• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV: PENERAPAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA KELALAIAN

B. Analisis Kasus Putusan No. 162/Pid.B/2018/PN.TRG

Beraitan dengan dakwaan jaksa penuntut umum dalam Putusan Pengadilan Nomor 162./PID.B/2018/PN.TRG) yang tertulis dalam Pasal 310 ayat (4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan yang isi pasal nya antara lain:

“Dalam hal kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah)”.

Dakwaan yang diajukan Jaksa Penuntut Umum adalah dakwaan tunggal.

Dakwaan tunggal adalah surat dakwaan yang hanya satu tindak pidana saja yang didakwakan, karena tidak terdapat kemungkinan untuk mengajukan alternatif atau dakwaan pengganti lainnya”87. Menurut penulis pasal yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum sudah tepat karena karena pada saat berkendara Terdakwa kurang fokus dalam berkendara sedangkan disaat yang bersamaan korban yang tidak lain bernama Asmuransyah datang dari arah berlawanan, tetapi Terdakwa tidak mengurangi gas dan menginjak rem melainkan mengarah ke badan jalan sebelah kanan melewati marka jalan garis putih putus-putus, karena jarak sudah terlalu dekat terjadilah benturan yang tidak dapat dihindarkan, dan kemudian

87 https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt4f4c5a4ea3527/bentuk-bentuk-surat-dakwaan, Bentuk-bentuk Surat Dakwaan, Marry Margaretha Saragi, diakses pada 22 Mei 2019 pukul 21:24 wib.

Universitas Sumatera Utara

menyebabkan Korban meninggal dunia pada dalam perjalanan menuju Rumah Sakit. Peristiwa pidana tersebut memenuhi unsur-unsur dalam pasal 310 ayat (4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Adapun unsur-unsur nya adalah sebagai berikut :

Ad.1. Setiap orang bahwa, yang dimaksud dengan pengertian “Setiap Orang”

adalah setiap orang sebagai subyek hukum yang telah didakwa melakukan suatu tindak pidana dan dapat dipertanggung jawabkan menurut hukum atas perbuatan pidana yang telah dilakukannya tersebut, baik sebagai orang perseorangan, maupun korporasi;

Menimbang bahwa orang sebagai subyek hukum yang telah dihadapkan ke depan persidangan sebagai Terdakwa oleh Penuntut Umum dalam perkara ini adalah bernama PABA RAHMAN Bin ERAMSYAH dan ternyata Terdakwa telah membenarkan dan mengakui bahwa identitas Terdakwa sebagaimana dalam surat dakwaan Penuntut Umum adalah benar identitas dirinya. Dengan demikian unsur ini terpenuhi;

Ad.2. Telah mengemudikan kendaraan bermotor, yang karena kelalaiannya menyebabkan kecelakaan lalu lintas dengan korban meninggal dunia, Bahwasanya Terdakwa telah mengendarai kendaraan bermotor tetapi tidak focus dalam berkendara, pada saat terdakwa melalui jalur kanan dia tidak melihat ada pengendara lain yakni korban sdr.

Universitas Sumatera Utara

ASMURANSYAH yang datang dari arah berlawanan sehingga menyebab kan kecelakaan yang mengakibatkan kematian kepada korban sdr. ASMURANSYAH. Terdakwa dalam persidangan nya teah mengakui kelalaian nya. Sehingga unsur-unsur dalam pasal 310 ayat (4) terpenuhi dan dapat menjadi dasar untuk menuntut Terdakwa.

2. Analisis Tuntutan

Tuntutan pidana Jaksa Penuntut Umum kepada terdakwa pidana yang diajukan Penuntut Umum yang pada pokoknya menyatakan Terdakwa PABA RAHMAN Bin ERAMSYAH terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana ”Karena Lalainya dalam berkendaraan yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas menyebabkan orang mati” sebagaimana didakwakan dalam Dakwaan Pasal 310 ayat (4) UU No. 22 Tahun 2009 dengan menuntut terdakwa agar dijatuhkan pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan dengan menghadirkan barang bukti pada persidangan berupa 1 (satu) unit sepeda motor Honda Astrea No. Polisi KT.4176-CB beserta STNK, 1 (satu) lembar SIM C An. ASMURANSYAH, dan 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha Fiz R warna merah No.Polisi KT.5683-V beserta STNK. Pasal yang dituntut oleh Jaksa Penuntut Umum karena Terdakwa yang tidak lain adalah PABA RAHMAN Bin ERAMSYAH memenuhi apa yang dikatakan dalam Pasal 310 ayat (4) yaitu :

”Dalam hal Kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia, dipidana dengan pidana paling

Universitas Sumatera Utara

lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.12.000.000,00 (dua belas juta rupiah)”.

Pasal yang digunakan adalah Pasal 310 ayat (4) bukan pasal 310 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 22 tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan karena Unsur-unsur yang terdapat dalam Pasal 310 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 22 tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tidak berkenaan dengan tindak pidana yang telah dilakukan oleh PABA RAHMAN Bin ERAMSYAH.

Adapun Unsur-Unsur dalam pasal 310 ayat (3) adalah : - Setiap Orang

- Telah mengemudikan kendaraan bermotor, yang karena kelalaiannya menyebabkan kecelakaan lalu lintas dengan korban luka berat.

Akan tetapi dalam pasal 310 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 22 tahun 2009 Tentang Lalu Lintas, unsur yang dipenuhi hanyalah unsur setiap orang tetapi unsur yang “Telah mengemudikan kendaraan bermotor, yang karena kelalaiannya menyebabkan kecelakaan lalu lintas dengan korban luka berat.” Tidak terpenuhi karena dalam kejadian tersebut meskipun korban atau yang tidak lain adalah ASMURANSYAH mengalami luka berat di TKP akan tetapi sdr ASMURANSYAH meninggal dunia dalam perjalanan menuju Rumah Sakit, Jadi Penuntut Umum dalam Tuntutan nya menuntut dengan Pasal 310 ayat (4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 22 tahun 2009 Tentang Lalu

Universitas Sumatera Utara

Lintas yang memiliki unsur-unsur lebih tepat atas perbuatan pidana yang dilakukan oleh PABA RAHMAN Bin ERAMSYAH ;

3. Analisis Putusan

Dalam putusan nomor 162./PID.B/2018/PN.TRG, Majelis Hakim memutuskan Terdakwa PABA RAHMAN Bin ERAMSYAH, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Telah mengemudikan kendaraan bermotor, yang karena kelalaiannya menyebabkan kecelakaan lalu lintas dengan korban meninggal dunia” Dalam Pasal 310 ayat (4) pidana dalam pasal tersebut maksimal 6 tahun, hakim melalui pertimbangannya menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa dengan pidana penjara 1 (satu) tahun dan 2 (dua) bulan, dimana hakim menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa tersebut oleh karena Hakim memiliki pertimbangan-pertimbangan yang meringankan, antara lain:

- Terdakwa belum pernah dihukum;

- Terdakwa terus terang saat di persidangan;

- Terdakwa sebagai mahasiswa aktif;

Berdasarkan alasan-alasan yang meringankan tersebut Terdakwa selama ini tidak pernah melakukan tindak pidana sehingga baru kali ini melakukan tindak pidana dan itupun karena kelalaian nya bukan karena kesengajaan atau niat buruk.

Dan kemudain selama jalan nya persidangan Terdakwa terus terang atas peristiwa Pidana yang diperbuat oleh karena kelalaian nya daan mengakui kelalaian nya, Dan juga Terdakwa masih dalam kegiatan perkuliahan sebagai Mahasiswa.

Universitas Sumatera Utara

Majelis Hakim juga menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah di jalani Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan, dan menetapkan barang bukti berupa 1 (satu) unit sepeda motor Honda Astrea No.

Polisi KT.4176-CB beserta STNK, 1 (satu) lembar SIM C An. ASMURANSYAH dan 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha Fiz R warna merah No.Polisi KT.5683V beserta STNK agar dikembalikan kepada Terdakwa.

C. Kasus Posisi Putusan No. 126/Pid.B/2014/Pn.Sbg

Dokumen terkait