• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Kadar Abu

1. Analisis Kelayakan Usaha a Proyeksi laba rug

Pendapatan bersih merupakan pengurangan pendapatan dengan biaya penjualan, gaji dan upah, biaya usaha tetap dan biaya lain. Proyeksi laba rugi biopelet menunjukkan bahwa pendapatan bersih usaha berada pada nilai negatif hingga bulan ke-3. Mulai bulan ke-4 dan seterusnya, pendapatan bersih berada pada nilai positif. Total pendapatan bersih pada tahun pertama adalah Rp.41.097.236, pada tahun kedua adalah Rp.96.143.797, dan pada tahun ketiga adalah Rp.157.978.454.

37 b. Proyeksi arus kas

Kas masuk pada bulan pertama adalah Rp.44.683.688. Sedangkan kas keluar pada bulan pertama adalah Rp.63.284.482. selisih nilai tersebut memberikan nilai arus kas negatif pada bulan pertama. Arus kas operasional bulanan adalah pengurangan arus kas akhir bulan dengan arus kas awal bulan. Penurunan plafond kredit pada bulan pertama tidak dilakukan karena arus kas operasional masih diatas arus kas minimal yaitu Rp.5.000.000. arus kas akhir merupakan pengurangan arus kas operasional dengan penurunan plafond kredit.

c. Penyusunan neraca akhir (per akhir tahun)

Neraca menggambarkan keseimbangan antara aktiva, kewajiban dan modal dengan persamaan umum:

Aktiva (Harta) = Kewajiban + Modal

Aktiva pada akhir tahun pertama terdiri dari aktiva lancar sejumlah Rp151.767.601 dan aktiva tetap sejumlah Rp.738.700.000. total aktiva merupakan penjumlah aktiva lancar dan aktiva tetap dengan pengurangan oleh akumulasi penyusutan sebesar Rp.32.280.000.

Kewajiban pada akhir tahun pertama sejumlah Rp.511.090.365 dan modal pemilik sejumlah Rp.347.097.236.

d. Ikhtisar akhir tahun

Total pendapatan tahun pertama adalah Rp.930.150.240 yang terdiri dari 19,23% biaya penjualan dan 80,77% laba kotor. Sedangkan laba kotor sebesar 80,77% tersebut terdiri dari 30,93% gaji dan upah, 33,67% biaya usaha tetap, 11,75% biaya lain dan 4,42% pendapatan bersih.

e. Rasio keuangan

Rasio keuangan merupakan analisis terhadap likuiditas usaha, analisis keamanan (rasio hutang), analisis profitabilitas dan analisis efisiensi usaha. Nilai perhitungan rasio dapat dilihat pada lampiran Rasio keuangan.

f. Analisis titik impas

Titik impas penjualan diperoleh dengan membagi total biaya tetap dengan persentase laba kotor. Titik impas penjualan yang diperoleh adalah

38 Rp.857.567.252 yang berarti dalam tingkat penjualan tersebut perusahaan tidak memperoleh laba.

g. Jadwal amortisasi

Penjadwalan amortisasi dilakukan terhadap pinjaman komersil dan hipotek. Penjelasan mengenai amortisasi dapat dilihat pada table 8 berikut.

Tabel 8. Penjadwalan amortisasi Pinjaman

komersil Hipotek

Pokok pinjaman Rp. 225.600.000 Rp.302.100.000

Suku bunga 15,00% 9,00%

Waktu dalam bulan 84 240

Angsuran bulanan Rp.4.353.347,87 Rp.2.718.072,11

h. Penilaian kuangan

Penilaian keuangan digunakan untuk memperkirakan usaha biopelet sehingga terlihat tingkat kelayakannya. Penilaian ini digunakan untuk melihat nilai yang di luar batas. Hasil penilaian keuangan dapat dilihat pada lampiran Penilaian keuangan.

i. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui penyesuaian yang dapat dilakukan dengan adanya perubahan beberapa variabel keuangan. Menurut Gittinger (1986), analisis sensitivitas dilakukan untuk meneliti kembali suatu analisis kelayakan proyek agar dapat melihat pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah- ubah. Sedangkan alasan dilaksanakan analisis sensitivitas adalah untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan dalam melakukan pendugaan suatu nilai biaya atau manfaat atau jika terjadi perubahan suatu unsur harga pada saat usaha dilaksanakan.

Analisis sensitivitas terhadap kelayakan usaha Biopelet bungkil jarak pagar dilakukan terhadap variabel Harga bahan baku dan Harga jual produk. Asumsi yang digunakan adalah MARR 15 %. Parameter uji yang

39 dihitung dalam analisis ini adalah Net Present Value dan Interest Rate of Return.

Net present value merupakan metode evaluasi investasi yang menghitung nilai bersih saat ini dari uang masuk dan keluar dengan tingkat diskonto atau tingkat imbal hasil yang disyaratkan. Investasi yang baik mempunyai nilai bersih saat ini yang positif. Sehingga NPV dapat diartikan sebagai perbedaan antara nilai sekarang (present value) dari manfaat dan biaya. Apabila NPV bernilai positif maka usaha layak dilaksanakan (menguntungkan) dan sebaliknya jika NPV bernilai negatif, maka usaha tidak layak untuk dilaksanakan (merugikan).

Interest rate of return (IRR) merupakan suatu tingkat pengembalian modal yang digunakan dalam suatu usaha. Nilai IRR merupakan nilai bunga di mana pada kondisi itu nilai NPV sama dengan nol, dan dinyatakan dalam persen per tahun. Teknik perhitungan dengan IRR banyak digunakan dalam suatu analisis investasi, namun relatif sulit untuk ditentukan karena untuk mendapatkan nilai yang akan dihitung diperlukan suatu 'trial and

error' hingga pada akhirnya diperoleh tingkat bunga yang akan

menyebabkan NPV sama dengan nol. IRR dapat didefinisikan sebagai tingkat bunga yang akan menyamakan present value cash inflow dengan jumlahinitial investment dari usaha yang sedang dinilai.

Dengan kata lain, IRR adalah tingkat bunga yang akan menyebabkan NPV sama dengan nol, karena present value cash inflow pada tingkat bunga tersebut akan sama dengan initial investment. Suatu usulan proyek investasi akan diterima jika IRR > cost of capital dan akan ditolak jika IRR < cost of capital.

Pengujian sensitivitas harga jual dihitung untuk perubahan harga jual 7%, 5%, 3%, -3%, -5%, dan -7%. Sedangkan perhitungan sensitivitas harga bahan baku dihitung untuk perubahan harga bahan baku 10%, 7%, 3%, - 10%, -7%, dan -3%. Hasil analisis sensitivitas dapat dilihat pada tabel 9.

40 Tabel 9. Analisis Sensitivitas

Persentase sensitivitas

Harga Jual Harga Bahan baku

NPV IRR NPV IRR 10% 187.492.783 13,29% 9% 8% 7% 372.809.674 31,67% 198.411.406 14,12% 6% 5% 330.280.863 26,53% 4% 3% 287.739.413 22,00% 212.965.721 15,25% 2% 1% 0% 223.881.458 16,13% 223.881.459 116,13% -1% -2% -3% 159.982.099 11,22% 234.797.195 17,03% -4% -5% 117.138.341 8,33% -6% -7% 71.778.574 5,53% 249.351.510 18,28% -8% -9% -10% 260.267.247 19,24%

Hasil analisis sensitivitas terhadap net present value dapat dilihat pada gambar 16. Perubahan harga jual memiliki pengaruh positif terhadap NPV dengan nilai yang dapat digambarkan dalam persamaan y= 2E+08e11,13x, dimana y adalah NPV dan x adalah persentase perubahan harga jual. Berbeda dengan sensitivitas harga jual, perubahan harga bahan baku memiliki pengaruh negatif terhadap NPV dengan persamaan y= 2E+08e- 1,63x, dimana y adalah NPV dan x adalah persentase perubahan harga bahan baku.

41 Gambar 16. Grafik Analisis sensitivitasNet Present Value

Hasil analisis sensitivitas terhadapinterest rate of returndapat dilihat pada

gambar 17. Perubahan harga jual memiliki pengaruh positif terhadap IRR dengan nilai yang dapat digambarkan dalam persamaan y= 0,147e12,06x, dimana y adalah IRR dan x adalah persentase perubahan harga jual. Berbeda dengan sensitivitas harga jual, perubahan harga bahan baku memiliki pengaruh negatif terhadap IRR dengan persamaan y= 0,160e-1,84x, dimana y adalah IRR dan x adalah persentase perubahan harga bahan baku.

42 Secara umum adanya kenaikan harga bahan baku dan kenaikan harga jual memiliki pengaruh terhadap NPV dan IRR. Namun demikian, perubahan harga jual memiliki pengaruh yang lebih sensitif jika dibandingkan dengan perubahan harga bahan baku.

2. Analisis Kelayakan Biopelet Bungkil Biji Jarak sebagai Pengganti

Dokumen terkait