• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

A. Latar Belakang

Luasan hutan Indonesia setiap tahun mengalami penurunan. Menurut Statistik Kementerian Kehutanan (2014) terjadi deforestasi pada kawasan hutan Indonesia dari tahun 2011 hingga 2012 sebesar 613.480,7 ha baik didalam maupun diluar kawasan hutan. Hal ini mengakibatkan pasokan kayu untuk bahan konstruksi bangunan, furniture dan produk-produk perkayuan lainnya menjadi berkurang. Untuk mengatasi masalah ini maka perlu dilakukan berbagai usaha, antara lain efisiensi pemanfaatan kayu serta mencari alternatif melalui pengembangan teknologi pengolahan kayu dan bahan berlignoselulosa lainnya, seperti kelapa sawit.

Provinsi Sumatera Utara merupakan provinsi dengan perkebunan kelapa sawit terluas ke 2. Menurut data Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (2012) luasan areal sawit di Sumatera Utara seluas 1.076.017,72 ha. Luasan tersebut diperoleh dari perkebunan rakyat, PTPN, PBSN dan PBSA. Peremajaan tanaman sawit dilakukan setiap 25 tahun sekali, jika dalam 1 ha areal perkebunan kelapa sawit dapat dihasilkan 140 batang kelapa sawit, maka jumlah batang kelapa sawit yang ada di wilayah Sumatera Utara adalah 150.642.520 batang kelapa sawit (BKS).

Salah satu pemanfaatan batang kelapa sawit (BKS) adalah papan komposit. Menurut Maloney (1993) papan partikel mempunyai beberapa kelebihan seperti papan partikel bebas mata kayu, pecah dan retak, ukuran dan

kerapatan papan partikel dapat disesuaikan dengan kebutuhan, tebal dan kerapatannya seragam serta mudah dikerjakan, memiliki sifat isotropis dan kualitasnya mudah diatur. Hampir seluruh bagian dari kelapa sawit dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan papan komposit plastik, diantaranya adalah BKS (Lubis, 2009), cangkang buah (Setiawan, 2008), serabut buah (Sarumaha, 2008), dan bagian lainnya. Bagian batang merupakan bagian yang berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan baku, batang memiliki volume yang paling besar dibandingkan dengan bagian lainnya.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas papan partikel adalah jenis dan kadar perekat. Jenis perekat yang biasa digunakan dalam pembuatan papan partikel salah satunya adalah phenol formaldehida (PF). Kelebihan PF yaitu tahan terhadap perlakuan air, tahan terhadap kelembaban dan temperature tinggi, tahan terhadap bakteri, jamur, rayap dan mikro-organisme serta tahan terhadap bahan kimia, seperti minyak, basa dan bahan pengawet kayu (Ruhendi et al., 2007).

Variasi kadar perekat juga menentukan kualitas papan partikel. Penelitian tentang variasi kadar perekat pada papan partikel, diantaranya adalah eceng gondok (Sinulingga, 2009) dan ampas tebu (Iskandar dan Supriadi, 2012). Hasil penelitian (Sinulingga, 2009) menunjukkan bahwa semakin meningkatnya kadar perekat dapat meningkatkan mutu dari papan partikel. Dimana dengan bertambahnya kadar perekat, maka hasil pengujian sifat fisis dan sifat mekanis dari papan partikel serat pendek enceng gondok juga semakin meningkat. Hasil penelitian (Iskandar dan Supriadi, 2013) menunjukkan bahwa peningkatan kadar perekat berpengaruh terhadap pengembangan tebal (PT), daya serap air (DSA), dan meningkatkan modulus patah (MOR), modulus elastisitas (MOE), tetapi tidak

14

mengakibatkan perubahan terhadap kerapatan, kadar air (KA) dan keteguhan rekat/internal bound (IB).

Penelitian variasi kadar perekat juga pernah dilakukan pada papan partikel campuran BKS dan mahoni, secara umum sifat fisis dan mekanis seperti kerapatan, KA, PT dan MOR telah memenuhi standar nasional Indonesia (SNI). Namun sifat mekanis seperti IB dan MOE masih belum memenuhi SNI. Adapun upaya lain yang dilakukan adalah mencampurkan BKS dengan kayu kuat lainnya seperti meranti. Meranti memiliki sifat fisis dan mekanis seperti kerapatan, KA, PT, DSA, IB, MOE, dan MOR yang lebih tinggi dibandingkan dengan BKS. Pencampuran BKS dengan meranti dimaksudkan untuk meningkatkan nilai fisis dan mekanis papan partikel dari BKS sehingga nilai gunanya meningkat.

Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian dengan judul “Variasi Kadar Perekat Phenol Formaldehida Terhadap Kualitas Papan Partikel Dari Campuran Partikel Kelapa Sawit dan Serutan Meranti”.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis pengaruh kadar perekat terhadap sifat fisis dan mekanis papan partikel yang terbuat dari campuran partikel BKS dan serutan meranti.

2. Mengetahui variasi kadar perekat terbaik untuk papan partikel yang terbuat dari campuran partikel BKS dan serutan meranti.

C. Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah memanfaatkan BKS yang selama ini keberadaannya dianggap sebagai limbah menjadi bahan baku papan partikel. BKS yang tersedia dapat digunakan sebagai bahan baku papan partikel sehingga dapat meningkatkan nilai guna dari BKS itu sendiri.

2

ABSTRACT

ANDRIAN TELAUMBANUA. Variations of Phenol Formaldehyde Adhesives Content towards the Quality of Particle Board Made from Particle Oil Palm and Shavings Meranti Mixtures. Supervised by RUDI HARTONO and APRI HERI ISWANTO.

Palm oil plant is an oil producer. During this time the use of palm oil is only focused on the fruit, while the remaining part of the oil as the trunk is often regarded as wastes. Therefore, it is necessary to study the oil palm trunk to increase the value of palm trunks. The purpose of this study was to evaluate the physical and mechanical properties that results from particle board particle that made from particle oil palm and shavings meranti with some variation of the phenol formaldehyde adhesives content. The variations of phenol formaldehyde content were 8%, 10%, 12%, 14% dan 16%. The dimension of particle board was 25x25x1 cm with density target is 0,7 g/cm3 using a pressure of 30 kg / cm2 for 8 minutes. The results will be compare with SNI 03-2105-2006. The results showed that density, moisture content, water absorption for 2 and 24 hours, thickness swelling for 2 and 24 hours, internal bound, modulus of elasticity and modulus of rupture were 0,59-0,62 g/cm3; 4,65-5,94%; 45,16-76,19% and 61,05-95,14%; 15,91-35,11% and 19,31-43,63%; 1,56-3,08 kg/cm2; 9536,06-11695,42 kg/cm2 and 118,58-151,92 kg/cm2. Physical properties (density, moisture content) has fulfilled SNI 03-2105-2006, while thickness swelling does not fulfill the standard. The entire value of IB and MOR testing have fulfilled the SNI 03-2105-2006, while the MOE not fulfill the standard. The best adhesives content from this study was 16%.

Keywords: particle board, palm oil particle, shavings meranti, adhesive content, phenol formaldehyde.

ABSTRAK

ANDRIAN TELAUMBANUA. Variasi Kadar Perekat Phenol Formaldehida Terhadap Kualitas Papan Partikel dari Campuran Partikel Kelapa Sawit dan Serutan Meranti. Dibimbing oleh RUDI HARTONO dan APRI HERI ISWANTO.

Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak. Selama ini pemanfaatan kelapa sawit hanya terfokus pada bagian buah, sedangkan sisa bagian dari sawit seperti batang seringkali dianggap sebagai limbah. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terhadap batang kelapa sawit untuk meningkatkan nilai dari batang sawit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sifat fisis dan mekanis yang dihasilkan dari papan partikel yang terbuat dari partikel batang kelapa sawit dan serutan meranti dengan beberapa variasi kadar perekat phenol formaldehida. Variasi kadar perekat yang digunakan yaitu 8%, 10%, 12%, 14% dan 16%. Papan partikel dibuat berukuran 25x25x1 cm dengan target kerapatan 0,7 gr/cm3 menggunakan tekanan 30 kg/cm2 selama 8 menit. Hasil penelitian akan dibandingkan dengan SNI 03-2105-2006. Hasil penelitian menunjukkan nilai kerapatan, kadar air, daya serap air 2 dan 24 jam, pengembangan tebal 2 dan 24 jam, keteguhan rekat internal, modulus elastis dan modulus patah berturut-turut ialah 0,59-0,62 g/cm3; 4,65-5,94%; 45,16-76,19% dan 61,05-95,14%; 15,91-35,11% dan 19,31-43,63%; 1,56-3,08 kg/cm2; 9536,06-11695,42 kg/cm2 dan 118,58-151,92 kg/cm2. Sifat fisis (kerapatan, kadar air) telah memenuhi SNI 03-2105-2006, sedangkan pengembangan tebal tidak memenuhi standar. Seluruh pengujian IB dan MOR telah memenuhi SNI 03-2105-2006, sedangkan MOE belum memenuhi standar. Kadar perekat terbaik dalam penelitian ini adalah kadar perekat PF 16%.

Kata kunci: papan partikel, partikel kelapa sawit, serutan meranti, kadar perekat, phenol formaldehida.

1

VARIASI KADAR PEREKAT PHENOL FORMALDEHIDA

Dokumen terkait