• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kebijakan Publik

Dalam dokumen Realitas Kebijakan Publik (Halaman 94-106)

SEPUTAR KEBIJAKAN PUBLIK

4. Analisis Kebijakan Publik

Analisis Kebijakan Publik meliputi Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi. Menurut Lasswell (dalam Dunn., 2000:1), ”Analisis kebijakan adalah aktivitas menciptakan pengetahuan tentang dan dalam proses pembuatan kebijakan”. Artinya, tidak hanya meng-analisis sebab-akibat, kinerja dan program kebijakan (tentang ke-bijakan), tetapi juga dikaitkan dengan pengetahuan dalam proses kebijakan yaitu pengetahuan komunikasi, metode dan sumber daya. Dalam metode ini, terjadi aktivitas intelektual dan praktis yang oleh John Dewey disebut Logic of inquiry yaitu ”kegiatan pe-mahaman manusia mengenai pemecahan masalah” (Kaplan yang dikutip Dunn, 2000 : 2).

Metodologi analisis kebijakan diambil dan dipadukan dari ber-bagai elemen-elemen disiplin ilmu : politik, sosiologi, psikologi, ekonomi dan filsafat. Analisis kebijakan sebagian bersifat deskriptif yang mencari pengetahuan tentang sebab akibat dari kebijakan publik. Selain itu, analisis kebijakan juga bersifat normatif yang tujuannya adalah menciptakan dan melakukan kritik terhadap klaim pengetahuan tentang nilai kebijakan publik untuk generasi masa lalu, masa kini dan masa mendatang.

Dalam analisis kebijakan, ada beberapa informasi yang relevan dan tahapan atau prosedur. Bila digambar-kan sebagai berikut :

Gambar 2.2

Proses Analisis Kebijakan Publik

Sumber: W. Dunn, 2000 : 18-19

Keterangan : = Prosedur analisis = informasi yang relevan

Problem structuring = menganalisis sifat masalah dan potensi pe-mecahanya

Policy problem = adalah kebutahan, nilai, atau keinginan yang be-lum terpenuhi yang hanya bisa dicapai lewat pelaksanaan kebija-kan.

Forecasting = menganalisis ramalan kemungkinan dampak yang akan terjadi di masa mendatang atas serangkaian tindakan kebi-jakan

Policy alternative =serangkaian tindakan yang secara potensial da-pat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan dan pemecahan masalah kebijakan

Recommendation = menganalisis kemungkinan konsekwensi yang bakal terjadi atas serangkaian tindakan yang diambil beserta usulan pemberian nilai/harganya

Policy action = serangkaian tindakan yang dilandaskan pada alter-natife kebijakan yang dirancang untuk mencapai nilai tertentu dan memecahkan masalah kebijakan

Monitoring = menganalisis informasi tentang sebab-sebab dan aki-bat-akibat kebijakan yang telah berjalan atau terimplementasi Policy outcomes = dampak/konsekwensi yang timbul akibat adanya

pelaksanaan kebijakan

Evaluation = menganalisis informasi tentang nilai/harga diri pelak-sanaan suatu kebijakan

Policy performance = tingkat sejauh mana dampak kebijakan telah memberikan kontribusi pada pencapaian nilai dan masalahnya ter-pecahkan.

Practical inference = menganalisis kesimpulan kinerja kebijakan, sejauh mana masalah kebijakan telah terpecahkan

Gambar di atas juga menegaskan bahwa pembahasan me-ngenai kebijakan publik adalah mengkaji keseluruhan tahapan dan prosedur, komponen pendukung kebijakan, konsekuensi dan dam-pak kebijakan, termasuk memberi evaluasi terhadap apa yang su-dah dan akan dilakukan (kerangka kerja yang terintegrasi)

Secara konseptual, banyak ahli memberikan batasan atau de-finisi mengenai analisis kebijakan publik, antara lain :

W. Williams (1971), “ Policy analysis is a means of synthe-sizing information including research results to produce a format for policy decisions (the laying out of alternative choices) and of determination future needs for policy rel-evant information” . Analisis kebijakan dilihat sebagai kerangka kerja yang terintegrasi dari berbagai informasi yang relevan, alternatif-alternatif pilihan kebijakan, estimasi kebutuhan masa depan (ex ante dan ex post)

Kemudian W. N. Dunn (1981) memberikan batasan yaitu : “Po-licy analiysis is an applied social science discipline which uses multiple methods of inquiry and argument to produce and trans-form policy- relevant intrans-formation that my be utilized in political setings to resolve policy problems. Dunn menggaris-bawahi keter-kaitan antara kebijakan publik dan ilmu sosial, sehingga analisis kebijakan publik dipandang sebagai bagian dari ilmu sosial terapan dengan menggunakan berbagai metode analisis, argumentasi dan transformasi berbagai informasi kebijakan yang relevan bagi pe-mecahan masalah publik. Dalam hal ini, analisis kebijakan publik merupakan bagian dari aktifitas politik (juga dipengaruhi oleh aspek politik).

Pemikiran W. Dunn sejalan dengan konsep Lasswell (1971) yang menyatakan bahwa karakteristik analisis kebijakan itu adalah sebagai berikut : “policy analysis orientation as being : a) multi-method, b)multi-disciplinary, c) problem-focused, d) concerned to map the contextuality of the policy process, policy options and policy outcomes, e) and whose goals is to integrate knowledge into an overarching discipline to analyse public choices and deci-sion – making and thereby contribute to the democratization of society.”

Definisi lainnya dikemukakan oleh D. L. Weimer dan A. R. Vining (1989) : ”Policy analysis is client – oriented advice relevant to public decions“. Analisis kebijakan dapat memberikan rekomendasi, sa-ran dalam pengambilan keputusan. Sedangkan H. C. Jenkins-Smith (1990) menekankan teknik dan kriteria baik untuk evaluasi maupun dalam implementasi kebijakan publik, efisiensi dan ke-adilan dalam alokasi sumber-sumber publik. “ Policy analysis as set of techiques and criteria with which to evaluate public policy option and selecth among them….to rationalize the development and implementation of public policy…. And the as means to greater eficiency and equity in allocation of public resources “.

Tabel 2.1 Tiga Pendekatan Analisa Kebijakan

Pendekatan Pertanyaan Pokok Tipe Informasi Penandaan

(Designative) Evaluatif

Anjuran (Advocative)

Apakah sesuatu itu ada? (Fakta-fakta) Berapa nilai sesuatu itu

(Nilai-nilai) Apakah yang harus

dilakukan (Tindakan)

Di samping itu, ada beberapa metode dalam menganalisa se-buah kebijakan, yaitu:

Tabel 2.2 Metode Analisis Kebijakan

Metode Analisa Umum Metode Analisa Kebijaksanaan

Deskripsi Prediksi Evaluasi Preskripsi Perumusan masalah Peliputan (Monitoring) Peramalan (Forecasting) Evaluasi (Evaluation) Rekomendasi (Recommendation) Penyimpulan praktis Sumber : W.Dunn, 2000: 21-22

Deskripsi : Informasi sebab-akibat policy masa lalu Prediksi : Informasi akibat policy masa datang

Evaluasi : Informasi nilai/harga policy masa lalu dan akan datang Preskripsi : Informasi kemungkinan tindakan masa akan datang

me-nimbulkan akibat yang bernilai

Palumbo, 1987 (dalam Islamy, 1997) menggambarkan bagian-bagian dari analisis kebijakan sebagai berikut :

Agenda setting (penyusunan agenda kebijakan) dan problem definition (merumuskan masalah kebijakan) – menganalisis dan menetapkan sifat dan besaran serta distribusi masalah, memperkirakan kebutuhan dan menetapkan area serta ke-lompok sasaran.

Policy design (rancangan kebijakan) – menganalisis dan meng-identifikasikan alternatif kebijakan sebagai sarana untuk men-capai tujuan kebijakan (untuk memperoleh cost-effective alter-native)

Policy legitimation (legitimasi kebijakan) – menganalisis pe-nerimaan publik dan atau policy stakeholders lain terhadap suatu kebijakan/program

Implementation (pelaksanaan kebijakan) – merupakan peni-laian formatif yang mengambil tempat ketika suatu kebijakan/ program sedang dilaksanakan, serta menganalisis persyara-tan-persyaratan yang diperlukan untuk meningkatkan kesuk-sesan pelaksanaan kebijakan tersebut.

Impact (dampak kebijakan) – menganalisis sejauh mana pe-laksanaan suatu kebijakan/program memperoleh dampak se-perti yang diinginkan atau ditetapkan dalam tujuan kebijakan Termination (penghentian kebijakan) – penilaian terhadap kebijakan dan implementasinya, yang bila ternyata jelek maka

kebijakan perlu dihentikan atau diganti dengan yang lain yang lebih baik.

Adapun tahap persiapan dalam melakukan analisis kebijakan menurut Weimer dan Vining 1989 adalah sebagai berikut : 1) mengumpulkan, mengorganisasikan dan meng-komunikasikan

informasi tentang situasi dan kondisi faktual tentang konse-kwensi adanya kebijakan yang sekarang dan alternatif kebija-kan yang akebija-kan diambil.

2) mengembangkan strategi untuk dapat memahami masalah dengan cepat dan menyusun alternatif pemecahanya. Terma-suk juga kemampuan untuk mengidentifikasi, paling tidak se-cara kuantitatif, besarnya biaya dan keuntungan dari dipilihnya alternatif pemecahan masalah dan penyampaianya hal ini ke-pada para klien.

3) menegaskan persepsinya tentang masalah sosial dan mele-takannya dalam konteksnya. Misalnya: kapan pemerintah di-anggap mempunyai legitimasi untuk mengintevensi permasa-lahan-permasalahan privat ? Jawabannya adalah bila terjadi kegagalan pasar (market failures ) yaitu situasi dimana pen-capaian tujuan/kepentingan privat tidak mengarah atau tidak sesuai dengan tingkat efesiensi pengunaan sumber-sumber

masyarakat atau distribusi yang tidak adil atas barang-barang yang dibutuhkan masyarakat. Kegagalan pasar yang juga men-cakup ketidakpuasan dalam pendistribusian sumber-sumber ekonomi dan politik harus dilihat sebagai satu-satunya per-syaratan bagi intervensi pemerintah secara tepat, tetapi hal ini tidak boleh menimbulkan beban biaya sosial yang lebih besar dibandingkan dengan keuntungan sosialnya, sebab bila tidak juga akan menimbulkan kegagalan pemerintah (govern-ment failures) – yaitu ketidak berhasilan pemerintah menja-lankan sistem politik ekonominya.

4) menyiapkan keahlian teknis yang dibutuhkan untuk mampu memprediksikan dan meramal secara lebih baik dan menya-kinkan konsekwensi-konsekwensi dari setiap alternatif kebija-kan yang dipilihnya. Misalnya kemampuan untuk mengguna-kan teknik cost-benefit analysis.

5) mempunyai pemahaman yang baik tentang perilaku politik dan organisasi untuk memprediksi dan mungkin juga mempenga-ruhi tingkat kelayakan penerimaan klien terhadap kebijakan dan keberhasilan pengimplementasiannya. termasuk juga cara pandang mereka yang luas dan potensi penolakan klien ter-hadap kebijakan dan cara-cara menyusun bukti dan argumen-tasi yang baru sehingga klien bisa menerimanya.

6) mempunyai persiapan nilai-nilai etika profesional terutama da-lam kaitanya dengan upaya menjalin hubungan dengan para klien. Misalnya. bila terjadi dilema akibat adanya persepsi klien tentang preferensi dan kepentingannya yang bertolak-belakang secara substansial dengan persepsinya sendiri tentang kepen-tingan publik.

Berdasarkan uraian mengenai analisis kebijakan publik pada bagian ini, dapat dikatakan bahwa sasaran analisis kebijakan publik adalah memberikan penjelasan mengenai kebijakan yang seka-rang dan yang akan diputuskan, sebab-sebab dan konsekuensi – konsekuensi dari kebijakan publik dikaji secara ilmiah (menggu-nakan teknik dan metode riset) sehingga relevan bagi masalah-masalah politik dan sosial yang menjadi public interest dan public problem. Dengan demikian analisis kebijakan berguna dalam me-rumuskan dan mengimplementasikan kebijakan publik, membantu aparatur kebijakan untuk mengambil posisi yang tepat ( bdk. Aturan mengenai netralitas pegawai negeri sipil dalam aspek tertentu) sehingga kualitas kebijakan publik yang dirumuskan dan dilaksa-nakan dapat terjamin.

Lalu bagaimana kita melihat realitas kebijakan publik di bawah ini?

Apa yang janggal dari foto di atas ? Pusat layanan internet ini telah dibangun setahun yang lalu, namun lima unit komputer tersebut belum pernah difungsikan. Di luar ruangan ini juga sudah disediakan antene parabola, tetapi listrik tidak ada. Pertanyaannya: kebijakan ini untuk kepentingan siapa? Berapa biaya yang sudah dikeluarkan untuk kebijakan yang mubazir seperti ini? Apa tindakan pemerintah selanjutnya terhadap hal ini? Dan seterusnya…

(Realitas ini dipotret di salah satu daerah pedalaman, dan mungkin juga kita temui di wilayah-wilayah lain)

Dalam dokumen Realitas Kebijakan Publik (Halaman 94-106)

Dokumen terkait