• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kontribusi Keragaman Variabel terhadap Pinjaman Luar Neger

FEVD IRF

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4. Hasil Penelitian

4.4.3. Analisis Kontribusi Keragaman Variabel terhadap Pinjaman Luar Neger

Analisis dekomposisi varian atau Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) dilakukan untuk melihat kontribusi setiap variabel terhadap guncangan suatu variabel tertentu. Dalam penelitian didapatkan hasil dari analisis dekomposisi varian yang menunjukkan kontribusi dari variabel pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak, Produk Domestik Bruto, dan suku bunga internasional terhadap guncangan pada pinjaman luar negeri yang ditampilkan pada Gambar 4.5 dan Tabel 4.8.

Sumber: Lampiran 8, data diolah

Gambar 4.5. Dekomposisi Varian Pinjaman Luar Negeri

Dari hasil analisis dekomposisi varian pada tahun pertama, guncangan pinjaman luar negeri dipengaruhi oleh pinjaman luar negeri itu sendiri dengan kontribusi sebesar 100 persen. Pada tahun kedua hingga proyeksi 5 tahun ke depan, kontribusi dari variabel lainnya mulai memengaruhi guncangan pinjaman luar negeri, namun lebih dominan dipengaruhi oleh pinjaman luar negeri itu sendiri sebesar 52,78 persen, dan Produk Domestik Bruto dalam proporsi yang tidak jauh berbeda, yakni 44,48 persen. Sedangkan pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak dan suku bunga internasional justru tampak tidak dominan dalam menjelaskan pinjaman luar negeri, berdasarkan hasil dekomposisi varian dengan proporsi masing-masing hanya sebesar 0,19 persen, 1,85 persen dan 0.68 persen. 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 1 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Dekomposisi Varian Pinjaman Luar Negeri

66   

Tabel 4.8. Dekomposisi Varian Pinjaman Luar Negeri

Periode Guncangan % FD GDP G T LIBOR 1 100 0 0 0 0 5 52,7842 44,4856 0,19148 1,85274 0,68606 10 41,9691 54,1366 0,65997 2,26682 0,96759 15 40,09 55,8528 0,78853 2,19612 1,0726 20 39,2384 56,6364 0,84055 2,16586 1,11879 25 38,7472 57,0883 0,87058 2,14867 1,14534 30 38,4286 57,3813 0,89009 2,13747 1,16258 35 38,2052 57,5868 0,90377 2,12962 1,17467 40 38,0398 57,7389 0,91389 2,1238 1,18363 45 37,9124 57,856 0,92169 2,11932 1,19052 50 37,8114 57,949 0,92788 2,11577 1,19599 Sumber: Lampiran 8, data diolah

Pada periode 10 tahun hingga 50 tahun mendatang, tampak Produk Domestik Bruto lebih dominan memengaruhi variabilitas pinjaman luar negeri, yaitu sebesar 57,94 persen pada periode 50 tahun mendatang, sedangkan proporsi guncangan pinjaman luar negeri itu sendiri pada periode tersebut memengaruhi sebesar 37,81 persen. Hal ini menandakan bahwa masuknya aliran pinjaman luar negeri sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini merupakan hal yang wajar, karena pinjaman luar negeri digunakan sebagai salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam jangka panjang, variabel pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak dan suku bunga internasional tetap tidak dominan dalam menjelaskan pinjaman luar negeri dengan proporsi pada proyeksi periode 50 tahun ke depan masing-masing sebesar 0,92 persen, 2,11 persen dan 1,19 persen.

5.1. Kesimpulan

Faktor-faktor yang memengaruhi pinjaman luar negeri di Indonesia secara signifikan dapat dilihat dalam dua periode yaitu periode jangka pendek dan periode jangka panjang. Dalam jangka pendek, faktor yang memengaruhi pinjaman luar negeri secara signifikan adalah pinjaman luar negeri sendiri yang memiliki pengaruh positif. Sedangkan dalam jangka panjang, faktor yang memengaruhi pinjaman luar negeri secara signifikan adalah Produk Domestik Bruto, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak, dan suku bunga internasional. Produk Domestik Bruto memiliki pengaruh yang positif terhadap pinjaman luar negeri, dimana apabila terjadi peningkatan Produk Domestik Bruto maka akan meningkatkan pinjaman luar negeri. Pengeluaran pemerintah memiliki pengaruh yang negatif terhadap pinjaman luar negeri, dimana apabila terjadi peningkatan pengeluaran pemerintah maka akan terjadi penurunan pinjaman luar negeri. Hasil estimasi tersebut berbeda dengan teori yang menyatakan bahwa pengeluaran pemerintah memiliki pengaruh yang positif terhadap pinjaman luar negeri. Hal ini dapat terjadi karena keterbatasan data yang digunakan dalam penelitian, serta pengaruh dari variabel lain dalam penelitian. Penerimaan pajak memiliki pengaruh yang negatif terhadap pinjaman luar negeri, dimana apabila penerimaan pajak meningkat maka pinjaman luar negeri akan menurun. Suku bunga internasional memiliki pengaruh negatif terhadap pinjaman luar negeri, dimana apabila suku bunga internasional menurun maka pinjaman luar negeri akan meningkat.

68   

Guncangan dari instrumen kebijakan fiskal, yaitu pengeluaran pemerintah dan penerimaan pajak menunjukkan pengaruh yang sesuai dengan fakta dan teori yang ada, dimana pada jangka pendek guncangan tersebut direspon fluktuatif oleh pinjaman luar negeri dan stabil pada jangka panjang. Hal ini menunjukkan fakta bahwa instrumen kebijakan fiskal memiliki pengaruh terhadap pinjaman luar negeri. Peningkatan pengeluran pemerintah dan atau penurunan penerimaan pajak akan menyebabkan meningkatnya pinjaman luar negeri.

Respon dari pinjaman luar negeri akibat adanya guncangan pada pertumbuhan ekonomi melalui variabel Produk Domestik Bruto dan suku bunga internasional fluktuatif pada jangka pendek dan lebih stabil pada jangka panjang. Hal ini menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi dan tingkat suku bunga internasional memiliki pengaruh terhadap pinjaman luar negeri. Guncangan pada Produk Domestik Bruto akan direspon positif oleh pinjaman luar negeri, sedangkan guncangan pada suku bunga internasional akan direspon negatif oleh pinjaman luar negeri.

Berdasarkan hasil analisis dekomposisi varian untuk melihat kontribusi dari variabel pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak, Produk Domestik Bruto, dan suku bunga internasional terhadap guncangan pinjaman luar negeri, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan komposisi kontribusi keragaman variabel terhadap pinjaman luar negeri dalam periode jangka pendek dan periode jangka panjang. Dalam jangka pendek, pinjaman luar negeri lebih dominan dipengaruhi oleh pinjaman luar negeri itu sendiri, serta variabel Produk Domestik Bruto, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak, dan suku bunga internasional dengan proporsi yang lebih kecil memengaruhi pinjaman luar negeri. Sedangkan dalam

jangka panjang, pinjaman luar negeri lebih dominan dipengaruhi oleh Produk Domestik Bruto.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian ini dapat dikemukakan saran- saran sebagai rekomendasi kepada pemerintah untuk melakukan pengawasan terhadap pemanfaatan pinjaman luar negeri sehingga pinjaman luar negeri dapat menghasilkan nilai yang positif agar pemerintah dapat membayar kembali tingkat pengembalian cicilan pokok dan bunga pinjaman luar negeri. Selain itu, pemerintah juga tidak memanfaatkan pinjaman luar negeri sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan hingga mencapai ambang batas atau debt overhang, karena apabila pinjaman luar negeri mencapai titik tersebut maka pinjaman luar negeri akan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pemerintah sebaiknya berupaya mencari cara lain agar tidak meningkatkan pinjaman luar negeri, misalnya dengan memanfaatkan pinjaman domestik, meningkatkan ekspor, dan meningkatkan investasi asing di dalam negeri. Melalui kebijakan fiskal, pemerintah juga dapat mengurangi pemanfaatan pinjaman luar negeri, yaitu dengan cara penurunan pengeluaran pemerintah atau peningkatan penarikan pajak. Karena melalui kedua instrumen tersebut dapat memengaruhi perkembangan pinjaman luar negeri.

Bagi penelitian selanjutnya, penulis menyarankan untuk menggunakan data time series yang lebih banyak agar tidak terjadi ketidaksesuaian dalam penelitian. Serta menambahkan variabel lain yang relevan terkait dengan pinjaman luar negeri dan kebijakan fiskal Indonesia.

ANALLISIS HU

Dokumen terkait