• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Model Pembiayaan Bank Syariah

2. Analisis Kelayakan Pembiayaan

Satu (S1), Kosentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayutullah Jakarta 2015, ix + 58 halaman + 13 halaman lampiran.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prosedur kelayakan pembiayaan mikro oleh BPRS Al Saalam Cabang Cinere, Untuk mengetahui analisis kelayakan pembiayaan mikro pada BPRS Al Saalam Cabang Cinere, Untuk mengkaji strategi BPRS Al Salaam Cabang Cinere dalam menganalisis kelayakan pembiayaan mikro.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu pendekatan studi kasus yang menghasilkan data-data deskriptif, mengenai kata-kata lisan maupun tulisan dari fenomena yang diteliti atau dari orang-orang yang berkompeten dibidangnya.

Kesimpulan dari analisis yang dilakukan adalah BPRS Al Salaam memiliki prosedur yang mengedepankan kemudahan dan persyaratan yang sederhana untuk memudahkan calon nasabah dalam mengajukan pembiayaan

Kata Kunci: Analisis Kelayakan, Pembiayaan Mikro, BPRS Al Salaam.

Pembimbing : Edy Setiadi, S.E., M.M. Daftar Pustaka : Tahun 1985 s.d. Tahun 2015

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, yang senantiasa melimpahkan curahan rahmat dan kasih sayang yang tiada hentinya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta Salam tidak lupa penulis curahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut-Nya.

Tidak ada manusia yang luput dari kesalahan, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis akan menerima setiap pandangan dan saran yang terkait dengan skripsi ini dengan hati terbuka.

Dalam menyusun skripsi ini, penulis memperoleh bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan kerendahan hati, penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. A.M. Hasan Ali, MA. dan Bapak Abdurrauf, Lc., MA, selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Muamalat.

3. Bapak Edi Setiadi, S.E., M.M, atas kesediaannya memberikan waktu kepada penulis untuk membimbing dan mengarahkan dengan penuh perhatian dan kesabaran.

4. A.M. Hasan Ali, MA. dan M. Nur Rianto Al Arif, S.E., M.Si selaku penguji pada skripsi saya ini.

vii

5. Ibu Yuke Rahmawati, MA, Penasehat Akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dalam menuntut ilmu selama bangku kuliah.

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan untuk memberikan ilmunya kepada penulis selama bangku kuliah.

7. Bapak Azwar selaku Pimpinan BPRS Al Salaam Cabang Cinere yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengadakan riset.

8. Bapak Zulfikar Zulkarnain dan para staf BPRS Al Salaam Cabang Cinere dalam memberikan data- data yang berkaitan dengan skripsi ini.

9. Kepala Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan.

10. Kedua orang tuaku tercinta. Orang-orang nomor satu di hati saya, motivasi terbesar saya. Terima kasih atas setiap doa’nya, setiap dukungannya. Berkat doa dan motivasi mereka penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

11. Untuk orang-orang terdekatku, kakak-kakakku dan tanteku serta teman-temanku Jawa, Apoy (beserta kediamannya), Bendot (beserta kediamannya), Mamah Dalillah, Abi (beserta semua putranya) dan semua teman Wew family yang tidak bisa di sebutkan namanya satu persatu, dan juga teman kelas PerbankanSyariah(E) yang selama perkuliahan selalu bersama, anak-anak kelas Asuransi, anak Ekonomi, teman-teman Futsal FSH, serta teman KKN Tunas, terima kasih atas dukungan, semangat dan keceriaannya yang meyakinkan

viii

penulis untuk tidak berhenti dan selalu melakukan yang terbaik.terima kasih atas dukungan, semangat dan keceriaannya yang meyakinkan penulis untuk tidak berhenti dan selalu melakukan yang terbaik.

12. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah memberikan kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat lulusmenjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hingga akhir.

Akhirnya semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan karunia, limpahanrahmat dan berkat-Nya atas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis, danpenulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca danpihak-pihak yang memerlukan.

Ciputat, 28 Mei 2015 M

ix DAFTAR ISI

ABSTRAK………...iii

KATA PENGANTAR………..iv

DAFTAR ISI………...vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………..1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ………5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……….6

D. Kerangka Teori………...8

E. Sistematika Penulisan ………..11

BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Serta BPRS Terhadap UMKM ……….13

1. Konsep Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) ……….13

2. Usaha Mikro, Kecil , Menengah (UMKM) ……….17

B. Model Pembiayaan Bank Syariah ………19

1. Teori Pembiayaan ………..………..….19

2. Analisis Kelayakan Pembiayaan ………...…25

C. Strategi Bank Syariah Dalam Menganalisis Pembiayaan Mikro……….28

x

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ………31

B. Tempat dan Waktu Penelitian ………32

C. Jenis Data ……….32

1. Data Primer ………...32

2. Data Sekunder ………...32

D. Teknik Pengumpulan Data ………..33

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) …...33

2. Penelitian Lapangan (Field Research) ………33

E. Teknik Analisis Data ………..34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………38

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ………..38

B. Hasil dan Pembahasan ………..43

1. Prosedur Pembiayaan Mikro Pada BPRS Al Salaam ……44

2. Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro Pada BPRS Al-Salaam………..49

3. Strategi dalam Menganalisis Pembiayaan Mikro Pada BPRS Al-Salaam ………57

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………..61

xi DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dengan semakin berkembangnya suatu kegiatan perekonomian atau perkembangan usaha dari suatu perusahaan maka akan dirasakan perlu adanya sumber-sumber untuk penyediaan dana guna membiayai kegiatan usaha yang semakin berkembang tersebut. Salah satu bentuk sumber dana yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan adalah pembiayaan. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara pertumbuhan suatu kegiatan perekonomian atau suatu kegiatan usaha dari perusahaan dengan eksistensi pembiayaan mempunyai koefisien, korelasi yang sangat erat.

Peraturan Bank Indonesia No.14/22/PBI/2012 tanggal 21 Desember 2012 tentang Pemberian Kredit Atau Pembiayaan dan Bantuan Teknis Dalam Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, bawsannya bank umum diwajibkan untuk menyalurkan dananya dalam bentuk kredit/ pembiayaan kepada UMKM dengan pangsa sebesar minimal 20% secara bertahap yang diikuti dengan penerapan insentif/disinsentif.1

1

Peraturan Bank Indonesia No.14/22/PBI/2012 tanggal 21 Desember 2012 tentang

Pemberian Kredit Atau Pembiayaan dan Bantuan Teknis Dalam Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Badan Pusat Statistik (2003) di dalam Sri Winarni (2006) mengidentifikasikan permasalahan umum yang dihadapi oleh UMKM adalah (1) Kurang permodalan, (2) Kesulitan dalam pemasaran, (3) Persaingan usaha ketat, (4) Kesulitan bahan baku, (5) Kurang teknis produksi dan keahlian, (6) Keterampilan manajerial kurang, (7) Kurang pengetahuan manajemen keuangan, dan (8) Iklim usaha yang kurang kondusif (perijinan, aturan/perundangan)

Hasil penelitian kerjasama Kementerian Negara KUKM dengan BPS (2003) di dalam Sri Winarni (2006) menginformasikan bahwa UKM yang mengalami kesulitan usaha 72,47 %, sisanya 27,53 % tidak ada masalah. Dari 72,47 % yang mengalami kesulitan usaha tersebut, diidentifikasi kesulitan yang muncul adalah (1) Permodalan 51,09 %, (2) Pemasaran 34,72 %, (3) Bahan baku 8,59 %, (4) Ketenagakerjaan 1,09 %, (5) Distribusi transportasi 0,22% dan (6) Lainnya 3,93 %.

Persentase kesulitan yang dominan dihadapi UMKM terutama meliputi kesulitan permodalan (51.09%). Lebih lanjut disebutkan bahwa dalam mengatasi kesulitan permodalannya diketahui sebanyak 17,50% UKM menambah modalnya dengan meminjam ke bank, sisanya 82,50% tidak melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi Simpan Pinjam (KSP), perorangan, keluarga, modal ventura, lainnya.

Sedangkan permasalahan yang dihadapi UMKM dalam mendapatkan kredit modal usaha antara lain adalah (1) Prosedur pengajuan yang sulit

30,30 %, (2) Tidak berminat 25,34 %, (3) Pelaku UMKM Tidak punya agunan 19,28 %, (4) UMKM yang tidak tahu prosedur 14,33 %, (5) Suku bunga tinggi 8,82 %,, (6) Proposal ditolak (1,93 %).

Dibalik besarnya peran dari usaha mikro bagi perekonomian nasional,sektor ini masih dihadapkan pada permasalahan utama yang dihadapi oleh sektor UMKM untuk mengembangkan usahanya adalah kurangnya modal.

Perkembangan sektor UMKM yang demikian menyiratkan bahwa terdapat potensi yang besar atas kekuatan domestik, jika hal ini dapat dikeloladan dikembangkan dengan baik tentu akan dapat mewujudkan usaha menengah yang tangguh.Semakin hari persaingan dalam bisnis perbankan dalam pembiayaan UMKM sangat ketat.

Persaingan tersebut tidak hanya terjadi antar bank,tetapi persaingan juga datang dari lembaga keuangan lain yang berhasil mengembangkan produk-produk keuangan baru.

Persaingan dan perkembangan yang cukup pesat pada usaha perbankan tersebut menjadikan masing-masing lembaga perbankan harus berlomba untuk memenangkanpersaingan bisnis.2

2 Chandra Dewi, Faktor-Faktor yang mempengaruhi Strategi Pemberian Kredit dan

Namun sektor UMKM memiliki resiko yang besar, karena suatu usaha tidak ada yang bisa memastikan apakah akan mendapatkan keuntungan atau justru akan mengalami kerugian.

Berdasarkan hal-hal tersebut maka penulis ingin meneliti lebih jauh dan mencoba menuangkan hasil analisa berdasarkan data yang faktual melalui penulisan karya ilmiah, yang berupa skripsi dengan judul “Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS) Al-Salaam” (Studi Kasus BPRS Al Salaam Cabang Cinere).

B. Identifikasi, Pembatasan dan Rumusan Masalah

a. Identifikasi Masalah

Seiring berkembangnya lembaga keuangan yang menawarkan pembiayan syariah di Indonesia, maka semakin beragam dan semakin berinovasi akad dan sistem untuk mengakses pembiayaan tersebut. Pembiayaan yang diberikan oleh BPRS Al-Salam tidak serta merta selalu diberikan kepada nasabahnya, ada beberapa faktor yang akan didalami dan di pertimbangkan oleh BPRS Al-Salam.

Dalam pemberian pembiayaan, suatu lembaga keuangan harus mengidentifikasi apa yang dibiayai pada nasabahnya. Pada penelitian ini penulis hanya akan membahas prosedur kelayakan pembiayaan mikro pada BPRS Al-Salam.

b. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih fokus dan terarah, penulis akan membatasi masalah berkisar pada prosedur yang digunakan BPRS Al-Salam dalam menganalisis kelayakan pembiayaan mikro.

Oleh karena itu secara spesifikasi perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini difokuskan pada pembahasan sebagai berikut: 1. Bagaimana prosedur pembiayaan mikro oleh BPRS Al-Salam Cabang

Cinere?

2. Bagaimana analisis kelayakan pembiayaan mikro pada BPRS Al-Salam Cabang Cinere?

3. Bagaimana strategi BPRS Al-Salam Cabang Pembantu Cinere dalam menganalisis kelayakan pembiayaan mikro yang diajukan oleh nasabah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan dari penelitian ini adalah :

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui prosedur kelayakan pembiayaan mikro oleh BPRS Al-Salam Pembantu Cinere.

b. Untuk mengetahui analisis kelayakan pembiayaan mikro pada BPRS Al-Salam Pembantu Cinere.

c. Untuk mengkaji strategi BPRS Al-Salam Cabang Cinere dalam menganalisis kelayakan pembiayaan mikro.

2. Manfaat penelitian

a. Bagi penulis, untuk meningkatkan pemahaman tentang ilmu pembiayaan.

b. Bagi Akademisi

1. Dapat mengetahui praktek-praktek pada dunia perbankan, sehingga 2. dapat dijadikan bekal pada suatu saat nanti.

3. Sebagai sumber ilmu untuk menambah wawasan pengetahuan kita secara langsung dengan menghubungkan dengan penerapan teori yang ada di bangku kuliah.

c. Bagi Praktisi

1. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pada nantinya untuk meningkatkan kinerja BPRS dalam pemberian pembiayaan.

2. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan dan kebijaksanaan dalam menjalankan pemberian pembiayaan, sehingga dapat meminimkan resiko tidak tertagihnya pembiayaan. d. Bagi Masyarakat

Sebagai tambahan informasi bagi peneliti lain ataupun masyarakat untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan BPRS dan tata cara dalam melakukan permohonan pembiayaan.

D. Kerangka Teori 1. Pengertian BPRS

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.3 Berdasarkan Undang-Undang RI No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan, bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.4

BPR yang status hukumnya disahkan melalui Paket Kebijakan Keuangan Moneter dan Perbankan (PAKTO) tanggal 27 Oktober 1998 pada hakikatnya merupakan modifikasi (model baru) dari Lumbung Desa dan Bank Desa yang ada sejak 1980-an.5

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah umumnya melayani masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Di dalam operasionalnya Bank Pembiayaan Rakyat juga melayani kegiatan atau operasional bank seperti menerima simpanan dan menyalurkan pembiayaan khususnya pada masyarakat ekonomi menengah ke bawah.

3

Zubairi Hasan, Undang-Undang Perbankan Syariah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009), h. 6

4

Undang-undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

5M. Ma’ruf Abdullah, Hukum Perbankan dan Perkembangan Bank Syariah di Indonesia, (Banjarmasin: Antasari Press, 2006), h. 88

2. Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan adalah pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit. Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal yaitu pembiayaan produktif dan pembiayaan konsumtif.6

Sedangkan menurut Undang-Undang Perbankan No. 21 Tahun 2008 tentang pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:

a. transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;

b. transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik;

c. transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah,salam, dan istishna’;

d. transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan

e. transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa

Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah

6

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001),

jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.7

3. Analisis Pembiayaan

Sebelum penyaluran pembiayaan dilakukan maka harus diadakan analisis untuk menentukan layak tidaknya suatu pembiayaan direalisasikan. Ada beberapa prinsip-prinsip penilaian pembiayaan yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5C (character, capacity, capital, collateral, condition), analisis 7P (personality, party, purpose, prospect, payment, profitability, protection) dan studi kelayakan. Kedua prinsip ini 5C dan 7P memiliki persamaan yaitu apa-apa yang terkandung dalam 5C dirinci lebih lanjut dalam prinsip 7P dan di dalam prinip 7P di samping

E. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Menguraikan dan menjelaskan tentang : latar belakang permasalahan, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat, metodologi penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan diuraikan mengenai dasar–dasar teori yang melandasi pembuatan skripsi ini.

7

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menerangkan mengenai metode penelitian yang di gunakan penulis.

BAB IV : ANALISIS PEMBAHASAN

Bab ini diuraikan mengenai proses penganalisisan data dan hasil penelitian.

BAB V : PENUTUP

Pada Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang berhubungan dengan penulisan skripsi yang dibuat.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Peran Serta Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Terhadap UMKM

1. Konsep Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menurut Undang-Undang (UU) Perbankan No.7 tahun 1992, adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangaka tabungan dan/ atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR. Sedangkan Dalam Undang-undang Perbankan No.10 Tahun 1998 disebutkan bahwa Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan usaha secara konvensional atau berdasarkran prinsip syariah.8

Status hukum BPR diakui pertama kali dalam pakto tanggal 27 oktober 1998, sebagai bagian dari paket kebijakan keuangan, moneter, dan perbankan. Secara historis BPR adalah penjelmaan dari banyak lembaga keuangan seperti Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai Lumbung Pilih Nagari (LPN) , Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan Kredit Desa(BKD), Badan Kredit Kecamatan (KURK), Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD) dan atau

8

Lihat Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia tentang Bank Umum berdasarkanPrinsip Syariah dalam UU RI No. 10 taun 1998 Tentang Perubahan atas UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan.

lembaga lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.9

Sejak dikeluarkannya UU No.7 Tahun 1992 tentang pokok perbankan, keberadaan lembaga-lembaga keuangan tersebut diperjelas melalui izin dari menteri keuangan.

Sebagai langkah awal, ditetapkan tiga lokasi berdirinya BPR syariah tersebut adalah:

a. PT. BPR Dana mardhatillah, Kec. Margahayu, Bandung b. PT. BPR Berkah Amal Sejahtera, Kec. Pandalarang, Bandung c. PT. BPR Amanah Rabbaniyah, Kec. Banjaran, Bandung

Tanggal 8 Oktober 1990, Ketiga BPR syariah tersebut telah mendapatkan ijin prinsip dari Mentri Keuangan RI. Selanjutnya, dengan technical assistance dari bank bukopin cabang bandung yang memperlancar penyelanggaran pelatihan dan pertemuan para pakar perbankan, pada tanggal 5 juli 1991, BPR Dana Mardhatillah BPR berkah amal Sejahtera dan BPR Amanah Rabbaniyah tersebut masing-masing mendapatkan ijin usaha dari Mentri Keuangan RI.

Adapun tujuan yang dikehendaki dengan berdirinya BPR syariah adalah:10

a. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat islam, terutama masyarakat golongan ekonomi lemah yang pada umumnya berada di pedesaan.

9

Subagyo, dll, 2002, Bank dan Lembaga KeuanganLainnya, (STIE YKPN, Yogyakarta), h, 117.

10 Warkum Sumitro, 2002, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga Lembaga Terkait, (Raja

b. Menambah lapangan kerja terutama di tingkat kecamatan, sehingga dapat mengurangi arus urbanisasi.

c. Membina semangant Ukhuwah Islamiyah melalui kegiatan ekonomi dalam rangka meningkatkan pendapatan per kapita menuju kualitas hidup yang memadai.

Untuk mencapai tujuan operasionalisasi BPR syariah tersebut di perlukan strategi operasional sebagai berikut.11

a. BPR syariah tidak bersifat menunggu terhadap datangnya permintaan fasilitas, melainkan bersifat aktif dengan melakukan sosialisasi/penelitian kepada usaha-usaha yang berskala kecil dan perlu dibantu tambahan mdal, sehingga memiliki prospek bisnis yang baik.

b. BPR syariah memiliki jenis usaha yang waktu perputaran uangnya jangka pendek mengutamakan usaha skala menengah dan kecil.

c. BPR syariah mengkaji pangsa pasar, tingkat kejenuhan serta tingkat kompetitifnya produk yang akan diberi pembiayaan.

Kegiatan usaha yang diperbolehkan oleh BPRS sangat terbatas, yaitu meliputi perhimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu, memberikan pembiayaan serta menempatkan dana dalam bentuk Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain. BPR tidak diperkenankan untuk

11

menerima simpanan yang berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran serta melakukan kegiatan usaha selain yang diperkenankan.

Selain itu BPRS tidak diperkenankan untuk melakukan kegiatan usaha yang berbentuk valuta asing kecuali untuk digunakan sebagai pedagang valuta asing (dengan izin Bank Indonesia), melakukan berbagai penyertaan modal, dan melakukan usaha pengasuransian.

BPR Syariah tidak diijinkan pula untuk menerima dana simpanan dalam bentuk giro sekalipun hal itu dilakukan dalam bentuk wadiah.12

Kantor operasional BPRS dibatasi dalam satu wilayah provinsi, sedangkan Bank Umum Syariah wilayah kantor operasionalnya dapat dilakukan di seluruh dunia.

BPRS berlokasi di tempat sekitar UKM dan masyarakat pedesaan, serta mengfokuskan pada pelayanannya yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dan kebutuhan masyarakat tersebut. BPRS memiliki karakteristik operasional yang spesifik yang memungkinkan BPRS dapat menjangkau dan melayani UKM dan masyarakat pedesaan.

Pembatasan usaha BPRS secara lebih tegas dijelaskan dalam pasal 27 SK Direktur BI No. 32/KEP/DIR/1999. Menurut SK ini, kegiatan BPR Syariah adalah :

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang meliputi:

12

1) Tabungan

2) Deposito berjangka

3) Bentuk lain yang menggunakan prinsip wadhiah atau mudharabah. b. Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan:

1) Pembiayaan Jual Beli (Ba’i) a) Pembiayaan Murabahah b) Pembiayaan Salam

c) Pembiayaan Istishna

2) Pembiayaan Bagi Hasil (Syirkah) a) Pembiayaan musyarakah b) Pembiayaan mudharabah 3) Pembiayaan lain.

a) Gadai/rahn b) Al-qard

2. Usaha Mikro, Kecil , Menengah (UMKM)

Berdasarkan undang-undang (UU) nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil , Menengah (UMKM).13

a. Usaha mikro adalah usah produktif milik perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana di atur dalam undang-undang ini.

13Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, “ Kriteria Usaha mikro, Kecil dan Menengah Tahun 2008 tentang UMKM”, artikel diakses pada 9 Februari 2015 http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=129.

b. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang peruahaan yang dimiliki,dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.

c. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang peruahaan yang dimiliki,dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha keci atau usaha besar dengan jumlah kekayaan besih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

Kriteria UMKM

Uraian

Kriteria

Asset Omset

Usaha Mikro Maks. 50 juta Maks. 300 juta Usaha Kecil >50 jt-500 jt >300 jt-2,5 Miliar Usaha Menengah >500 jt-10 Miliar >2,5 Miliar-50

Miliar

B. Model Pembiayaan Bank Syariah

1. Teori Pembiayaan

Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah didefinisikan sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.14

Sedangkan menurut Undang-Undang Perbankan No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:

a. transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.

b. transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik.

c. transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh.

d. transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa.

Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh

Dokumen terkait