• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Reduksi Data

Reduksi data didapat dari deskripsi jawaban-jawaban dan hasil pengajuan soal siswa yang kemudian dirangkum dan dikelompokkan menjadi topik-topik data. Langkah pertama yang dilakukan peneliti dalam melakukan reduksi data adalah membaca setiap tulisan siswa baik itu jawaban maupun soal-soal baru yang dibuat siswa, kemudian mengoreksi pengerjaan soal stimulus siswa dan mengerjakan soal yang dibuat siswa. Deskripsi jawaban dari soal rangsangan dan soal-soal baru yang dibuat dicermati supaya peneliti mendapat gambaran mengenai kemampuan siswa dalam membuat soal baru. Hasil wawancara yang telah ditranskrip kemudian diolah sehingga didapatkan gambaran bagaimana proses siswa mengajukan soal-soal. Berikut hasil reduksi hasil wawancara peneliti dengan siswa:

a. Analisis Siswa 1 (SW1)

Dari soal yang diajukan SW1 dan dari hasil wawancara tampak bahwa soal yang dibuat meskipun sesuai dengan kondisi yang diberikan tetapi ide bukan berasal dari ide sendiri. Siswa juga tidak dapat menyelesaikan soal yang dibuatnya, seperti tampak dalam kutipan wawancara berikut ini:

...

5. P : Dari soal yang kamu buat ini, menurut kamu yang diketahui udah cukup belum biar soalnya bisa dikerjakan?

6. SW1 : Nggak tau mbak, aku asal aja bikin soal (siswa tertawa). 7. P : Tapi kebetulan ini pas sih.

8. SW1 : Iya, aku mengira-ngira aja, pernah baca soal seperti itu dibuku, biasanya yang diketahui tuh kecepatan awal sama ketinggian, gitu-gitulah. Tapi nggak tahu yang ditanyakan apa, pokoknya sih ada kaitannya sama bentuk kuadrat gitu.

...

Dari kutipan tersebut tampak bahwa siswa membuat soal berdasarkan mengingat-ingat soal dari buku yang pernah dibaca sehingga SW1 tidak memikirkan apakah dia dapat menyelesaikan soal tersebut atau tidak. Tetapi unsur-unsur yang dicantumkan oleh SW1 sudah cukup lengkap untuk membuat soal dapat dikerjakan.

Tampak juga dari kutipan wawancara selanjutnya, SW1 belum memahami penerapan Persamaan dan Fungsi Kuadrat dalam kehidupan sehari-hari.

...

17. P : Yang pakai bentuk persamaan kuadrat biasanya rumus apa?

18. SW1 : (Siswa diam) Apa?

19. P : Lupa ya?

20. SW1 : Nggak tahu aku mbak, lupa. 21. P : Rumus jarak apa?

22. SW1 :

23. P : Itu kalau gerak lurus kan, liat aja nih nggak ada kuadrat-kuadratnya kan. Kalau ini di soal yang kamu buat ini gerak apa?

24. SW1 : (Siswa diam)

25. P : Ini lintasannya jadinya berbentuk apa coba? 26. SW1 : Oh, anu ... parabola. Gerak parabola. 27. P : Nah, rumus jarak di gerak parabola itu apa? 28. SW1 : Wew ... kok jadi fisika ya.

29. P : Tapi kan ada kaitannya sama matematika, ini kan penerapan matematika Dek. Trus rumusnya apa? 30. SW1 : Lupa mbak.

31. P : (Peneliti menuliskan rumus dikertas).

32. SW1 : Walah.

33. P : Nah, terus.... Coba kamu masukkan yang diketahui dari soal yang kamu buat ke rumus ini.

34. SW1 : Gimana maksudnya?

36. SW1 : (Siswa membaca kembali soal yang dibuatnya) Kecepatan awal sama tinggi pohon. Oohh... Ini nya diganti terus tinggi pohon itu S nya bukan?

37. P : He’eh terus?

38. SW1 : Kok jadi gini? (Siswa menulis ).

39. P : Nah, kamu inget nggak dek, ciri-ciri persamaan kuadrat itu gimana?

40. SW1 : Ada kuadratnya lah. 41. P : Bentuk umumnya gimana? 42. SW1 : .

43. P : Nah kalau dilihat dari situ, unsur yang membentuk persamaan kuadrat ada apa aja?

44. SW1 : Koefisien, variabel, trus ada nilai a, b sama c nya trus sama dengan nol.

45. P : Berkaitan dengan variabel nih, ada berapa variabelnya dalam sebuah persamaan kuadrat?

46. SW1 : Variabel itu yang huruf ya? 47. P : Iya.

48. SW1 : Satt..tu ya? (Siswa menjawab ragu)

49. P : Yang disini variabelnya apa? (Peneliti menunjuk ke bentuk persamaan kuadrat yang tadi dituliskan siswa) 50. SW1 :

51. P : Okeee .... Kembali ke sini ya (Peneliti menyodorkan soal yang dibuat siswa).

52. SW1 : Ini ada nya, sek... Nilai nya boleh dimasukkan?

53. P : Berapa nilai nya?

54. SW1 : .

55. P : Jadi gimana bentuk kuadratnya?

56. SW1 : (Siswa tidak menjawab tapi langsung menulis)

57. P : Disederhanakan coba. 58. SW1 : (Siswa menulis ). ...

Dari sini tampak bahwa SW1 hanya mampu mengingat bentuk umum Persamaan Kuadrat tanpa memahami pengertian Persamaan dan Fungsi Kuadrat. SW1 juga membuat soal tanpa mengerti penyelesaiannya, tetapi soal yang dibuat sudah sesuai dengan kondisi yang diberikan. Dengan bantuan peneliti, siswa dapat menemukan cara menyelesaikan soal yang dibuatnya.

Gambar 4.1. Jawaban SW1 pada Lembar Kerja 1 dengan Bantuan Peneliti

Kemudian pada lembar kerja 2, SW1 mengajukan soal ketika menemukan kesulitan. Berikut kutipan transkrip wawancara dengan SW1:

...

63. P : Soal nomor 2 ini kesulitannya dimana?

64. SW1 : Bingunge ini ngerjainnya gimana, yang aku inget cuma kalau maksimum itu kan pake titik puncak gitu.

65. P : Ini kamu buat soal.

66. SW1 : Iya mbak. Aku lupa yang nentuin titik puncak. Eh bener kan ya klo maksimum minimum itu pake rumus titik puncaknya ya.

67. P : He’em trus?

68. SW1 : Iya, aku bikin soal baru yang lebih simple cuma buat memahami cara penyelesaiannya gitu loh.

69. P : Terus pas udah bikin soal bantuan terus ngerjain soal yang di lembar kerja 2 bisa?

70. SW1 : Sebenernya cuma ngingetin langkahnya aja sih, Mbak.

...

Dari situ tampak bahwa SW1 menemukan kesulitan dalam menemukan titik puncak Fungsi Kuadrat, SW1 membutuhkan bantuan soal yang lebih sederhana untuk membantu mengingat penerapan rumus nilai ordinat titik puncak untuk mendapatkan nilai maksimum. Soal yang dibuat SW1 juga membantu SW1 dalam

mengerjakan soal rangsangan, ini artinya SW1 memahami kemampuan dirinya dengan baik. Tetapi soal yang dibuat SW1 belum baik karena SW1 tidak memperhatikan perbedaan fungsi kuadrat yang memiliki nilai maksimum atau minimum. Nilai optimum sebuah fungsi kuadrat ditentukan oleh nilai (koefisien dari ). Peneliti juga tidak melakukan verifikasi mengenai hal ini

ketika wawancara berlangsung.

Pada lembar kerja 3, SW1 dapat mengerjakan soal rangsangan dengan baik. Bahkan ketika menemukan kesulitan, SW1 menggunakan teknik within-solution posing, seperti tampak pada kutipan wawancara berikut:

...

75. P : Kesulitannya apa yang di lembar kerja 3?

76. SW1 : Ininya (Siswa menunjuk gambar segitiga pada soal lembar kerja 3). Menentukan sisinya.

77. P : Kamu bingung karena di sini ada x nya ya? 78. SW1 : He’eh.

79. P : Terus kamu nyoba membuat soal baru ini ya?

80. SW1 : Iya. Kayak yang disoal nomor 2 tadi, aku bikin soal yang sederhana, biar ada gambaran maksudnya nyari tinggi segitiga sama kaki.

81. P : Bingung karena di soal masih bentuk persamaan gitu ya. Terus kamu coba yang pake bilangan gitu?

82. SW1 : Iya.

83. P : Ini kan soalnya suruh nyari panjang AB dan AC, yang diketahui tadinya apa aja?

84. SW1 : BC sama tingginya 3.

85. P : Oh gitu. BCnya 8 ya. Kenapa pilih 8? 86. SW1 : Ya biar gampang aja hehehe... 87. P : Kenapa kalau jadi gampang? 88. SW1 : Biar nggak koma.

89. P : Kenapa biar nggak koma? 90. SW1 : Biar ngitungnya gampang. 91. P : Kamu mikirnya mau dibagi 2 ya? 92. SW1 : Iya kan segitiga sama kaki. ...

Berikut adalah soal sederhana yang dibuat oleh SW1 untuk membantu kesulitannya dalam mengerjakan soal rangsangan:

Gambar 4.2. Soal Buatan SW1 pada Lembar Kerja 3

Ide soal juga berasal dari ide sendiri meskipun soal yang dibuat bukanlah soal yang baik karena pertanyaan sudah terjawab dalam soal. SW1 tidak menyadari soal yang dibuat tidak memiliki pertanyaan yang jelas, yang kemudian SW1 tidak menemukan jawaban dari soal yang dibuatnya.

...

93. P : Ini tadi kamu yang dibuat apanya dulu? (Peneliti menunjuk soal yang dibuat siswa pada lembar kerja 3) 94. SW1 : Ini tadi salah mbak, belum ada perbandingannya terus

nggak bisa dikerjakan.

95. P : Nah, terus ini coba dibaca lagi soal yang kamu buat. 96. SW1 : (Siswa diam membaca soal yang dibuatnya). 97. P : Bisa dikerjakan nggak soalnya?

98. SW1 : Weeehhh .... Pertanyaannya yang salah eh, harusnya ini yang diketahui, maksudku tuh yang ditanya selisih keliling terus perbandingannya yang diketahui. 99. P : Jadi gimana seharusnya soalnya?

100. SW1 : Tentukan... (Siswa diam sejenak) perbandingan luas. Eh... Tentukan selisih keliling jika diketahui perbandingan luas

ABC dengan PQRS = 3:4

101. P : Oh gitu. Terus kenapa kamu memilih segitiga sama persegi panjang?

102. SW1 : Yaaa... (Siswa diam) Ya karena nyoba aja.

103. P : Terus pas udah sampai sini gimana ternyata hasilnya? 104. SW1 : Gede banget.

105. P : Apanya yang gede banget? 106. SW1 : Itunya, jadinya.

108. SW1 : Nggak ada mbak (Siswa tertawa). Akarnya negatif (Siswa tertawa lagi)

...

Pada kutipan wawancara tersebut, SW1 menjelaskan kesalahan dalam mengajukan soal. Tetapi sebenarnya SW1 memiliki rancangan soal yang cukup baik meskipun soalnya tidak dapat diselesaikan yang berkaitan dengan bilangan yang dipilih.

b. Analisis Siswa 2 (SW2)

Pada lembar kerja 1, SW2 menemukan ide sendiri dalam membuat soal dari situasi yang diberikan, ditunjukkan dalam kutipan wawancara berikut ini:

...

7. P : Bagaimana kamu bisa mendapat ide bentuk persamaannya ?

8. SW2 : Coba-coba.

9. P : Coba-coba gimana maksudnya?

10. SW2 : Kan nggak mungkin orang lempar kayu tuh lama jatuhnya. Aku ambil aja 5 detik, terus buat persamaan kuadrat. Terus kan pohon tingginya nggak mungkin lebih dari 10 meter.

...

13. P : Terus yang di lembar coret-coret kamu dek, coba jelaskan jalan pikiran kamu sampe terbentuk soal ini.

14. SW2 : Ini tuh aku mau cari persamaan h(t). Jadi aku harus cari a, b, dan c dulu. Nah, c udah aku tentuin dari awal 0. 15. P : Di soal kamu ini kecepatan awalnya berapa, Dek? 16. SW2 : Nggak diketahui mbak soalnya aku cuma nyari tinggi

maksimum, kalau persamaannya sudah diketahui kan soal sudah bisa dikerjakan.

...

SW2 sudah membuat soal yang berkaitan dengan persamaan kuadrat dengan unsur-unsur yang cukup sehingga soal dapat dikerjakan. Tetapi SW2 kurang memperhatikan bahwa rumus

fungsi jarak atau , sehingga seharusnya persamaan kuadrat yang tersedia pada soal adalah

Pada lembar kerja 2, SW2 tidak mengajukan soal, berikut kutipan wawancara dengan SW2:

...

61. P : Ya sudah. Lanjut ke lembar kerja 2 ya. Ini yang lembar kerja 2 bisa mengerjakan soalnya?

62. SW2 : Ya, ini kan mbak. Bener kan kemarin katanya. 63. P : Iya, terus ada soal yang kamu buat nggak?

64. SW2 : Lah bingungnya, waktu aku udah selesai aku bingung buat soalnya gimana.

65. P : Nggak menemukan kesulitan sama sekali?

66. SW2 : Awalnya bingungnya ngerjainnya gimana, nggak ada ide, ini pake rumus apa gitu, cuma inget kalau maksimum minimum itu pakai titik puncak.

67. P : Terus akhirnya bisa menyelesaikan dapat ide darimana? 68. SW2 : Ya terus inget.

69. P : Terus nggak bikin soal ya?

70. SW2 : Engga mbak. Bingung soal yang membantu itu yang gimana.

...

SW2 dapat mengerjakan soal rangsangan dengan baik, sehingga tidak muncul soal bantuan dalam menyelesaikan soal rangsangan.

Pada lembar kerja 3, SW2 menunjukkan bahwa soal yang dibuatnya tidak dapat dikerjakan. Berikut kutipan wawancara peneliti dengan SW2:

...

85. P : Ini berhenti sampai sini kenapa?

86. SW2 : Karena sukunya banyak sekali apakah lima dan sebagainya, kayaknya mentok nggak bisa disederhanain lagi soalnya angkanya gede-gede dan itu genap sama ganjil jadi, jadi nggak bisa diselesain sih.

87. P : Kalau misalnya bisa dicari kemungkinan nilai x nya ada berapa?

89. P : Misalnya x nya ketemu lima-limanya terus yang dipilih yang mana?

90. SW2 : Ya kan kalau x nya negatif ya nggak memenuhi.Yang memenuhi ya yang positif.

91. P : Kalau misalnya x nya positif tapi ketika disubstitusi ke persamaan sisi-sisinya terus hasilnya panjang sisinya jadi negatif gimana?

92. SW2 : Berarti nggak ada.

93. P : Mmm.. Oke. Ini kenapa kamu ngambil persegi panjang? 94. SW2 : Awalnya sih mikirnya biar ga ruwet, ehh... Tapi pas

dihitung malah nggak ada hasilnya 95. P : Lah kenapa?

96. SW2 : Karena yang diketahui diagonalnya bukan lebarnya.

...

Dari wawancara tersebut, soal yang dibuat SW2 bukan soal Persamaan Kuadrat karena terdapat persamaan dimana pangkat tertingginya adalah 5.

c. Analisis Siswa 3 (SW3)

Pada lembar kerja 1, SW3 menunjukkan bahwa ide soal murni dari ide sendiri, seperti ditunjukkan pada kutipan wawancara berikut ini:

...

11. P : Idenya dapat darimana buat soal ini? 12. SW3 : Ikut soalnya aja.

13. P : Maksudnya ikut cerita yang di lembar kerja ini ya? 14. SW3 : Iya.

15. P : Terus gimana? Coba ceritakan proses kamu membuat soal.

16. SW3 : Iya kan dari cerita itu harus ada kecepatan awal tertentu. Aku buat ⁄ dan tinggi layang-layangnya .

17. P : Oke sebentar. Waktu kamu buat soal ini, yang dibuat soalnya dulu, apa jawabannya dulu Dek?

18. SW3 : Soalnya dulu Kak.

19. P : Setelah itu kamu kerjakan? 20. SW3 : Iya.

...

Dalam wawancara, SW3 menjelaskan bagaimana SW3 membuat soal tersebut. Kemudian pada kutipan selanjutnya

menunjukkan bahwa SW3 dapat menemukan cara menjawab soal yang dibuatnya.

...

23. P : Ini kan aku uda lihat soal dan jawaban kamu ya, coba sekarang jelaskan penyelesaiannya.

24. SW3 : Ehmm... Jadi yang diketahui kecepatan awal dan ketinggian dan gravitasi.

25. P : Gravitasinya darimana? Di soal kamu nggak ada. 26. SW3 : Kan udah pasti nilainya Kak, ini 10.

27. P : Oh oke deh. Lanjutkan lagi.

28. SW3 : Kalau di fisika rumus jarak untuk gerak parabola

.

29. P : Terus?

30. SW3 : Yang diketahui tadi disubstitusi. Jadi persamaannya tadi.... , t nya ketemu -1 atau 2.

31. P : Yang memenuhi yang mana? 32. SW3 : 2.

33. P : Nggak ada tuh maksudnya gimana? 34. SW3 : (Siswa diam).

35. P : Nggak ada yang memenuhi, kemungkinan batunya ga sampe kena layangan ini ini Dek.

...

Dari kutipan tersebut, SW3 menjelaskan penyelesaian dari soal yang dibuatnya. Soal yang dibuat dan jawabannya sudah baik, hanya saja SW3 kurang teliti dan lupa rumus gerak parabola, SW3 menulis tetapi yang benar adalah

. Ketika dikerjakan menggunakan rumus yang tepat, soal yang

dibuat SW3 tidak dapat ditemukan nilai yang memenuhi karena batu yang dilempar tidak mencapai ketinggian dimana layang-layang tersangkut.

Pada lembar kerja 2, SW3 tidak mengajukan soal. Berikut kutipan wawancara dengan SW3:

49. P : Iya Dek. Dah, lanjut ke lembar kerja 2 aja sekarang. Ada kesulitan nggak mengerjakan soalnya?

50. SW3 : Aku bingung ini hasilnya kok nol. 51. P : Nggak ketemu jawabannya? 52. SW3 : Iya.

53. P : Terus nggak bikin soal dek?

54. SW3 : Lah terus kalau bikin soal, lebih bingung lagi aku Kak. 55. P : Kenapa bingung?

56. SW3 : Ya.... Ini apa yang mau dibuat soal?

57. P : Nah waktu mengerjakan soal itu yang nggak bisa apanya?

58. SW3 : (Siswa diam)

59. P : Apanya yang nggak bisa? 60. SW3 : Jawabannya nol.

61. P : Itu harusnya yang diambil nilai a, b, c nya dari persamaan kuadrat yang mana?

62. SW3 : (Tidak menjawab)

63. P : Persamaan kuadratnya mana?

64. SW3 : .

...

Dari kutipan tersebut tampak bahwa SW3 tidak dapat mengerjakan soal rangsangan tetapi SW3 juga tidak mengerti bagaimana membuat soal bantuan untuk menyelesaikan soal rangsangan. SW3 sudah melakukan langkah yang tepat dalam mengerjakan soal stimulus, ketika mengeksekusi persamaan kuadrat yang diambil nilai , , dan untuk mendapatkan nilai ordinat titik puncak dan telah mendapatkan nilai luas maksimum keramba. Tetapi ketika mencari nilai panjang keramba yang diwakili oleh , SW3 salah langkah dan pemahaman sehingga SW3

mencari yang merupakan ordinat dari persamaan .

Pada lembar kerja 3, SW3 dapat mengerjakan soal stimulus, seperti ditunjukkan dalam kutipan wawancara berikut ini:

83. P : Jelaskan coba cara kamu mengerjakan lembar kerja 3. 84. SW3 : Perbandingan itu tadi. Cari nilai x. Pakai pemfaktoran.

85. P : He’eh.

86. SW3 : Terus... kalau udah ketemu x nya disubstitusi untuk nyari sisi.

87. P : x nya berapa? 88. SW3 : 9.

89. P : Terus?

90. SW3 : Pake phytagoras.

91. P : Apanya yang pakai phytagoras? 92. SW3 : Nyari sisi segitiga.

93. P : Iya, terus?

94. SW3 : Udah ketemu sisinya terus cari keliling terus cari selisihnya.

95. P : Coba dijelasin gimana itu.

96. SW3 : x nya 9 dimasukkan ke persamaan sisi-sisi segita ABC dan PQR. Tapi sisinya yang ini belum ada nyarinya harus pake phytagoras tapi ini dibagi dua dulu. Yang segitiga PQR juga pake phytagoras untuk mencari sisi RP. Terus ... keliling segitiga ABC jadi dan keliling PQR √ .

...

Pada pengajuan soal dari lembar kerja3, SW3 mengajukan soal yang cukup baik. Berikut kutipan wawancara dengan SW3:

...

97. P : Ya udah. Kita bahas soal yang kamu buat ya. Itu luas lingkaran kedua itu dipotong yang lingkaran pertama atau utuh dek?

98. SW3 : Yang ... kepotong eh ... Engga kak. 99. P : Kayak donat setengah gitu bukan? 100. SW3 : Engga, gambarnya aja aku tumpuk Kak. 101. P : itu panjang apanya?

102. SW3 : jari-jari I. 103. P : jari-jari II?

104. SW3 : Bukan. itu panjang ini segini. (Siswa menunjuk

panjang dari batas lingkaran I sampai sisi luar lingkaran II).

105. P : Oh oke. Terus kenapa kamu cuma berhenti sampai mencari ?

106. SW3 : Nggak tahu mana yang memenuhi. 107. P : Nilai x yang memenuhi yang gimana? 108. SW3 : Yang positif.

109. P : Yang jelas enggak memenuhi ya karena pasti negatif. Coba hitung itu berapa trus dikalikan 5.

110. SW3 : Gimana caranya? 111. P : Pake pendekatan aja. 112. SW3 : (Siswa diam)

113. P : Tentukan dulu bilangan kuadrat yang mendekati 370, yang nilainya di bawah 370 dan di atas 370. Berapa coba?

114. SW3 : 400.

115. P : Yang di bawah 370 berapa? 116. SW3 : (Siswa menghitung ) 361. 117. P : 370 lebih dekat ke 400 atau ke 361? 118. SW3 : 361.

119. P : Jadi √ berapa?

120. SW3 : Sekitar 19 koma.

121. P : Anggap aja sekitar 19,3 gitu ya. Terus dikali 5. Jadi berapa?

122. SW3 : (Siswa menghitung) 96,5. Oh berarti yang memenuhi . 123. P : Terus kalau udah ketemu x yang memenuhi, selanjutnya

apa?

124. SW3 : (Siswa diam sejenak sebelum menjawab) Mencari jari-jarinya terus cari luas.

125. P : Terus?

126. SW3 : Cari selisih.

...

Soal yang dibuat SW3 cukup baik, dimana SW3 menggabungkan dua gambar dalam satu gambar. SW3 tidak hanya menggunakan teknik replacement, tetapi juga modification. Teknik

modification yang digunakan SW3 sangat kreatif hanya saja

unsur-unsur yang diketahui kurang jelas, apakah panjang yang diketahui menunjukkan jari-jari atau diameter lingkaran.

SW3 berhenti mengerjakan ketika tidak dapat menemukan nilai yang positif untuk dapat mencari panjang jari-jari dan diameter dari bangun datar setengah lingkaran pada soal yang dibuatnya. Hal itu dikarenakan SW3 tidak dapat menghitung nilai akar √ . Tetapi akhirnya SW3 dapat menyelesaikan soal yang dibuat dengan bantuan peneliti.

d. Analisis Siswa 4 (SW4)

Kutipan wawancara dengan SW4 menunjukkan bahwa pada lembar kerja 1, SW4 memahami soal yang dibuatnya dan ide soal asli dari idenya sendiri. Berikut kutipan wawancara dengan SW4:

...

5. P : Dari lembar kerja 1, ini soal tentang apa, Dek? 6. SW1 : Ini yang nyari persamaan dari 3 titik yang diketahui.

7. P : Idenya darimana?

8. SW1 : Pas tadi nggambar orang ngelempar kayu bentuknya parabola terus kepikiran bikin soal begitu. Gara-garanya tadi kan kepikiran tentang posisi berdiri anak dan posisi jatuh kayu.

9. P : Oke, terus coba jelaskan ke aku ini gimana soalnya terus pengerjaannya gimana.

10. SW4 : Ya ini kan diketahui 3 titik. Ya udah mbak, tinggal dimasuk-masukkan ke kan nanti ketemu

nilai , , trus dimasukan lagi terus ketemu persamaannya yaitu

11. P : Nyari nilai a, b, c nya pake apa? 12. SW4 : Eliminasi sama substitusi.

13. P : Ada cara lain nggak untuk ngerjain soalmu ini?

14. SW4 : (Siswa diam) Mmm... Ada kali ya, yang pake titik puncak sama salah satu titik yang diketahui bukan ya mbak? 15. P : Coba jelaskan ke aku prosesnya gimana sampe kamu bisa

membuat soal seperti ini.

16. SW4 : Tadi, aku coba gambar ini kan (Siswa menunjuk sketsa orang dan grafik parabola) terus menentukan dulu titik-titiknya. Kemudian baru buat kalimat soalnya. Ini titik yang ketiga aku nggak langsung kasih mbak, biar nyari dulu gitu.

17. P : Oh iya. Terus?

18. SW4 : Ya udah terus aku kerjakan ketemu persamaannya

19. P : Nilai a nya tadi berapa Dek? 20. SW4 :

21. P : Darimana itu? 22. SW4 :

23. P : Tadi setelah dieliminasi persamaan terakhir ini berapa? (Peneliti menunjuk pekerjaan siswa)

24. SW4 :

25. P : Terus nilainya a nya berapa? 26. SW4 : Oiya, ada negatifnya Mbak.

SW4 dapat menyelesaikan soal yang dibuatnya dan memahami benar tentang cara menyusun persamaan kuadrat dari 3 titik yang diketahui. Hanya saja, SW4 kurang teliti dalam perhitungan. Kesalahannya yaitu pada saat menghitung nilai , SW4 menemukan nilai sehingga nilai yang ditemukan adalah .

Nilai yang benar adalah dan nilai dan persamaan

kuadratnya bukan tetapi .

SW4 juga dapat menyelesaikan soal yang dibuat dengan cara lain, seperti pada kutipan wawancara berikut ini:

...

27. P : Coba sekarang pakai cara yang pake titik puncak dan satu titik yang diketahui.

28. SW4 : (Siswa mengerjakan seperti berikut ini)

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ...

Gambar 4.3. Jawaban Soal SW4 pada Lembar Kerja 1

Soal yang dibuat SW4 cukup baik hanya saja posisi dalam koordinat seharusnya dikatakan dalam bentuk pemisalan dan ditambah keterangan bahwa lintasan lemparan kayu membentuk parabola yang dimisalkan posisi awal kayu pada titik koordinat ( ) sehingga soal tersebut hanya dapat dikerjakan dengan

menentukan persamaan kuadrat grafik yang diketahui titik puncak dan salah satu titik yang dilalui grafik. Tetapi secara logis, posisi awal kayu dan titik jatuh kayu tidak berada pada titik ordinat yang sama, dimana posisi kayu memilik jarak tertentu di atas tanah sedangkan posisi kayu terjatuh adalah di tanah. Jadi soal tersebut tidak dapat diselesaikan.

Pada lembar kerja 2, SW4 tidak mengajukan soal-soal baru, karena SW4 dapat mengerjakan soal dengan baik, yaitu dengan menggunakan penerapan materi turunan. Meskipun materi turunan baru akan didapat di kelas XI, tetapi SW4 sudah mendapatnya di

kelas tambahan olimpiade yang diadakan dari sekolah. SW4 menjelaskannya seperti pada kutipan wawancara berikut ini:

...

31. P : Kenapa ngerjainnya gini? Kan di kelas X belum dapat materi turunan.

32. SW4 : Ini pake rumus turunan mbak, pernah diajarin waktu pelajaran tambahan untuk persiapan olimpiade. 33. P : Coba jelasin Dek.

34. SW4 : Kan nyari panjang keramba yang bisa dibeli, yaitu 80 meter. Terus masukkan ke rumus keliling. Jadi, , . Terus....

35. P : Kenapa 2y dan 4x?

36. SW4 : Digambarnya panjangnya ada 2 terus lebarnya x ada 4. 37. P : Oke baik. Lanjutkan.

38. SW4 : Karena yang dicari luas maksimum jadi yang dipake rumus luas, ( ) terus

diturunkan . X nya ketemu 10. Tinggal

cari y nya, x nya disubstitusi ke ketemu y

nya 20.

39. P : x nya 10 gimana prosesnya bisa dapat 10?

Dokumen terkait