• Tidak ada hasil yang ditemukan

Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang lingkungan hidup ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota. Sesuai peraturan tersebut target capaian berakhir pada tahun 2013. Pelaksanaan SPM selanjutnya tetap dilaksanakan dengan mengacu pada peraturan tersebut sebagaimana dipertegas oleh Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SE.2/Menlhk-II/2015 tanggal 27 Maret 2015 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup Daerah.

Pelayanan dimaksud mencakup:

a) Pelayanan pencegahan pencemaran air

b) Pelayanan pencegahan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak c) Pelayanan informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk

produksi biomassa

d) Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.

Pelaksanaan SPM bidang lingkungan hidup tahun 2015 terintegrasi dalam 2 (dua) program yaitu :

a) Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup;

b) Program perlindungandan Konservasi Sumber Daya Alam.

Pencapaian kinerja pelayanan Dinas Lingkungan Hidup mencakup indikator SPM, Indikator Kinerja Kunci (IKK) dan Indikator Kinerja Utama (IKU) secara lengkap diuraikan pada tabel 2.2.

26 Tabel 2.2

Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Lingkungan Hidup

No Indikator SPM/

Standar Nasional

IKK/

IKU

Target Renstra Realisasi Capaian Proyeksi

Catatan Analisis

PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

1 Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran air

100% - 100% 100% 100% 100% 100% Belum

dapat dihitung

100% 100% Pengukuran SPM bidang LH sesuai dengan Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SE.2/Menlhk-II/2015 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup Daerah

2 Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiataan yang mentaati persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran udara

100% - 100% 100% 100% 100% 100% Belum

dapat dihitung

100% 100% Pengukuran SPM bidang LH sesuai dengan Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SE.2/Menlhk-II/2015 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup Daerah

3 Prosentase luasan lahan yang telah ditetapkan status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa yang diinformasikan

100% - 6% 8% 10% 12% 13,71% Belum

dapat dihitung

10% 12% Pengukuran SPM bidang LH sesuai dengan Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SE.2/Menlhk-II/2015 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup Daerah

4 Jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pecemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti

100% - 100% 100% 100% 100% 100% Belum

dapat dihitung

100% 100% Pengukuran SPM bidang LH sesuai dengan Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SE.2/Menlhk-II/2015 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup Daerah

27

Target Renstra Realisasi Capaian Proyeksi

Catatan Analisis

PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG PU DAN TATA RUANG

1 Persentase pengurangan

sampah perkotaan 12% 14% 16% 18% 15% 21% 16% 18% Pengukuran SPM tentang pengelolaan

persampahan sesuai Permen No.

01/PRT/M/2014 tentang SPM Bidang PU dan Tata Ruang

2 Persentase pengangkutan

sampah 62% 64% 66% 68% 54% 55% 66% 68% Pengukuran SPM tentang pengelolaan

persampahan sesuai Permen No.

01/PRT/M/2014 tentang SPM Bidang PU dan Tata Ruang

3 Persentase pengoperasian

TPA 50% 75% 75% 75% 60% 60% 75% 75% Pengukuran SPM tentang pengelolaan

persampahan sesuai Permen No.

01/PRT/M/2014 tentang SPM Bidang PU dan Tata Ruang

INDIKATOR KINERJA KUNCI (IKK)

1 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan Amdal

100% 100% 100% 100% 100% 100% Belum dapat dihitung

100% 100% Pengukuran IKK mengacu pada ketentuan dalam Peremnedagri No. 73 tahun 2009 tentang Tata Cata

Pelaksanaan Evaluasi Kinerja

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 2 Penegakan hukum

lingkungan 100% 100% 100% 100% 100% 100% Belum

dapat dihitung

100% 100% Pengukuran IKK mengacu pada ketentuan dalam Peremnedagri No. 73 tahun 2009 tentang Tata Cata

Pelaksanaan Evaluasi Kinerja

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah INDIKATOR MAKRO DAERAH

DALAM RPJMD 7 Indeks Kualitas

Lingkungan Hidup - 68,5 - 54,56 56,78 65,02 - Belum

dapat dihitung

59,78 65,02 Pengukuran indeks kualitas lingkungan hidup di daerah adalah sesuai dengan amanat RPJMN 2015-2019

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BLH

8 Penurunan Indeks

Pencemaran Air (IPA) - - 54,6 59,83 65,05 - Belum

dapat dihitung

59,83 65,05 Perhitungan indeks pencemaran air dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115

28

No Indikator SPM/

Standar Nasional

IKK/

IKU

Target Renstra Realisasi Capaian Proyeksi

Catatan Analisis Tahun

2015 Tahun

2016 Tahun

2017 Tahun

2018 Tahun

2015 Tahun

2016 Tahun

2017 Tahun 2018

Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air 9 Penurunan Indeks

Pencemaran Udara (IPU) - - 91,13 96,36 96,36 - Belum

dapat dihitung

96,36 96,36 Perhitungan indeks pencemaran udara dihitung berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-45/MENLH/10/1997 tentang Indeks Pencemar Udara 10 Meningkatnya Indeks

Tutupan Hutan (ITH) - - 27,1 32,33 41,48 - Belum

dapat dihitung

32,33 41,48 Perhitungan indeks tutupan hutan mengacu pada perhitungan IKLH oleh Kementerian Lingkungan Hidup Tahun 2014

Catatan:

o SPM bidang LH sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota, sebagaimana dipertegas kembali oleh Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SE.2/Menlhk-II/2015 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup Daerah

o Target SPM bidang LH disesuaikan dengan target nasional sesuai batas waktu pencapaian dari tahun 2009 s/d 2013

o Untuk target SPM bidang LH periode 2014-2018 menggunakan capaian SPM bidang LH tahun capaian terakhir (tahun 2013) karena belum ada penetapan target secara nasional oleh Kementerian Lingkungan Hidup

o Penetapan target proyeksi tahun 2016 disesuaikan dengan target tahun 2015 karena sesuai acuan target nasional SPM bidang LH yang telah ditetapkan hanya sampai tahun 2013.

29

Secara umum pencapaian target telah terpenuhi sampai dengan 100%, kecuali pada pencapaian pelayanan SPM khususnya pada indikator persentase luasan lahan dan/atau tanah yang dtetapkan status kerusakannyaakibat untuk produksi biomassa. Pencapaian target pelayanan SPM dimaksud meliputi:

a) Jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran air adalah 10 usaha/kegiatan dari 10 usaha/kegiatan yang diawasi atau sebesar 100%;

b) Jumlah usaha dan/atau kegiataan yang mentaati persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran udara adalah 4 usaha/kegiatan dari 4 usaha/kegiatan sumber tidak bergerak yang potensial mencemari udara yang telah diinventarisasi atau sebesar 100%;

c) Luasan lahan yang telah ditetapkan status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa yang diinformasikan masih 13.71% atau belum tercapai karena adanya beberapa kendala dalam perencanaan dan pelaksanaannya;

d) Jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti adalah sebanyak 11 pengaduan dan telah ditindaklanjuti 100%.

Pelaksanaan SPM bidang lingkungan hidup tahun berjalan (tahun 2016) juga masih terintegrasi dalam 2 (dua) program yaitu Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup dan Program perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam. Diharapkan target pelaksanaan SPM pada tahun ini tercapai 100%, kecuali pada pencapaian pelayanan informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa. Prakiraan pencapaian target pelayanan SPM LH tahun 2015 adalah sebagai berikut : a) Jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan

administratif dan teknis pencegahan pencemaran air adalah 10 usaha/kegiatan dari 10 usaha/kegiatan yang diawasi atau sebesar 100%. Jenis kegiatan usaha yang diawasi adalah: industri, rumah makan/restoran, hotel, rumah sakit dan permukiman;

b) Jumlah usaha dan/atau kegiataan yang mentaati persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran udara adalah 4 usaha/kegiatan dari 4 usaha/kegiatan sumber tidak bergerak yang

30

potensial mencemari udara yang telah diinventarisasi atau sebesar 100%;

c) Luasan lahan yang ditetapkan status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa yang diinformasikan sebesar 6%;

d) Jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti sebesar 100%.

Beberapa permasalahan yang menjadi kendala dalam pencapaian target SPM bidang LH sebagaimana yang telah ditetapkan, dapat diidentifikasi sebagai berikut:

a) Kurangnya pemahaman SPM oleh penyelenggara pemerintahan di daerah baik oleh lembaga Eksekutif dan Legislatif;

b) Belum terintegrasinya SPM bidang LH di dalam dokumen perencanaan, baik dalam RPJMD maupun Renstra SKPD;

c) Belum tersedia gedung laboratorium dan sarana prasarana pendukung laboratorium lingkungan, peralatan pengujian kualitas air dan udara sesuai standar, terkalibrasi dan terakreditasi;

d) Belum ada tenaga teknis operasional (analis) laboratorium untuk melakukan uji sampel kualitas air dan udara;

e) Kurangnya sumber daya aparatur yang mempunyai keahlian dan memiliki sertifikat dalam hal pengambilan dan pengujian sampel kualitas air dan udara serta dalam penyidikan kasus lingkungan hidup (Penyidik Pegawai Negeri Sipil Lingkungan Hidup - PPNS LH);

f) Ketersediaan dana belum mampu untuk membiayai keseluruhan studi dan pengujian sampel tanah akibat produksi biomassa, sehingga masih sangat kecil sekali jumlah lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa yang dapat ditetapkan dan diinformasikan status kerusakannya;

g) Keterbatasan jumlah SDM yang memahami tentang kajian dan analisis kerusakan lahan dan/atau tanah.

Adapun pada SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Cipta Karya dari 3 indikator yang dilaksanakan menunjukkan capaian melebihi target yang ditetapkan yakni pada indikator persentase pengurangan sampah dan persentase pengoperasian TPA. Indikator lainnya yaitu indikator persentase pengangkutan sampah menunjukkan capaian sedikit dibawah target yang

31

ditetapkan. Beberapa hal yang menjadi tantangan dalam pencapaian SPM bidang PU dan tata ruang ini antara lain :

- Timbulan sampah semakin meningkat dengan semakin meningkatnya jumlah populasi penduduk, tingkat kemampuan ekonomi, produksi dan konsumtivitas tanpa dibarengi dengan upaya meminimalisasi sampah;

- Tingkat pelayanan masih relatif rendah (52% di perkotaan), sedangkan yang perdesaan masih sebagian besar menggunakan sistem gali urug di pekarangan permukiman;

- Terbatasnya lahan TPA sampah yang ada, termasuk daya dukung peralatan berat (bulldozer dan excavator) dan sarana pendukung lainnya guna menerapkan sistem pengolahan sampah dengan metoda pembuangan yang baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang ramah lingkungan UU 18 Tahun 2008 (minimal sistem pembuangan sampah controle landfill);

- Masih minimnya alat angkut yang dimiliki;

- Peran masyarakat dan dunia usaha sangat rendah dalam upaya minimalisasi sampah;

- Kapasitas masyarakat dan swasta sebagai mitra belum dibangun dan dikembangkan kelembagaannya;

- Kurangnya advokasi dan sosialisasi program kepada masyarakat;

- Perda Pengelolaan Sampah disusun Tahun 2012, namun belum ditindak lanjuti dengan Peraturan Bupati terkait petunjuk teknis pengelolan sampah;

- Belum maksimalnya pembuatan peraturan yang memiliki daya tarik untuk memancing keterlibatan masyarakat;

- Prioritas pendanaan relatif rendah dan tidak sebanding dengan kebutuhan pelayanan;

- Iklim dan birokrasi kemitraan belum kondusif dan menarik bagi swasta untuk berinvestasi.

Pencapaian terkait Indikator Kinerja Kunci (IKK) mencakup 2 indikator yaitu cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan Amdal dan penegakan hukum lingkungan. Capaian pelaksanaan indikator tersebut telah memenuhi target 100% melalui pelaksanaan program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan yang dioperasionalkan melalui kegiatan Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup.

32

Indikator makro daerah sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2016 – 2021 yakni Indeks Kualitas Lingkungan Hidup ditetapkan dengan mengacu pada sebagaimana pada RPJMN Tahun 2015 – 2019. Sedangkan capaian Indikator Kineja Utama (IKU) mencakup 3 indikator yaitu indeks pencemaran air, udara dan tutupan lahan. Target indikator tersebut juga merujuk pada target IKLH tingkat nasional. Untuk tahun 2015 baik target dan capaian IKLH dan IKU masih belum ada, karena pelaksanaan pengujian kualitas lingkungan untuk mengukur indeks tersebut baru dilaksanakan pada tahun 2016. Capaian indeks pada tahun 2016 baru akan diketahui hasilnya setelah dilakukan penghitungan dan analisis dari data hasil pengujian kualitas air dan udara selama 1 tahun.

2.3 ISU-ISU PENTING PENYELENGGARAAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS

Dokumen terkait