• Tidak ada hasil yang ditemukan

Koefisien determinasi digunakan dalam kaitannya dengan penggunaan analisis korelasi pearson product moment untuk melihat besar kecilnya dampak kas terhadap cash ratio. Koefisien determinasi disebut juga koefisien penentu, karena varian yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui variabel independen.

Koefisien determinasi dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : Kd = (r)2 x 100 %

= (0.856)2 x 100 %

Hasil perhitungan dengan menggunakan spss 17 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7

Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .856a .732 .643 602.432

a. Predictors: (Constant), Kas b. Dependent Variable: Cash_Ratio

Hasil perhitungan diatas menunjukan bahwa dampak kas terhadap cash ratio memiliki pengaruh sebesar 73.2736 % dan sisanya sebesar 26.7264 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis.

4. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel tersebut, maka dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan hipotesis nol, dimana :

H0 : ρ≤ 0 : H0 diterima, artinya kas tidak berdampak secara signifikan terhadap

cash ratio pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk KCP Sumedang.

H1 : ρ ≥ 0 : H0 ditolak, artinya kas berdampak secara signifikan terhadap cash

ratio pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk KCP Sumedang.

Untuk mengetahui thitung , maka dilakukan perhitungan dengan rumus sebagai berikut : √ 5-2 = (0.855631452) √1-(0.855631452)2 √ 3 = (0.855631452) √1- (0.7327105181) 1.732050808 = (0.855631452) 0.517585566 = 0.855631452 x 3.346404771 = 2.863289173

Maka dapat diperoleh nilai thitung sebesar 2.863289173.

Hasil perhitungan dengan menggunakan spss 17 for windows adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8

Hasil perhitungan Uji t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -91.011 528.786 -.172 .874 Kas 3.774E-5 .000 .856 2.863 .064

a. Dependent Variable: Cash_ratio

2

1

2

r

n

r

t

Dari tabel diatas dapat dilihat pada kolom t nilai kas adalah 2.863, itu berarti bahwa thitung berdasarkan pertimbangan komputer adalah sebesar 2.863.

Untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak, maka ditentukan sebagai berikut :

a. Ho diterima atau H1 ditolak apabila thitung < ttabel yang berarti tidak ada

dampak positif antara kas dengan cash ratio.

b. Ho ditolak atau H1 diterima apabila thitung > ttabel yang berarti ada dampak positif antara kas dengan cash ratio.

c. Nilai t untuk kesalahan 5% (0,05) dengan uji satu pihak dan dk adalah 5-2 = 3, maka diperoleh ttabel sebesar 2.3534.

Dengan demikian dapat dilihat bahwa thitung sebesar 2.863289173 sedangkan

ttabel sebesar 2.3534. Berarti thitung > ttabel (2.863289173 > 2.3534) sehingga kesimpulan yang dapat diambil adalah H0 ditolak dan H1 diterima berarti hipotesis

diterima atau kas berdampak pada cash ratio.

Daerah Penolakan H0 Daerah Penerimaan H0

0 1 2 2.3534 2.863289173

Gambar 4.2

Berdasarkan perhitungan dan yang ditunjukkan pada gambar, maka dinyatakan bahwa thitung jatuh pada daerah penolakan, maka dapat disimpulkan terdapat dampak positif antara kas dengan cash ratio. Tingkat keeratan yang sangat kuat dan searah secara signifikan diperoleh yaitu, r = 0.856 atau korelasi sangat kuat. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan thitung > ttabel yaitu

2.863289173 > 2.3534. Sementara dampak kas terhadap cash ratio sebesar 73.2736 % dan sisanya 26.7264 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti beban penghapusan (PKAP), jumlah perolehan laba, perkembangan bisnis anak perusahaan.

83

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perkembangan kas PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk KCP Sumedang dari tahun 2006 sampai dengan 2010 mengalami peningkatan. Terjadinya peningkatan ini disebabkan karena pembayaran piutang sehingga bertambahnya modal, menurunnya penghapusan aktiva produktif, serta menurunnya PPA - Penempatan pada bank lain.

2. Tingkat cash ratio PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk KCP Sumedang dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 mengalami fluktuasi. Apabila dibandingkan dari 5 tahun terakhir penurunan cash ratio paling besar terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 13.53 %. Hal ini disebabkan peningkatan jumlah kredit yang diberikan, sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 309.796 %. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya sumber dana masyarakat, karena adanya kenaikkan tingkat suku bunga tabungan, adanya pemberian hadiah, dan souvenir bagi nasabah tabungan.

3. Dari analisis yang telah dilakukan oleh penulis, diketahui bahwa dampak kas terhadap cash ratio memiliki hubungan yang sangat kuat dan searah, sedangkan nilai korelasi (r) nilai ini menunjukkan bahwa korelasi atau

hubungan antara kas dengan cash ratio sangat kuat dan searah, artinya setiap terjadi kenaikan pada kas akan menyebabkan kenaikan pada cash ratio, begitupun sebaliknya setiap terjadi penurunan pada kas akan menyebabkan penurunan pada cash ratio. Dampak kas terhadap cash ratio sebesar 73.2736 % dan sisanya sebesar 26.7264 % dipengaruhi oleh faktor lain seperti beban penghapusan (PKAP), jumlah perolehan laba, non perfoming loan (NPL), perkembangan bisnis anak perusahaan dan kondisi perekonomian. Maka hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kas berdampak terhadap cash ratio pada PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk KCP Sumedang.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, dan pembahasan yang telah penulis lakukan, maka penulis ingin memberikan sedikit saran sebagai berikut :

1. Bank harus dapat mengestimasikan pengeluaran dan pengendalian kas secara lebih baik, meningkatkan atau mempertahankan DPK. Sehingga tidak akan terjadi anggaran kas yang kekurangan atau kelebihan yang nantinya tidak dapat menghasilkan laba serta dapat melakukan investasi dalam securitas berupa saham dan obligasi guna untuk mempertahankan likuiditas. Dalam pelaksanaannya, pengelolaan manajemen kas yang baik perlu segera dilakukan karena perputaran kas perusahaan itu sangat tinggi, hal ini agar arus kas antara jumlah kas yang masuk dengan jumlah kas keluar stabil setiap tahunnya.

2. Tingkat cash ratio yang sangat tinggi bisa mengindikasikan adanya dana yang menganggur dalam perusahaan. Dengan demikian perusahaan perlu mengalokasikan dana yang lebih baik. Untuk dapat meningkatkan persentase cash ratio dalam arti memiliki kemampuan yang tinggi dalam membayar kembali simpanan nasabah pada saat ditarik, bank BTPN hendaknya meningkatkan likuiditas dengan upaya atau usaha pokok yang bisa dilakukan, seperti peningkatan modal, penekanan biaya yang secara menyeluruh dan menurunkan jumlah NPL

3. Dengan adanya dampak kas terhadap cash ratio, maka diharapkan perusahaan menerapkan manajemen kas yang lebih efisien. Dengan demikian diharapkan dengan pengelolaan kas perusahaaan yang baik dapat meningkatkan jumlah kas itu sendiri, sehingga dapat meningkatkan tingkat cash ratio perusahaan. Sebaiknya juga perlu ada penelitian selanjutnya terhadap faktor-faktor lain seperti laba, kredit dan NPL.

Arthesa, Ade. (2006). Bank dan lembaga Keuangan Bukan Bank. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia Persada.

Dendawijaya, Lukman. (2005). Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hasibuan, Malayu. (2008). Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Husna, Suad & Eny Pudjiastuti. (2004). Dasar-Dasar Manajemen keuangan.

Yogyakarta: UPP.AMP.YKPN.

Irawati, Susan. (2006). Manajemen Keuangan. Bandung: Pustaka.

Kasmir. (2008). Bank dan Lembaga Keuangan lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Munawir, S. (2007). Analisis Laporan Keuangan, edisi ke Empat. Yogyakarta: Liberty.

Narafin, M. (2007). Penganggaran Perusahaan, edisi ke Tiga. Jakarta: Salemba Empat.

Narimawati Umi, dkk. (2010). Penulisan karya Ilmiah : Panduan Awal Menyusun

Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Jakarta:

Genesis.

Nazir, Moh. (2003). Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Prastowo, Dwi dan Rifka Juliaty. (2005). Analisis laporan keuangan, cetakan kedua.

Yogyakarta: AMP YKPN.

Rivai, Veithzal. (2007). Bank and Financial Institution Management. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Riyanto, Bambang. (2001). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.

Sarwono, Jonathan. (2006). Panduan Cepat dan Mudah SPSS 14. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.

. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Taswan. (2006). Manajemen Perbankan, Konsep, Teknik dan Aplikasi. Yogyakarta: UPP.STIM.YKPN.

Umar, Husein. (2005). Metode penelitian Untuk Skripsi dan Thesis Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Dokumen terkait