• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kelembagaan

Masalah internal yang dihadapi oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Badung antara lain :

G. Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM)

6.1.2. Analisis Kelembagaan

Dalam pelaksanaan RPIJM Bidang Cipta Karya, melibatkan banyak instansi terkait, baik dari sisi perencanaan, keuangan, pengendalian program/ kegiatan dan pelaksanaan di lapangan. Dinas teknis/Perangkat Daerah (PD) yang menangani Bidang Cipta Karya di Kabupaten Badung adalah Bappeda Kabupaten Badung, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Badung, Dinas Perumahan

VI - 55 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)

Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017

Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupatn Badung, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Badung, dan PDAM Kabupaten Badung.

Untuk menghindari adanya tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas-tugas khususnya di bidang Cipta Karya diperlukan struktur organisasi yang memiliki tugas dan fungsi yang jelas. Di samping itu diperlukan inventarisasi tugas dalam menangani bidang Cipta Karya sehingga seluruh sub sektor dapat ditangani dengan baik. Adanya dukungan legalitas :

1) Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 20 Tahun 2016 Tentang

Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah;

2) Peraturan Bupati Badung Nomor 78 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Perangkat Daerah;

3) Peraturan Bupati Badung Nomor 84 Tahun 2016 Tentang Uraian Tugas Dinas Daerah;

4) Peraturan Bupati Badung Nomor 85 Tahun 2016 Tentang Uraian Tugas Badan Daerah.

Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Badung dan Peraturan Bupati Badung Nomor 35 Tahun 2008 Tentang Uraian Tugas Lembaga Teknis Kabupaten Badung.maka semua keorganisasian masing-masing SKPD telah sesuai dan mengacu dengan Perda tersebut. Keorganisasian Bidang Cipta Karya yang menangani RPIJM secara khusus sesuai arahan Ditjen Cipta Karya tentang pembentukan Satgas Randal Kabupaten/Kota semestinya telah terbentuk di Kabupaten Badung namun sampai saat ini belum juga terealisasi.

Potensi dan permasalahan dalam pengembangan kelembagaan terkait ke-cipta karya-an di Kabupaten Badung, meliputi :

Potensi Pengembangan Kelembagaan :

 Adanya Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Badung dan Peraturan Bupati Badung Nomor 35 Tahun 2008 Tentang Uraian Tugas Lembaga Teknis Kabupaten Badung.

 Adanya struktur organisasi yang jelas disertai dengan tugas pokok dan fungsinya dimasing-masing Dinas terkait Bidang Cipta Karya.

VI - 56 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)

Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017

 Adanya mekanisme kerja yang diarahkan oleh Satker Randal Bali dalam rangka penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya.

 Kemajuan teknologi informasi dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan

koordinasi yang lebih baik dan lebih cepat

 Semua bidang tugas sesuai jabatan struktur organisasi SKPD terkait ke-Cipta Karyaan telah terisi, tidak ada yang lowong.

 Semakin intensifnya pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun non pemerintah dalam rangka peningkatan kualitas SDM perencana.

Permasalahan Pengembangan Kelembagaan

 Belum terbentuknya Satgas Randal Kabupaten Badung, merupakan organsisasi yang dapat mengakomodasi dan mengkoordinasikan tugas-tugas kecipta karyaan di Kabupaten Badung

 Diperlukan inventarisasi tugas dalam menangani bidang Cipta Karya sehingga seluruh sub sektor dapat ditangani dengan baik

 Diperlukan pengembangan pelaksanaan pekerjaan agar bidang yang ditangani dapat dilaksanakan dengan lebih profesional

 Belum optimalnya sistem koordinasi perencanaan dengan sektor di Provinsi, Kabupaten/Kota dan swasta serta masyarakat.

 Meningkatnya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan kualitas pelayanan publik yang lebih baik.

 Belum tersedianya Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas sebagai pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya

 Diperlukan peningkatan kualitas SDM perencana yang mampu dan cepat, baik dalam pengelolaan pembangunan maupun dukungan perangkat jaringan informasi pembangunan yang memadai

 Penempatan personil yang tidak tepat dengan latar belakang pendidikan profesional yang dimiliki.

 Pergantian personil (mutasi) dalam waktu yang singkat sehingga menimbulkan kondisi kerja yang kurang kondusif sehingga tugas-tugas tidak dapat terlaksana dengan baik.

 Masih rendahnya kompetensi di bidang keciptakaryaan

 Belum memadainya tenaga teknis yang dibutuhkan dibandingkan dengan banyaknya kegiatan yang ditangani

 Keterbatasa kegiatan pembinaan pegawai.

VI - 57 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)

Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017

Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT. Berdasarkan penjabaran dari kondisi eksisting kelembagaan, serta pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dalam analisis kelembagaan, maka diperlukan melakukan analisis SWOT kelembagaan bidang CK yang meliputi aspek organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia.

VI - 58 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)

Kabupaten Badung 2015 -2019 HASIL REVIEW TAHUN 2017

PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT)

a) Hubungan Kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi dalam keorganisasian dalam urusan Ciipta Karya maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan antar perangkat daerah. b) Pertumbuhan ekonomi daerah dari

program-program yang diusulkan.

a) Tuntutan publik terhadap ketersediaan infrastruktur cipta karya.

b) Peningkatan pertumbuhan masalah yang harus ditangani.

c) Pertumbuhan kebutuhan pembiayaan. d) Besarnya volume program yang

diperlukan dibandingkan dengan kapasitas lembaga yang menangani

KEKUATAN (STRENGTH) S-O S-T

a) Sudah tersusunnya Dokumen RPI2-JM yang sesuai dengan Pedoman. b) Bappeda, Dinas Cipta Karya, dan Dimas

Kebersihan dan Pertamanan, serta PDAM Tirta Mangupura adalah lembaga terkait langsung dalanm program pembangunan Bidng Cipta Karya.

a) Peningkatan kerjasama antar lembaga untuk melakukan sharing terhadap Dokumen RPI2-JM yang disusun b) Adanya realisasi program kegiatan yang

diusulkan

a) Optimalisasi pelaksanaan fungsi organisasi pelaksana pembangunan Bidang Cipta Karya

b) Peningkatan efektivitas ketatalaksanaan penyelenggaraan pembangunan Bidang Cipta Karya.

c) Instansi terkait merealisasikan program yang diusulkan dengan dana dari APBD.

KELEMAHAN (WEAKNESS) W-O W-T

a) Koordinasi antar lembaga belum dilakukan secara efektif

b) Penataan sistem manajemen SDM masih rendah.

a) Peningkatan kapasitas kelembagaan yang menangani pembangunan Bidang Cipta Karya supaya tercipta mekanisme kinerja yang baik antar bidang. b) Peningkatan SDM baik kualitas maupun

kuantitas.

a) Peningkatan SDM kualitas maupun kualitas untuk pengembangan kemitraan pemerintah, swasta dan masyarakat diantaranya melaui pelatihan.

b) Adanya struktur organisasi yang terstruktur dalam pembangunan Bidang Cipta Karya.

Dokumen terkait