• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kerusakan Pohon

Dalam dokumen Pemetaan Kesehatan Pohon Di Sumatera Utara (Halaman 33-40)

METODE PENELITIAN

2. Analisis Kerusakan Pohon

Pengamatan terhadap kerusakan pohon dilakukan melalui metode Forest Health Monitoring (FHM). FHM merupakan metode akurat dalam menilai kerusakan pohon yang dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, yaitu melalui perhitungan kuantitatif kerusakan spesifik pohon, penilaian status kerusakan

berdasarkan indikator kerusakan pohon, dan kemungkinan-kemungkinan lainnya penyebab kematian pohon (Mangold, 1997).

Variabel kerusakan pohon yang diamati meliputi tipe kerusakan, lokasi kerusakan, dan kelas keparahan. Jika dalam satu pohon terdapat lebih dari tiga kerusakan, yang dicatat adalah tingkat kerusakan yang paling parah. Jika nilai kerusakan suatu pohon dinyatakan dalam suatu fungsi, dapat dinyatakan sebagai berikut (Mangold, 1997): Kerusakan = fx (A, B, C) dengan A : tipe kerusakan B : lokasi kerusakan C : keparahan kerusakan Tipe Kerusakan

Tipe-tipe kerusakan pohon menurut Mangold (1997) terdiri atas kanker, busuk hati (konk), luka terbuka, resinosis atau gumosis, batang patah, brum pada akar atau batang, akar patah atau mati, mati ujung, cabang patah atau mati, brum pada cabang atau daerah di dalam tajuk, kerusakan daun, dan perubahan warna daun yang disajikan dalam Tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 2 . Tipe-Tipe Kerusakan pada Tubuh Pohon

No Tipe Kerusakan Gejala* Penyebab*

1 Kanker Pembengkakan jaringan kayu

pada akar, batang atau dahan yang mengakibatkan jaringan kayu menjadi lunak, rapuh dan retak-retak

Bakteri atau jamur

2 Busuk Hati, Tubuh buah (badan buah), dan indikator lapuk lanjut

a. Terjadi pembusukan pada pangkal batang.

b. Adanya daun-daun pada tajuk yang menguning dan mengering

Jamur

pada kulit kayu yang mengelupas.

b. Terbuka lapisan kayu bagian dalam

c. Tidak adanya tanda-tanda pelapukan

benda tajamdan tusukan paku pada kulit kayu.

4 Eksudasi (Resinosis dan gumosis

Pecahnya jaringan kayu pada batang yang memicu keluarnya cairan berupa getah berwarna putih (eksudasi).

Organisme patogen yang menginfeksi luka terbuka.

5 Batang patah kurang dari 0.91 cm

Batang yang patah dengan jarak > 0,91 cm dari pangkal batang.

Pemotongan secara sengaja oleh pihak yang berkepentingan di sekitar jalan 6 Brum pada akar atau

batang

Munculnya tunas-tunas baru pada akar atau batang secara abnormal yang menghambat penyaluran hasil metabolisme.

Hama ulat penyerang pucuk tanaman.

7 Akar patah atau mati kurang dari 0.91 cm

Akar yang patah atau mati dengan jarak > 0,91 cm dari pangkal batang. a.Potongan atau goresan benda tajam akibat pembuatan salran drainase. b.luka karena terbakar

No Tipe Kerusakan Gejala* Penyebab*

8 Hilangnya ujung

dominan (mati ujung)

Kerusakan jaringan pada akar dan batang yang menyumbat pembuluh xylem

a. Jamur atau hama serangganb. b. Absorpsi zat-zat

beracun oleh tanaman

9 Cabang patah atau mati

Lapuknya cabang pohon Hujan deras disertai angin tanpa hujan, disambar petir, dan lapuknya cabang

pohon akibat terinfeksi jamor patogen

10 Brum pada cabang atau daerah dalam tajuk

Percabangan yang berkelibihan di dalam daerah tajuk

Faktor genetik

11 Kerusakan daun Adanya bercak daun (leaf spot) dan bercak berlubang (spot hole)

a. Jamur atau hama serangga seperti ulat dan belalang b. Pencemaran

udara 12 Daun berubah warna

(tidak hijau)

Daun tidak lagi berwarna hijau dan menjadi la Yu a. Hama uret, rayap, bakteri dan jamur b. Kekurangan

mineral, pencemaran udara, defisit air, absorpsi zat-zat beracun, atau terbakar karena bahan kimia tertentu.

Keterangan: *) Gejala dan penyebab tipe kerusakan berdasarkan keterangan Khoiri (2004), Miardini (2006), dan Soetrisno (2001).

Setiap tipe kerusakan tersebut dinyatakan dengan kode berupa angka yang telah ditetapkan di dalam Mangold, (1997). Seluruh kode tipe kerusakan pohon ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Kode Tipe Kerusakan pada Tubuh Pohon

No Tipe Kerusakan Kode

1 Kanker, gol (puru) 1

2 Busuk Hati, Tubuh buah (badan buah), dan indikator lapuk lanjut

2

3 Luka Terbuka 3

4 Eksudasi (Resinosis dan gumosis 4

5 Batang patah kurang dari 0.91 cm 11

6 Brum pada akar atau batang 12

7 Akar patah atau mati kurang dari 0.91 cm 13

8 Hilangnya ujung dominan (mati ujung) 21

9 Cabang patah atau mati 22

10 Brum pada cabang atau daerah dalam tajuk 23

11 Kerusakan daun 24

12 Daun berubah warna (tidak hijau) 25

Sumber : Mangold (1997)

Lokasi Kerusakan

Lokasi kerusakan yang diamati adalah seluruh bagian tubuh pohon dari daun hingga akar, seperti permukaan akar dengan tinggi 30 cm di atas permukaan tanah, akar dan batang bagian bawah, batang bagian bawah (setengah bagian bawah dari

batang antara pangkal akar (tunggak) dan dasar tajuk hidup), bagian bawah dan bagian atas batang, bagian atas batang (setengah bagian atas dari batang antara pangkal akar (tunggak) dan dasar tajuk hidup), batang tajuk (batang utama di dalam daerah tajuk hidup dan di atas dasar tajuk hidup), cabang (lebih besar 2,54 cm pada titik percabangan terhadap batang utama atau batang tajuk di dalam daerah tajuk hidup), dan daun . Selanjutnya, setiap lokasi kerusakan pohon dinyatakan dengan kode berupa angka yang telah ditetapkan dalam Mangold, (1997) sebagai berikut (Tabel 4).

Tabel 4. Kode Lokasi Kerusakan pada Tubuh Pohon

No Lokasi Kerusakan Kode

1 Sehat ( tidak ada kerusakan) 0

2 Akar (terbuka) dan pangkal akar dengan tinggi 30 cm di atas tanah 1

3 Akar dan batang bagian bawah 2

4 Batang bagian bawah (setengah bagian bawah dari pangkal bagian bawah antara pangkal akar dan setengah tajuk hidup

3

5 Bagian bawah dan bagian atas batang 4

6 Bagian atas batang (setengah bagian atas dari pangkal antara pangkal akar dan setengah tajuk hidup

5

7 Batang tajuk 6

8 Cabang 7

9 Kuncup dan tunas 8

10 Daun 9

Sumber : Mangold, (1997) Keparahan Kerusakan

Penilaian kerusakan fisik pohon berdasarkan nilai ambang batas keparahan dilakukan dengan mengklasifikasikan nilai ambang batas keparahan yang diperoleh ke dalam kelas interval 10% hingga 99% (Tabel 5). Nilai keparahan kerusakan yang diamati pada setiap tipe kerusakan adalah minimal 20%, kecuali pada mati ujung nilai

keparahan kerusakan yang diamati adalah minimal 1%. Untuk beberapa tipe kerusakan seperti busuk hati, brum atau percabangan yang berlebihan, dan patah pada batang yang berlokasi kurang dari 0,91 m dari batang, nilai kerusakan yang diamati adalah lebih dari atau sama dengan 20%.

Tabel 5. Kualifikasi Kelas Keparahan Menurut Kode Tipe Kerusakan

No Tipe Kerusakan Kelas

keparahan (10% - 99%)

Kode tipe kerusakan

1 Kanker, gol (puru) 20% 1

2 Busuk Hati, Tubuh buah (badan buah), dan indikator lapuk lanjut

Nihil* 2

3 Luka Terbuka 20% 3

4 Eksudasi (Resinosis dan gumosis 20% 4

5 Batang patah kurang dari 0.91 cm Nihil* 11

6 Brum pada akar atau batang Nihil* 12

7 Akar patah atau mati kurang dari 0.91 cm 20% 13 8 Hilangnya ujung dominan (mati ujung) 1% 21

9 Cabang patah atau mati 20% 22

10 Brum pada cabang atau daerah dalam tajuk

20% 23

11 Kerusakan daun 20% 24

12 Daun berubah warna (tidak hijau) 30% 25

Keterangan : *) ≥ 20 % untuk akar, batang dan cabang jika < 0.91 batang dan

> 0.91 untuk akar berdasarkan ketentuan Mangold, (1997)

Kemudian, nilai keparahan kerusakan yang telah diperoleh diklasifikasikan ke dalam kode keparahan kerusakan berdasarkan kelas keparahan menurut Mangold. (1997) sebagai berikut (Tabel 6).

Tabel 6. Kode Kelas Keparahan Kerusakan Pohon

No Kelas (%) Kode 1 01-19 1 2 20-29 2 3 30-39 3 4 40-49 4 5 50-59 5 6 60-69 6 7 70-79 7 8 80-89 8 9 90-99 9

Hasil evaluasi dari seluruh variabel kerusakan pohon (tipe kerusakan, lokasi kerusakan dan kelas keparahan) dianalisis dengan menggunakan bobot indeks kerusakan sebagai berikut.

Tabel 7. Bobot Indeks Kerusakan Pohon

No Tipe kerusakan Lokasi kerusakan Kelas keparahan

Kode Bobot Kode Bobot Kode bobot

1 1 1,9 0 1,5 0 1,5 2 2 1,7 1 2 1 1,1 3 3 1,5 2 2 2 1.2 4 4 1,5 3 1,8 3 1,3 5 11 1,6 4 1,8 4 1,4 6 12 1,3 5 1,6 5 1,5 7 13 1 6 1,2 6 1,6 8 21 1 7 1 7 1.7 9 22 1 8 1 8 1,8 10 23 1 9 1 9 1,9 11 24 1 12 25 1 Sumber : Mangold, (1997) Analisis Data

Menurut Mangold (1997) penilaian kerusakan digunakan kriteria-kriteria berdasarkan metode FHM. Data yang diperoleh dari dari penilaian kerusakan dihitung nilai indeks kerusakannya dengan kode dan bobot nilai indeks kerusakan (NIK). Hasil perhitungan akhir dapat diketahui NIK (Kelas sehat, kelas ringan, kelas sedang dan kelas berat).

NIK =

Σ

(xi.yi.zi) Keterangan:

NIK : Nilai Indeks Kerusakan pada level pohon xi : Nilai bobot pada tipe kerusakan

zi : Nilai bobot pada keparahan kerusakan . : Perkalian

Selanjutnya dapat diketahui kelas kerusakan pohon berdasarkan bobot nilai indeks dengan kriteria sebagai berikut:

Kelas sehat : 0 sampai ≤ 5

Kelas kerusakan ringan : > 5 sampai ≤ 10 Kelas kerusakan sedang : > 10 sampai ≤ 15 Kelas kerusakan berat : > 15 sampai 21

Tabel 8. Tally sheet Penilaian Kerusakan Pohon No Jenis pohon Tinggi (m) Diameter (cm)

Kerusakan 1 Kerusakan 2 Kerusakan 3 A B C A B C A B C

Keterangan :

A : Lokasi kerusakan B : Tipe kerusakan

C : Kelas keparahan Kerusakan

Dalam dokumen Pemetaan Kesehatan Pohon Di Sumatera Utara (Halaman 33-40)

Dokumen terkait