Analisis dilakukan untuk mengetahui apakah rancangan alat pengering yang dihasilkan sudah memenuhi kebutuhan pengguna. Dalam tahap awal pengembangan rancangan alat pengering, diketahui terdapat 8 kebutuhan pengguna yang dan 16 kebutuhan teknis alat pengering. Berdasarkan hasil desain rancangan, pengujian prototype, dan simulasi alat pengering; ketercapaian kebutuhan pengguna dan teknis rancangan alat pengering dijelaskan pada Tabel 5.5 berikut.
commit to user
V-25
Tabel 5.5 Ketercapaian Kebutuhan Pengguna dan Kebutuhan Teknis
No Kebutuhan Pengguna No Kebutuhan Teknis Ketercapaian
1 Alat pengering mudah digunakan
1 Set up alat mudah dilakukan √ 2 Loading/unloading rimpang jahe
mudah dilakukan √ harganya atau dapat diperoleh di lingkungan desa Klaster
6 Biaya komponen terjangkau
petani √
4 Alat pengering mudah
disimpan dan dipindah 7 Pemindahan alat pengering dapat
dilakukan oleh minimal 2 orang √
5 Alat pengering awet dan kuat
8
Alat pengering tahan terhadap suhu luar (panas matahari dan malam hari)
√
9 Alat pengering tahan terhadap air
hujan √
10 Kompor alat pengering tahan
terhadap panas api √
11 Collector mampu menyerap
panas dengan baik √
12 Panas pada kabinet pengering
rata pada seluruh bagian √ 13 Simplisa jahe yang dihasilkan
higienis √
15 Area pengeringan simplisa luas √
8
commit to user
V-26
Berdasarkan Tabel 5.5 tersebut, kebutuhan teknis ‘kemudahan set up alat’
sudah tercapai dengan rancangan alat pengering ini. Pada dasarnya alat pengering yang dirancang tidak memerlukan set up kecuali pada saat pertama kali diletakkan di area pengeringan. Desain collector, kabin pengering, dan kompor tidak permanen atau bisa dibongkar pasang sesuai kebutuhan proses pengeringan. Selain itu pada kaki-kaki bagian collector dan kabin pengering juga dilengkapi dengan roda yang memudahkan pergerakan alat pengering pada saat proses set up.
Kebutuhan teknis ‘loading/unloading rimpang jahe mudah dilakukan’ sudah tercapai dengan rancangan alat pengering yang telah dibuat. Berdasarkan analisis postur kerja pada saat operator melakukan aktivitas loading-unloading pada rak-rak di kabin pengering, terlihat bahwa proses loading dan unloading rimpang jahe dapat dilakukan dengan mudah dengan tingkat resiko postur kerja yang rendah.
Selain itu adanya handle wadah pengering yang terbuat dari material kayu memudahkan petani selama proses loading/unloading berlangsung.
Kebutuhan teknis ‘Pengeringan simplisia jahe dilakukan pada kedua sisi sekaligus (tidak perlu dibolak-balik)’ sudah tercapai dengan rancangan alat pengering yang telah dibuat. Pada rancangan desain alat pengering, wadah pengering dibuat dengan menggunakan material aluminium berongga seperti jaring (mesh). Hal ini memudahkan aliran udara panas dapat menjangkau ke semua sisi/bagian rimpang jahe yang dikeringkan. Dengan demikian proses pengeringan dapat dilakukan pada kedua sisi sekaligus tanpa perlu dibolak-balik.
Kebutuhan teknis ‘Bahan bakar kompor terjangkau harganya atau dapat diperoleh di lingkungan desa Klaster Biofarmaka Karanganyar’ sudah tercapai dengan rancangan alat pengering yang telah dibuat. Pada rancangan desain alat pengering, kompor yang digunakan adalah kompor biomassa yang artinya bahan bakar yang digunakan selama proses pembakaran berasal dari bahan-bahan organik seperti kayu bakar, arang, serabut kelapa, dan sebagainya. Bahan-bahan bakar tersebut merupakan bahan yang murah dan mudah ditemukan di sekitar lingkungan desa petani. Proses penggunaan kompor biomassa pada alat pengering yang dirancang pada penelitian ini juga cukup mudah. Yaitu dengan memasukkan bahan-bahan bakar tersebut ke dalam kompor untuk kemudian dibakar di dalamnya.
commit to user
V-27
Kebutuhan teknis ‘Perakitan komponen dan perbaikannya dapat dilakukan secara mandiri oleh petani’ sudah tercapai dengan rancangan alat pengering yang telah dibuat. Sebagian besar komponen dirakit dan disambungkan dengan menggunakan sekrup. Sehingga proses perakitan dan perbaikan komponen dapat dilakukan dengan mudah oleh para petani.
Kebutuhan teknis ‘Biaya komponen terjangkau petani’ sudah tercapai dengan rancangan alat pengering yang telah dibuat. Bahan material komponen-komponen dalam rancangan alat pengering sebagian besar terbuat dari kayu yang dapat mudah diperoleh di sekitar lingkungan desa petani. Sedangkan bahan material yang lain seperti kaca, seng, dan besi galvanium dapat dibeli dengan harga yang terjangkau oleh petani.
Kebutuhan teknis ‘Pemindahan alat pengering dapat dilakukan oleh minimal 2 orang’ sudah tercapai dengan rancangan alat pengering yang telah dibuat. Bagian kaki-kaki collector dan kabin pengering dilengkapi dengan roda-roda yang memungkinkan proses pemindahan alat pengering dapat dilakukan dengan mudah.
Sedangkan kompor biomassa walaupun terbuat dari material plat besi, bisa diangkat dan dipindahkan dengan mudah oleh satu orang karena dimensi dan massa nya yang tidak terlalu besar. Selain itu desain collector, kabin pengering, dan kompor bisa dilepas sehingga memudahkan proses pemindahan alat pengering.
Kebutuhan teknis ‘Alat pengering tahan terhadap suhu luar (panas matahari dan malam hari)’ sudah tercapai dengan rancangan alat pengering yang telah dibuat.
Prototype rancangan alat pengering menggunakan bahan-bahan yang kuat dan tahan terhadap perubahan suhu di lingkungan luar, baik itu pada saat siang hari ketika suhu tinggi atau pada saat malam hari ketika suhu rendah.
Kebutuhan teknis ‘Alat pengering tahan terhadap air hujan’ sudah tercapai dengan rancangan alat pengering yang telah dibuat. Desain rancangan alat pengering dibuat dengan rapat terutama pada bagian kabin pengering. Hal ini memungkinkan bagian dalam kabin pengering terhindar dari air hujan. Oleh karena itu proses pengeringan masih bisa dilakukan pada saat kondisi cuaca sedang hujan.
Kebutuhan teknis ‘Kompor alat pengering tahan terhadap panas api’ sudah tercapai dengan rancangan alat pengering yang telah dibuat. Bahan utama material kompor alat pengering terbuat dari plat besi eser yang berdasarkan pengujian secara
commit to user
V-28
langsung terhadap protoype, terbukti mampu untuk menahan suhu pembakaran yang tinggi (lebih dari 80°C).
Kebutuhan teknis ‘Collector mampu menyerap panas dengan baik’ sudah tercapai dengan rancangan alat pengering yang telah dibuat. Material solar collector terbuat dari material seng yang sudah sangat terbukti karakteristiknya dalam menangkap panas. Sedangkan adanya kaca di bagian atas solar collector memungkinkan panas dari sinar matahari terjebak di dalam collector akibat efek glazing yang ditimbulkan dari kaca tersebut. Berdasarkan simulasi proses pengeringan dan pengujian secara langsung terhadap prototype, collector yang dirancang terbukti sudah sangat baik dalam menangkap dan mendistribusikan udara panas ke dalam kabin pengering.
Kebutuhan teknis ‘Panas pada kabinet pengering rata pada seluruh bagian’
bisa dikatakan sudah tercapai dengan rancangan alat pengering yang telah dibuat.
Berdasarkan hasil pengujian secara langsung terhadap prototype alat pengering, diperoleh kesimpulan bahwa sebaran suhu di tiap-tiap rak tidaklah berbeda secara signifikan. Dengan demikian sebaran suhu di rak-rak alat pengering bisa dikatakan rata pada seluruh bagian.
Kebutuhan teknis ‘Simplisa jahe yang dihasilkan higienis’ sudah tercapai dengan rancangan alat pengering yang telah dibuat. Desain pada bagian collector dan kabin pengering dirancang dengan rapat, sehingga proses pengeringan bisa menghasilkan simplisia jahe yang higienis. Permasalahan asap pembakaran kompor yang masuk ke kabin pengering pada alat pengering Agassi (2014) saat menggunakan kompor biomassa juga dapat teratasi pada rancangan alat pengerin ini dikarenakan kompor mempunyai posisi di sisi bawah samping kabin pengering.
Sehingga kebocoran asap pembakaran dari kompor tidak akan masuk ke kabin pengering dan menyebabkan simplisia jahe hasil pengeringan menjadi tidak higienis.
Kebutuhan teknis ‘Kandungan penting pada jahe tidak hilang (suhu pengeringan 40-60°C)’ sudah tercapai dengan rancangan alat pengering yang telah dibuat. Dari hasil simulasi proses pengeringan dan pengujian secara langsung terhadap prototype alat pengering, baik pada saat menggunakan sumber panas sinar matahari maupun kompor biomassa diperoleh rata-rata suhu pengeringan di dalam
commit to user
V-29
kabin pengering sebesar 40-50°C dengan suhu tertinggi sebesar 60°C. Dengan demikian suhu pengeringan yang dihasilkan alat pengering ini sudah pada kondisi yang diinginkan. Sehingga kandungan penting pada jahe tidak akan mudah rusak/hilang. Pada tahapan perancangan tingkat detail, alat pengering yang dirancang direncanakan dilengkapi dengan mekanisme thermostat pada bagian bawah kompor. Thermostat ini berfungsi untuk mengontrol suhu proses pengeringan agar tidak terlalu tinggi sehingga dikhawatirkan merusak kandungan penting pada jahe. Setelah prototype alat pengering dibuat dan dilakukan pengujian secara langsung, suhu pengeringan di tiap rak pengering tidak terlalu tinggi dan masih dalam range yang diperbolehkan. Dengan demikian implementasi thermostat pada rancangan alat pengering ini tidak perlu dilakukan.
Kebutuhan teknis ‘Area pengeringan simplisa luas’ sudah tercapai dengan rancangan alat pengering yang telah dibuat. Desain rak pengering berdimensi panjang dan lebar sebesar 410 x 490 mm. Dengan jumlah rak pengering sebesar 16 buah, maka luas area pengeringan pada rancangan alat pengering sebesar 3,21 m2. Luas area pengeringan tersebut lebih besar dibandingkan dengan luas area pengeringan rancangan alat Agassi (2014) sebesar 2,39 m2. Dengan demikian jika diasumsikan 1 m2 dapat menampung sekitar 1,5-3 kilogram jahe basah, maka kapasitas alat pengering adalah sebesar 4-9 kilogram jahe basah.
Kebutuhan teknis ‘Assembly atau rancang bangun alat sederhana sesuai dengan skill/ketrampilan petani serta biaya material yang terjangkau’ sudah tercapai dengan rancangan alat pengering yang telah dibuat. Rancangan alat pengering didesain dengan sederhana dengan material yang murah tanpa mengurangi efektivitas dan efisiensi proses pengeringan. Sehingga para petani dapat membuat dan merakit alat pengering secara mandiri.