• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Korelasi Ganda (Hubungan Status Gizi dan Tingkat Sosial Ekonomi Orangtua dengan Hasil Belajar)

LANDASAN TEORI

4.1 Hasil Penelitian

4.1.3. Hubu Hasil Belaja

4.1.3.2 Uji Hipotesa dengan Analisis Korelasi

4.1.3.2.2 Analisis Korelasi Ganda (Hubungan Status Gizi dan Tingkat Sosial Ekonomi Orangtua dengan Hasil Belajar)

Berdasarkan hasil analisis antara status gizi dan tingkat sosial ekonomi orangtua dengan hasil belajar diketahui bahwa Sig. (2-tailed) sebesar 0,636yang lebih besar daripada level of significant 5% dan diketahui nilai r sebesar 0,155 atau 15,5 %. Berdasarkan nilai signifikan dapat diketahui bahwa hipotesis yang diajukan tidak terima, yaitu tidak ada hubungan antara status gizi dan tingkat sosial ekonomi orangtua dengan hasil belajar, sedangkan dari nilai r diketahui bahwa tidak ada hubungan antara status gizi dan tingkat sosial ekonomi orangtua dengan hasil belajar.Untuk perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 8.

4.2 Pembahasan

Pada penelitian ini ditemukan status gizi tidak normal yaitu 22,5% kekurangan berat badan, 5% kelebihan berat badan, dan 72,5% normal. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sadik (2003) tentang status gizi mahasiswa baru IPB 2003/2004 diperoleh hasil status gizi mahasiswa secara umum adalah 82,9% normal. Status gizi normal sebesar juga diperoleh Muharrom (2010) dalam penelitian tentang status gizi mahasiswa UNAIR tahun 2006. Menurut Proverawati dan Wati (2010), orang dewasa tidak banyak membutuhkan asupan energi karena konsumsi pangan yang masuk sebagian besar digunakan untuk menjaga dan mempertahankan kondisi yang sudah ada. Melihat kedua hasil penelitian di atas, semua menunjukkan hasil yang sama sehingga dapat dikatakan bahwa mahasiswa yang termasuk dalam kategori dewasa, mempunyai status gizi

48  

yang stabil atau tidak mudah dipengaruhi oleh faktor konsumsi pangan saja. Menurut Suhardjo (1996), status gizi dipengaruhi langsung oleh konsumsi pangan, dan kebutuhan. Pada faktor kebutuhan terdapat banyak indikator, antara lain mutu pangan, umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, aktivitas, keadaan fisiologi, dan keadaan tubuh sehingga pada penelitian ini dimungkinkan status gizi responden yang masih tidak normal dipengaruhi oleh faktor kebutuhan, misalnya mutu pangan yang kurang baik, aktivitas yang terlalu padat, keadaan fisiologi yang tidak baik, dan sebagainya. Namun demikian hal tersebut tidak mempengaruhi hasil belajar mereka yaitu ditunjukkan dengan hasil belajar yang baik.

Hasil penelitian tentang tingkat sosial ekonomi orangtua menunjukkan bahwa 60% tingkat sosial ekonomi orangtua termasuk dalam kategori tingkat sosial ekonomi sedang. Sebagai salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar seorang anak, sosial ekonomi orangtua menjadi pendukung untuk tercukupinya sarana dan prasarana anak untuk bersekolah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dhaniq (2010) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar anak mengatakan bahwa jika orang tua siswa memiliki latar belakang sosial ekonomi yang cukup maka akan terpenuhi segala kebutuhan, tetapi sebaliknya jika tidak maka hanya sebagian saja yang mampu dipenuhi oleh orang tua.

Pada indikator hasil belajar menggunakan parameter Indeks Prestasi Komulatif (IPK) mahasiswa. Dari hasil penelitian menunjukkan 85% sangat memuaskan, 10 % memuaskan, dan 5% dengan pujian. Pada penelitian ini dapat

dilihat bahwa responden dengan hasil belajar yang baik sebagian besar mempunyai status gizi yang baik pula, karena menurut Supariasa (2002) mengatakan bahwa apabila seseorang Kekurangan zat gizi akan mengurangi kemampuan dalam konsentrasi belajar, meningkatkan angka kesakitan dan menurunnya produktifitas. Jadi status gizi mempunyai peranan dalam keberhasilan belajar mereka.

Sementara itu, hasil pengujian hipotesis untuk menguji hubungan antara status gizi dengan hasil belajar mahasiswa diperoleh r = 0,153 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan hasil belajar. Hasil ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Azizah (2010) tentang hubungan status gizi dengan hasil belajar yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan hasil belajar. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada penelitian ini status gizi bukan satu-satunya faktor utama yang berhubungan dengan hasil belajar, karena responden yang mempunyai status gizi tidak normalpun tetap mempunyai hasil belajar yang baik.

Berdasarkan hasil uji hipotesis hubungan tingkat sosial ekonomi orangtua dengan hasil belajar diperoleh harga korelasi sebesar 0,031 dengan demikian menunjukkan bahwa koefisien korelasi tersebut tidak signifikan karena lebih kecil dari r tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat sosial ekonomi orangtua terhadap hasil belajar mahasiswa. Menurut Slameto (2004), keberhasilan belajar seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya bakat, minat, motivasi, dan lain sebagainya. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Muharrom (2006) yang

50  

mengatakan bahwa ada hubungan antara tingkat sosial ekonomi orangtua dengan hasil belajar. Hal tersebut dikarenakan faktor yang mempengaruhi akan keberhasilan belajar seseorang adalah berbeda-beda sehingga dimungkinkan hambatan yang terjadi pada responden Muharrom, belum tentu menjadi hambatan pula bagi responden pada penelitian ini untuk tetap berprestasi.

Hasil uji hipotesis hubungan status gizi dan tingkat status sosial ekonomi orangtua terhadap hasil belajar diperoleh r = 0,155 yang menunjukkan bahwa status gizi dan tingkat sosial ekonomi orangtua tidak ada hubungan yang signifikan dengan hasil belajar mahasiswa. Hasil penelitian ini mempunyai arti bahwa status gizi responden dan tingkat sosial ekonomi orangtua responden tidak menjadi hambatan bagi responden untuk tetap berprestasi. Menurut Tri Anni (2005), jika siswa memiliki cukup waktu dan uang untuk pergi ke toko buku, motivasi dalam melakukan kegiatan itu sangat dipengaruhi oleh intensitas motivasi pada kegiatan lainnya. Dengan demikian, faktor internal dan eksternal saling berkaitan untuk mewujudkan keberhasilan seseorang, yaitu salah satunya keberhasilan di bangku perkuliahan dengan mendapatkan IPK yang sangat memuaskan.

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan status gizi dan tingkat sosial ekonomi orangtua di Ponpes Durrotu Aswaja Banaran Gunungpati tahun 2011, dapat ditarik simpulan dan saran sebagai berikut :

5.1 SIMPULAN

5.1.1 Status gizi mahasiswa kurus tingkat berat adalah 7,5%, kurus tingkat ringan 15%, normal 72,5%, gemuk tingkat ringan 2,5%, dan gemuk tingkat berat 2,5%. Hasil perhitungan deskriptif tingkat sosial ekonomi orangtua mahasiswa adalah tingkat sosial ekonomi sedang 60%, dan tinggi 40%. Hasil belajar mahasiswa ditunjukkan dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) adalah memuaskan 10%, sangat memuaskan 85%, dan dengan pujian 5%.

5.1.2 Tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan hasil belajar mahasiswa dengan tingkat keeratan hubungannya dalam kategori lemah dengan r sebesar 15,3 %.

5.1.3 Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat sosial ekonomi orangtua dengan hasil belajar mahasiswa dengan tingkat keeratan hubungannya dalam kategori lemah dengan rsebesar 3,1%.

5.1.4 Tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dan tingkat sosial ekonomi orangtua dengan hasil belajar mahasiswa dengan tingkat keeratan hubungannya dalam kategori lemah dengan rsebesar 15,5%.

52  

1.2 SARAN

1.2.1 Berdasarkan hasil penelitian masih ditemukan responden yang mempunyai status gizi tidak normal, oleh sebab itu ponpes harus berusaha untuk lebih memperhatikan mutu dari makanan yang disediakan yaitu berupa penambahan protein hewani agar mahasiswa mendapatkan status gizi normal, dan untuk selanjutnya dapat dilakukan survey lanjut/ penelitian mengenai konsumsi pangan di Ponpes Durrotu Aswaja.

1.2.2 Untuk mahasiswa dan para peniliti selanjutnya yang tertarik melakukan kajian lebih lanjut guna mengungkap faktor – faktor lain yang berhubungan dengan hasil belajar di Ponpes Durrotu Aswaja dapat meneliti faktor lain seperti motivasi, bakat, minat, kecerdasan, sarana prasarana, kekuatan do’a, dan sebagainya. 

 

Ali, M. 1996. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Almatsier, S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Anni, C. 2006. Psikologi Belajar. Semarang : UPT MKK UNNES.

Arif, S. 2011. Identifikasi Status Sosial Ekonomi dan Motivasi Belajar: www.unesa.ac.id/tag/jurnal-status-gizi (diakses tanggal 18 Februari 2012).

Arikunto, S, dkk. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi VI). Jakarta : Bumi Aksara.

Azizah, N. 2010. Hubungan Status Gizi Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah (MSI) 17 Pabean Pekalongan. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Bahri Djamarah, S dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineke Cipta.

Biro Pusat Statistik. 2001. Pemerataan Pendapatan dan Pola Konsumsi Penduduk Jawa Tengah. Semarang: BPS.

Biro Pusat Statistik. 2008. Profil Tempat Tinggal Jawa Tengah. Semarang: BPS.

Damiarti, S. (2008). Hubungan Pola Makan dan Status Gizi Terhadap Hasil Belajar Remaja Putri di Pondok Pesantren Al-Akhirat Pusat Palu.

54  

Darsono. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV. IKIP Semarang Press.

--- . 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineke Cipta.

Hadi, S. 1990. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.

Maftukhah. 2007. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas VIII SMP N 1 Randudongkal Kabupaten Pemalang Tahun 2006/2007 (Skripsi). Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Moehji, S. 2003. Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta : Papas Sinar Sinanti.

Muharrom, M.N.I. 2006. Hubungan Pola Konsumsi Dengan Status Gizi Mahasiswa Di Asrama Putra Kampus C Unair: www.jurnal.dikti.go.id (diakses tanggal 18 Februari 2012).

Poerwadarminta, W.J.S. 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka.

Proverawati, A. dan Erna K.W. 2010. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan & Gizi Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Sadik, K. 2003. Analisis Peubah Ganda (Multivariate Analysis) Untuk Status Gizi Mahasiswa Baru IPB 2003/2004 Berdasarkan Sosio Ekonomi dan Wilayah. http://scribd.com (diakses 8/10/2011).

Sami. 2010. Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Orangtua Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Tata Boga Siswa Kelas VII SMP N 1 Jepon Blora Tahun Ajaran 2008/2009. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : RINEKE CIPTA.

Soekanto, S. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Bumi Aksara. Sudjana, 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2007. StatistikUntukPenelitian. Bandung : CV Alfabeta. Suhardjo. 1996. Perencanaan Pangan dan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara.

Supariasa, I.D.N, Bakri, B, Fajar, I.2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran.

Tjokroprawiro, A, dkk. 1998. Gizi Lebih-Obesitas dan Penyakit Degeneratif-Aterosklerosis. Makalah Pra Widya Karya Pangan dan Gizi ke VI di Jakarta.

Tu’u, T. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siwa. Jakarta: Grasindo.

   

56

LAMPIRAN 1

Dokumen terkait