• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kinerja Keuangan PT Perusahaan Gas Negara

BAB III PEMBAHASAN

E. Analisis Kinerja Keuangan PT Perusahaan Gas Negara

1) Rasio Likuiditas a. Current Ratio Aktiva Lancar Kewajiban Lancar x 100% Tahun 2012 = 191.092 60.522 x 100% = 316% Tahun 2013 = 232.040 84.028 x 100% = 276% Tahun 2014 = 217.602 92.872 x 100% = 234%

Current ratio tahun 2014 sebesar 234% dan tahun 2013 sebesar 276%. Hal tersebut berarti setiap Rp 100,- utang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 234,- pada tahun 2014 dan Rp 276,- pada tahun 2013. Nilai current ratio dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 42%. Hal ini disebabkan jumlah kewajiban lancar dari tahun 2013 ke tahun 2014 meningkat meskipun jumlah aktiva lancar yaitu jumlah kas meningkat dari tahun 2012 ke tahun 2014. b. Quick Ratio Aktiva Lancar-Persediaan Kewajiban Lancar x 100% Tahun 2012 = 191.092 - 10.408 60.522 x 100% = 298% Tahun 2013 = 232.040 - 3.963 84.028

x 100% = 271% Tahun 2014 = 217.601 - 5.735 92.872

x 100% = 228%

Quick ratio tahun 2013 sebesar 271% dan tahun 2014 sebesar 228%. Hal tersebut berarti setiap Rp 100,- utang lancar dijamin oleh aktiva lancar yang likuiditasnya paling likuid sebesar Rp 228,- untuk tahun 2014 dan Rp 271,- untuk tahun 2013. Nilai quick ratio dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 43%. Perusahaan tergolong baik tingkat likuiditasnya karena mencapai 100% atau 1:1.

c. Cash Ratio Kas+Bank

Tahun 2012 = 878 60.522 x 100% = 1% Tahun 2013 = 3.386 84.028 x 100% = 4% Tahun 2014 = 11.603 92.872 x 100% = 12%

Cash ratio tahun 2013 sebesar 4% dan tahun 2014 sebesar 12%. Hal tersebut berarti setiap Rp 100,- utang lancar dijamin oleh kas dan surat-surat berharga sebesar Rp 4,- untuk tahun 2013 dan Rp 12,- untuk tahun 2014. nilai cash ratio mengalami peningkatan sebesar 8,% dari tahun 2012 ke tahun 2014. d. Working capital to Assets Ratio

Aktiva Lancar-Kewajiban Lancar

Total Aktiva x 100% Tahun 2012 = 191.092-60.522 535.419 x 100% = 24% Tahun 2013 = 232.040-84.028 585.902 x 100% = 25% Tahun 2014 = 217.602-92.872 592.026 x 100% = 21%

Working capital to asset ratio tahun 2014 sebesar 21% dan tahun 2013 sebesar 25%. Nilai working capital to asset ratio mengalami penurunan sebesar 4%. Nilai working capital to asset ratio menunjukkan likuiditas total dari total aktiva.

Dari keempat komponen rasio likuiditas tersebut, maka secara umum dapat dikatakan bahwa kondisi perusahaan tersebut dalam keadaan likuid. Artinya perusahaan akan mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

2) Rasio Solvabilitas

a. Total Debt to Total Asset Ratio Total Kewajiban Total Aktiva x 100% Tahun 2012 = (176.890) 535.419 x 100% = (33%) Tahun 2013 = 82.396 585.902

x 100% = 14%

Tahun 2014 = 160.784 592.026

x 100% = 27%

Total debt to total asset ratio tahun 2014 sebesar 27% dan tahun 2013 sebesar 14%. Hal tersebut berarti setiap Rp 100,- hutang dijamin oleh aktiva sebesar Rp 27,- untuk tahun 2014 dan Rp 14,- untuk tahun 2013. Nilai total debt to total asset ratio mengalami peningkatan sebesar 13%. Peningkatan nilai Total debt to total asset ratio dari tahun 2013 ke tahun 2014 menunjukkan semakin besar jumlah modal pinjaman (utang) yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan dibanding aktiva yang dimiliki.

b. Total Debt to Total Equity Ratio Total Kewajiban Ekuitas x 100% Tahun 2012 = (176.890) 712.309 x 100% = (25%) Tahun 2013 = 82.396 503.506 x 100% = 16% Tahun 2014 = 160.784 431.242 x 100% = 37%

Total debt to total equity ratio tahun 2014 sebesar 37% dan tahun 2013 sebesar 16%. Nilai total debt to total equity ratio mengalami peningkatan sebesar 21%. Peningkatan nilai total debt to total equtity ratio tersebut menunjukkan semakin berat utang perusahaan yang dijamin modal yang dimiliki.

Dari kedua komponen rasio solvabilitas tersebut, yaitu nilai persentase rasio total debt to total asset ratio dan total debt to total equity ratio bahwa komposisi utang kurang baik terhadap total aktiva maupun modal sendiri (ekuitas) relatif kurang baik dan menunjukkan angka yang semakin meningkat pada tahun 2014.

3) Rasio Aktivitas

a. Working capital turn over Penjualan Ekuitas Tahun 2012 = 176.819 712.309 = 0,24x Tahun 2013 = 223.331 503.506 = 0,44x Tahun 2014 = 199.749 431.242 = 0,46x

Working capital turn over tahun 2014 adalah 0,46 kali yang artinya dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata 0,46 kali dalam setahun untuk tahun 2014 sedangkan pada tahun 2013 nilai working capital turn over sebesar 0,44 kali yang artinya dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata 0,44 kali dalam setahun. Tahun 2014 nilai working capital turn over

mengalami peningkatan yang sangat kecil dan tidak signifikan yaitu sebesar 0,02.

b. Inventory Turnover Harga Pokok Penjualan

Persediaan Tahun 2012 = 106.885 10.408

= 10.5x

Tahun 2013 = 123.336 3.963

= 31.1x

Tahun 2014 = 156.461 5.735

= 27.3x

Inventory turnover tahun 2014 sebesar 27,3 kali dan tahun 2013 sebesar 31,1 kali. Nilai inventory turnover mengalami penurunan sebesar 3,8 kali. Hal ini menunjukkan bahwa penjualan yang dihasilkan berkurang dari tahun 2013 ke tahun 2014.

c. Fixed Assets Turnover Penjualan

Jumlah Aktiva Tetap Tahun 2012 = 176.819 344.327

= 0,51x

Tahun 2013 = 223.331 353.862

= 0,63x

Tahun 2014 = 199.749 374.425

= 0,53x

Fixed assets turnover tahun 2014 sebesar 0,53 kali yang artinya dana yang tertanam dalam aktiva tetap berputar rata-rata 0,53 kali dalam setahun sedangkan untuk tahun 2013 nilai fixed assets turnover sebesar 0.63 kali yang

artinya dana yang tertanam dalam aktiva tetap berputar rata-rata 0,63 kalli dalam setahun. Nilai fixed assets turnover mengalami penurunan dari tahun 2013 ke tahun 2014 yaitu sebesar 0,1 kali.

d. Total Assets Turnover Penjualan Jumlah Aktiva Tahun 2012 = 176.819 535.419

=

0,33x Tahun 2013 = 223.331 585.902

= 0,38x

Tahun 2014 = 199.749 592.026

= 0,34x

Total assets turn over tahun 2014 sebesar 0,34 kali yang artinya dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar rata-rata 0,34 kali dalam setahun sedangkan untuk tahun 2013 total assets turn over sebesar 0,38 kali dalam setahun. Nilai total assets turn over mengalami penurunan dari tahun 2013 ke tahun 2014 yaitu sebesar 0,04 kali.

Dilihat dari nilai working capital turn over perusahaan tersebut mengalami peningkatan sangat kecil dan tidak signifikan. Nilai inventory turn over tahun 2014 kurang baik karena berkurang dari tahun 2013. Fixed assets turn over kurang baik karena meurun pada tahun 2013 dan total assets turn over kurang baik karena dari tahun 2013 mengalami penurunan di tahun 2014 sehingga dana yang tertanam dalam aktiva tetap berputar lebih kecil ditahun 2014 dibanding tahun 2013.

4) Rasio Profitabilitas a. Net Profit Margin

Laba Bersih Penjualan x 100% Tahun 2012 = 12.194 176.819 x 100% = 7% Tahun 2013 = 39.847 223.331 x 100% = 18% Tahun 2014 = (15.822) 199.749 x 100% = (8%)

Net profit margin tahun 2014 sebesar (8%) dan tahun 2013 sebesar 18%. Hal tersebut berarti setiap Rp 100,- dari penjualan bersih mengalami laba bersih sebesar Rp 8,- untuk tahun 2014 dan Rp 18,- tahun 2013. Nilai net profit margin mengalami penurunan sebesar 10%.

b. Gross Profit Margin Laba Kotor Penjualan x 100% Tahun 2012 = 69.934 176.819 x 100% = 39% Tahun 2013 = 99.965 223.331 x 100% = 45% Tahun 2014 = 43.288 199.749 x 100% = 22%

Gross profit margin tahun 2014 sebesar 22% dan tahun 2013 sebesar 45%. Hal ini berarti setiap Rp 100,- dari hasil penjualan bersih yang dilakukan mampu menghasilkan Rp 22 tahun 2014 dan Rp 45 tahun 2013. Nilai gross profit margin mengalami penurunan sebesar 23%. Keadaan ini menunjukkan

kinerja penjualan bersih dalam menghasilkan laba kotor menurun 23% tahun 2014. c. Return on Investment Laba Bersih Total Aktiva x 100% Tahun 2012 = 12.194 535.419 x 100% = 2% Tahun 2013 = 39.847 585.902 x 100% = 7% Tahun 2014 = (15.822) 592.026 x 100% = (3%)

Return on investment tahun 2014 sebesar (3%) dan tahun 2013 sebesar 7%. Hal tersebut berarti setiap Rp 100,- dari seluruh dana yang tertanam dalam aktiva perusahaan mengembalikan investasi sebesar Rp 3,- untuk tahun 2014 dan Rp 7,- untuk tahun 2013. Nilai Return on investment mengalami penurunan dari tahun 2013 ke tahun 2014 yaitu sebesar 4%.

d. Return on Equity Laba Bersih Ekuitas Tahun 2012 = 12.194 712.309 x 100% = 2% Tahun 2013 = 39.847 503.506 x 100% = 8% Tahun 2014 = (15.822) 431.242 x 100% = (4%)

Return on equity tahun 2014 sebesar (4%) dan tahun 2013 sebesar 8%. Nilai return on equity mengalami penurunan dari tahun 2013 ke tahun 2014 yaitu sebesar 4%.

Rasio-rasio profitabilitas perusahaan terlihat mengalami penurunan mulai dari tahun 2012 sampai tahun 2014. Hal ini menunjukkan perusahaan belum mampu menghasilkan laba dengan baik.

Tabel 3.3

Rasio Keuangan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan Periode 2012-2014

Rasio Keuangan Tahun

2012 2013 2014

Rasio Likuiditas

Current ratio 316% 276% 234%

Quick ratio 298% 271% 228%

Cash ratio 1% 4% 12%

Working capital to total asset ratio 24% 25% 21% Rasio Solvabilitas/Leverage

Total debt to total asset ratio (25%) 16% 37% Total debt to total equity ratio (33%) 14% 27% Rasio Aktivitas

Working capital turn over 0,24x 0,44x 0,46x Inventory turn over 10,5x 31,3x 27,3x Fixed assets turn over 0,51x 0,63x 0,53x Total assets turn over 0,33x 0,38x 0,33x Rasio Profitabilitas

Net profit margin 7% 18% (8%)

Gross profit margin 39% 45% 22%

Return on investment 2% 7% (3%)

Return on equity 2% 8% (4%)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, selain itu penulis juga memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat demi kebaikan dan kemajuan organisasi.

A. Kesimpulan

Setelah penulis membahas penelitian dan menganalisis yang berhubungan dengan “Analisis Kinerja Keuangan pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan bila dilihat dari Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio, dan Working Capital To Total asset Ratio dari tahun 3012, 2013, dan 2014 mengalami fluktuasi. Namun bila dilihat secara keseluruhan rasio likuiditas PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan yang paling baik adalah tahun 2013.

2. Rasio Solvabilitas PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan bisa dilihat dari Total debt to total asset ratio dan Total debt to total equity ratio untuk tahun 2012, 2013 dan 2014 adalah kurang baik dimana terjadinya peningkatan. Rasio solvabilitas PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan menunjukkan bahwa semakin besar utang perusahaan dibanding modal sendiri dan semakin besar jumlah modal pinjaman (utang) digunakan dalam menghasilkan keuntungan dibanding aktiva yang dimiliki.

3. Rasio aktivitas PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan bila dilihat dari Working capital Turnover, Inventory Turnover, Fixed Assets Turnover,

dan Total Assets turnover mengalami fluktuasi. Namun bila dilihat secara keseluruhan rasio aktivitas PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan yang paling baik adalah di tahun 2013.

4. Rasio profitabilitas PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan bila dilihat dari Net Profit Margin, Gross Profit Margin, Return on Investment dan Return on Equity mulai tahun 2012, 2013 dan 2014 kurang baik dimana setiap tahunnya mengalami penurunan.

B.Saran

Dari kesimpulan tersebut, maka dapat diberikan beberapa saran, yaitu: 1. Setelah melakukan analisis dan evaluasi rasio keuangan dari ke empat rasio

yaitu likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas, secara umum kinerja keuangan sudah baik, namun terdapat juga kinerja keuangan yang kurang baik yaitu pada rasio profitabilitas. Rasio ini setiap tahunnya terus mengalami penurunan, artinya perusahaan kurang mampu menghasilkan laba dengan baik atau manajemen perusahaan tidak efektif dalam pengelolaan perusahaan. Fenomena ini memperlihatkan bahwa PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan kurang mampu memenuhi kewajiban-kewajibannya sehingga sebaiknya kinerja manajemen keuangan diperbaiki kembali agar kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya dapat dicapai dengan baik. 2. Rasio keuangan pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan pada

tahun 2012, 2013 dan 2014 banyak mengalami fluktuasi yaitu turun naik. Dimana rasio dari tahun 2012 ke tahun 2013 naik lalu turun kembali pada tahun 2014. Sebaiknya rasio keuangan dapat dipertahankan kenaikannya meskipun bernilai kecil karena apabila rasio keuangan yang terlihat

berfluktuasi akan memperlihatkan kondisi perusahaan tidak stabil. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan memiliki rasio-rasio keuangan yang cukup baik, untuk lebih meningkatkan lagi perusahaan harus memperbesar aktiva dan modal perusahan dari kewajiban agar perusahaan mampu membiayai kewajiban, mengelola modal yang diinvestasikan dalam aktiva dan meningkatkan pendapatan bersih untuk memperoleh laba bersih yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta.

Hadi, Syamsul. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan Pertama Ekonisia, Yogyakarta.

Harahap, Sofyan Syafri. 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Rajawali Pers, Jakarta.

Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers, Jakarta.

Laporan Keuangan Perusahaan Gas Negar

keuangan/laporan-keuangan-perusahaan-gas-negara-pgn/

Moeheriono. 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Ghalia Indonesia, Surabaya.

Prihadi, Toto. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Kedua. Penerbit PPM. Jakarta.

Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Cetakan Kelima. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sjahrial, Dermawan. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Mitra Wacana Media, Jakarta.

Syahyunan. 2013. Manajemen Keuangan (Perencanaan, Analisis, dan Pengendalian Keuangan ). USU Press. Medan.

Sugiono, Arief dan Edy Untung. 2008. Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan. Grasindo. Jakarta.

Dokumen terkait