• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Analisis Kelayakan Usaha

Dalam melakukan pengembangan usaha, Batik Bogor Tradisiku melakukan pengembangannya dengan meningkatkan jumlah produksi dan meningkatkan pasar yang telah ada selama ini. Hal tersebut dilakukan untuk melihat apakah selama ini jumlah produksi yang dilakukan oleh UKM sudah

27

mencapai titik optimum. Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan kapasitas optimum produksi dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki dan melakukan peramalan penjualan terhadap pengembangan produksi yang akan dilakukan berdasarkan deret waktu (time series).

Perhitungan untuk mengetahui banyaknya kapasitas produksi optimum yang perlu dikembangkan oleh Batik Bogor Tradisiku dilakukan menggunakan aplikasi Lindo dengan membuat model linear. Model linear dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran 3. Penentuan formulasi persamaan linear tersebut berdasarkan margin laba, harga pokok produksi, modal, dan waktu pengerjaan sehingga menghasilkan formulasi yang disajikan pada Lampiran 3. Berdasarkan dari data yang telah diolah, didapat kapasitas optimum produksi sebesar 34 unit per bulan untuk batik tulis, 242 unit per bulan untuk batik cap, dan 325 unit per bulan untuk kain printing. Dapat dilihat pada Tabel 2 Kapasitas optimum produksi Batik Bogor Tradisiku.

Tabel 2. Kapasitas optimum produksi Jenis Batik Kondisi Normal

(unit/bulan) Kapasitas Optimum (unit/bulan) Penambahan produksi (unit/bulan) Batik Tulis 34 34 0 Batik Cap 224 242 18 Kain Printing 325 325 0 Total 583 601 18

Berdasarkan hasil perhitungan kapasitas optimum diperoleh bahwa hanya batik cap saja yang mengalami peningkatan produksi. Hal tersebut dikarenakan dalam penentuan kapasitas optimum yang dilakukan pada tiga jenis batik yang berbeda terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perhitungan. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah laba yang dihasilkan, harga pokok produksi, dan waktu pengerjaannya. Pada batik cap akan lebih menguntungkan untuk ditingkatkan produksinya bila dilihat dari margin laba yang dihasilkan dengan waktu pengerjaannya yang tidak terlalu lama bila dibandingkan dengan batik tulis yang memerlukan waktu yang lebih lama dalam pengerjaannya walaupun memiliki margin laba yang lebih besar. Selain itu bila dilihat dari sisi penjualan, batik cap lebih banyak dipilih atau dibeli oleh konsumen dibandingkan dengan batik tulis.

28

Setelah dilakukan perhitungan kapasitas optimum produksi, diperlukannya peramalan penjualan pada batik cap agar dapat dilihat apakah pasar dapat menyerap produksi batik cap yang bertambah dalam pengembangan usaha yang dilakukan UKM. Data yang dibutuhkan untuk melakukan peramalam penjualan adalah data penjualan pada batik cap selama 48 bulan (4 tahun, Januari 2008-Desember 2011) dan menggunakan aplikasi Minitab. Diperlukan uji stasioner terlebih dahulu untuk menentukan jenis peramalan yang tepat. Berdasarkan hasil yang telah diolah, data penjualan Batik Cap menunjukkan tidak stasioner maka jenis peramalan yang tepat adalah Analisis Tren Linear, Analisis Tren Kuadratik, dan Double Exponential Smoothing. Tidak stasioner dimaksud bahwa pada data menunjukkan adanya tren atau seasonal (Santoso, 2009). Hasil dari uji stasioner menggunakan aplikasi Minitab dapat dilihat pada Gambar 4.

Hasil peramalan dengan menggunakan ketiga metode Analisis Tren Linear, Analisis Tren Kuadratik, dan Double Exponential Smoothing menunjukkan bahwa metode yang paling tepat adalah metode Analisis Tren Linear karena metode ini menunjukkan tingkat kesalahan yang paling kecil. Metode peramalan yang tepat adalah yang memiliki tingkat kesalahan yang paling kecil. Hasil tingkat kesalahan dari jenis peramalan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.

Lag A u to c o rr e la ti o n 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 1,0 0,8 0,6 0,4 0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8 -1,0

Autocorrelation Function for SALES (w ith 5% significance limits for the autocorrelations)

29

Tabel 3. Metode peramalan dan nilai kesalahan

Jenis Peramalan MAPE MAD MSD

Analisis Tren Linear 103,95 59,47 6893,71

Analisis Tren Kuadratik 111,07 59,75 6407,91

Double Exponential Smoothing 105,23 59,60 7539,65

Berikut hasil analisis tren menggunakan metode analisis tren linear sehingga menghasilkan peramalan penjualan yang menggunakan aplikasi minitab dapat dilihat pada Gambar 5.

I ndex S A L E S 60 54 48 42 36 30 24 18 12 6 1 400 300 200 100 0 Accuracy Measures MAPE 103,95 MAD 59,47 MSD 6893,71 Variable Forecasts Actual Fits

TREND ANALI SI S LI NEAR Linear Trend Model Yt = 19.8014 + 5.28957* t

Gambar 5. Model Tren Linear

Pada studi kelayakan pengembangan usaha Batik Bogor Tradisiku aspek yang perlu dikaji untuk menentukan bahwa usaha tersebut layak atau tidak layak untuk dikembangkan adalah dengan memperhatikan aspek finansial dan non-finansial yaitu meliputi aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek ekonomi dan sosial.

4.2.1 Aspek Pasar dan Pemasaran

Pengembangan usaha Batik Bogor Tradisiku memiliki prospek yang cukup potensial di daerah Bogor. Hal tersebut dididasarkan pada ketentuan Walikota Bogor yang mewajibkan kepada seluruh Dinas di wilayah Bogor untuk mengenakan Batik Bogor pada hari-hari tertentu. Pada tahun 2011 sudah hampir semua dinas di wilayah Bogor memesan Batik Bogor di Batik Bogor Tradisiku sehingga memiliki potensi untuk seluruh Dinas di wilayah Bogor memesan Batik Bogor tersebut. Selain

30

itu, permintaan Batik Bogor untuk Dinas di Bogor berpotensi untuk naik karena setiap tahun Dinas selalu memesan Batik untuk seragam yang mereka kenakan setiap minggunya. Tidak hanya itu saja, sekolah-sekolah di wilayah Bogor sudah ikut memesan batik Bogor.

Penjualan Batik Bogor sendiri menunjukkan tren yang cenderung meningkat tiap tahunnya, walaupun pada tahun 2011 cenderung turun tetapi meningkat kembali dengan peramalan yang telah dilakukan untuk satu tahun kedepan. Dengan mempertimbangkan peramalan yang meningkat dan kapasitas optimum yang produksi, maka ditetapkan penjualan untuk tahun kedepan sebesar 7212 unit batik/tahun dan penjualan pakaian jadi serta seragam sebesar 4044 unit/tahun sehingga penjualan total sebesar 11256 unit/tahun.

Berdasarkan hasil perhitungan kapasitas optimum bahwa kenaikan penjualan hanya terlihat pada penjualan Batik Cap saja sehingga peramalan penjualan juga dilakukan untuk Batik Cap saja. Dapat dilihat perbandingan ramalan penjualan dan kapasitas optimum produksi Batik Cap per bulan pada Tabel 4. Melihat dari Tabel 4 tersebut dapat dilihat bahwa peramalan penjualan Batik Cap sebesar 3691 unit/bulan. Dengan kapasitas sebesar 2904 dapat diasumsikan bahwa produksi sebesar 2904 dapat diserap oleh pasar seluruhnya.

Batik Bogor Tradisiku memiliki satu pesaing di industri Batik Bogor. Pesaingnya yaitu Batik Bogor Handayani Geulis yang baru mulai merintis usahanya pada awal tahun 2012. Posisi Batik Bogor Tradisiku masih berada diatas pesaingnya dikarenakan Batik Bogor Tradisiku sudah merintis usahanya lebih lama, yaitu sudah berjalan 4 tahun dan sudah memiliki banyak pelanggan sehingga cukup susah pelanggan untuk beralih ke pesaingnya. Selain itu, Batik Bogor Tradisiku memiliki hubungan yang sangat baik dengan pelanggannya. Dengan menambahkan pelayanan yang lebih baik lagi kepada pelanggan tidak akan mudah pelanggan berpaling ke tempat lain.

31

Tabel 4. Ramalan penjualan dan kapasitas optimum produksi batik cap

Tahun 2011 Ramalan Penjualan Batik Cap (unit/bulan)

Kapasitas Optimum Produksi Batik Cap

(unit/bulan) Januari 278 242 Februari 284 242 Maret 289 242 April 294 242 Mei 300 242 Juni 305 242 Juli 310 242 Agustus 316 242 September 321 242 Oktober 326 242 November 331 242 Desember 337 242 Total 3691 2904

Bauran pemasaran atau yang biasa disebut Marketing Mix (4P), yaitu Produk, Lokasi, Harga, dan Promosi menunjukkan produk yang akan dipasarkan tersebut. Produk yang ditawarkan oleh Batik Bogor Tradisiku adalah berupa batik tulis, batik cap, kain printing, batik dalam bentuk pakaian jadi, dan seragam untuk siswa sekolah di wilayah Bogor dan sekitarnya. Lokasi Batik Bogor Tradisiku berada di Jalan Jalak No. 2 Tanah Sareal Bogor dekat dengan pusat kota Bogor sehingga konsumen mudah menjangkau dan fasilitas transportasi yang mudah sehingga memberikan rasa aman dan nyaman kepada seluruh konsumen. Harga yang ditawarkan untuk Batik Tulis antara Rp 450.000,00 hingga Rp 1.500.000,00, Batik Cap antara Rp 200.000,00 hingga Rp 400.000,00, kain printing antara Rp 65.000,00 hingga Rp 120.000,00, pakaian jadi sekitar Rp 160.000,00 hingga Rp 400.000,00, dan seragam Rp 39.000,00. Harga disesuaikan dengan tingkat kesulitan dalam pembuatan batik. Bentuk promosi yang dilakukan Batik Bogor Tradisiku adalah dengan mengikuti pameran yang ada di Bogor dan juga diluar Bogor. Salah satu pameran yang selalu diikuti oleh Batik Bogor Tradisiku adalah Ina Craft, Batik Bogor Tradisiku selalu mengikuti pameran ini setiap tahunnya. Selain itu, bentuk promosi lainnya adalah dengan membuat website Batik Bogor Tradisiku sehingga tidak hanya penduduk lokal yang bisa memesan tetapi

32

penduduk nasional dapat memesan lewat website Batik Bogor Tradisiku. Word of mouth dan pamflet juga digunakan sebagai bentuk promosi yang dilakukan oleh Batik Bogor Tradisiku. Oleh karena itu, dari aspek pasar dan pemasaran usaha pengembangan Batik Bogor Tradisiku layak untuk dijalankan.

4.2.2 Aspek Teknis

Aspek teknis dimaksudkan apakah dari segi pembangunan usaha dan segi implementasi rutin bisnis secara teknis dapat dilaksanakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah lokasi usaha, kebutuhan bakan baku dan proses produksi.

1. Lokasi usaha

Faktor lokasi merupakan faktor yang secara langsung mempengaruhi kegiatan usaha karena lokasi usaha erat hubungannya dengan pemasran hasil produksi. Lokasi usaha Batik Bogor Tradisiku berada di dua tempat, tempat produksi pertama yaitu terletak di Neglasari 1 RT 03/04 No.69 Cibuluh Bogor Utara sedangakan tempat kedua berada di jalan Jalak no. 2 RT 04/02 Tanah Sareal Bogor. Tempat pertama merupakan tempat yang hampir seluruh proses produksi dilakukan disini kecuali proses pembuatan batik tulis dan batik cap berada di tempat kedua yang selanjutnya juga diproses di tempat pertama. Tempat kedua juga digunakan sebagai tempat pemasaran hasil produksi yang siap dipasarkan.

Tempat pertama cocok sebagai tempat produksi karena lokasinya yang jauh dari hiruk pikuk kota Bogor yang ramai sehingga proses produksi dapat dilakukan dengan baik. Selain itu yang lokasinya dekat dengan hutan, maka dapat mencari kayu bakar dengan mudah untuk tambahan bahan baku.

Awalnya tempat produksi batik bogor hanya di tempat pertama saja tetapi agar tempat pemasaran dapat mudah dijangkau oleh konsumen di Bogor, yang sejak awal target utama pemasarannya adalah masyarakat Bogor, maka pemilik mulai mencari tempat yang

33

lebih tepat. Tempat kedua digunakan sebagai gallery dan proses pembuatan batik tulis dan cap agar selain membeli konsumen dapat melihat proses produksi batik. Selain itu tempat pertama merupakan tempat yang cukup strategis dimana dapat dicapai dengan transportasi yang mudah serta letaknya yang tidak jauh dari pusat kota Bogor. Jaringan listrik dan air juga sudah baik untuk menunjang kegiatan usaha, sehingga menjadi keuntungan sendiri bagi Batik Bogor Tradisiku untuk memasarkan hasil produksi.

2. Kebutuhan bahan baku dan proses produksi

Bahan baku berasal dari beberapa tempat, ada dari Pekalongan dan Bogor. Untuk pendistribusiannya dilakukan dengan sistem pemesanan dan dipaket dari Pekalongan ke Bogor untuk menghemat biaya distribusi. Untuk pembelian bahan baku di Bogor dilakukan dengan sistem pembelian sendiri atau langsung ke tempat penjualan karena lokasinya yang tidak jauh dari tempat produksi. Bahan baku langsung dibeli di tempat yang kualitasnya lebih baik dari tempat yang lain untuk menghasilkan produk yang berkualitas.

Berikut merupakan proses produksi kain batik yang merupakan produk utama yang diproduksi oleh Batik Bogor Tradisiku. Tahapan proses produksi kain batik dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Tahap Proses Produksi Kain Batik Membuat gambar atau desain Menyanting Memberi warna (pencelupan atau pencoletan) Perebusan atau pelodoran

34

a. Membuat gambar atau desain

Proses pertama dalam membuat batik adalah membuat gambar atau desain dari batik bogor sendiri dengan menggunakan pinsil, ini merupakan tahapan untuk batik tulis dan cap saja. Sedangkan untuk kain printing tidak melewati tahapan ini.

b. Menyanting

Proses kedua adalah menyanting atau menggambar dengan menggunkan malam untuk menutupi kain agar tidak terkena warna saat proses pewarnaan. Batik tulis menggunakan canting tulis, batik cap menggunakan canting cap, sedangkan pada kain printing tidak melewati tahapan ini.

c. Memberi warna (pencelupan atau pencoletan)

Proses ketiga adalah memberi warna pada kain. Pada batik tulis dan cap proses pemberian warna adalah dengan mencelupkan kain ke air yang sudah diberi pewarna selama waktu yang ditentukan. Pada kain printing proses pertama langsung pada pemberian warna terhadap kain dengan menggunakan cetakan warna yang disebut plangkan. Sebenarnya proses printing sama dengan proses menyablon hanya saja pada kain printing di usaha Batik Bogor Tradisiku menggunakan obat berkualitas yang baik. Untuk batik tulis, cap, dan printing proses pewarnaan bisa dilakukan berkali-kali tergantung berapa warna yang digunakan. Pada kain printing warna yang berbeda digunakan pada plangkan yang berbeda pula.

d. Perebusan atau pelodoran

Proses terakhir adalah perebusan atau pelodoran malam yang tercetak di kain. Proses ini dilakukan kepada ketiga macam batik yang diproduksi. Hanya saja pada obatnya saja yang berbeda dalam setiap perlakuaan ketiga batik tersebut. Untuk batik tulis dan cap perebusan dilakukan biasa saja menggunakan air yang sudah diberi obat lalu malam akan luntur secara perlahan. Sedangkan untuk kain printing setelah pemberian warna kain di

35

rebus di obat yang berbeda setelah itu diberi pelembut kain. Setelah direbus lalu kain di angin-anginkan atau dijemur.

Untuk proses produksi pakaian jadi dan seragam setelah membuat kain langsung dijait ke penjahit rekan dari usaha Batik Bogor Tradisiku. Yang dimaksud rekan atau mitra usaha Batik Bogor Tradisiku adalah Batik Bogor Tradisiku melakukan kerjasama dengan beberapa penjahit untuk membuat baju ke para penjahit tersebut. Tetapi Batik Bogor Tradisiku memiliki satu penjahit yang stand by dan bekerja secara langsung dengan Batik Bogor Tradisiku hanya saja segala kebutuhan bahan baku jahitan langsung dibebankan kepada penjahit sehingga pembayaran jahitan langsung diberikan kepada penjahit.

4.2.3 Aspek Manajemen dan Hukum

Setelah membahas aspek pasar dan pemasaran serta aspek teknis, selanjutnya akan membahas aspek manajemen dan hukum. Penilaian kelayakan pengembangan usaha dalam aspek manajemen dan hukum meliputi masalah perizinan dan legalitas, struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, dan tenaga kerja.

1. Perizinan dan Legalitas Badan Hukum Usaha

Tujuan dari aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki (Kasmir dan Jakfar, 2003). Usaha Batik Bogor Tradisiku secara resmi telah didaftarkan sebagai perusahaan yang memiliki nomor Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 10.04.5.17.06359, pada tanggal 15 Januari 2009. Penanggung jawab Batik Tradisiku adalah pendirinya yaitu Bapak Siswaya, dengan nomor NPWP 59.202.841.9-404.000. Batik Tradisiku juga telah mengantongi Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dengan nomor 517/32/PK/B/DIPERINDAGKOP dan Tanda Daftar Industri (TDI)

dengan nomor 534/03.TDI-Diperindagkop pada tanggal 15 Januari 2009.

36

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dibuat untuk menunjukkan kedudukan struktural masing-masing individu serta menunjukkan tugas dan fungsi mereka. UKM Batik Bogor Tradisiku dipimpin oleh seorang direktur utama yang bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan UKM seperti kegiatan produksi, operasional, pemasaran, keuangan, dan SDM. Pada setiap kegiatan tersebut terdapat seorang supervisor yang bertanggung jawab khusus untuk masing-masing kegiatan.

Penanggung jawab produksi bertugas untuk mengkoordinasikan seluruh kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dengan produksi yaitu diantaranya desain motif, proses pembatikan tulis dan cap, proses printing, proses pewarnaan, dan proses penjahitan. Penanggung jawab operasional bertanggung jawab dalam kegiatan-kegiatan operasional Batik Bogor Tradisiku seperti dalam hal transportasi dan belanja bahan baku batik. Penanggung jawab pemasaran bertanggung jawab untuk memasarkan produk batik baik itu pada galeri dan pameran. Penanggung jawab keuangan bertanggung jawab atas pencatatan keuangan serta mengontrol arus kas UKM Batik Bogor Tradisiku, sedangkan penanggung jawab SDM bertanggung jawab atas sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh Batik Bogor Tradisiku.

Adapun struktur organisasi UKM Batik Bogor Tradisiku dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Struktur Organisasi Usaha Batik Bogor Tradisiku Direktur Utama Penang-gung Jawab Operasi-onal Penang-gung Jawab Produksi Penang-gung Jawab Pemasar-an Penang-gung Jawab Keuang-an Penang-gung Jawab SDM

37

3. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan faktor yang penting dalam menjalankan suatu usaha. Jumlah semua tenaga kerja yang ada di Batik Bogor Tradisiku berjumlah 22 orang. Jam kerja yang berlaku bagi karyawan mulai dari jam 08.00 hingga 17.00 WIB atau sekitar 9 jam per hari. Pada awal pendirian tahun 2008, UKM Batik Tradisiku Bogor hanya memiliki 8 karyawan yang terbagi ke beberapa pekerjaan. Jumlah tenaga kerja dari awal usaha dapat dilihat pada Lampiran 5 yang menyajikan kebutuhan fisik dari tahun 0 (tahun 2008).

Sistem perekrutan tenaga kerja di Batik Bogor Tradisiku tidak rumit. Tingkat pendidikan yang dibutuhkan juga tidak ditetapkan terlalu tinggi, tidak perlu juga mahir dalam membatik karena sebelumnya ada pelatihan terlebih dahulu dari Batik Bogor Tradisiku. Tenaga kerja yang direkrut juga tidak jauh dari orang sudah dikenal oleh pemilik sehingga pemilik dapat mengontrol karyawan agar dapat bekerja dengan baik. Dengan sistem seperti itu pemilik memiliki tenaga kerja yang memiliki kualitas yang baik.

Sistem pemberian gaji yang diterapkan di usaha Batik Bogor Tradisiku adalah sistem bulanan dan sistem upah jika adanya kerja tambahan seperti menjaga pameran. Karyawan hanya mendapatkan libur seminggu sekali atau tergantung pesanan yang diterima. Selain itu karyawan diperbolehkan untuk meminta kasbon untuk keperluan mendadak dan mendapatkan bonus tambahan untuk tunjangan Hari Raya Idul Fitri.

4.2.4 Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

Pada aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan menunjukkan apa dampak yang diberikan usaha tersebut terhadap masyarakat pada khususnya dan pemerintah pada umumnya. Bila ditinjau dari aspek ekonomi dampak yang diberikan usaha Batik Bogor Tradisiku akan membuka peluang bertambahnya pendapatan bagi karyawan yang hampir sebagian karyawannya berasal dari Bogor dan pendapatan bagi

38

masyarakat sekitar tempat usaha. Selain itu bagi pemerintah, dampak yang dirasakan dari usaha Batik Bogor Tradisiku adalah memberikan pemasukan bagi pemerintah dengan pembayaran pajak yang dibayarkan Batik Bogor Tradisiku.

Ditinjau dari aspek sosial dampak yang diberikan Batik Bogor Tradisiku akan membuka peluang kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar sehingga dapat membantu pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran walaupun dalam jumlah kecil. Selain itu tersedianya sarana dan prasarana berupa jalanan dan listrik bagi daerah sekitar tempat usaha.

Bila dilihat dari aspek lingkungan, usaha Batik Bogor Tradisiku memperhatikan keadaan lingkungan sekitar dan dampak yang ditimbulkan usaha tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari obat pewarna yang digunakan oleh Batik Bogor Tradisiku ramah lingkungan karena tidak berbahaya bagi lingkungan. Selain itu pada usaha Batik Bogor Tradisiku dapat dikatakan tidak menghasilkan limbah yang dapat mengganggu lingkungan hanya kain hasil batik yang dapat diberikan atau dijual kembali kepada orang lain yang akan menghasilkan barang lain. Oleh karena itu, dari aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan usaha pengembangan Batik Bogor Tradisiku layak untuk dijalankan.

4.2.5 Aspek Finansial

Analisis aspek keuangan diteliti untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan (Umar, 2009). Penentuan layaknya suatu bisnis dapat dilihat dari beberapa kriteria. Pada pengembangan kelayakan usaha Batik Bogor Tradisiku dilihat dari aspek finansial terdiri dari rencana kebutuhan fisik, rencana anggaran biaya, biaya operasional, modal dan penerimaan, analisis kriteria investasi, dan analisis sensitivitas.

Perhitungan kriteria investasi dilakukan dari awal usaha didirikan yaitu tahun 2008. Tahun persiapan (tahun 0) adalah tahun 2008 dan tahun pengembangan usaha (tahun 4). Hal tersebut dilakukan karena

39

pengembangan yang dilakukan UKM Batik Tradisiku Bogor berupa peningkatan produksi dengan melihat kapasitas optimum yang dapat dipenuhi dari sumber daya yang ada. Sehingga tidak memerlukan investasi berupa mesin atau peralatan lainnya dalam pengembangan yang dilakukan.

1. Rencana Kebutuhan Fisik

Rencana kebutuhan fisik pada pengembangan kelayakan usaha Batik Bogor Tradisiku merupakan perencanaan kebutuhan fisik yang dibutuhkan oleh usaha tersebut. Kebutuhan fisik ini berupa kebutuhan bangunan, peralatan dan perlengkapan, bahan baku produksi, dan tenaga kerja. Dalam pengembangan kelayakan usaha ini yang meningkat adalah bahan baku dan peralatan yang dibutuhkan dalam peningkatan produksi usaha tersebut. Peningkatan bahan baku hanya terjadi pada bahan baku produksi kain batik cap karena pada peningkatan kapasitas optimum yang meningkat hanya pada batik cap saja.

Bahan baku yang meningkat adalah bahan baku pada aktivitas produksi batik cap berupa kain prima, malam cap, obat pewarna cap, soda ash, minyak tanah, gas kecil, blue gas, dan kayu bakar. Untuk peralatan yang meningkat adalah pada canting cap saja karena adanya peningkatan pada produksi batik cap juga. Tetapi pengembangan usaha ini tidak menyebabkan pertambahan tenaga kerja. Hal tersebut didasarkan pada pengoptimalan sumber daya yang dimiliki usaha tersebut. Rincian kebutuhan fisik dapat dilihat pada Lampiran 5 dan 12.

2. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Rencana anggaran biaya pada pengembangan usaha Batik Bogor Tradisiku merupakan seluruh biaya yang diperlukan dalam pengembangan usaha ini. Rencana anggaran ini merupakan biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan fisik yang telah direncanakan. Biaya-biaya yang termasuk dalam dalam rencana anggaran biaya adalah biaya bangunan, peralatan dan perlengkapan,

40

bahan baku, lain-lain, serta tenaga kerja langsung dan tidak langsung. Pada pengembangan usaha ini, rencana anggaran biaya yang diperlukan adalah biaya peralatan dan perlengkapan, biaya bahan baku, biaya lain-lain, serta biaya upah tenaga kerja dan bonus.

Dokumen terkait