• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

II. BAHAN DAN METODE

2.6 Analisis Kimia

Analisis kimia yang dilakukan terdiri dari analisis proksimat (Lampiran 6) pakan uji, tubuh ikan awal dan tubuh ikan akhir, masing-masing duplo tiap perlakuan, serta analisis beberapa kualitas air berupa suhu, pH dan kadar NH3. Untuk keperluan uji proksimat tubuh ikan, jumlah ikan yang digunakan adalah tiga ekor ikan untuk setiap perlakuan.

0 50 100 150 200 250 0,00% 0,25% 0,50% 0,75% 1,00% B io m a s s a ( g ra m ) Pe rla k ua n Da un K a yu M a nis Biomassa Awal Biomassa Akhir 7 4 ,9 6 7 9 ,0 7 7 3 ,8 3 7 4 ,8 2 7 9 ,6 1 2 1 1 ,0 8 2 0 9 ,8 2 2 1 2 ,9 0 2 2 6 ,4 5 2 1 0 ,9 3

9 Tabel 3 Parameter pengamatan selama masa pemeliharaan ikan

Parameter Perlakuan Daun Kayu Manis (%)

0% 0,25% 0,5% 0,75% 1%

JKP (gram) 164,58±0,92ab 178,36±4,02ab 181,7±2,10bc 188,06±6,42bc 193,74±9,91c LPH(%) 2,80±0,067a 2,96±0,096a 2,86±0,085a 2,91±0,061a 2,94±0,026a EP (%) 79,67±0,49c 77,59±0,62b 75,49±0,159a 74,76±0,205a 77,72±0,72b KH (%) 100±0a 93,33±5,77a 100±0a 96,67±5,77a 96,67±5,77a Keterangan : 1. Huruf superskrip yang sama pada baris yang sama menunjukkan hasil yang

tidak berbeda nyata (P>0.05).

2. JKP (Jumlah Konsumsi Pakan); LPH (Laju Pertumbuhan Harian); FCR (Jumlah Konversi Pakan); EP (Efesiensi Pakan); KH (Kelangsungan Hidup)

Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai parameter laju pertumbuhan harian dan kelangsungan hidup ikan tidak berbeda nyata antar perlakuan (p>0,05). Nilai jumlah konsumsi pakan berbeda nyata dengan kecenderungan naik sebanding dengan kandungan kayu manis dalam pakan (p<0,05). Nilai efisiensi pakan berbeda nyata dengan nilai tertinggi pada perlakuan penambahan 0% daun kayu manis serta terendah pada pakan dengan penambahan 0,75% kayu manis(p<0,05). Data lengkap dari parameter pengamatan dapat dilihat pada Lampiran 7, Lampiran 8 dan Lampiran 9.

Tabel 4 Komposisi proksimat tubuh ikan

Tabel 4 menunjukkan hasil proksimat ikan uji sebelum dan setelah pemeliharaan selama 37 hari. Setelah dilakukan analisa statistik, nilai protein, lemak, dan kadar air untuk setiap ikan uji memiliki nilai yang berbeda nyata sehingga penambahan kayu manis pada pakan memberikan pengaruh yang berbeda pada kualitas daging setiap perlakuan (p<0,05).

Parameter Ikan awal

Perlakuan Daun Kayu Manis

0% 0,25% 0,5% 0,75% 1%

Protein 6,833 ± 0,25 15,10 ± 0,26a 15,28 ± 0,56a 14,76 ± 0,02a 15,37 ± 0,54a 17,18 ± 0,53b

Lemak 8,62 ± 0,32 8,19 ± 0,28e 6,31 ± 0,17d 5,58 ± 0,02c 5,10 ± 0,11b 4,41 ± 0,02a

10 Tabel 5 Hasil uji organoleptik tekstur dan rasa daging ikan mas

Tabel 5 menunjukkan hasil uji organoleptik terhadap tekstur dan rasa daging ikan mas. Pada kedua uji tersebut menunjukkan hasil yang berbeda nyata (p<0,05; Lampiran 4 dan 5). Penambahan daun kayu manis pada pakan memberikan tekstur dan rasa yang lebih baik dibandingkan dengan pakan tanpa penambahan daun kayu manis.

3.2 Pembahasan

Penambahan daun kayu manis pada pakan memberikan hasil jumlah konsumsi pakan (JKP) yang lebih tinggi dibandingkan dengan pakan tanpa penambahan. Nilai JKP cenderung meningkat sebanding dengan banyaknya penambahan daun kayu manis (Tabel 3). Mayersdalam Halver and Hardy (2002) mengungkapkan bahwa aroma atau bau dari pakan dapat menarik ikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kayu manis sebagai atraktan dapat meningkatkan nafsu makan ikan karena aroma dan rasa yang khas dari pakan yang ditambahkan daun kayu manis. Aroma dan rasa khas dari daun kayu manis berasal dari senyawa aromatik yang terdapat dalam kayu manis diantaranya sinnamaldehid, eugenol, safrol atau camphor, aceteugenol dan beberapa aldehid lain dalam jumlah kecil (Kusuma 2008). Namun meningkatnya nilai JKP tidak berpengaruh terhadap nilai laju pertumbuhan harian. Hal ini diduga karena adanya zat antinutrisi pada kayu manis yang menyebabkan penyerapan nutrien yang penting untuk pertumbuhan berkurang. Penyerapan nutrisi yang berkurang akan meningkatkan jumlah pakan yang dibutuhkan sehingga ikan akan membutuhkan lebih banyak jumlah pakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ikan tersebut (Widodo dan Handayani 2010).

Parameter

Perlakuan Daun Kayu Manis

0% 0,25% 0,5% 0,75% 1%

Tekstur Lembek Agak Kompak Agak Kompak Kompak Kompak

Rasa Agak Gurih Agak Gurih, Agak Manis

Agak Gurih, Agak

11 Lemak merupakan sumber energi utama pada ikan selain protein dan karbohidrat. Asam lemak pada ikan ditunjukkan dalam bentuk triasligliserol atau phospholipids yang dibentuk dari gliserol 3-fosfat (Sergeant et al. 1972). Kadar lemak pada ikan dengan penambahan kayu manis bila dibandingkan dengan pakan kontrol mengalami penurunan sejalan dengan meningkatnya jumlah daun kayu manis yang ditambahkan dalam pakan (Tabel 4). Pada pakan dengan penambahan daun kayu manis, pembentukan triasligliserol dihambat karena adanya senyawa tannin, flavonoid dan saponin dalam kayu manis sebagai anti-hiperkolestreolmia (Azima 2004). Hal tersebut yang diduga menjadi alasan rendahnya kadar lemak perlakuan yang diberi pakan dengan penambahan kayu manis. Pembentukan triasilgliserol yang merupakan deposit utama lemak dalam jaringan ikan dihambat dengan adanya zat aktif dari kayu manis. Dengan dihambatnya deposit lemak dalam tubuh ikan tersebut, diduga lemak digunakan oleh ikan sebagai sumber energi. Hal ini berakibat berkurangnya jumlah kadar protein dalam tubuh ikan yang dirombak untuk menghasilkan energi sehingga kadar protein ikan lebih tinggi dibanding ikan yang diberi pakan kontrol. Hubungan antara lemak, protein, dan karbohidrat semacam ini disebutprotein sparing effect(NRC 1993).

Pengujian organoleptik/sensori merupakan cara pengujian menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk menilai mutu produk. Penilaian menggunakan alat indera ini meliputi spesifikasi mutu kenampakan, bau, rasa, dan konsistensi/tekstur serta beberapa faktor lain yang diperlukan untuk menilai produk tersebut (BSN 2006). Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa pakan dengan penambahan daun kayu manis memiliki tekstur dan rasa daging yang lebih baik dibandingkan dengan tanpa penambahan. Pakan tanpa penambahan kayu manis (pakan kontrol) memiliki tekstur lembek dan rasa agak gurih. Pada parameter tekstur dan rasa, hasil terbaik terdapat pada pakan dengan penambahan kayu manis 0,75%dan 1%. Tekstur daging ikan pada pakan kontrol yang lembek diduga disebabkan kandungan lemak yang tinggi pada tubuh ikan. Pada pakan dengan daun kayu manis 0,75% dan 1% kandungan lemak lebih sedikit dibandingkan dengan pakan kontrol sehingga daging ikan lebih kompak.

Rasa daging yang lebih manis pada pakan dengan penambahan daun kayu manis diduga karena senyawa-senyawa yang terdapat pada kayu manis. Menurut

12 Kusuma (2008), semua kayu manis adalah aromatik, aromanya tergantung pada substansi dengan susunan yang berbeda. Substansi yang terkandung dalam kayu manis antara lain adalah sinnamaldehid, eugenol, safrol atau camphor, aceteugenol dan beberapa aldehid lain dalam jumlah kecil.

IV.

KESIMPULAN

Penambahan daun kayu manis pada pakan tidak memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan ikan mas, namun penambahan 0,75% daun kayu manis memberikan hasil optimal terhadap kualitas (tekstur dan rasa) daging ikan mas.

DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtyas A.2008. Efektivitas Campuran Meniran Phyllanthus niruri dan Bawang Putih Allium sativum Untuk Pengendalian Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila pada Ikan Lele Clarias sp.[Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Azima F. 2004. Aktivitas Antioksidan Dan Anti-Agregasi Platelet Ekstrak Cassia Vera (Cinnamomum burmanni), Serta Potensinya Dalam Pencegahan Aterosklerosis pada Kelinci [Tesis]. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

BSN. 2006. Petunjuk Pengujian dan atau Organ Sensori. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

Edriani G. 2011. Evaluasi Kualitas dan Kecernaan Biji Karet, Biji Kapuk, Kulit Singkong, Palm Kernel Meal, dan Kopra yang Difermentasi oleh Saccharomyces cerevisiae pada Pakan Juvenil Ikan Mas Cyprinus carpio. [Skripsi]. Departemen Teknologi dan Manajemen Perairan Budidaya. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Guillame J, Kaushik S, Bergot P, Metailler. 1999. Nutrition and Feeding of Fish and Crustacean. Springer-Praxia Book in Aquaculture and Fisheries. Chichester. UK.

Halver J.E and Hardy R.W. 2002.Fish Nutrition. Academic press, USA.

Kusuma R, 2008. Pengaruh Penggunaan Cengkeh (Syzygium aromaticum) dan Kayu Manis (Cinnamomum sp.) sebagai pengawet alami terhadap daya simpan roti manis.[Skripsi]. Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor.

[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2010. Produksi Ikan Mas Tahun Ini Bisa Mencapai 380 Ton. . http://www.kkp.go.id [28 November 2011]. Mawaddah R. 2008. Kajian Hasil Riset Potensi Antimikroba Alami dan

Aplikasinya Dalam Bahan Pangan di Pusat Informasi Teknologi Pertanian. Fakultas Teknik Pertanian. Bogor: Intitut Pertanian Bogor.

National Research Council [NRC]. 1993. Nutrien Requirement of Fish. National Academy Press, Washington DC.

Riyadi D. 2007. Pemanfaatan Rumput Laut dalam Pembuatan Manisan dengan Penambahan Kayu Manis. [Skripsi]. Departemen Teknologi Hasil Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

15 Sergeant JR, Gatten RR, McIntosh R. 1972.Lipids7, p. 240-245

Takeuchi T. 1988. Laboratory Work Chemical Evaluation of Dietary Nutriens. In Watanabe T. Department of Aquatic Bioscience. Tokyo University of Fisheries. JICA p.179-226.

Widodo W dan Handayani H. 2010. Nutrisi Ikan. UMM Press.Malang.

Watanabe T. 1988. Fish Nutrition and Mariculture. Department of Aquatic Biosience. Tokyo University of Fisheries. JICA. p:79-82.

Dokumen terkait