• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.2 Perkembangan Industri

4.3.1 Analisis Konsentrasi

Struktur pasar merupakan elemen strategis yang relatif permanen dari lingkungan perusahaan yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perilaku dan kinerja di dalam pasar (Koch, 1997). Struktur pasar merupakan hal penting karena dapat diketahui perilaku dan kinerja industri. Elemen struktur pasar adalah pangsa pasar (market share), konsentrasi (concentration), dan hambatan (barrier) (Jaya 2001, dalam Kuncoro).

Konsentrasi industri dapat dimaknai sebagai ukuran yang relatif yang mengukur derajat penguasaan pasar oleh beberapa perusahaan dalam suatu industri yang berada dalam pasar. Tujuan dari pengukuran konsentrasi adalah untuk mengetahui ciri-ciri struktur pasar dalam suatu variabel dalam industri. Semakin tinggi konsentrasi yang dimiliki oleh suatu industri, maka struktur pasarnya cenderung akan berbentuk oligopoli atau monopoli.(Prasetyo P.Eko, 2009:50).

Berdasarkan pada Tabel 4.1 dapat dilihat rasio konsentrasi 4 perusahaan kepemilikan modal industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2005-2009. Dari hasil perhitungan konsentrasi dengan menggunakan rasio konsentrasi (CR4) industri pengolahan di Jawa Tengah diketahui besarnya konsentrasi penanaman modal pada perusahaan industri terus mengalami perubahan dari tahun 2005-2009. Rata-rata konsentrasi industri dengan penghitungan rasio konsentrasi 4 perusahaan dapat dilihat pada tahun 2005 sebesar 83,29 persen, sedangkan di tahun 2006 rata-rata konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah sebesar 82,23 persen menguasai pangsa pasar. Tahun 2007 rata-rata konsentrasi

industri pengolahan mencapai 80,89 persen menguasai pangsa pasar di Jawa Tengah,sedangkan tahun 2008 yaitu sebesar 82,59 persen dan konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2009 berdasarkan penanaman modal pada perusahaan menunjukkan struktur pasar oligopoli ketat dengan rata-rata 81,90 persen.

Adapun industri-industri pengolahan yang mengalami peningkatan kepemilikan modal di Jawa Tengah pada tahun 2005-2009 yaitu industri kimia,dan barang-barang dari kimia; industri dari karet dan barang-barang dari karet. Sedangkan jenis industri lainnya masih mengalami perubahan yang tidak begitu besar.

Konsentrasi industri lebih didominasi oleh furniture industri dan pengolahan lainnya dengan konsentrasi sebesar 94,79 persen yang kemudian diikuti oleh industri barang galian bukan logam dengan konsentrasi sebesar 92,72 persen yang kemudian diikuti oleh industri kayu dan barang kayu dengan konsentrasi sebesar 86,41 persen. Selain itu, industri lainnya seperti industri alat angkutan kendaraan roda empat atau lebih dengan konsentrasi 83,33 persen, industri dari kertas dan barang dari kertas dengan konsentrasi sebesar 84,61 persen, diikuti dengan industri lainnya seperti industri tekstil, industri karet dan barang dari karet, dan industri barang dari logam, sedangkan untuk industri makanan dan minuman merupakan industri yang paling sedikit dalam penyerapan penanaman modal nya yang hanya mampu mencapai 69 persen.

Banyaknya penanaman modal pada perusahaan industri pengolahan di Jawa Tengah lebih dominan berasal dari investasi asing yang kemudian diikuti berasal dari investasi dalam negeri.

umber Sumber : Data Penelitian, diolah

Rasio Konsentrasi (CR4) Sektor Industri dari segi Investasi Tahun 2005-2009,ISIC 5 Digit (persen)

ISIC Nama Industri 2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata

15 Industri Makanan dan

Minuman 69,37 72,11 70,38 70,57 69 70,28

16 Industri Tembakau - - - - - -

17 Industri Tekstil 84,63 84,59 79,67 79,91 88 83,36

18 Industri Pakaian Jadi - - - - - -

19 Industri Kulit dan Barang

dari Kulit - 88,63 81,81 84 - -

20 Industri Kayu, Barang dari

Kayu 86,41 83,51 76,61 77,27 78,62 80,48

21 Industri Kertas, Barang dari

Kertas 84,61 82,53 85,71 84,9 87,5 85,05

22 Industri Penerbitan,

Percetakan - - - - - -

23 Industri Batu Bara,

Pengilangan Minyak Bumi - - - - - -

24 Industri Kimia dan

Barang-Barang dari Kimia 73,33 76,66 76,62 76,54 75,94 75,81

25 Industrii Karet dan

Barang-Barang dari Karet 87,3 87,5 89,15 93,29 84,24 88,29

26 Industri Barang Galian

Bukan Logam 92,72 85,92 92,93 93,29 93,86 91,74

27 Industri Logam Dasar - 82,92 77,27 88,23 82,6 -

28 Industri Barang -Barang dari

Logam Kecuali Mesin 81,94 76 78,20 77,92 74,64 77,74

29 Industri Mesin

Perlengkapannya 77,77 71,42 65,51 69,23 73,07 71,4

30 Industri Mesin dan

Peralaatan Kantor - - - - - -

31 Industri Mesin Listrik dan

Lainnya - - - - - - 32 Serta Perlengkapannya - - - - - - 33 Peralatan Navigasi,Peralatan optik,Jam, Lonceng - - - - - - 34 kendaraan Bermotor - - - - - - 35

Alat Angkutan selain kendaraan roda empat atau lebih

83,33 82,14 84,21 84,21 - -

36 Furnitur dan Industri

Pengolahan Lainnya 94,79 95,1 93,54 94,4 93,49 94,26

37 Daur ulang - - - - - -

Kepemilikan modal pada industri makanan dan minuman dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 mencapai rata-rata yaitu 70,28 persen. Hal ini berarti rata-rata penanaman modal pada industri makanan dan minuman di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 jika dibandingkan dengan rata-rata industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2009 masih berada di bawah nilai konsentrasi rata-rata industri pengolahan di Jawa Tengah yang hanya selisih 11,62 persen yaitu 81,90 persen.

Untuk industri tekstil serta penanaman modal nya yaitu sampai dengan tahun 2009 telah mencapai angka rata-rata 83,36 persen penanaman modal investasi di Jawa Tengah, hal ini berarti jika dibandingkan dengan rata-rata konsentrasi industri di Jawa Tengah pada tahun 2009 yaitu berada diatas angka rata-rata konsentrasi untuk penanaman modal industri pengolahan di Jawa Tengah yang mencapai angka 81,90 persen.

Selain industri tekstil, jenis industri lain yang berada diatas nilai rata-rata industri pengolahan di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yang mencapai angka 81,90 persen adalah industri kertas dan barang dari kertas dengan nilai rata 85,05 persen, industri karet dan barang dari karet dengan nilai rata-rata 88,29 persen, industri barang galian bukan logam dengan nilai rata-rata-rata-rata 91,74 persen, dan industri furnitur dan industri pengolahan lainnya yang mencapai nilai rata-rata 94,26 persen.

Sedangkan adapun beberapa jenis industri yang berada di bawah nilai rata-rata industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yaitu industri kimia dan barang-barang dari kimia yang mencapai angka rata-rata 75,81

mencapai angka 77,74 persen, serta industri mesin dan perlengkapan nya yang mencapai rata-rata 71,4 persen.

Konsentrasi penanaman modal pada perusahaan industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2007 berdasarkan penghitungan rasio konsentrasi menunjukkan struktur pasar oligopoli ketat dengan rata-rata 80,89 persen. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2007 kepemilikan modal industri pengolahan berdasarkan ISIC 5 digit mencapai 80,98 persen. Konsentrasi industri lebih didominasi oleh industri furnitur dan industri pengolahan lainnya yaitu dengan rata-rata 93,54 persen, yang kemudian diikuti oleh industri barang galian bukan logam dengan konsentrasi sebesar 92,93 selain itu industri karet dan barang dari karet dengan konsentrasi sebesar 89,15 persen. Industri lainnya seperti industri kertas dan barang dari kertas yaitu sebesar 85,71 persen, industri alat angkutan kendaraan roda empat atau lebih dengan konsentrasi 84,21 persen, sedangkan untuk industri makanan dan minuman merupakan industri yang paling sedikit dalam penyerapan penanaman modal nya yang hanya mampu mencapai 70,38 persen. Status penanaman modal industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2007 didominasi modal berstatus non-fasilitas diikuti PMDN dan PMA. Status penanaman modal dari tahun 2007-2009 terus mengalami peningkatan.

Penanaman modal pada perusahaan di sektor industri pengolahan di tahun 2008 yaitu dengan rata-rata mencapai 82,59 persen, dibandingkan dengan penanaman modal di tahun 2009 telah mengalami kenaikan sebesar 0,08 persen untuk konsentrasi pada penanaman modal. Hal ini merupakan

pemulihan perekonomian setelah dari adanya krisis keuangan yang juga berdampak pada aktivitas perekonomian di Jawa Tengah di sektor industri. Industri barang galian bukan logam merupakan industri yang memberikan sumbangan terbesar dalam penanaman modal di sektor industri yaitu sebesar 93,29 persen di tahun 2008. Sama hal nya dengan tahun 2009, industri makanan dan minuman pada tahun 2008 juga merupakan industri yang berkontribusi paling sedikit dalam hal penanaman modal nya yaitu sebesar 70,57 persen.

Tabel 4.2

Pertumbuhan Rasio Konsentrasi (CR4) Sektor Industri dari segi Investasi Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit (persen)

ISIC Nama Industri 2006 2007 2008 2009

15 Industri Makanan dan Minuman 3,94 -2,39 0,26 -2,22

16 Industri Tembakau - - - -

17 Industri Tekstil -0,04 -5,81629 0,301243 10,12

18 Industri Pakaian Jadi - - - -

19 Industri Kulit dan Barang dari Kulit - - - -

20 Industri Kayu, Barang dari Kayu -3,35 -8,26 0,86 1,74

21 Industri Kertas, Barang dari Kertas -2,45 3,85 -0,94 3,06

22 Industri Penerbitan, Percetakan - - - -

23 Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi - - - -

24 Industri Kimia dan Barang-Barang dari Kimia 4,54 -0,05 -0,10 -0,78 25 Industrii Karet dan Barang-Barang dari Karet 0,22 1,88 4,64 -9,70

26 Industri Barang Galian Bukan Logam -7,33 8,15 0,38 0,61

27 Industri Logam Dasar - - - -

28 Industri Barang -Barang dari Logam Kecuali Mesin -7,24 2,89 -0,35 -4,20

29 Industri Mesin Perlengkapannya -8,16 -8,27 5,67 5,54

30 Industri Mesin dan Peralaatan Kantor - - - -

31 Industri Mesin Listrik dan Lainnya - - - -

32 Serta Perlengkapannya - - - -

33 Peralatan Navigasi,Peralatan optik,Jam, Lonceng - - - -

34 kendaraan Bermotor - - - -

35 Alat Angkutan selain kendaraan roda empat atau lebih - - - - 36 Furnitur dan Industri Pengolahan Lainnya 0,32 -1,64 0,91 -0,96

37 Daur ulang - - - -

Selama lima tahun sejak tahun 2005-2009, perkembangan pertumbuhan investasi dengan menggunakan penghitungan rasio konsentrasi 4 perusahaan (CR4) pada industri-industri di Jawa Tengah yang banyak mengalami peningkatan maupun penurunan dalam setiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2 yang menggambarkan bagaimana perkembangan pertumbuhan investasi rasio konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah.

Adapun selama masa perkembangan nya industri makanan dan minuman mengalami penurunan, pada Tabel 4.2 pertumbuhan konsentrasi investasi tahun 2006 mencapai angka 3,94 persen, sedangkan pada tahun 2007 mengalami pertumbuhan -2,39 persen, pertumbuhan investasi industri makanan dan minuman di tahun 2008 yaitu sebesar 0,26 persen, dan di tahun 2009 investasi industri makanan dan minuman bertumbuh sebesar -2,22 persen.

Pertumbuhan konsentrasi investasi pada industri tekstil sampai dengan tahun 2009 mencapai angka 10,12 persen, industri kayu dan barang dari kayu sampai dengan tahun 2009 mengalami pertumbuhan investasi sebesar 1,74 persen, selain itu, perkembangan industri kertas dan barang dari kertas juga mengalami pertumbuhan yang positif yaitu sebesar 3,06 persen.

Pertumbuhan investasi industri-industri yang mengalami pertumbuhan yang negatif di Jawa Tengah selama tahun 2005-2009 antara lain industri kimia dan barang-barang kimia yaitu -0,78 persen, industri karet dan barang dari karet yaitu 9,7 persen, industri barangbarang dari logam kecuali mesin yaitu -4,20 persen, dan industri furnitur dan pengolahan lainnya yang mencapai pertumbuhan -0,96 persen.

Sedangkan industri-industri yang mengalami pertumbuhan yang positif di Jawa Tengah mengenai penanaman modal nya selama tahun 2005-2009 yaitu industri kertas dan barang dari kertas yaitu 3,06 persen, industri barang galian bukan logam yaitu sebesar 0,61 persen, dan industri mesin dan perlengkapannya dengan angka 5,54 persen.

Dari hasil nilai CR4 pada Tabel 4.3, menunjukkan bahwa sumbangan tenaga kerja industri pengolahan di Jawa Tengah pada tahun 2005-2009 berfluktuasi. Penggunaan tenaga kerja industri pengolahan terbagi menjadi dua, yaitu tenaga kerja prduksi dan tenaga kerja lainnya. Dalam hal ketenagakerjaan yang terbagi menjadi dua dimungkinkan karena adanya spesialisasi pekerjaan atau spesialisasi tenaga kerja yang ditujukan untuk meningkatkan produktivitas dari perusahaan tersebut. Penggunaan tenaga kerja dari tahun ke tahun terus mengalami perubahan.

Tidak jauh berbeda dengan rasio konsentrasi pada kepemilikan modal yang berstruktur oligopoli, rasio konsentrasi industri pengolahan pada tenaga kerja juga masih berstruktur oligopoli. Tahun 2005 konsentrasi tenaga kerja untuk industri pengolahan di Jawa Tengah rata-rata nya sebesar 85,82 persen, sedangkan di tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 1,43 persen yaitu menjadi 84,39 persen untuk rata-rata konsentrasi tenaga kerja industri pengolahan. Tahun 2007-2008, konsentrasi tenaga kerja untuk industri pengolahan di Jawa Tengah mengalami kenaikan yaitu dari 83,04 persen menjadi 86,78 persen dan untuk tahun 2009 rata-rata konsentrasi tenaga kerja industri di Jawa Tengah sebesar 82,96 persen.

industri makanan dan minuman dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 mencapai rata-rata yaitu 70,98 persen. Hal ini berarti rata-rata penanaman modal pada industri makanan dan minuman di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 jika dibandingkan dengan rata-rata industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2009 masih berada di bawah nilai konsentrasi rata-rata industri pengolahan di Jawa Tengah yang hanya selisih 11,98 persen yaitu 82,96 persen.

Untuk industri tekstil serta penanaman modal nya yaitu sampai dengan tahun 2009 telah mencapai angka rata-rata 81,76 persen konsentrasi tenaga kerja di Jawa Tengah, hal ini berarti jika dibandingkan dengan rata-rata konsentrasi industri di Jawa Tengah pada tahun 2009 yaitu berada 1,2 persen dibawah angka rata-rata konsentrasi untuk penanaman modal industri pengolahan di Jawa Tengah yang mencapai angka 82,96 persen.

Selain industri tekstil, jenis industri lain yang berada dibawah nilai rata-rata industri pengolahan di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yang mencapai angka 82,96 persen adalah industri barang galian bukan logam dengan nilai rata-rata 76,33 persen, industri barang-barang dari logam kecuali mesin dengan nilai rata-rata 78,75 persen, dan industri mesin dan perlengkapan nya dengan nilai rata-rata 76,94 persen, sedangkan adapun beberapa jenis industri yang berada diatas nilai rata-rata industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yaitu industri kayu dan barang dari kayu yang mencapai angka rata-rata 85,19 persen, industri kertas dan barang dari kertas yaitu dengan rata-rata mencapai angka 84,49 persen, serta industri kimia dan barang

dari kimia yang mencapai rata-rata 88,83 persen, industri karet dan barang dari karet dengan nilai rata-rata 88 persen, industri furnitur dan barang pengolahan lainnya yaitu mencapai nilai rata-rata 95,23 persen

umber Sumber : Data Penelitian, diolah

Rasio Konsentrasi (CR4) Sektor dai segi Tenaga Kerja Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit (persen)

ISIC Nama Industri 2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata

15 Industri Makanan dan

Minuman 76,58 74,59 67,72 68,17 67,85 70,98

16 Industri Tembakau - - - - - -

17 Industri Tekstil 86,6 82,67 79,58 80,84 79,13 81,76

18 Industri Pakaian Jadi - - - - - -

19 Industri Kulit dan Barang dari

Kulit - 92,17 90,16 91,37 - -

20 Industri Kayu, Barang dari

Kayu 87,58 86,64 89,21 87,82 74,7 85,19

21 Industri Kertas, Barang dari

Kertas 81,74 76,37 77,92 90,29 96,17 84,49

22 Industri Penerbitan, Percetakan - - - - - -

23 Industri Batu Bara,

Pengilangan Minyak Bumi - - - - - -

24 Industri Kimia dan

Barang-Barang dari Kimia 88,96 91,23 83,64 92,41 87,92 88,83

25 Industrii Karet dan

Barang-Barang dari Karet 89,83 84,09 85,86 92,41 87,82 88,00

26 Industri Barang Galian Bukan

Logam 81,93 70,76 76,75 76,94 75,28 76,33

27 Industri Logam Dasar - 97,06 95,74 98,13 93,19 -

28 Industri Barang -Barang dari

Logam Kecuali Mesin 74,7 77,94 73,99 88,58 78,57 78,75

29 Industri Mesin

Perlengkapannya 85,11 77,56 74,68 71,45 75,92 76,94

30 Industri Mesin dan Peralaatan

Kantor - - - - - -

31 Industri Mesin Listrik dan

Lainnya - - - - - - 32 Serta Perlengkapannya - - - - - - 33 Peralatan Navigasi,Peralatan optik,Jam, Lonceng - - - - - - 34 kendaraan Bermotor - - - - - - 35

Alat Angkutan selain kendaraan roda empat atau lebih

95,97 91,97 88,79 94,48 - -

36 Furnitur dan Industri

Pengolahan Lainnya 95,07 94,12 95,54 95,36 96,06 95,23

37 Daur ulang - - - - - -

Industri yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah industri alat angkutan kendaraan roda empat atau lebih yaitu sebesar 95,97 persen, industri lainnya yang menyerap banyak tenaga kerja yaitu furnitur dan pengolahan lainnya yaitu sebesar 95,07 persen, kemudian industri karet dan barang dari karet yang menyerap tenaga kerja sebesar 89,83 persen.

Diantara banyak nya industri yang banyak menyerap tenaga kerja, masih ada industri yang juga hanya sedikit menyerap tenaga kerja pada tahun 2005, yaitu industri barang dari logam kecuali mesin yaitu hanya sebesar 74,7 persen, kemudian industri makanan dan minuman yang hanya menyerap sebesar 76,58 persen tenaga kerja yang ada bekerja pada industri besar dan sedang di Jawa Tengah.

Pada tahun 2007 tenaga kerja industri pengolahan di Jawa Tengah adalah sebesar 83,04 persen. Sub sektor industri logam dasar mendominasi penyerapan tenaga kerja sebesar 95,74 persen. Penggunaan tenaga kerja yang lebih banyak pada sub sektor ini diakibatkan karena industri logam dasar adalah industri yang membutuhkan tenaga yang besar dalam proses produksinya. Dibandingkan dengan penggunaan tenaga kerja industri logam di tahun 2008, pada tahun 2007 penggunaan tenaga kerja industri ini mengalami kenaikan sebesar 8,96 persen yaitu mencapai 86,78 persen.

Sedangkan untuk kontribusi tenaga kerja pada sektor industri pada tahun 2008 rata-rata mencapai 86,78 persen. Sumbangan tenaga kerja terbesar diberikan oleh industri alat angkutan kendaraan roda empat atau lebih yaitu sebesar 94,48 persen terhadap industri manufaktur di Jawa Tengah. Industri makanan dan minuman pada tahun 2008 justru industri yang lebih sedikit

yang ada di Jawa Tengah, yaitu menguasai hanya 68,17 persen pasar di Jawa Tengah.

Tabel 4.4

Pertumbuhan Rasio Konsentrasi (CR4) Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit (persen)

ISIC Nama Industri 2006 2007 2008 2009

15 Industri Makanan dan Minuman -2,59 -9,21 0,66 -0,46

16 Industri Tembakau - - - -

17 Industri Tekstil -4,53 -3,73 1,58

-2,11529

18 Industri Pakaian Jadi - - - -

19 Industri Kulit dan Barang dari Kulit - - - -

20 Industri Kayu, Barang dari Kayu -1,07 2,96 -1,55 -14,93

21 Industri Kertas, Barang dari Kertas -6,56 2,02 15,87 6,51

22 Industri Penerbitan, Percetakan - - - -

23 Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi - - - -

24 Industri Kimia dan Barang-Barang dari Kimia 2,55 -8,31 10,48 -4,85 25 Industrii Karet dan Barang-Barang dari Karet -6,38 2,10 7,62 -4,96

26 Industri Barang Galian Bukan Logam -13,63 8,46 0,24 -2,15

27 Industri Logam Dasar - - - -

28 Industri Barang -Barang dari Logam Kecuali Mesin 4,33 -5,06 19,718 -11,30

29 Industri Mesin Perlengkapannya -8,87 -3,71 -4,32 6,25

30 Industri Mesin dan Peralaatan Kantor - - - -

31 Industri Mesin Listrik dan Lainnya - - - -

32 Serta Perlengkapannya - - - -

33 Peralatan Navigasi,Peralatan optik,Jam, Lonceng - - - -

34 kendaraan Bermotor - - - -

35 Alat Angkutan selain kendaraan roda empat atau lebih - - - - 36 Furnitur dan Industri Pengolahan Lainnya -0,99 1,50 -0,18 0,73

37 Daur ulang - - - -

Sumber : Data Penelitian, diolah

Perkembangan pertumbuhan tenaga kerja dengan menggunakan penghitungan (CR4) pada industri-industri di Jawa Tengah yang banyak mengalami peningkatan maupun penurunan dalam setiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.4 yang menggambarkan bagaimana

perkembangan pertumbuhan tenaga kerja rasio konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah.

Pertumbuhan konsentrasi tenaga kerja industri pengolahan yang terdapat di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yang mengalami pertumbuhan yang positif antara lain industri kertas dan barang dari kertas yaitu bertumbuh sebesar 6,51 persen, industri mesin dan perlengkapannya yang tumbuh sebesar 6,25 persen, dan industri furnitur dan pengolahan lain nya yaitu tumbuh sebesar 0,73 persen.

Sedanglan industri yang yang mengalami pertumbuhan yang negatif selama sampai denga tahun 2009 di Jawa Tengah yaitu industri makanan dan minuman, industri tekstil, industri kayu dan barang dari kayu, industri kimia dan barang kimia, industri karet dan barang dari karet, industri galian bukan logam, dan barang-barang dari logam kecuali mesin.

Berdasarkan pada Tabel 4.5 menunjukkan hasil perhitungan nilai CR4 konsentrasi perusahaan nilai tambah industri di Jawa Tengah tahun 2005-2009. Industri pengolahan merupakan industri yang yang memberikan nilai tambah disetiap produksinya. Nilai tambah diperoleh dari pengurangan nilai output, biaya input. Berdasarkan pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai tambah industri pengolahan Jawa Tengah tahun 2005 mengalami perubahan sampai dengan tahun 2009.

Rasio Konsentrasi (CR4) Sektor Industri dari segi Nilai Tambah Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit (persen)

Sumber : Data Penelitian, diolah

ISIC Nama Industri 2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata

15 Industri Makanan dan Minuman 71,45 76,75 70,58 81,99 81,5 76,45

16 Industri Tembakau - - - - - -

17 Industri Tekstil 88,25 83,95 84,73 92,41 82,05 86,27

18 Industri Pakaian Jadi - - - - - -

19 Industri Kulit dan Barang dari

Kulit - 92,77 94,67 92,41 - -

20 Industri Kayu, Barang dari

Kayu 89,82 86,42 92,70 92,47 78,28 87,93

21 Industri Kertas, Barang dari

Kertas - 84,04 87,78 96,49 99,43 -

22 Industri Penerbitan, Percetakan - - - - - -

23 Industri Batu Bara, Pengilangan

Minyak Bumi - - - - - -

24 Industri Kimia dan

Barang-Barang dari Kimia 94,34 82,7 83,41 81,77 77,73 83,99

25 Industrii Karet dan

Barang-Barang dari Karet 89,74 86,44 87,64 91,75 90,47 89,20

26 Industri Barang Galian Bukan

Logam 92,66 96,99 92,05 95,89 97,08 94,93

27 Industri Logam Dasar - 99,7 97,79 - 94,72 -

28 Industri Barang -Barang dari

Logam Kecuali Mesin 87,68 85,28 76,29 96,45 75,68 84,27

29 Industri Mesin Perlengkapannya 89,54 88,11 91,87 77,14 80,02 85,33 30 Industri Mesin dan Peralaatan

Kantor - - - - - -

31 Industri Mesin Listrik dan

Lainnya - - - - - -

32 Serta Perlengkapannya - - - - - -

33 Peralatan Navigasi,Peralatan

optik,Jam, Lonceng - - - - - -

34 kendaraan Bermotor - - - - - -

35 Alat Angkutan selain kendaraan

roda empat atau lebih - 99,09 93,17 94,69 - -

36 Furnitur dan Industri

Pengolahan Lainnya 96,14 95,82 92,87 94,97 94,96 94,95

37 Daur ulang - - - - - -

Adapun rata-rata konsentrasi terhadap banyaknya nilai tambah di perusahaan industri tahun 2005 adalah sebesar 88,84 persen, sedangkan rata-rata konsentrasi nilai tambah industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2006 adalah sebesar 89,08 persen, tahun 2007 rata-rata konsentrasi nilai tambah industri pengolahan di Jawa Tengah yaitu mengalami penurunan menjadi 88,11 persen dan di tahun 2008 rata-ratanya konsentrasi nilai tambah untuk industri pengolahan di Jawa Tengah mencapai 90,70 persen, dan mencapai 86,53 persen untuk rata-rata konsentrasi nilai tambah kontribusi nilai tambah terhadap industri pengolahan Jawa Tengah untuk tahun 2009.

Rasio konsentrasi nilai tambah dengan menggunakan analisis CR4 pada industri makanan dan minuman dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 mencapai rata-rata yaitu 76,45 persen. Hal ini berarti rata-rata nilai tambah pada industri makanan dan minuman di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 jika dibandingkan dengan rata-rata industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2009 masih berada di bawah nilai konsentrasi rata-rata industri pengolahan di Jawa Tengah yaitu 86,53 persen.

Untuk industri tekstil serta nilai tambah nya yaitu sampai dengan tahun 2009 telah mencapai angka rata-rata 86,27 persen konsentrasi nilai tambah di Jawa Tengah, hal ini berarti jika dibandingkan dengan rata-rata konsentrasi industri di Jawa Tengah pada tahun 2009 yaitu berada 0,26 persen dibawah angka rata-rata konsentrasi nilai tambah industri pengolahan di Jawa Tengah.

Selain industri tekstil, jenis industri lain yang berada dibawah nilai rata-rata industri pengolahan di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yang mencapai angka 86,53 persen adalah industri kimia dan barang dari kimia

mesin dengan nilai rata-rata 84,27 persen, dan industri mesin dan perlengkapan nya dengan nilai rata-rata 85,33 persen.

Sedangkan adapun beberapa jenis industri yang berada diatas nilai rata-rata industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yaitu industri kayu dan barang dari kayu yang mencapai angka rata-rata 87,93 persen, industri karet dan barang dari karet yaitu dengan rata-rata mencapai angka 89,20 persen, serta industri barang galian bukan logam yang mencapai rata-rata 94,93 persen, dan industri furnitur dan barang pengolahan lainnya yaitu mencapai nilai rata-rata 94,95 persen.

Selain penanaman modal pada perusahaan dan tenaga kerja, nilai tambah juga memberikan sumbangan nya terhadap pertumbuhan industri pengolahan di Jawa Tengah. Sumbangan nilai tambah pada industri pengolahan di jawa Tengah yaitu sebesar 80,69 persen. Industri-industri yang turut berkontribusi nilai tambah pada sektor industri di Jawa Tengah antara lain industri kertas, barang dari kertas yang memberikan nilai tambah terbesar yaitu sebesar 99,43 persen. Selain itu industri lainnya adalah industri alat angkut, kendaraan roda empat atau lebih dan industri barang galian bukan logam yaitu mencapai 97,06 persen turut berkontribusi terhadap nilai tambah industri.

Pada tahun 2007 nilai tambah industri pengolahan mencapai 88,11 persen yang mengalami kenaikan sekitar 3,13 persen di tahun 2008, dan mengalami

Dokumen terkait