonesia.

Analisis Karakteristik Aktivitas Usaha PKL pada Kawasan Perdagangan Jalan Kartini

Berdasarkan analisis karakteristik aktivitas usaha PKL Kartini, temuan yang diperoleh adalah :

 Sebanyak 52% PKL Kartini berlokasi di Jl.Kartini II dikarenakan koridor jalan tersebut memiliki tarikan pengunjung yang paling tinggi. Legalitas lokasi berdagang dan peran pemerintah dalam mengantisipasi pertumbuhan PKL Kartini serta melakukan penataan PKL Kartini akan mempengaruhi banyaknya PKL yang menempati lokasi tersebut. Tarikan konsumen yang tinggi ke Kartini dan tidak adanya antisipasi dari pemerintah sehingga tempat usaha PKL memenuhi median jalan/RTH serta menempati trotoar, bahu jalan bahkan badan jalan. Hal tersebut menyebabkan penurunan fungsi dan kualitas ruang publik bahkan menyebabkan kemacetan di kawasan tersebut.

 Jenis dagangan pakan burung, sangkar dan hewan peliharaan merupakan jenis dagangan utama yang membentuk citra kawasan perdagangan Kartini sebagai kawasan PKL, sedangkan PKL lain

Ju rn al Pe ndi di ka n Pr ofe sio na l

seperti PKL pakaian, VCD, sepatu, makanan siap saji dan lain-lain adalah aktivitas ikutan dari berkembangnya PKL tersebut. Jenis dagangan yang dijual berkaitan satu dengan yang lain seperti adanya PKL burung diikuti dengan kebutuhannya yakni pakan burung, sangkar burung serta adanya reparasi sangkar ataupun penjual VCD suara burung.

 Adanya ketidaksesuaian aktivitas PKL Kartini dengan PERDA PKL sekaligus ketidaktegasan aparat terlihat dari penggunaan sarana yang tidak mudah dibongkar pasang, waktu berdagang PKL yang tidak mengikuti aturan serta terdapat PKL yang menyewakan tempat usahanya kepada pihak lain.

 Sebanyak 95% PKL Kartini memiliki sifat layanan menetap, menunjukkan tingkat kunjungan konsumen Kartini yang tinggi sehingga mereka tidak perlu mencari lokasi lain atau berpindah tempat dalam berjualan. Adanya sifat layanan semi menetap PKL luar kota akan cenderung menarik PKL lain, sehingga semakin lama terdapat kecenderungan Sumber : Hasil Observasi Penyusun, Mei 2006

Gambar 4

Jenis Dagangan Utama PKL Kawasan Kartini

Sumber : Hasil Observasi Penyusun, Mei 2006

Gambar 5

PKL tersebut untuk menetap dan memenuhi seluruh sudut-sudut kota yang tidak hanya di Kawasan Kartini saja.  Adanya kemudahan PKL Kartini dalam

memperoleh barang dagangannya dengan adanya relasi spasial dimana suplier mengantarkan dagangan kepada PKL langsung di lokasi berdagang. Kemudahan ini menunjukkan bahwa lokasi bahan baku tidak menjadi hambatan bagi PKL Kartini dalam berlokasi.

Analisis Karakteristik Profil PKL pada Kawasan Perdagangan Jalan Kartini Analisis yang dilakukan terhadap pengunjung ini bertujuan mengetahui karakteristik pengunjung PKL dan aktivitas kunjungan yang dilakukan pada kawasan PKL di Jalan Kartini sekaligus menemukenali pentingnya keberadaan PKL bagi masyarakat. Temuan yang diperoleh adalah :

 Sebesar 76% pengunjung berasal dari luar Kawasan Kartini dikarenakan fungsi Kartini sebagai kasawan perdagangan skala kota dimana terdapat pasar burung sekaligus berada di antara pusat aktivitas lain, sehingga pengunjung yang lewat dan tertarik menuju ke PKL semakin besar.  Berdasarkan tingkat pendidikan

pengunjung PKL menunjukkan bahwa yang datang ke PKL Kartini bukan hanya mereka yang berpendidikan rendah. PKL sebagai sektor informal perkotaan juga dimasuki oleh segala lapisan pendidikan.  Adanya ciri khas dari dagangan yang

dijual menjadikan masyarakat dari berbagai lapisan/golongan datang ke Kartini, baik yang sudah bekerja, pelajar maupun pensiunan sehingga tidak menunjukkan adanya dominasi konsumen tertentu di PKL Kartini.

 Dominasi tingkat pendapatan yang rendah menunjukkan lebih banyak

rn al Pe ndi di ka n Pr ofe sio na l

pengunjung berpendapatan menengah ke bawah yang memilih datang ke PKL terkait faktor harga. Masyarakat berpendapatan tinggi umumnya lebih memperhitungkan segi kualitas atau kenyamanan dalam berbelanja sehingga lebih memilih untuk datang ke sektor formal.

 Banyaknya yang datang di hari libur terkait pekerjaan pengunjung karena jenis dagangan yang dijual bukan barang kebutuhan primer. Bagi pengunjung terutama yang berpendapatan menengah ke bawah lokasi PKL tersebut sekaligus dapat untuk berekreasi seperti melihat burung. Banyaknya pengunjung yang datang di siang hari memperlihatkan adanya keterkaitan dengan aktivitas pasar burung ataupun pertokoan. Keberadaan PKL Kartini menarik pengunjung yang ingin datang ke pasar burung maupun pertokoan.

 Seringnya pengunjung datang ke PKL K a r t i n i t e r k a i t d e n g a n t u j u a n kunjungannya. Daya tarik PKL Kartini yang khas karena jenis dagangannya yang spesifik terutama PKL burung dapat menarik banyak konsumen untuk sering datang ke lokasi tersebut, yang tidak hanya berbelanja namun juga berekreasi.  D o m i n a s i p e n g u n j u n g y a n g

menggunakan kendaraan pribadi yakni sebesar 78% dikarenakan mayoritas pengunjung bertempat tinggal di luar Kartini dan merupakan pekerja/pegawai swasta. PKL memanfaatkan baik pengunjung yang ingin datang ke kawasan maupun yang melintas. Tidak adanya ruang parkir ditambah pengunjung yang membeli langsung dari kendaraan mereka berdampak pada timbulnya kemacetan kawasan.

Ju rn al Pe ndi di ka n Pr ofe sio na l

Analisis Persepsi Pengunjung Terhadap Keberadaan Aktivitas PKL Pada Kawasan Perdagangan Jalan Kartini Analisis ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara karakteristik pengunjung dengan persepsinya terhadap keberadaan lokasi PKL pada kawasan Jalan Kartini. Variabel yang dikaji dalam analisis ini meliputi : motivasi kunjungan, aksesibilitas, kestrategisan lokasi, tujuan kunjungan dan kenyamanan. Temuan yang diperoleh adalah :

 Dominasi motivasi pengunjung datang ke PKL Kartini karena adanya barang spesifik, semakin menguatkan adanya kekhasan dari PKL Kartini yang tidak dijumpai di lokasi lain. Kekhasan tersebut menyebabkan tingkat penghasilan ataupun tingkat pendidikan pengunjung tidak mempengaruhi atau mengurangi motivasi pengunjung untuk datang karena keberadaan PKL Kartini dikunjungi oleh berbagai lapisan masyarakat dan tidak ada dominasi konsumen tertentu.

 Kekhasan jenis dagangan PKL Kartini yakni pakan burung, sangkar dan hewan peliharaan menjadi motivasi utama. Sedangkan jenis non makanan lain dikarenakan banyaknya pilihan dan harganya yang murah sehingga pengunjung tertarik untuk datang dan membeli.

 Kedekatan Kartini dengan pusat aktivitas lain, menyebabkan persepsi pengunjung akan aksesibilitas dari dan ke dalam kawasan mayoritas adalah mudah.. Faktor ketersediaan angkutan umum tidak terlalu mempengaruhi tarikan pengunjung untuk datang karena lokasi Kartini yang berada di antara pusat aktivitas lain dengan kemudahan angkutan. Kemudahan akses ke kawasan menjadikan mayoritas pengunjung sering datang ke PKL Kartini

 Kestrategisan lokasi yakni karena kedekatan lokasi dengan aktivitas perdagangan dan adanya pasar yang tidak dijumpai di lokasi lain menarik pengunjung dari berbagai lokasi untuk datang. Pengunjung yang ingin menuju ke pasar tertarik akan keberadaan PKL di lokasi tersebut sehingga datang dan membeli barang di PKL.

 Adanya ruang hijau dengan pepohonan yang teduh menjadi faktor kenyamanan utama yang menjadi daya tarik sehingga pengunjung datang ke PKL Kartini. Hal ini terlihat di Jl.Kartini II dan III dengan banyaknya pengunjung yang datang dan menjadikan perkembangan PKL di kedua lokasi tersebut semakin padat. Sedangkan di Jl.Kartini I dan Jl.Purwosari kenyamanan lebih dirasakan pengunjung karena ketersediaan ruang parkir yang mencukupi.

Analisis Karakteristik Berlokasi PKL pada Kawasan Perdagangan Jalan Kartini

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik berlokasi PKL Kartini yang didasarkan pada persepsi PKL yang dikaitkan dengan profil dan aktivitas usaha PKL serta persepsi pengunjung akan keberadaan PKL Kartini. Variabel karakteristik berlokasi yang dikaji dalam analisis ini meliputi : aksesibilitas, kestrategisan lokasi, keterkaitan kegiatan utama, pola pengelompokan jenis dagangan, ketersediaan prasarana, alasan berlokasi pada tiap koridor/penggal jalan dan alasan bertempat usaha.

Secara makro kawasan, temuan yang diperoleh adalah :

 Kemudahan akses dari dan ke dalam kawasan menjadikan lokasi tempat tinggal tidak menjadi hambatan PKL berlokasi dan pengunjung untuk datang.

rn al Pe ndi di ka n Pr ofe sio na l

lebih memilih untuk membeli di luar pasar. Kegiatan utama yang menjadi daya tarik PKL Kartini untuk berlokasi tidak hanya didominasi oleh aktivitas perdagangan namun juga melayani aktivitas permukiman di sekitar kawasan tersebut. PKL yang menjual pada malam hari dengan jenis makanan dan minuman siap saji cenderung lebih memanfaatkan k e d e k a t a n d e n g a n l i n g k u n g a n permukiman, sehingga pengunjung yang dilayani terutama masyarakat sekitar kawasan tersebut.

 Adanya tarikan pasar burung yang kuat s e h i n g g a m e m b e n t u k p o l a pengelompokan PKL yang mendekati aktivitas pasar dan memiliki kesamaan jenis dagangan (pakan burung, sangkar dan hewan peliharaan). Semakin mendekati pasar burung, PKL mengelompok semakin banyak dan semakin jauh dari pasar PKL semakin sedikit. Pola pengelompokan campuran PKL non makanan (pakaian, perkakas, VCD, dan sebagainya) dengan tujuan ikut memanfaatkan aliran pengunjung yang melintas/lewat maupun ke pasar burung. Keterbatasan moda transportasi umum

tidak mempngaruhi frekuensi kunjungan pengunjung yang mayoritas memiliki kendaraan pribadi. Aktivitas kawasan yang menurun pada malam hari dan tidak t e r s e d i a n y a a n g k u t a n u m u m , menyebabkan jumlah PKL Kartini yang berdagang pada malam hari tidak besar dan aktivitas yang dilayani adalah permukiman.

 Adanya aktivitas perdagangan dengan pasar burung sebagai kegiatan utamanya menjadi faktor kestrategisan lokasi. Adanya aktivitas pasar burung tersebut memberikan tarikan kunjungan tinggi ke dalam kawasan sehingga banyak lalu lalang pengunjung. Selain itu kedekatan kawasan dengan pusat aktivitas lain semakin memperkuat tarikan pengunjung yang melewati kawasan tersebut.

 Adanya hubungan yang erat antara PKL Kartini dengan pasar burung terlihat dari kesamaan waktu dan intensitas berdagang keduanya. PKL berusaha memotong jalur aktivitas perdagangan formal tersebut dengan berada di sekitar pasar yang mudah dilihat, sehingga konsumen akan

Sumber : Hasil Analisis Penyusun, 2006

Gambar 6

Ju rn al Pe ndi di ka n Pr ofe sio na l

Pola pengelompokan PKL makanan siap saji berada di antara PKL lain baik sejenis maupun bercampur, terkait fungsi layanannya yang melayani kebutuhan primer masyarakat, pengunjung atau PKL sendiri

Secara mikro kawasan, karakteristik berlokasi PKL dibagi dalam tiap lokasi/penggal jalan. Berikut alasan berlokasi PKL di tiap penggal jalan : Adanya keterkaitan antara kegiatan utama dengan lokasi berdagang PKL terlihat pada gambar berikut :

 Adanya kemudahan dalam memperoleh prasarana menyebabkan PKL Kartini nyaman berdagang menetap di lokasi tersebut sehingga menarik PKL lain untuk berdagang. Adanya aktivitas PKL Kartini berdampak pada menurunnya kondisi lingkungan terutama akibat sampah yang tidak dikelola dengan baik termasuk menurunnya kualitas air sungai.

Implikasi Karakteristik Berlokasi PKL Kartini terhadap Perkembangan Kota Semarang

Implikasi dari karakteristik berlokasi PKL yang mendekati kawasan fungsional kota adalah pertumbuhan PKL yang sporadis karena berada di ruang-ruang kota terutama sepanjang jalan-jalan protokol yang memiliki populasi dan arus lalu lintas tinggi, sehingga muncul titik/spot dalam ruang kota yang menjadi incaran PKL. Sumber : Hasil Analisis Penyusun, 2006

Gambar 7

suburnya sektor informal di bidang sewa-menyewa, kontrak atau rumah kos di kawasan-kawasan fungsional yang berdekatan dengan aktivitas PKL.

-Munculnya permukiman (pondok) boro liar karena pemerintah tidak dapat serta merta menyediakan pondok boro bagi mereka. Dampak lebih lanjut adalah m u n c u l n y a k a n t o n g - k a n t o n g permukiman liar yang kemudian menimbulkan permukiman kumuh. Permukiman informal tersebut dapat muncul karena keterbatasan ekonomi yang umumnya dialami oleh PKL, sebab tidak semua PKL dapat menyewa rumah atau kos.

 Implikasi Terhadap Kebijakan

Semakin berkembangnya PKL yang memenuhi sudut kota menyebabkan perlunya penyediaan ruang bagi PKL (baik spatial terutama hingga kedalaman RTBL maupun ekonomi). Selain dari segi spatial dimana PKL selalu tidak diberi ruang, dalam pengaturannya-pun terjadi tumpang tindih. Kebijakan Pemkot yang selama ini selalu melakukan penataan  Implikasi terhadap ketersediaan

prasarana/utilitas

Pola operasi PKL yang menempati ruang publik dengan membuang sisa dagangan di sembarang tempat menyebabkan timbulnya kekumuhan kawasan terlebih adanya keterbatasan akses akan prasarana bagi golongan tersebut. Oleh sebab itu perlu peningkatan pengelolaan prasarana berdagang PKL. Selain itu adanya kecenderungan sarana dagangan PKL sebagai tempat tinggal dan apabila dilarang maka PKL akan memanfaatkan jalan lingkungan untuk menyimpan sarana dagangan yang menyebabkan fungsi jalan menjadi menurun. Kebutuhan akan ruang bagi sarana dagangan diperlukan dalam setiap penataan PKL.

 Implikasi terhadap perkembangan permuiman

Indikasi adanya PKL Kartini yang berasal dari luar kota akan cenderung menyebabkan terjadinya arus migrasi ke Kota Semarang, sehingga menimbulkan : -Adanya kecenderungan tumbuh

rn al Pe ndi di ka n Pr ofe sio na l

Ju rn al Pe ndi di ka n Pr ofe sio na l

secara represif tanpa memperhatikan karakteristik berlokasi PKL harus diubah dengan cara yang lebih menguntungkan semua pihak. Setelah menyediakan ruang, pembatasan-pembatasan dengan ketegasan aparat sangat diperlukan. IV. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1.PKL merupakan alternatif lapangan kerja yang mudah ditembus oleh masyarakat dari tingkat pendidikan manapun. Selain itu PKL dapat menyediakan “economic cushion” (jaminan ekonomi) dalam situasi fluktuasi/ketidaktepatan pekerjaan. Hal tersebut ditunjukkan dari tingginya jumlah PKL Kartini setelah krisis moneter, didukung dengan pekerjaan sebelum menjadi PKL mayoritas bekerja sebagai pegawai swasta.

2.Keberadaan PKL Kartini diperlukan oleh masyarakat umum dari berbagai golongan, baik tingkat pendidikan, pendapatan maupun pekerjaan. PKL dapat memberikan kenyamanan yang tidak hanya barang yang murah dan berkualitas namun dapat dijadikan sarana berekreasi bagi pengunjung.

3.Karakteristik berlokasi PKL terkait dengan karakteristik aktivitas kawasannya. Karakteristik berlokasi PKL Kartini dapat dilihat secara makro kawasan maupun mikro kawasan. Karakteristik berlokasi makro adalah karakteristik keseluruhan kawasan, sedangkan secara mikro adalah karakteristik tiap lokasi yang ada dalam kawasan tersebut sehingga menjadi lokasi pilihan berdagang PKL.

Karakteristik berlokasi makro PKL Kartini yakni sebagai berikut :

a.Kestrategisan lokasi yang berada pada kawasan perdagangan dengan adanya pasar burung

Kestrategisan lokasi yang mendekati a k t i v i t a s p e r d a g a n g a n / p a s a r m e n y e b a b k a n s e m a k i n b a n y a k pengunjung yang mengetahui keberadaan PKL sehingga tertarik untuk membeli karena tarikan pengunjung baik pejalan maupun kendaraan yang melintasi kawasan tersebut tinggi.

b.Kemudahan aksesibilitas yang didukung dengan ketersediaan jalan yang baik Kemudahan akses ini akan dapat

mempengaruhi frekuensi kunjungan pengunjung ke PKL menjadi lebih sering. Kedekatan lokasi PKL dengan kegiatan utama kawasan menjadikan keterbatasan faktor angkutan umum tidak menjadi hambatan untuk berlokasi.

c.Memiliki keterkaitan aktivitas dengan kegiatan utama kawasan yakni pasar burung

Karakteristik aktivitas usaha PKL Kartini terkait dengan aktivitas kegiatan utama yakni Pasar Burung Karimata. Keterkaitan tersebut terutama terlihat dari intensitas waktu pelayanannya. PKL berusaha memanfaatkan akumulasi konsumen dan memotong jalur perdagangan dengan menjual dagangan pada waktu yang sama dengan aktivitas pasar.

d.Adanya pengelompokan jenis dagangan PKL mendekati pasar burung

Karakteristik berlokasi PKL Kartini adalah mengelompok dengan PKL lain baik dagangan sejenis maupun bercampur. Karakteristik ini menunjukkan adanya ketergantungan lokasi dengan usaha yang sejenis sehingga PKL akan berlokasi mendekati PKL lain karena dapat memberikan keuntungan tinggi. Tarikan

rn al Pe ndi di ka n Pr ofe sio na l b.Jl. Kartini II

 Lebih banyaknya pengunjung dan PKL yang berada di lokasi ini dibanding lokasi lain dikarenakan jalan ini merupakan jalur utama menuju Pasar Burung dan area permukiman, sehingga tarikan pengunjung lebih tinggi.

 Karakteristik jalan ini adalah adanya dua pengelompokan jenis dagangan, yakni PKL pakan burung, sangkar dan hewan peliharaan serta PKL non makanan lain (perkakas, sepatu, bunga dan sebagainya) dikarenakan banyaknya orang dan kendaraan yang lewat terutama pengunjung yang menuju ke pasar burung sehingga dimanfaatkan PKL untuk menarik pengunjung tersebut dengan menempati median jalan/RTH yang mudah dilihat dan dicapai.

c.Jl. Kartini III

Karakteristik jalan ini adalah pengelompokan PKL pakan burung, sangkar dan hewan peliharaan karena lokasinya yang merupakan pintu keluar masuk Pasar Burung Karimata, PKL b e r u s a h a m e m o t o n g a k t i v i t a s perdagangan menuju pasar tersebut. Adanya penataan yang dilakukan pemerintah sehingga PKL pada lokasi ini menempati seluruh median jalan/RTH. d.Jl. Purwosari

PKL berlokasi karena terkait dengan kegiatan utama yakni aktivitas permukiman sehingga dominasi PKL makanan siap saji yang mengelompok dengan penyebaran secara linear di trotoar berusaha memanfaatkan pengunjung yang menuju areal permukiman. Dominasi konsumen yang dilayani terutama adalah masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan Kartini.

yang kuat dari kegiatan utama yakni pasar burung, membentuk pola pengelompokan yang semakin mendekati kegiatan utama (pasar burung) pengelompokan PKL semakin terlihat/padat dan semakin menjauhi pasar pengelompokan PKL semakin sedikit/renggang.

e.Jenis dagangan utama yang dijual pakan burung, sangkar dan hewan peliharaan Karakteristik jenis dagangan tersebut

disesuaikan dengan target konsumen PKL yakni pengunjung yang akan menuju ke pasar burung sehingga dominasi jenis dagangan yang dijual PKL Kartini adalah pakan burung, sangkar dan hewan peliharaan.

f.Menempati ruang hijau yang dapat memberikan kenyamanan

Terkait dengan jenis dagangan utama yang dijual terutama hewan peliharaan (burung, anjing, kucing, dan lainnya) sehingga karakter PKL dalam memilih tempat usahanya adalah pada ruang hijau yang memberikan keteduhan sekaligus kenyamanan bagi pengunjung.

g.Kebutuhan akan ketersediaan prasarana terutama prasarana sampah

Terkait dengan dominasi jenis dagangan dan waktu pelayannnya sehingga karakteristik berlokasi PKL Kartini adalah membutuhkan ketersediaan prasarana terutama prasarana sampah. Karakteristik berlokasi mikro PKL dalam

Kawasan Kartini adalah berada pada spot-spot lokasi yakni :

a.Jl. Kartini I

PKL berlokasi karena memanfaatkan pengunjung yang melintasi jalan ini sekaligus pengunjung yang menuju ke areal ruko dan pertokoan. Tidak adanya dagangan yang spesifik pada pertokoan, sehingga tidak menunjukkan adanya dominasi dagangan tertentu pada PKL Jl. Kartini I.

Ju rn al Pe ndi di ka n Pr ofe sio na l V. REKOMENDASI

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dan kesimpulan yang diperoleh, maka dapat direkomendasikan beberapa hal berkaitan dengan karakteristik berlokasi PKL Kartini khususnya bagi Pemerintah Kota Semarang, yakni sebagai berikut : 1.Adanya stabilisasi (pengaturan ruang dan

aktivitas PKL)

Keberadaan PKL yang tidak dapat dihilangkan dari ruang kota, sehingga harus diwadahi dalam rencana tata ruang kota. Pendekatan yang dilakukan, proses pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan dalam pengaturan PKL harus juga melibatkan PKL dan masyarakat sekitar (transparan). Ketegasan aparat untuk mengatur aktivitas sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan sangat penting untuk dilakukan. Pengaturan tersebut diantaranya meliputi :

 Pengaturan ruang berdagang  Pengaturan waktu berdagang  Pengaturan sarana berdagang

 Adanya manajemen pengelolaan PKL Kartini

2.Pengendalian pertumbuhan PKL

P e m e r i n t a h K o t a s e r i n g k a l i terlambat/kurang antisipatif dalam menangani PKL kemudian melakukan pembongkaran atau relokasi apabila jumlah mereka banyak dan mulai mengganggu aktivitas sekitarnya. Pengendalian pertumbuhan PKL ini terutama perlu dilakukan pada lokasi-lokasi yang potensial akan berkembang PKL. Pengendalian tersebut diantaranya seperti jumlah PKL yang melebihi batas k a p a s i t a s a t a u p e n g e m b a n g a n bangunan/kios PKL. Peran paguyuban PKL penting dalam membatasi PKL baru untuk masuk berdagang.Sebagai contoh k u r a n g t e g a s n y a p e n g e n d a l i a n pertumbuhan jumlah PKL gelaran pada

Jl.Kartini II sehingga selalu bertambah tiap tahunnya, tidak hanya di median jalan namun hingga ke trotoar dan bahu jalan dan sarana dagangannya yang menjadi tidak mudah dibongkar pasang.

3.Adanya Juklak yang melengkapi PERDA PKL

Pengaturan PKL yang terdapat pada PERDA PKL No.11 Tahun 2000 tidak dapat mengakomodasi karakteristik PKL yang berbeda di tiap lokasi. Oleh sebab itu perlu adanya Juklak sebagai pelengkap PERDA di tiap lokasi PKL yang dapat di -update tiap tahunnya.

Implikasi dari karakteristik berlokasi PKL Kartini akan berpengaruh terhadap

Dalam dokumen ProdukHukum PekerjaanUmum (Halaman 40-52)

Dokumen terkait