• Tidak ada hasil yang ditemukan

JEMEN

DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtyas A.2008. Efektivitas Campuran Meniran Phyllanthus niruri dan Bawang Putih Allium sativum Untuk Pengendalian Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila pada Ikan Lele Clarias sp.[Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Azima F. 2004. Aktivitas Antioksidan Dan Anti-Agregasi Platelet Ekstrak Cassia Vera (Cinnamomum burmanni), Serta Potensinya Dalam Pencegahan Aterosklerosis pada Kelinci [Tesis]. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

BSN. 2006. Petunjuk Pengujian dan atau Organ Sensori. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

Edriani G. 2011. Evaluasi Kualitas dan Kecernaan Biji Karet, Biji Kapuk, Kulit Singkong, Palm Kernel Meal, dan Kopra yang Difermentasi oleh Saccharomyces cerevisiae pada Pakan Juvenil Ikan Mas Cyprinus carpio. [Skripsi]. Departemen Teknologi dan Manajemen Perairan Budidaya. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Guillame J, Kaushik S, Bergot P, Metailler. 1999. Nutrition and Feeding of Fish and Crustacean. Springer-Praxia Book in Aquaculture and Fisheries. Chichester. UK.

Halver J.E and Hardy R.W. 2002.Fish Nutrition. Academic press, USA.

Kusuma R, 2008. Pengaruh Penggunaan Cengkeh (Syzygium aromaticum) dan Kayu Manis (Cinnamomum sp.) sebagai pengawet alami terhadap daya simpan roti manis.[Skripsi]. Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor.

[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2010. Produksi Ikan Mas Tahun Ini Bisa Mencapai 380 Ton. . http://www.kkp.go.id [28 November 2011]. Mawaddah R. 2008. Kajian Hasil Riset Potensi Antimikroba Alami dan

Aplikasinya Dalam Bahan Pangan di Pusat Informasi Teknologi Pertanian. Fakultas Teknik Pertanian. Bogor: Intitut Pertanian Bogor.

National Research Council [NRC]. 1993. Nutrien Requirement of Fish. National Academy Press, Washington DC.

Riyadi D. 2007. Pemanfaatan Rumput Laut dalam Pembuatan Manisan dengan Penambahan Kayu Manis. [Skripsi]. Departemen Teknologi Hasil Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

15 Sergeant JR, Gatten RR, McIntosh R. 1972.Lipids7, p. 240-245

Takeuchi T. 1988. Laboratory Work Chemical Evaluation of Dietary Nutriens. In Watanabe T. Department of Aquatic Bioscience. Tokyo University of Fisheries. JICA p.179-226.

Widodo W dan Handayani H. 2010. Nutrisi Ikan. UMM Press.Malang.

Watanabe T. 1988. Fish Nutrition and Mariculture. Department of Aquatic Biosience. Tokyo University of Fisheries. JICA. p:79-82.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Analisis Usaha

Asumsi :

1. Harga pakan yang digunakan : Rp 6.000,00 2. Harga jual ikan mas normal : Rp 15.000,00

3. Harga jual ikan mas dengan penambahan daun kayu manis : Rp. 18.000,00 4. Pakan yang digunakan adalah pakan dengan penambahan daun kayu

manis 1% dengan efisiensi pakan (EP) 78% sehingga ikan jumlah ikan mas yang dihasilkan per 100 kg pakan adalah 78 kg.

5. Tepung kanji yang digunakan adalah 3% per kilogram pakan.

IKAN MAS DENGAN PAKAN PENAMBAHAN DAUN KAYU MANIS 1%

Biaya Produksi

No. Keterangan Harga per kilo Harga per 100kg

1 Pakan 6000 Rp 600,000.00

2 Daun Kayu manis 5000 Rp 5,000.00

3 Kanji 6000 Rp 18,000.00 4 Ongkos kirim 20000 Rp 20,000.00 5 Dll. Rp 500,000.00 Total Rp 1,143,000.00 Hasil Usaha = Rp 18.000,00/kg x 78 kg = Rp 1,404,000.00 Keuntungan

Hasil Usaha–Biaya Produksi = Rp 1,404,000.00 - Rp1,143,000.00 =Rp261,000.00

17 IKAN MAS TANPA PAKAN PENAMBAHAN DAUN KAYU MANIS (0%)

Biaya Produksi

Hasil Usaha

= Rp 15.000,00/kg x 78 kg = Rp1,170,000.00

Keuntungan

Hasil Usaha–Biaya Produksi = Rp1,170,000.00 - Rp.1,100,000.00 =Rp 70,000.00

 Secara analisa ekonomi ikan mas yang diberi penambahan daun kayu manis pada pakan memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan ikan mas yang diberi pakan tanpa penambahan daun kayu manis.

No. Keterangan Harga per kilo Harga per

100kg

1 Pakan Rp. 6,000.00 Rp 600,000.00

2 Dll Rp. 500,000.00

18 Lampiran 2. Lembar Uji Organoleptik

UJI SKOR ORGANOLEPTIK

RASA DAN TESTUR IKAN MAS YANG DIBERI PAKAN BERBEDA

Nama Panelis :

Tanggal/Jam Pengujian :

Produk :

Instruksi : Nyatakan penilaiananda dan beri tanda (v)pada pernyataan yang sesuai dengan penilaian anda

No. Parameter Nilai Kode Sampel

A B C D E 1 TEKSTUR Sangat Kompak 5 Kompak 4 Agak Kompak 3 Lembek 2 Rapuh 1 2 RASA Lebih Manis 5 Manis 4

Agak Manis, Agak Gurih 3

Agak Gurih 2

Tawar 1

19 Lampiran 3. Data Uji Organoleptik Tekstur dan Rasa Daging Ikan Mas

Tekstur Jumlah Responden

Pakan 0 % Pakan 0,25% Pakan 0,5% Pakan 0,75 % Pakan 1%

Rapuh 1 0 0 0 0

Lembek 10 5 5 0 1

Agak Kompak 3 6 5 3 3

Kompak 1 4 4 8 6

Sangat Kompak 1 1 2 5 6

Rasa Jumlah Responden

Pakan 0% Pakan 0,25% Pakan 0,5% Pakan 0,75% Pakan 1%

Tawar 3 2 2 0 0

Agak Gurih 9 4 3 1 1

Agak gurih,Agak Manis 2 5 5 5 5

Manis 1 3 4 7 4

Lebih Manis 1 2 2 3 6

Lampiran 4. Hasil Uji Kruskal–Wallis

Test Statisticsa,b

rasa tekstur Chi-Square 20.087 26.839

df 4 4

Asymp. Sig. .000 .000 a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: panelis

Hipotesis : Asymp. Sig < 0,05 = Tolak Ho = Berbeda nyata

20 Lampiran 5. Uji Lanjut Parameter Tekstur dan Rasa

ANOVA

tekstur

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 32.750 4 8.188 9.595 .000

Within Groups 64.000 75 .853

Total 96.750 79

Descriptives

tekstur

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

1 16 2.4375 .96393 .24098 1.9239 2.9511 1.00 5.00 2 16 3.0625 .92871 .23218 2.5676 3.5574 2.00 5.00 3 16 3.1875 1.04682 .26171 2.6297 3.7453 2.00 5.00 4 16 4.1250 .71880 .17970 3.7420 4.5080 3.00 5.00 5 16 4.0625 .92871 .23218 3.5676 4.5574 2.00 5.00 Total 80 3.3750 1.10665 .12373 3.1287 3.6213 1.00 5.00 Multiple Comparisons tekstur Tukey HSD

(I) kode (J) kode

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

a b -.62500 .32660 .319 -1.5379 .2879 c -.75000 .32660 .158 -1.6629 .1629 d -1.68750* .32660 .000 -2.6004 -.7746 e -1.62500* .32660 .000 -2.5379 -.7121 b a .62500 .32660 .319 -.2879 1.5379 c -.12500 .32660 .995 -1.0379 .7879 d -1.06250* .32660 .014 -1.9754 -.1496 e -1.00000* .32660 .025 -1.9129 -.0871

21 c a .75000 .32660 .158 -.1629 1.6629 b .12500 .32660 .995 -.7879 1.0379 d -.93750* .32660 .041 -1.8504 -.0246 e -.87500 .32660 .067 -1.7879 .0379 d a 1.68750* .32660 .000 .7746 2.6004 b 1.06250* .32660 .014 .1496 1.9754 c .93750* .32660 .041 .0246 1.8504 e .06250 .32660 1.000 -.8504 .9754 e a 1.62500* .32660 .000 .7121 2.5379 b 1.00000* .32660 .025 .0871 1.9129 c .87500 .32660 .067 -.0379 1.7879 d -.06250 .32660 1.000 -.9754 .8504

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

tekstur

Tukey HSD

kode N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 a 16 2.4375 b 16 3.0625 c 16 3.1875 3.1875 e 16 4.0625 4.0625 d 16 4.1250 Sig. .158 .067 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

ANOVA

rasa

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 25.000 4 6.250 5.878 .000

Within Groups 79.750 75 1.063

22 Descriptives

rasa

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

1 16 2.2500 1.06458 .26615 1.6827 2.8173 1.00 5.00 2 16 2.9375 1.23659 .30915 2.2786 3.5964 1.00 5.00 3 16 3.0625 1.23659 .30915 2.4036 3.7214 1.00 5.00 4 16 3.7500 .85635 .21409 3.2937 4.2063 2.00 5.00 5 16 3.9375 .99791 .24948 3.4057 4.4693 2.00 5.00 Total 80 3.1875 1.22313 .13675 2.9153 3.4597 1.00 5.00 rasa Tukey HSD panelis N

Subset for alpha = 0.05

1 2 1 16 2.2500 2 16 2.9375 2.9375 3 16 3.0625 3.0625 4 16 3.7500 5 16 3.9375 Sig. .226 .081

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Rasa

Tukey HSD

(I) kode (J) kode

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

a b -.68750 .36458 .334 -1.7066 .3316

c -.81250 .36458 .181 -1.8316 .2066

d -1.68750* .36458 .000 -2.7066 -.6684

23 b a .68750 .36458 .334 -.3316 1.7066 c -.12500 .36458 .997 -1.1441 .8941 d -1.00000 .36458 .057 -2.0191 .0191 e -.50000 .36458 .648 -1.5191 .5191 c a .81250 .36458 .181 -.2066 1.8316 b .12500 .36458 .997 -.8941 1.1441 d -.87500 .36458 .127 -1.8941 .1441 e -.37500 .36458 .841 -1.3941 .6441 d a 1.68750* .36458 .000 .6684 2.7066 b 1.00000 .36458 .057 -.0191 2.0191 c .87500 .36458 .127 -.1441 1.8941 e .50000 .36458 .648 -.5191 1.5191 e a 1.18750* .36458 .014 .1684 2.2066 b .50000 .36458 .648 -.5191 1.5191 c .37500 .36458 .841 -.6441 1.3941 d -.50000 .36458 .648 -1.5191 .5191

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Lampiran 6. Prosedur Analisis Proksimat (Takeuchi, 1988) Prosedur Analisis Kadar Air

= ( + ) × 100%

Cawan porselen dipanaskan pada suhu 105-110oC selama 1 jam, didinginkan dalam desikator, dan timbang(X1)

Cawan dan bahan dipanaskan selama 4 jam pada suhu 105- 110oC, didinginkan dan ditimbang(X2)

24 Prosedur Analisis Kadar Serat Kasar

= ( ) × 100%

Prosedur Analisis Kadar Protein Tahap Oksidasi

Bahan ditimbang 0,5 gram(A), lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml

Ditambahkan 50 ml H2SO40,3 N lalu dipanaskan di atashotplate

Setelah 30 menit ditambahkan 25 ml NaOH 1,5 N, lalu dipanaskan kembali selama 30 menit

Kertas saring dipanaskan pada labu Buchneryang telah terhubung dengan

vacumm pump

Kertas saring dipanaskan dalam oven, didinginkan, dan ditimbang(X1)

Dilakukan penyaringan larutan bahan dengan pembilasan secara berurutan sebagai berikut: 50 ml air panas, 50 ml H2SO40,3 N, 50 ml air panas, dan 25 ml Aceton.

Kertas saring hasil penyaringan dimasukkan ke dalam cawan porselen

Dipanaskan pada suhu 105-110oC selama 1 jam, didinginkan, dan ditimbang(X2)

Dipanaskan dalam tanur pada suhu 6000C hingga berwarna putih, didinginkan, dan ditimbang(X3)

Cawan porselen dipanaskan pada suhu 105-110oC

selama 1 jam, lalu

Dimasukkan ke dalam labu Kjedhal dan dipanaskan hingga berwarna hijau bening, didinginkan, dan diencerkan hingga volume 100 ml

25 Tahap Destruksi

Tahap Titrasi

= 0,0007 × ( ) × 6,25 × 20 × 100%

Keterangan:

Vb = ml 0,05 N titran NaOH untuk blanko Vs = ml 0,05 N titran NaOH untuk sampel A = bobot sampel (gram)

* = setiap 0,05 NaOH ekivalen dengan 0,0007 gram N ** = Faktor nitrogen

Hasil destruksi dititrasi dengan NaOH 0,05 N

Dititrasi hingga 1 tetes setelah larutan menjadi bening

ml titran dicatat (V)

BLANKO

SAMPEL 2-3 tetes indikator Phenolpthalein 10 ml H2SO40,05 N

Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 5 ml larutan hasil oksidasi dimasukkan

ke dalam labu destilasi

26 Prosedur Analisis Kadar Lemak

= ( ) × 100%

Prosedur Analisis Kadar Abu

= ( ) × 100% Labu dipanaskan pada suhu 104-110oC selama 1 jam,

didinginkan dalam desikator, dan timbang(X1)

Dimasukkan ke dalam tabung Sochlet dan beri 100-150 ml N-Hexan hingga selongsong terendam. Sisa N-Hexan dimasukkan ke dalam labu

Bahan ditimbang 2-3 gram(A)lalu dimasukkan ke dalam selongsong

Labu dipanaskan di atashotplatehingga larutan perendam selongsong dalam Sochlet berwarna bening

Labu dan lemak yang tersisa dipanaskan dalam oven selama 15 menit, didinginkan, lalu ditimbang(X2)

Cawan dipanaskan pada suhu 105-110oC selama 1 jam, didinginkan dalam desikator, dan ditimbang(X1)

Bahan ditimbang 2-3 gram(A), lalu dimasukkan ke dalam cawan

Cawan dan bahan dipanaskan di dalam tanur dengan suhu 600oC, didinginkan dan ditimbang(X2)

27 Lampiran 7. Analisis Kelangsungan Hidup

Perlakuan Ulangan Jumlah

Tebar Jumlah Panen SR %

A

1 10 10 100

2 10 10 100

3 10 10 100

Rata–rata dan Standar Deviasi 100 ± 0

B

1 10 9 90

2 10 10 100

3 10 9 90

Rata–rata dan Standar Deviasi 93,33 ± 5,7

C

1 10 10 100

2 10 10 100

3 10 10 100

Rata–rata dan Standar Deviasi 100 ± 0

D

1 10 10 100

2 10 9 90

3 10 10 100

Rata–rata dan Standar Deviasi 96,67 ± 5,7

E

1 10 9 90

2 10 10 100

3 10 10 100

28 Lampiran 8. Laju Pertumbuhan Harian (LPH)

Lampiran 9. Jumlah Konsumsi Pakan dan Efisiensi Protein

Biomassa Awal Biomassa Mati Biomassa Akhir Konsumsi Pakan EP A 72,86 207,74 169,04 79,78 79,04 215,37 170,18 80,11 72,98 206,35 168,52 79,14 Rata–rata 74,96 ± 3,53 209,82 ± 4,8 169,24 ± 0,84 79,67 ± 0,49 B 79,40 12,1 216,09 175,06 78,08 79,80 220,42 182,85 76,90 78,00 13,62 202,21 177,18 77,79 Rata–rata 79,07 ± 0,94 212,90 ± 9,5 178,36 ± 4,02 77,59 ± 0,61 C 70,09 207,45 182,39 75,31 75,12 210,79 179,46 75,60 76,29 215,00 183,54 75,58 Rata–rata 73,83 ± 3,29 211,08 ± 3,8 181,79 ± 2,10 75,49 ± 0,61 D 74,60 219,87 193,74 74,98 73,18 13,5 194,72 181,08 74,58 76,70 218,21 189,35 74,74 Rata–rata 74,82 ± 1,77 210,93 ± 14,1 188,06 ± 6,42 74,76 ± 0,20 E 79,15 7,9 207,69 182,71 77,00 79,80 237,16 200,58 78,45 79,90 234,50 198,2 77,71 Rata–rata 79,62 ± 0,41 226,45 ± 16,3 193,83 ± 9,70 77,72 ± 0,72

Perlakuan Ulangan Biomasa Tebar Biomasa Panen SGR

A

1 72,86 207,74 2,85 2 79,04 215,37 2,72 3 72,98 206,35 2,83 Rata–rata dan Standar Deviasi 2,80 ± 0,067

B

1 79,40 216,09 3,02 2 79,80 220,42 3,07 3 78,00 202,21 2,88 Rata–rata dan Standar Deviasi 2,96 ± 0,096

C

1 70,09 207,45 2,96 2 75,12 210,79 2,81 3 76,29 215,00 2,82 Rata–rata dan Standar Deviasi 2,86 ± 0,085

D

1 74,60 219,87 2,95 2 73,18 194,72 2,96 3 76,70 218,21 2,84 Rata–rata dan Standar Deviasi 2,91 ± 0,061

E

1 79,15 207,69 2,92 2 79,80 237,16 2,97 3 79,90 234,50 2.93 Rata–rata dan Standar Deviasi 2,94 ± 0,026

Dokumen terkait