• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kerugian KRAS pada Periode Tahun 2013 dan Tahun 2014 Berdasarkan Hasil Perhitungan Rasio Keuangan

Pada periode tahun 2013 PT Krakatau Steel (persero) Tbk. atau sering disebut KRAS pada Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami kerugian sebesar $13.600 (dalam ribuan). Kerugian ini mengalami penurunan sebesar 30% dibanding tahun 2012 yang mengalami

commit to user

kerugian sebesar $19.560 (dalam ribuan). Sedangkan pada periode tahun 2014 KRAS mengalami kerugian sebesar $156.892 (dalam ribuan), mengalami peningkatan sebesar 91% dibanding tahun 2013.

Rasio likuiditas yang dimiliki perusahaan memperlihatkan bahwa perusahaan tidak mampu untuk menjamin liabilitas jangka pendek perusahaan hanya dengan aset lancar perusahaan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menutupnya dengan liabilitas jangka pendek dan meningkatkan beban bunga perusahaan.

Rasio aktivitas yang dimiliki KRAS memperlihatkan bahwa peningkatan aset tetap perusahaan tidak dapat meningkatkan pendapatan perusahaan. Hal ini akan berpengaruh pada kepada beban pemeliharaan dan perbaikan aset tetap perusahaan. Dengan demikian, menurunnya pendapatan dan meningkatnya beban perusahaan menjadi salah satu faktor kerugian perusahaan.

Analisis kerugian KRAS pada tahun 2014 adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan perusahaan yang menurun sebesar 10% yang semula $2.287.445 (dalam ribuan) menjadi $2.084.448 (dalam ribuan). 2. Peningkatan beban keuangan perusahaan sebesar 12% yang semula

sebesar $40.623 (dalam ribuan) menjadi $45.652 (dalam ribuan) dikarenakan aktivitas perusahaan lebih banyak dibiayai oleh hutang.

3. Adanya peningkatan yang sangat signifikan pada beban kerugian entitas asosiasi yang ditanggung perusahaan sebesar 126% yang

commit to user

semula hanya $4.533 (dalam ribuan) menjadi 12.290 (dalam ribuan).

Analisis kerugian KRAS pada tahun 2014 adalah sebagai berikut:

1. Yang menjadi pemicu utama naiknya rugi KRAS pada tahun 2014 adalah adanya kerugian entitas asosiasi yang ditanggung perusahaan yang naik sebesar 473% dari semula sebesar $12.290 (dalam ribuan) menjadi $70.439 (dalam ribuan). Jadi, entitas anak KRAS tidak mampu menambah pendapatan perusahaan dan bahkan menambah beban perusahaan.

2. Pendapatan perusahaan juga mengalami penurunan 10% dari semula $2.084.448 (dalam ribuan) menjadi $1.868.845 (dalam ribuan).

3. Beban keuangan yang tinggi juga menjadi salah satu faktor meningkatnya kerugian perusahaan, meningkat sebesar 27% dari semula $48.045 (dalam ribuan) menjadi $60.885 (dalam ribuan).

4. Tindakan yang Telah Dilakukan Perusahaan

PT Krakatau Steel (persero) Tbk. atau sering disebut KRAS pada Bursa Efek Indonesia ini tercatat mengalami kerugian besar pada periode tahun 2014 sebesar $156.892 (dalam ribuan), kerugian tersebut meningkat 91% dari tahun 2013. Tidak ada perombakan direksi pada KRAS akibat dari kerugian tersebut. Namun, karyawan meminta perombakan pada direksi perusahaan baja nasional tersebut.

commit to user

KRAS memberhentikan pabrik hulu sebagai upaya menekan kerugian yang dialami perusahaan. KRAS jugamelakukan ekspansi usaha guna memenuhi kebutuhan baja nasional yang sebagian besar masih diimpor. Total alokasi belanja modal (capital expenditure /capex) pada tahun ini sebesar $551.000.000, sebesar 77% di antaranya dialokasikan untuk pengembangan pabrik baja. Ekspansi ini bertujuan meningkatkan kapasitas produksi KRAS dari 4,65 juta ton per tahun pada 2015 menjadi 7,15 juta ton per tahun pada 2017.

Hasilnya pada kuartal pertama tahun 2015 KRAS berhasil memperbaiki kinerja perusahaan dengan menurunnya rugi yang dapat didistribusikan ke pemilik entitas induk sebesar $42,3 juta, lebih rendah dari periode yang sama pada tahun lalu sebesar $46,3 juta. Walaupun ditengah tren penurunan harga baja dunia yang diikuti di pasar domestik seiring permintaan yang tetap stagnan dalam tiga bulan pertama tahun ini. Dari sisi penjualan, perusahaan mengantungi pendapatan sebesar $352 juta pada kuartal pertama tahun 2015 turun 23,4% secara year on year, meski beban pokok pendapatan menurun 22,2% menjadi $349,4 juta, penurunan beban pokok ini belum dapat menutupi (off set) penurunan pendapatan perusahaan. Hal ini membuat perusahaan hanya mampu membukukan laba kotor sebesar $2,7 juta. Selama kuartal pertama tahun 2015, harga baja China di pasar domestik Shanghai tercatat anjlok ke titik terendahnya, yakni $400/ton dan harga baja impor di Asia Timur (cost and freight) mencapai $394/ton dari

commit to user

posisi kuartal pertama tahun 2014 yang masih tercatat $550/ton dan $519/ton.

C. PT ANEKA TAMBANG (PERSERO) Tbk.

1. Profil Perusahaan

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Aneka Tambang Tbk. disingkat PT ANTAM (Persero) Tbk. didirikan pada tanggal 5 Juli 1968 dengan nama “Perusahaan Negara (PN) Aneka ambang” berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1968 sebagai hasil penggabungan dari Badan Pimpinan Umum Perusahaan-Perusahaan Tambang Umum Negara, Perusahaan Negara Tambang Bauksit Indonesia, Perusahaan Negara Tambang Emas Tjikotok, Perusahaan Negara Logam Mulia, PT Nikkel Indonesia, dan Proyek Tambang Intan Kalimantan Selatan. Pendirian PN Aneka Tambang tersebut telah diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia No. 36 tahun 1968 tanggal 5 Juli 1968.

Pada tanggal 14 Juni 1974, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1974, status Perseroan diubah dari Perusahaan Negara menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO) dan sejak itu dikenal sebagai “Perusahaan Perseroan (Persero) Aneka ambang”. Nama perusahaan kemudian diubah menjadi P “Aneka ambang” (Persero) berdasarkan akta Perseroan Terbatas No. 320 tanggal 30 Desember 1974 dibuat di hadapan Warda Sungkar Alurmei, S.H..

commit to user

a. Ruang Lingkup Bidang Usaha Perusahaan

Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maka maksud dan tujuan Perseroan adalah berusaha dalam bidang pertambangan berbagai jenis bahan galian, serta menjalankan usaha di bidang industri, perdagangan, pengangkutan, dan jasa yang berkaitan dengan pertambangan berbagai jenis bahan galian tersebut. Selain itu, sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, maka dalam rangka optimalisasi pemanfaatan dan perlindungan wilayah usaha pertambangan dan sumber daya yang dimiliki, Perseroan dapat melakukan kegiatan usaha penunjang yakni di bidang perkebunan, pertanian, kehutanan, properti, serta pembangkit listrik dan energi.

Kegiatan usaha ANTAM yang dijalankan saat ini meliputi bidang eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian serta pemasaran feronikel, emas, perak, bauksit, batubara, alumina dan jasa pemurnian logam mulia.

b. Visi dan Misi Perusahaan 1) Visi Perusahaan

Menjadi korporasi global berbasis pertambangan dengan pertumbuhan sehat dan standar kelas dunia. Berikut arti dari visi PT Aneka Tambang (persero) Tbk.:

a) Global

Menerapkan praktik manajemen bisnis bertaraf internasional serta meningkatkan skala usaha dan atau

commit to user

memperluas wilayah operasi ke luar negeri untuk menjadi pelaku bisnis kelas dunia.

b) Berbasis pertambangan

Berbasis sumberdaya mineral dan batubara dengan diversifikasi dan integrasi terkait dalam bisnis pertambangan.

c) Pertumbuhan sehat

Pertumbuhan berkesinambungan di atas rata-rata industri pertambangan.

d) Standar kelas dunia

Kemampuan dan budaya organisasi berkinerja tinggi dan penerapan praktik-praktik terbaik kelas dunia. 2) Misi Perusahaan

a) Membangun dan menerapkan praktik-praktik terbaik kelas dunia untuk menjadikan ANTAM sebagai pemain global. b) Menciptakan keunggulan operasional berbasis biaya

rendah dan teknologi tepat guna dengan mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerjaserta lingkungan hidup. c) Mengolah cadangan yang ada dan yang baru untuk

meningkatkan keunggulan kompetitif.

d) Mendorong pertumbuhan yang sehat dengan mengembangkan bisnis berbasis pertambangan, di-versifikasi dan integrasi selektif untuk memaksimalkan nilai pemegang saham.

commit to user

e) Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan pegawai serta mengembangkan budaya organisasi berkinerja tinggi. f) Berpartisipasi meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama di sekitar wilayah operasi, khususnya pendidikan dan pemberdayaan ekonomi.

2. Kinerja Keuangan Perusahaan Berdasarkan Rasio Keuangan pada Periode Tahun 2013 – 2014

a. Analisis Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan melihat aset lancar relatif dengan Kewajiban jangka pendeknya. Berikut metoda analisis rasio likuiditas ANTM:

1) Rasio Lancar (Current Ratio)

Berdasarkan rumus perhitungan rasio lancar (current ratio), berikut tabel perhitungan rasio lancar ANTM periode tahun 2013 – 2014:

Tabel 3.33 Perhitungan Rasio Lancar ANTM (disajikan dalam ribuan rupiah)

Tahun

Aset Lancar

Liabilitas Jangka Pendek Rasio

Kenaikan (Penurunan) 2013 7.080.437.173 3.855.511.633 1,84 - 2014 6.343.109.036 3.862.917.319 1,64 (11%) Sumber: Laporan Keuangan PT Aneka Tambang (persero) Tbk.

commit to user

Perhitungan rasio lancar current ratio ANTM pada tabel 3.33 menunjukkan bahwa jumlah aset lancar yang dimiliki perusahaan sebesar 1,84 kali kewajiban (liabilitas) jangka pendek perusahaan atau setiap Rp1,00 kewajiban (liabilitas) jangka pendek perusahaan dijamin hanya Rp1.84 aset lancar yang dimiliki perusahaan pada tahun 2013. Sedangkan pada tahun 2014 menunjukkan jumlah aset lancar yang dimiliki perusahaan sebesar 1,64 kali kewajiban (liabilitas) jangka pendek perusahaan atau setiap kewajiban (liabilitas) jangka pendek perusahaan dijamin hanya dengan Rp1,64 aset lancar yang dimiliki perusahaan, mengalami penurunan rasio sebesar 11% dibanding tahun 2013. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan kewajiban (liabilitas) jangka pendek perusahaan yang semula Rp3.855.511.633 (dalam ribuan) menjadi Rp3.862.917.319 (dalam ribuan) pada tahun 2014, tidak sebanding dengan adanya penurunan aset lancar yang semula Rp7.080.437.173 (dalam ribuan) menjadi Rp6.343.109.936 (dalam ribuan). Dengan demikian, tingkat likuiditas perusahaan menggunakan rasio lancar sudah cukup baik, walaupun rasio lancar perusahaan mengalami penurunan dan perusahaan perlu berhati-hati walaupun rasio lebih dari 100% belum dapat dikatakan baik karena ada kemungkinan penurunan rasio di periode mendatang.

commit to user

2) Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)

Berdasarkan rumus perhitungan rasio cepat (quick ratio atau acid test ratio), berikut tabel perhitungan rasio cepat ANTM periode tahun 2013 – 2014:

Tabel 3.34 Perhitungan Rasio CepatANTM (disajikan dalam ribuan rupiah)

Tahun

Aset Lancar Persediaan

Liabilitas Jangka Pendek Rasio

Kenaikan (Penurunan) 2013 7.080.437.173 2.445.933.902 3.855.511.633 1,20 - 2014 6.343.109.036–1.761.888.223 3.862.917.319 1,19 (1%) Sumber: Laporan Keuangan PT Aneka Tambang (persero) Tbk.

tahun 2014.

Perhitungan rasio cepat (quick ratio) ANTM pada tahun 2014 pada tabel 3.34 menunjukkan bahwa setiap Rp1,00 kewajiban (liabilitas) jangka pendek perusahaan dijamin hanya Rp1,20 aset lancar yang dimiliki perusahaan setelah dikurangi persediaan pada tahun 2013. Sedangkan pada tahun 2014 menunjukkan bahwa setiap Rp1,00 kewajiban (liabilitas) jangka pendek perusahaan dijamin hanya Rp1,19 aset lancar yang dimiliki perusahaan setelah dikurangi persediaan, mengalami penurunan sebesar 1% dibanding tahun 2013. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan liabilitas jangka pendek perusahaan tahun 2014 yang semula Rp3.855.511.633 (dalam ribuan) menjadi 3.862.917.319 (dalam ribuan), sedangkan aset

commit to user

lancar dan persediaan perusahaan mangalami penurunan masing-masing sebesar 10% dan 27% dibanding tahun 2013. Dengan demikian, rasio cepat yang dimiliki ANTM dianggap cukup baik tingkat likuiditasnya karena rasio cepat ANTM lebih dari 100% dalam menutupi liabilitas jangka pendek perusahaan.

3) Rasio Kas (Cash Ratio)

Berdasarkan rumus perhitungan rasio kas (cash ratio), berikut tabel perhitungan rasio cepat ANTM periode tahun 2013 – 2014:

Tabel 3.35 Perhitungan Rasio KasANTM (disajikan dalam ribuan rupiah)

Tahun

Aset Lancar Persediaan Piutang

Liabilitas Jangka Pendek

Rasio Kenaikan (Penurunan) 2013 7.080.437.173 2.445.933.902 1.189.691.535 3.855.511.633 0,89 - 2014 6.343.109.036–1.761.888.223 1.098.938.304 3.862.917.319 0,90 1%

Sumber: Laporan Keuangan PT Aneka Tambang (persero) Tbk. tahun 2014.

Perhitungan rasio kas ANTM pada tabel 3.35 menunjukkan bahwa setiap Rp1,00 liabilitas jangka pendek perusahaan dapat dijamin dengan Rp0,89 aset lancar perusahaan setelah dikurangi persediaan dan piutang perusahaan pada periode tahun 2013. Sedangkan pada periode

commit to user

tahun 2014 menunjukkan bahwa setiap Rp1,00 liabilitas jangka pendek perusahaan dapat dijamin dengan Rp0,90 aset lancar perusahaan dan rasio kas ANTM tidak mengalami peningkatan maupun penurunan. Hal ini terjadi karena adanya penurunan pada kas dan setara kas yang semula sebesar Rp2.797.737.848 (dalam ribuan) menjadi Rp2.618.910.283 (dalam ribuan) pada tahun 2014. Sebaliknya, Kewajiban (liabilitas) perusahaan justru mengalami peningkatan, yang semula Rp3.855.511.633 (dalam ribuan) menjadi 3.862.917.319 (dalam ribuan). Oleh karena itu, perusahaan tidak bisa menjamin kewajiban (liabilitas) jangka pendek perusahaan hanya menggunakan kas dan setara kas serta investasi jangka pendek perusahaan.

b. Analisis Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset. Rasio Aktivitas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan dana yang tersedia yang tercermin dalam perputaran modalnya. Berikut metoda analisis rasio aktivitas ANTM:

1) Rasio Perputaran Piutang

Berdasarkan rumus perhitungan rasio perputaran piutang, berikut tabel perhitungan rasio perputaran piutang ANTM periode tahun 2013 – 2014:

commit to user

Tabel 3.36 Perhitungan Rasio Perputaran Piutang ANTM (disajikan dalam ribuan rupiah)

Tahun

Penjualan

Piutang Usaha Rasio

Kenaikan (Penurunan) 2013 11.298.321.506 1.189.691.535 9,50 - 2014 9.420.630.933 1.098.938.304 8,57 (10%) Sumber: Laporan Keuangan PT Aneka Tambang (persero) Tbk.

tahun 2014.

Perhitungan rasio perputaran piutang ANTM pada tabel 3.36 menunjukkan bahwa tingkat perputaran piutang sebesar 9,50 atau setiap Rp9,50 pendapatan bersih perusahaan maka Rp1,00 belum dapat ditagih sampai akhir periode dengan rata-rata umur piutang tertagih selama 38 hari dalam satu periode pada tahun 2013. Sedangkan pada tahun 2014 menunjukkan tingkat perputaran piutang sebesar 8,57 atau setiap Rp8,57 pendapatan bersih perusahaan maka Rp1,00 belum dapat ditagih hingga akhir periode dengan rata-rata umur piutang tertagih selama 43 hari dalam satu periode. Rasio perputaran piutang pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 10% dengan rata-rata umur piutang mengalami peningkatan sebesar 11% dibanding dengan tahun 2013. Hal ini terjadi karena adanya penurunan piutang perusahaan pada tahun 2014 sebesar 8% dan adanya penurunan pendapatan perusahaan sebesar 17% dibanding tahun 2013. ANTM dalam mengelola piutang kurang baik karena adanya penurunan rasio

commit to user

perputaran piutang dan rata-rata umur piutang mengalami peningkatan. Dengan demikian, tingkat perputaran piutang perusahaan cukup rendah berarti dana yang diinvestasikan pada piutang dagang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat ditagih dalam bentuk uang tunai dan angka rata-rata umur piutang perusahaan cukup tinggi berarti kemungkinan tidak kembalinya piutang cukup tinggi.

2) Rasio Perputaran Persediaan

Berdasarkan rumus perhitungan rasio perputaran persediaan, berikut tabel perhitungan rasio perputaran persediaan ANTM periode tahun 2013 – 2014:

Tabel 3.37 Perhitungan Rasio Perputaran Piutang ANTM (disajikan dalam ribuan rupiah)

Tahun

Beban Pokok Penjualan

Persediaan Rasio Kenaikan (Penurunan) 2013 9.682.520.825 2.445.933.902 3,96 - 2014 8.644.136.017 1.761.888.223 4,91 24%

Sumber: Laporan Keuangan PT Aneka Tambang (persero) Tbk. tahun 2014.

Perhitungan rasio perputaran persediaan ANTM pada tabel 3.37 menunjukkan tingkat perputaran persediaan sebesar 3,96 kali atau dibulatkan 4 kali dengan rata-rata umur persediaan dapat digunakan setelah tersimpan dalam gudang selama 92 hari pada tahun 2013. Sedangkan periode tahun

commit to user

2014 menunjukkan tingkat perputaran persediaan sebesar 4,91 kali atau dibulatkan 5 kali dengan rata-rata umur persediaan dapat digunakan setelah tersimpan dalam gudang selama 74 hari. Rasio perputaran persediaan GIAA pada tahun 2014 mengalami peningkatan rasio sebesar 24% dengan rata-rata umur persediaan mengalami penurunan sebesar 19% dibanding tahun 2013. Hal ini terjadi karena adanya penurunan beban pokok penjualan dan persediaan masing-masing sebesar 11% dan sebesar 8% pada tahun 2014. Dengan demikian, perusahaan mengalami over investment pada dana yang diinvestasikan dalam persediaan dan tidak efektif dalam menghasilkan laba.

3) Rasio Perputaran Aset Tetap

Berdasarkan rumus perhitungan rasio perputaran aset tetap, berikut tabel perhitungan rasio perputaran aset tetap ANTM periode tahun 2013 – 2014:

Tabel 3.38 Perhitungan Rasio Perputaran Aset Tetap ANTM (disajikan dalam ribuan rupiah)

Tahun

Penjualan

Aset etap Rasio

Kenaikan (Penurunan) 2013 11.298.321.506 6.700.155.560 1,69 - 2014 9.420.630.933 8.699.660.101 1,08 (36%) Sumber: Laporan Keuangan PT Aneka Tambang (persero) Tbk.

commit to user

Perhitungan rasio perputaran aset tetap ANTM pada tabel 3.38 menunjukkan tingkat perputaran aset tetap sebesar 1,69 kali atau setiap Rp1,00 aset tetap dapat menghasilkan Rp1,69 pendapatan bersih pada tahun 2013. Sedangkan pada tahun 2014 menunjukkan tingkat perputaran aset tetap sebesar 1,08 kali atau setiap Rp1,00 aset tetap dapat menghasilkan Rp1,08 pendapatan bersih. Rasio perputaran aset tetap pada tahun 2014 mengalami penurunan rasio sebesar 36% dibanding tahun 2013. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan pesat pada aset tetap ANTM yang semula Rp6.700.155.560 (dalam ribuan) menjadi Rp8.699.660.101 (dalam ribuan). Selain itu, pendapatan neto perusahaan mengalami penurunan yang semula Rp11.298.321.506 (dalam ribuan) menjadi Rp9.420.630.933 (dalam ribuan). Dengan demikian, ANTM tidak berhasil dalam menambah pendapatan bersih dengan meningkatkan aset tetap perusahaan atau efisiensi pemanfaatan aset tetap dalam menghasilkan pendapatan tidak baik dan perusahaan juga tidak efektif dalam mengelola aset tetap perusahaan.

4) Rasio Perputaran Total Aset

Berdasarkan rumus perhitungan rasio perputaran total aset, berikut tabel perhitungan rasio perputaran total aset ANTM periode tahun 2013 – 2014:

commit to user

Tabel 3.39 Perhitungan Rasio Perputaran Total Aset ANTM (disajikan dalam ribuan rupiah)

Tahun

Penjualan

Jumlah Aset Rasio

Kenaikan (Penurunan) 2013 11.298.321.506 21.865.117.391 0,52 - 2014 9.420.630.933 22.044.202.220 0,43 (17%) Sumber: Laporan Keuangan PT Aneka Tambang (persero) Tbk.

tahun 2014.

Perhitungan rasio perputaran total aset ANTM pada tabel 3.39 menunjukkan tingkat perputaran total aset sebanyak 0,52 kali atau setiap Rp1,00 total aset dapat menghasilkan Rp0,52 pendapatan bersih pada tahun 2013. Sedangkan pada tahun 2014 menunjukkan tingkat perputaran total aset sebanyak 0,43 kali atau setiap Rp1,00 total aset dapat menghasilkan Rp0,43 pendapatan bersih dan mengalami penurunan rasio sebesar 17% dibanding tahun 2013. Dengan demikian, perusahaan mampu melakukan perputaran aset sebanyak 1 (satu) kali. Hal ini menandakan manajemen harus mengevaluasi pengelolaan semua aset perusahaan pada periode selanjutnya dan meningkatkan pendapatan bersih perusahaan agar dapat meningkatkan perputaran total aset perusahaan.

c. Analisis Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat

commit to user

penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Rasio ini bertujuan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Berikut metoda analisis rasio profitabilitas:

1) Profit Margin

Berdasarkan rumus perhitungan profit margin, berikut tabel perhitungan profit marginANTM periode tahun 2013 – 2014:

Tabel 3.40 Perhitungan Profit MarginANTM (disajikan dalam ribuan rupiah)

Tahun

Laba ( ugi) ahun berjalan

Pejualan Rasio Kenaikan (Penurunan) 2013 40 .947.3 11.298.321.506 0,04 - 2014 (775.286.289) 9.420.630.933 -0,08 (327%) Sumber: Laporan Keuangan PT Aneka Tambang (persero) Tbk.

tahun 2014.

Perhitungan profit margin ANTM pada tabel 3.40 menunjukkan setiap Rp1,00 pendapatan bersih mampu menghasilkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp0,04 pada tahun 2013. Sedangkan pada tahun 2014 menunjukkan setiap Rp1,00 pendapatan bersih menyebabkan rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp0,08, mengalami penurunan rasio sebesar 327% dibanding tahun 2013. Hal ini terjadi disebabkan kerugian yang dialami perusahaan periode tahun 2014 sebesar Rp775.286.289 dan pendapatan bersih periode tahun 2014 juga

commit to user

mengalami penurunan yang semula Rp11.298.321.506 (dalam ribuan) menjadi Rp9.420.630.933 (dalam ribuan). Dengan demikian, manajemen tidak efisien dalam menghasilkan laba pada tingkat pendapatan perusahaan yang mengalami penurunan.

2) Return on Total Asset (RoA)

Berdasarkan rumus perhitungan return on total asset, berikut tabel perhitungan return on equity ANTM periode tahun 2013 – 2014:

Tabel 3.41 Perhitungan Return on Total AssetANTM (disajikan dalam ribuan rupiah)

Tahun

Laba ( ugi) ahun berjalan

Jumlah Aset Rasio

Kenaikan (Penurunan) 2013 409.974.396 21.865.117.391 0,02 - 2014 (775.286.289) 22.044.202.220 -0,04 (288%) Sumber: Laporan Keuangan PT Aneka Tambang (persero) Tbk.

tahun 2014.

Perhitungan return on total asset ANTM pada tabel 3.41 menunjukkan setiap Rp1,00 total aset mampu menghasilkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp0,02 pada tahun 2013. Sedangkan, pada tahun 2014 menunjukkan setiap Rp1,00 total aset menyebabkan rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp0,04, mengalami penurunan sebesar 228% dibanding tahun 2013. Hal ini disebabkan kerugian yang

commit to user

dialami perusahaan periode tahun 2014 sebesar Rp775.286.289. Walaupun adanya peningkatan pada total aset yang semula Rp21.886.117.381 (dalam ribuan) menjadi Rp22.044.202.220 (dalam ribuan), hal ini tidak cukup untuk meningkatkan return on total asset perusahaan. Dengan demikian, efisiensi manejemen aset ANTM cukup rendah, peningkatan total aset ANTM tidak efektif untuk menghasilkan laba bersih tahun berjalan, seharusnya peningkatan total aset dapat diikuti dengan meningkatnya laba bersih tahun berjalan perusahaan.

3) Return on Equity (RoE)

Berdasarkan rumus perhitungan return on equity, berikut tabel perhitungan return on equity ANTM periode tahun 2013 – 2014:

Tabel 3.42 Perhitungan Return on Equity ANTM (disajikan dalam ribuan rupiah)

Tahun

Laba ( ugi) ahun berjalan

Modal Saham Rasio

Kenaikan (Penurunan) 2013 409.974.396 963.845,975 0,43 - 2014 (775.286.289) 963.845,975 -0,80 (289%) Sumber: Laporan Keuangan PT Aneka Tambang (persero) Tbk.

tahun 2014.

Perhitungan return on equity ANTM pada tahun tabel 3.42 menunjukkan setiap Rp1,00 modal saham mampu

commit to user

menghasilkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp0,43 pada tahun 2013. Sedangkan, pada tahun 2014 menunjukkan setiap Rp1,00 modal saham menyebabkan rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp0,80, mengalami penurunan rasio sebesar 289% dibanding tahun 2013. Hal ini kerugian yang dialami perusahaan periode tahun 2014 sebesar Rp775.286.289, serta modal saham ANTM tidak mengalami penurunan maupun peningkatan. Dengan demikian, ANTM masih mampu meningkatkan laba perusahaan jika meningkatkan tingkat modal saham ANTM serta hutang perusahaan dan dapat memberikan indikasi bahwa sampai batas tertentu, perusahaan yang berhutang dapat menguntungkan pemegang saham.

d. Analisis Rasio Solvabilitas

Solvabilitas merupakan kemungkinan dan kemampuan jangka panjang perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka panjangnya. Jadi rasio solvabilitas mengukur likuiditas jangka panjang perusahaan (Sumbramanyam dan Wild, 2008: 10). Berikut metoda analisis rasio solvabilitas ANTM:

1) Rasio Total Hutang terhadap Total Aset

Berdasarkan rumus perhitungan rasio total hutang terhadap total aset, berikut tabel perhitungan rasio total hutang terhadap total asetANTM periode tahun 2013 – 2014:

commit to user

Tabel 3.43 Perhitungan Rasio Total Hutang terhadap Total AsetANTM (disajikan dalam ribuan rupiah)

Tahun

Jumlah Liabilitas

Juml Aset Rasio

Kenaikan (Penurunan) 2013 9.071.629.859 21.865.117.391 0,41 - 2014 10.114.640.953 22.044.202.220 0,46 11% Sumber: Laporan Keuangan PT Aneka Tambang (persero) Tbk.

tahun 2014.

Perhitungan rasio total hutang terhadap total aset ANTM pada tabel 3.43 menunjukkan setiap Rp0,41 total kewajiban (liabilitas) perusahaan akan dijamin oleh Rp1,00 total aset perusahaan pada tahun 2013. Sedangkan, pada tahun 2014 menunjukkan setiap Rp0,46 total kewajiban (liabilitas) perusahaan akan dijamin oleh Rp1,00 total aset perusahaan, mengalami peningkatan rasio sebesar 1% dibanding tahun 2013. Hal ini bisa dianggap wajar karena total kewajiban (liabilitas) perusahaan masih dibawah Rp1,00, walaupun adanya peningkatan pada total kewajiban (liabilitas) perusahaan menjadi Rp22.044.202.220 (dalam ribuan) pada periode tahun 2014. Dengan demikian, ANTM menggunakan financial leverage yang tinggi dan meningkatkan RoE dengan cepat, hal ini akan meningkatkan kesempatan perusahaan dalam mendapatkan modal dengan cara berhutang kepada perusahaan lain atau investor pada periode selanjutnya.

commit to user

2) Rasio TIE (Time Interest Earned Ratio)

Berdasarkan rumus perhitungantime interest earned ratio, berikut tabel perhitungan time interest earned ratioANTM periode tahun 2013 – 2014:

Tabel 3.44 Perhitungan Time Interest Earned RatioANTM (disajikan dalam ribuan rupiah)

Tahun

Laba ( ugi) sebelum Paja

Biaya Bunga Rasio

Kenaikan (Penurunan) 2013 (132.930.400) 322.951.039 -0,41 - 2014 833.134.817) 374.638.183 -2,2 440%

Sumber: Laporan Keuangan PT Aneka Tambang (persero) Tbk. tahun 2014.

Perhitungan time interest earned ratio ANTM pada tabel 3.44 menginterprestasikan perusahaan mempunyai rugi sebelum pajak yang besarnya 0,41 kali dari beban bunga perusahaan pada tahun 2013. Sedangkan, pada tahun 2014 menginterprestasikan perusahaan mempunyai rugi sebelum pajak yang besarnya 2,2 kali dari beban bunga perusahaan, mengalami penurunan rasio sebesar 440% dibanding tahun 2013. Hal ini terjadi karena adanya kerugian sebelum pajak yang dialami perusahaan pada periode tahun 2014 sebesar Rp833.134.817 (dalam ribuan) dan peningkatan beban bunga perusahaan yang semula Rp322.951.039 (dalam ribuan) menjadi Rp374.638.183 (dalam ribuan). Dengan demikian,

commit to user

perlunya perhatian manajemen ANTM dalam menghasilkan laba sebelum pajak untuk menutup pembayaran beban bunga perusahaan pada periode selanjutnya.

3) Fixed Charge Coverage Ratio

Berdasarkan rumus perhitunganfixed charge coverage ratio, berikut tabel perhitungan fixed charge coverage ratio ANTM periode tahun 2013 – 2014:

Tabel 3.45 Perhitungan Fixed Charge Coverage Ratio ANTM (disajikan dalam ribuan rupiah)

Tahun

Laba ( ugi) sebelum Paja

Dokumen terkait