• Tidak ada hasil yang ditemukan

Besarnya korelasi antara kompensasi, pengawasan, kepemimpinan dan motivasi dapat dilihat pada Tabel 6.5 di bawah ini:

Tabel 6.5 Correlations Sub-Struktur 2

Correlations KINERJA KARYAWAN KOMPENS ASI PENGAWA SAN KEPEMIMPI NAN MOTIVASI KERJA Pearson Correlation KINERJA KARYAWAN 1.000 .405 .394 .655 .615 KOMPENSASI .405 1.000 .461 .553 .353 PENGAWASAN .394 .461 1.000 .460 .512 KEPEMIMPINAN .655 .553 .460 1.000 .647 MOTIVASI KERJA .615 .353 .512 .647 1.000 Sig. (1-tailed) KINERJA KARYAWAN . .000 .000 .000 .000 KOMPENSASI .000 . .000 .000 .000 PENGAWASAN .000 .000 . .000 .000 KEPEMIMPINAN .000 .000 .000 . .000 MOTIVASI KERJA .000 .000 .000 .000 . N KINERJA KARYAWAN 103 103 103 103 103 KOMPENSASI 103 103 103 103 103 PENGAWASAN 103 103 103 103 103 KEPEMIMPINAN 103 103 103 103 103

MOTIVASI KERJA

103 103 103 103 103

a. Korelasi antara kompensasi dan pengawasan

Untuk menginterpretasi nilai koefisien korelasi digunakan kriteria (Sarwono: 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel

>0-0.25 : Korelasi sangat lemah >0.25-0.5 : Korelasi cukup >0.5-0.75 : Korelasi kuat >0.75-0.99 : Korelasi sangat kuat 1 : Korelasi sempurna

Dari hasil perhitungan diperoleh angka koefisien korelasi antara kompensasi dan pengawasan sebesar 0.461. Korelasi sebesar 0.461 bermakna hubungan antara kompensasi dan pengawasan cukup dan searah (karena hasil koefisien korelasi positif). Searah artinya jika kompensasi nilainya tinggi maka pengawasan juga dinilai tinggi dan berlaku juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan karena angka signifikansi (sig.) penelitian adalah sebesar 0.000 < 0.05. Ketentuannya jika angka signifikansi (sig) < 0.05 hubungan kedua variabel signifikan, sebaliknya jika angka signifikansi (sig.) > 0.05 hubungan kedua variabel tidak signifikan.

b. Korelasi antara kompensasi dan kepemimpinan.

Dari hasil perhitungan diperoleh angka koefisien korelasi antara kompensasi dan kepemimpinan sebesar 0.553. Korelasi sebesar 0.553 bermakna hubungan antara kompensasi dan kepemimpinan kuat dan searah (karena hasil koefisien korelasi positif). Searah artinya jika kompensasi nilainya tinggi maka kepemimpinan juga dinilai tinggi dan berlaku juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan karena angka signifikansi (sig.) penelitian adalah sebesar 0.000 < 0.05. Ketentuannya jika angka signifikansi (sig) < 0.05 hubungan kedua variabel signifikan, sebaliknya jika angka signifikansi (sig.) > 0.05 hubungan kedua variabel tidak signifikan.

Dari hasil perhitungan diperoleh angka koefisien korelasi antara pengawasan dan kepemimpinan sebesar 0.460. Korelasi sebesar 0.460 bermakna hubungan antara pengawasan dan kepemimpinan cukup dan searah (karena hasil koefisien korelasi positif). Searah artinya jika pengawasan nilainya tinggi maka kepemimpinan juga dinilai tinggi dan berlaku juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan karena angka signifikansi (sig.) penelitian adalah sebesar 0.000 < 0.05. Ketentuannya jika angka signifikansi (sig) < 0.05 hubungan kedua variabel signifikan, sebaliknya jika angka signifikansi (sig.) > 0.05 hubungan kedua variabel tidak signifikan.

d. Korelasi antara kompensasi dan motivasi.

Dari hasil perhitungan diperoleh angka koefisien korelasi antara kompensasi dan motivasi sebesar 0.353. Korelasi sebesar 0.353 bermakna hubungan antara kompensasi dan motivasi cukup dan searah (karena hasil koefisien korelasi positif). Searah artinya jika kompensasi nilainya tinggi maka motivasi juga dinilai tinggi dan berlaku juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan karena angka signifikansi (sig.) penelitian adalah sebesar 0.000 < 0.05. Ketentuannya jika angka signifikansi (sig) < 0.05 hubungan kedua variabel signifikan, sebaliknya jika angka signifikansi (sig.) > 0.05 hubungan kedua variabel tidak signifikan.

e. Korelasi antara pengawasan dan motivasi.

Dari hasil perhitungan diperoleh angka koefisien korelasi antara pengawasan dan motivasi sebesar 0.512. Korelasi sebesar 0.512 bermakna hubungan antara pengawasan dan motivasi kuat dan searah (karena hasil koefisien korelasi positif). Searah artinya jika pengawasan nilainya tinggi maka motivasi juga dinilai tinggi dan berlaku juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan karena angka signifikansi (sig.) penelitian adalah sebesar 0.000 < 0.05. Ketentuannya jika angka signifikansi (sig) < 0.05 hubungan kedua variabel signifikan, sebaliknya jika angka signifikansi (sig.) > 0.05 hubungan kedua variabel tidak signifikan.

f. Korelasi antara kepemimpinan dan motivasi.

Dari hasil perhitungan diperoleh angka koefisien korelasi antara kepemimpinan dan motivasi sebesar 0.647. Korelasi sebesar 0.647 bermakna hubungan antara kepemimpinan dan motivasi kuat dan searah (karena hasil koefisien korelasi positif). Searah artinya jika kepemimpinan nilainya tinggi maka motivasi juga dinilai tinggi dan berlaku juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan karena angka signifikansi (sig.) penelitian adalah sebesar 0.000 < 0.05. Ketentuannya jika angka signifikansi (sig) < 0.05 hubungan kedua variabel signifikan, sebaliknya jika angka signifikansi (sig.) > 0.05 hubungan kedua variabel tidak signifikan.

6.1.2.3 Uji Hipotesis

Pada bagian ini analisis dibagi menjadi dua: pertama melihat pengaruh secara gabungan dan kedua melihat pengaruh secara parsial.

a. Pengaruh kompensasi, pengawasan, kepemimpinan dan motivasi secara gabungan terhadap kinerja karyawan.

Besarnya pengaruh kompensasi, pengawasan, kepemimpinan dan motivasi secara gabungan terhadap kinerja karyawan dapat dilihat pada tabel model summary, pada nilai Adjusted R Square seperti tertera pada Tabel 6.6 di bawah ini.

Tabel 6.6 Model Summary Sub-Struktur 2

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .703a .494 .474 2.86989 1.761

a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja, Kompensasi, Pengawasan, Kepemimpinan

b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Berdasarkan Tabel 6.9 didapat besarnya koefisien determinasi atau Adjusted R Square sebesar 47.4%. Angka tersebut mempunyai makna besarnya pengaruh kompensasi, pengawasan, kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja karyawan secara gabungan. Dan ini juga bermakna ada faktor lain yang mempengaruhi kinerja karyawan sebesar 52.6%.

Untuk mengetahui apakah model regresi di atas sudah benar atau salah, diperlukan uji hipotesis dengan menggunakan uji F, seperti tertera dalam Tabel 6.7.

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 789.404 4 197.351 23.961 .000b

Residual 807.152 98 8.236

Total 1596.555 102

a. Dependent Variable: KINERJA KARYAWAN

b. Predictors: (Constant), MOTIVASI KERJA, KOMPENSASI, PENGAWASAN, KEPEMIMPINAN

Adapun hipotesis dalam uji F (simultan) sub struktur 2 ini adalah sebagai berikut: H0 : Tidak ada hubungan linier antara kompensasi, pengawasan,

kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja karyawan.

H1 : Ada hubungan linier antara kompensasi, pengawasan, kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja karyawan.

Pengujian dapat dilakukan dengan 2 cara: a. Berdasarkan nilai F hitung dan F tabel.

Kriterianya adalah sebagai berikut:

 Jika nilai F hitung > F tabel maka kompensasi, pengawasan, kepemimpinan dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan .

 Jika nilai F hitung < F tabel maka variabel kompensasi, pengawasan, kepemimpinan dan motivasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

b. Berdasarkan nilai signifikansi. Kriterianya adalah sebagai berikut:

 Jika nilai Sig. < 0.05 maka variabel kompensasi, pengawasan, kepemimpinan dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja.

 Jika nilai Sig. > 0.05 maka variabel kompensasi, pengawasan, kepemimpinan dan motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja.

Berdasarkan Tabel 6.7 di atas bahwa nilai F hitung lebih besar dari F tabel (23.961 > 2.46) dengan tingkat signifikan di bawah 0.05 (0.000 < 0.05). Dapat disimpulkan bahwa variabel kompensasi,

pengawasan, kepemimpinan dan motivasi secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap kinerja.

b. Pengaruh kompensasi, pengawasan, kepemimpinan dan motivasi secara parsial terhadap kinerja karyawan.

Besarnya pengaruh kompensasi, pengawasan, kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja karyawan secara sendiri-sendiri/parsial dapat dilihat dari nilai Beta atau Standardized Coeffecient di bawah ini. Sedang untuk pengujian hipotesisnya digunakan nilai t. Angka-angka tersebut dapat dilihat di Tabel Coefficients di bawah ini.

Tabel 6.8 Coefficients Sub-Struktur 2

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 5.310 2.112 2.515 .014 KOMPENSASI .073 .112 .059 .653 .515 PENGAWASAN .018 .116 .014 .158 .875 KEPEMIMPINAN .309 .081 .407 3.838 .000 MOTIVASI KERJA .422 .130 .323 3.236 .002

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Berikut ini pembahasan mengenai pengaruh kompensasi, pengawasan, kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja karyawan secara parsial.

b.1 Hubungan antara kompensasi dengan kinerja karyawan

Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara kompensasi dengan kinerja karyawan kita dapat melakukan dengan uji hipotesis.

H0: Tidak ada hubungan linier antara kompensasi dengan kinerja karyawan. H1: Ada hubungan linier antara kompensasi dengan kinerja karyawan.

Pengujian dilakukan dengan membandingkan besarnya angka t penelitian dengan angka t tabel, dengan kriteria uji hipotesis sebagai berikut:

Jika t penelitian > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jika t penelitian < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut: Jika sig. penelitian < 0.05 maka pengaruh signifikan.

Jika sig. penelitian > 0.05 maka pengaruh tidak signifikan.

Berdasarkan Tabel 6.8 didapat angka t penelitian 0.653 < t tabel 1.98 dan nilai sig. penelitian 0.515 > 0.05. Dengan demikian keputusannya adalah tidak ada hubungan linier dan pengaruh yang signifikan antara kompensasi dengan kinerja karyawan.

b.2 Hubungan antara pengawasan dengan kinerja karyawan

Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara pengawasan dengan kinerja karyawan kita dapat melakukan dengan uji hipotesis.

Hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H0: Tidak ada hubungan linier antara pengawasan dengan kinerja karyawan. H1: Ada hubungan linier antara pengawasan dengan kinerja karyawan.

Pengujian dilakukan dengan membandingkan besarnya angka t penelitian dengan angka t tabel, dengan kriteria uji hipotesis sebagai berikut:

Jika t penelitian > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jika t penelitian < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut: Jika sig. penelitian < 0.05 maka pengaruh signifikan.

Berdasarkan Tabel 6.8 didapat angka t penelitian 0.158 < t tabel 1.98 dan nilai sig. penelitian 0.875 > 0.05. Dengan demikian keputusannya adalah tidak ada hubungan linier dan pengaruh yang signifikan antara pengawasan dengan kinerja karyawan.

b.3 Hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja karyawan

Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara kepemimpinan dengan kinerja karyawan kita dapat melakukan dengan uji hipotesis.

Hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H0: Tidak ada hubungan linier antara kepemimpinan dengan kinerja karyawan. H1: Ada hubungan linier antara kepemimpinan dengan kinerja karyawan.

Pengujian dilakukan dengan membandingkan besarnya angka t penelitian dengan angka t tabel, dengan kriteria uji hipotesis sebagai berikut:

Jika t penelitian > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jika t penelitian < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut: Jika sig. penelitian < 0.05 maka pengaruh signifikan.

Jika sig. penelitian > 0.05 maka pengaruh tidak signifikan.

Berdasarkan Tabel 6.8 didapat angka t penelitian 3.838 > t tabel 1.98 dan nilai sig. penelitian 0.000 < 0.05. Dengan demikian keputusannya adalah ada hubungan linier dan pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan dengan kinerja karyawan.

b.4 Hubungan antara motivasi dengan kinerja karyawan

Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara motivasi dengan kinerja karyawan kita dapat melakukan dengan uji hipotesis.

Hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H0: Tidak ada hubungan linier antara motivasi dengan kinerja karyawan. H1: Ada hubungan linier antara motivasi dengan kinerja karyawan.

Pengujian dilakukan dengan membandingkan besarnya angka t penelitian dengan angka t tabel, dengan kriteria uji hipotesis sebagai berikut:

Jika t penelitian > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jika t penelitian < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut: Jika sig. penelitian < 0.05 maka pengaruh signifikan.

Jika sig. penelitian > 0.05 maka pengaruh tidak signifikan.

Berdasarkan Tabel 6.8 didapat angka t penelitian 3.236 > t tabel 1.98 dan nilai sig. penelitian 0.002 < 0.05. Dengan demikian keputusannya adalah ada hubungan linier dan pengaruh yang signifikan antara motivasi dengan kinerja karyawan.

Dokumen terkait