HUB
EKO
MAHA
BUNGAN
ONOMI O
ASISWA U
BANAR
Diajukan untukUNIVE
STATUS
RANGTU
UNNES D
RAN GUN
SK
n dalam rang k memperole
Nast
54
FAKUL
ERSITAS
GIZI DA
UA DENG
DI PONPE
NUNGPAT
KRIPSI
gka penyeles eh gelar Sarjoleh :
titi Arrums
401406022
LTAS TEK
S NEGERI
2012
AN TINGK
GAN HASI
ES DURRO
TI TAHUN
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Hubungan Status Gizi dan Tingkat Sosial Ekonomi Orangtua Dengan Hasil Belajar Mahasiswa UNNES di Ponpes Aswaja Banaran Gunungpati Tahun 2011” oleh Nastiti Arrumsari NIM : 5401406022 telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Tanggal :
Panitia Ujian: Ketua
Dra. Wahyuningsih, M.Pd NIP. 1960080819860122001
Sekretaris
Dra. Sri Endah W, M. Pd NIP. 196805271993032010 Penguji
Ir. Sulistyowati
NIP. 194712281979032001 Pembimbing I
Ir. Siti Fathonah, M.Kes NIP. 196402131988032002
Pembimbing II
Dra. Rosidah, M.Si NIP.196002221988032001 Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar–benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari orang lain, baik sebagian atau keseluruhan. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang,
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
“Menerapkan ilmu tata boga dengan Bismillah, yaitu menyedapkan cipta, cita, rasa, dan karsa dalam setiap kehidupan”.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Ayah, ibu, mas tercinta yang selalu mendoakan dan mendukung dalam setiap langkahku baik secara moril maupun materiil.
2. Keluarga Besar Ponpes PPDAW, khususnya Abah Kiai Masrokhan beserta keluarga terimakasih atas bimbingan serta doanya.
3. Teman-teman seperjuangan Boga ’06.
4. “Al-Qudsy Lovers”, terimakasih atas semua yang kalian berikan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya serta kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Status Gizi dan Tingkat Sosial Ekonomi Orangtua Dengan Hasil Belajar Mahasiswa UNNES di Ponpes Aswaja Banaran Gunungpati Tahun 2011”, meskipun penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan itu semata-mata karena keterbatasan penulis, baik dalam ilmu maupun pengetahuan.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
2. Ketua Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi Universitas Negeri Semarang yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.
3. Ir. Siti fathonah, M.Kes, dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
4. Dra. Rosidah, M.Si, dosen pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Abah Kiai Masrokhan, Pengasuh Ponpes Durrotu Aswaja Banaran yang telah memberikan izin penelitian dan telah memberi bantuan dalam melakukan penelitian.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam peneltian dan penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat serta hidayahNya kepada semua pihak sesuai amalannya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangannya, namun penulis berharap semoga dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi semua pihak.
ABSTRAK
Arrumsari, N, 2012. Hubungan Status Gizi dan Tingkat Sosial Ekonomi Orangtua Dengan Hasil Belajar Mahasiswa UNNES di Ponpes Durrotu Aswaja Banaran Gunungpati Tahun 2011. Skripsi, Jurusan Teknik Jasa dan Produksi. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing I Ir. Siti Fathonah M.Kes dan Dosen Pembimbing II Dra. Rosidah, M.Si.
Kata Kunci : Status gizi, tingkat sosial ekonomi orangtua, hasil belajar, mahasiswa.
Mahasiswa UNNES yang tinggal di Ponpes Durrotu Aswaja (PPDAW) Banaran Gunungpati tahun 2011 banyak mendapat beasiswa BBM, lolos PKM, dan mengikuti kegiatan ekstra kampus, seperti menjadi ketua BEM, ketua KOPMA, ketua IPNU/IPPNU, ketua REMO, dan sebagian besar menjadi anggota aktif di BEM, KSR, Pramuka, dan lain-lain. Selain itu, di pesantren mahasiswa hidup dan makan dengan sederhana sesuai apa yang telah disediakan. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk : (1) mendeskripsikan status gizi mahasiswa, tingkat sosial ekonomi orangtua dan hasil belajar mahasiswa (2) mengetahui ada tidaknya hubungan status gizi dengan hasil belajar mahasiswa (3) mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat sosial ekonomi orangtua dengan hasil belajar mahasiswa (4) mengetahui ada tidaknya hubungan status gizi dan tingkat sosial ekonomi orangtua dengan hasil belajar mahasiswa. Manfaat penelitian adalah menambah wawasan dan pemikiran tentang pentingnya asupan gizi, sebagai masukan ponpes agar memperhatikan mutu makanan yang disediakan.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa UNNES semester ≥ 4 di PPDAW sebanyak 114 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling, diperoleh 40 orang. Variabel dalam penelitian ini adalah status gizi sebagai variabel bebas (X1) dengan menggunakan metode antropometri, tingkat sosial ekonomi orangtua sebagai variabel bebas (X2) dengan menggunakan metode angket, dan hasil belajar mahasiswa sebagai variabel terikat (Y) dengan menggunakan metode dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis korelasi sederhana dan ganda.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
PERNYATAAN ... v
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2. Permasalahan ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Penegasan Istilah ... 5
1.6 Sistematika Penulisan ... 8
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori ... 10
2.1.1 Status Gizi... 10
2.1.1.1 Pengertian Status Gizi ... 10
2.1.1.3 Klasifikasi Status Gizi ... 14
2.1.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi ... 16
2.1.2 Tingkat Sosial Ekonomi 2.1.2.1 Pengertian Tingkat Sosial Ekonomi ... 17
2.1.2.2Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Sosial Ekonomi ... 18
2.1.3 Hasil Belajar 2.1.3.1 Pengertian Hasil Belajar ... 21
2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 21
2.1.4 Kerangka Berfikir ... 24
2.1.5 Hipotesis ... 25
BAB 3 METODE PENELITIAN ... 27
3.1 Metode Penentuan Objek Penelitian ... 27
3.1.1Populasi ... 27
3.1.2 Sampel ... 27
3.1.3 Teknik pengambilan sampel... 28
3.1.4 Variabel Penelitian ... 28
3.1.4.1Variabel Bebas ... 28
3.1.4.2 Variabel Terikat ... 28
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 29
3.3 Metode Pengumpulan Data ... 29
3.3.1 Metode Dokumentasi ... 29
3.3.3 Metode Pengukuran Antropometri ... 30
3.4 Uji Coba Instrumen ... 31
3.4.1 Validitas Instrumen... 31
3.4.2 Reliabilitas Instrumen ... 32
3.5 Metode Analisis Data ... 43
3.5.1 Analisis Deskriptif ... 33
3.5.1.1 Status Gizi ... 33
3.5.1.2 Analisis Deskriptif Tingkat Sosial Ekonomi Orangtua ... 34
3.5.2 Uji Prasyarat Hipotesa ... 36
3.5.2.1 Uji Normalitas ... 36
3.5.2.2 Uji Homogenitas ... 36
3.5.3 Uji Hipotesa ... 37
3.5.3.1Uji Korelasi Sederhana ... 37
3.5.3.2 Uji Korelasi Ganda ... 38
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN... 49
4.1 Hasil Penelitian ... 48
4.1.1 Gambaran Umum Hasil Penelitian ... 39
4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 40
4.1.2.1 Status Gizi Responden ... 40
4.1.2.2 Tingkat Sosial Ekonomi Orangtua ... 41
4.1.3 Hubungan Status Gizi dan Tingkat Sosial Ekonomi Orangtua
Dengan Hasil Belajar Mahasiswa ... 44
4.1.3.1 Uji Prasyarat ... 44
4.1.3.1.1 Uji Normalitas ... 44
4.1.3.1.2 Uji Homogenitas ... 44
4.1.3.2 Uji Hipotesa ... 45
4.1.3.2.1 Analisa Korelasi Sederhana ... 45
4.1.3.2.1 Analisa Korelasi Ganda ... 46
4.2 Pembahasan ... 48
BAB 5 PENUTUP ... 51
Simpulan ... 51
Saran ... 52
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Model Suplai, Permintaan, dan Kebutuhan Pangan ... 17
Gambar 2.2. Perubahan Masalah Gizi di Indonesia dan Fakyor Penyebabnya ... 24
Gambar 3.1. Kerangka Teori Variabel Penelitian ... 29
Gambar 4.1 Diagram Distribusi Responden Menurut IMT ... 41
Gambar 4.2. Diagram Distribusi Responden Menurut Keadaan Tingkat Sosek... 42
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Angket ... 30
Tabel 3.2. Kategori IMT Menurut FAO/ WHO ... 33
Tabel 3.3. Kategori Deskriptif Persentase... 35
Tabel 4.1. Status Gizi Responden ... 40
Tabel 4.2. Kategori Tingkat Sosial Ekonomi Orangtua ... 42
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Penelitian ... 55
Lampiran 2. Data Skor Keadaan Sosial Ekonomi Orangtua ... 59
Lampiran 3. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket ... 60
Lampiran 4. Contoh Perhitungan Validitas Angket ... 61
Lampiran 5. Ringkasan Kategori Status Gizi dan IPK Responden ... 64
Lampiran 6. Uji Prasyarat ... 65
Lampiran 7. Tabel Persiapan Analisis Data ... 67
1.1 LATAR BELAKANG
Aktivitas orang dewasa yang padat membutuhkan konsumsi gizi seimbang sesuai dengan kebutuhan gizinya sehingga harus diimbangi dengan konsumsi makanan yang cukup setiap hari agar dalam beraktivitas dapat semangat, penuh tenaga, dan tidak lemas. Masalah gizi terjadi karena pola hidup yang tidak baik sehingga membawa pengaruh terhadap pola penyakit yaitu perubahan kebiasaan hidup, perubahan pola makan, dan perubahan kebiasaan makan. Menurut Moehji (2003:71) perubahan tersebut mempunyai dampak yang tidak baik, antara lain aktivitas fisik berkurang, terjadinya surplus energi, dan mendorong terjadinya obesitas. Selain itu, dampak dari perubahan tersebut dapat meningkatkan angka penyakit (morbiditas) sehingga menyebabkan produktivitas seseorang menjadi rendah.
2
Seseorang yang sudah dewasa diharapkan mampu mempertahankan kondisi tubuhnya sehingga dapat beraktivitas dengan baik. Oleh karena itu pemenuhan kalori, protein, lemak, dan zat-zat gizi penting lain harus tetap dipenuhi sesuai dengan kebutuhan. Aktivitas orang dewasa yang padat menyebabkan kebutuhan akan pemenuhan gizi menjadi bertambah, seperti yang terjadi pada mahasiswa. Mahasiswa menuntut ilmu dengan kuliah di perguruan tinggi, baik itu swasta maupun negeri. Sebagian dari mereka hidup jauh dari keluarga, mereka berusaha untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri.
Fenomena yang terjadi di PPDAW yaitu sebagian santri tidak membeli makan siang karena sedang berpuasa, hanya membeli lauk, makan makanan kecil, dan masih ada yang mengkonsumsi sisa makan pagi. Meskipun demikian, mereka tetap aktif dalam berbagai kegiatan baik di kampus maupun di ponpes sendiri, bahkan ada pula yang mendapat beasiswa BBM, PPA, dan dapat lolos dalam penulisan karya ilmiah hingga tingkat nasional. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa UGM Yogyakarta tentang status gizi remaja putri di pondok pesantren Al-Akhirat Pusat Palu menunjukkan adanya hubungan status gizi dengan hasil belajar yang menggunakan uji chi squre dengan taraf signifikan 0,05 yaitu sebesar p= 0,12. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara signifikan status gizi mempunyai hubungan dengan hasil belajar (Damiarti, 2008).
Dari uraian yang tersaji di atas mendorong penulis untuk mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Status Gizi dan Tingkat Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Hasil Belajar Mahasiswa UNNES di Pondok Pesantren Durrotu Aswaja Banaran Gunungpati Tahun 2011’’.
1.2 PERMASALAHAN
Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimanakah status gizi, tingkat sosial ekonomi orangtua, dan hasil belajar mahasiswa UNNES di Ponpes Durrotu Aswaja Banaran Gunungpati tahun 2011?
4
1.2.3 Adakah hubungan tingkat sosial ekonomi orangtua dengan hasil belajar mahasiswa UNNES di Ponpes Durrotu Aswaja Banaran Gunungpati tahun 2011?
1.2.4 Adakah hubungan status gizi dan tingkat sosial ekonomi orangtua dengan hasil belajar mahasiswa UNNES di Ponpes Durrotu Aswaja Banaran Gunungpati tahun 2011?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan:
1.3.1 Untuk mendiskripsikan status gizi, tingkat sosial ekonomi orangtua, hasil belajar mahasiswa UNNES di Ponpes Durrotu Aswaja Banaran Gunungpati tahun 2011.
1.3.2 Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan status gizi dengan hasil belajar mahasiswa UNNES di Ponpes Durrotu Aswaja Banaran Gunungpati tahun 2011.
1.3.3 Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan tingkat sosial ekonomi orangtua dengan hasil belajar mahasiswa UNNES di Ponpes Durrotu Aswaja Banaran Gunungpati tahun 2011.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1.4.1 Bagi peneliti
1. Menambah wawasan dan pemikiran tentang pentingnya asupan gizi agar mendapat status gizi yang baik.
2. Menambah semangat belajar guna mencapai kesuksesan dalam kehidupan.
1.4.2 Bagi pondok pesantren
Memberikan masukan pada Ponpes dalam memperhatikan mutu makanan dan minuman bagi santri.
1.4.3 Bagi mahasiswa
Memberikan wawasan tentang pentingnya menjaga pola makan yang baik, agar mendapatkan tubuh yang sehat.
1.5 PENEGASAN ISTILAH
1.5.1 Hubungan
6
1.5.2 Status Gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat – zat gizi (Almatsier, 2003:3). Status gizi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keadaan tubuh seseorang sebagai akibat makanan yang dikonsumsi, dengan indikator IMT.
1.5.3 Tingkat Sosial Ekonomi Orang Tua
Tingkat menurut kamus besar bahasa indonesia yaitu sesuatu yang tersusun, sedangkan sosial yaitu segala sesuatu yang mengenai masyarakat. Jadi tingkat sosial ialah sesuatu tingkatan yang berhubungan dengan masyarakat. Sedangkan tingkat ekonomi yaitu tata kehidupan perekonomian dalam masyarakat. Tingkat sosial ekonomi adalah posisi seseorang di dalam masyarakat yang berkaitan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulan, prestasi serta kewajibannya dalam hubungannya dengan sumber daya (Soekanto, 1991:256).
Menurut kamus besar bahasa indonesia, orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga.
1.5.4 Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh setelah seseorang tersebut mengalami proses belajar yang dibuktikan dengan perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dan dapat ditunjukakan melalui nilai atau angka. (Tu’u, 2004: 76). Dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian adalah indeks prestasi komulatif mahasiswa.
1.5.5 Mahasiswa UNNES
Mahasiswa UNNES yang diambil dalam penelitian ini adalah mahasiswa UNNES minimal semester 4 yang berada di Ponpes Durrotu Aswaja Banaran Gunungpati.
1.5.6 Pondok Pesantren Durrotu Aswaja
Pondok adalah madrasah dan asrama tempat mengaji belajar agama Islam (KBBI: 695) dan pesantren berarti asrama tempat para santri (KBBI: 677). Jadi Pondok Pesantren adalah madrasah dan asrama tem pat para santri belajar agama Islam.
8
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
Sistematika skripsi terdiri dari 3 bagian yaitu bagian awal skripsi, bagian isi dan bagian akhir:
1. Bagian awal skripsi berisi: halaman judul, halaman pengesahan, abstrak, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. Fungsi awal bagian ini adalah untuk memudahkan pembaca dalam mencari bagian–bagian yang diangggap penting.
2. Bagian isi terdiri dari 5 bab yaitu: Bab 1 Pendahuluan
Kegunaan pendahuluan adalah mengantarkan pembaca untuk memahami gambaran permasalahan yang akan dibahas sehingga pelaksanaan penelitian dilaksanakan sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan. Bab pendahuluan terdiri atas latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika skripsi.
Bab 2 Landasan Teori dan Hipotesis
Bab ini mengungkap teori-teori dan fakta yang dijadikan alasan untuk berfikir secara ilmiah dalam melakukan kegiatan tentang Hubungan Status Gizi dan Tingkat Sosial Ekonomi Orangtua Dengan Hasil Belajar Mahasiswa. Bab 3 Metode Penelitian
sampel, variabel, metode pengumpulan data, metode penyusunan instrumen dan metode analisis data.
Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil dan pembahasan penelitian berguna untuk membuktikan permasalahan yang dirumuskan dan merupakan jawaban terhadap permasalahan yang dirumuskan, terdiri atas hasil dan pembahasan penelitian. Bab 5 Penutup
Bab ini berisi simpulan dan saran. Simpulan merupakan pernyataan singkat yang memberikan jawaban atas permasalahan yang diangkat ke dalam penelitian dan saran/masukan bagi pihak terkait sejalan dengan temuan yang diperoleh dalam penelitian serta memungkinkan untuk dilaksanakan oleh pihak-pihak tertentu.
BAB 2
LANDASAN TEORI
Pada bab ini dikemukakan mengenai: a) Landasan Teori, yang mengkaji teori-teori dari beberapa ahli yang dijadikan dasar untuk melangkah secara logis dan ilmiah dalam rangka mencari jawaban dari permasalahan yang dihadapi meliputi: status gizi, tingkat sosial ekonomi, dan hasil belajar ; b) kerangka berfikir, merupakan landasan pemikiran dalam menyusun dan melaksanakan penelitian; c) hipotesis.
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Status Gizi
2.1.1.1 Pengertian Status Gizi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ–organ, serta menghasilkan energi (Supariasa,dkk, 2002:17).
diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara antropometri.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan status gizi adalah keadaan kesehatan tubuh yang terlihat karena keseimbangan antara kebutuhan gizi tubuh, konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi.
2.1.1.2 Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi menurut Supariasa, dkk (2002:18) dikelompokkan menjadi dua yaitu penilaian status gizi secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung dapat dikelompokkan menjadi empat penilaian yaitu: antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Sedangkan penilaian status gizi tidak langsung dikelompokkan menjadi tiga yaitu survey konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi. Dalam penelitian ini menggunakan penilaian gizi secara langsung yaitu antropometri.
Menurut Supariasa, dkk (2002:36) antropometri berasal dari kata
anthropos dan metros. Anthropos Artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh. Antropometri berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain berat badan,
tinggi badan, dan lingkar lengan atas. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidak seimbangan
12
Di bawah ini akan diuraikan keunggulan antropometri sebagai berikut (1) Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang besar, (2) Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan oleh tenaga yang sudah dilatih dalam waktu singkat dapat melakukan pengukuran antropometri, (3) Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat didaerah setempat, (4) Metode ini tepat dan akurat karena dapat dibakukan, (5) Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi dimasa lampau, (6) Dapat mengidentifikasikan status gizi baik, sedang, kurang, dan gizi buruk karena sudah ada ambang batas yang jelas, (7) Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau dari satu generasi ke generasi berikutnya, (8) Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi (Supariasa,dkk 2002: 37).
Beberapa indeks antropometri yang digunakan yaitu Berat Badan Menurut umur (BB/U), Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) dan Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB2). Dalam penelitian ini menggunakan indeks antropometri Berat Badan menurut Tinggi Badan(BB/TB2), berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan.
1. Berat Badan
antropometri yang penting dan paling sering digunakan pada pengukuran status gizi dewasa. Berat badan memiliki hubungan linier dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal perkembangan berat badan akan searah dengan pertambahan tinggi badan dengan kecepatan tertentu(Suhardjo, 1996: 31).
Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagai pertimbangan antara lain:
a. Parameter yang baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena perubahan-perubahan konsumsi makan dan kesehatan.
b. Memberikan gambaran status gizi sekarang dan kalau dilakukan secara periodik memberikan gambaran yang baik tentang pertumbuhan.
c. Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas di Indonesia sehingga tidak merupakan hal baru yang memerlukan penjelasan secara meluas.
d. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan pengukur.
14
2. Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan parameter bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang. Jika umur tidak diketahui dengan tepat. Disamping itu tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting karena dengan menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan, faktor umur dapat disampingkan. Pengukuran tinggi badan dapat dilakukan dengan alat pengukur tinggi mikrotoa (mikrotoice) yang menggunakan ketelitian 0,1 cm.
Cara Mengukur tinggi badan:
1) Tempelkan dengan paku mikrotoa tersebut pada dinding yang lurus datar setinggi tepat 2 meter. Angka nol pada lantai yang datar rata.
2) Lepaskan sepatu atau sandal. Responden harus berdiri tegak seperti sikap siap sempurna dalam baris berbaris, kaki lurus, tumit, pantat, punggung, dan kepala bagian belakang harus menempel pada dinding dan muka menghadap lurus ke depan.
Berdasarkan sifat-sifat tersebut, indeks BB/TB2 mempunyai beberapa keuntungan, yaitu:
1. Tidak memerlukan data umur.
2. Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal dan kurus).
Selain mempunyai keuntungan, indeks BB/TB2 juga mempunyai kekurangan, yaitu :
1. Tidak dapat menunjukkan, berapa umur responden. 2. Membutuhkan dua alat ukur.
2.1.1.3 Klasifikasi Gizi
Menurut Supariasa, dkk (2002:83), pengukuran status gizi pada orang dewasa dapat dilakukan dengan menggunakan indeks antropometri. Adapun cara mencari ambang batas untuk menentukan status gizi seseorang digunakan klasifikasi status gizi berdasarkan indeks masa tubuh.
IMT = Berat Badan kg
Tinggi badan m Tinggi badan m
(Supariasa, dkk. 2002:60)
Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/ WHO, yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan pengalaman klinis dan hasil penelitian di beberapa negara berkembang.
Menurut kategori ambang batas IMT untuk Indonesia (Sumber: Depkes,1994) dalam (Supariasa,dkk, 2002:61) status gizi diklasifikasikan atas kategori kurus, normal dan gemuk.
1. Kategori kurus
Kategori kurus meliputi kurus tingkat berat dengan pencapaian IMT <17,0 dan kurus tingkat ringan dengan pencapaian IMT antara 17,0-18,4. Seseorang yang mempunyai berat badan kurang dan berat badan berlebihan dari berat badan ideal akan menghambat fungsi jaringan tubuh sehingga terjadi penurunan fungsi organ tubuh serta penampilan cenderung kurang baik dan kurang menarik.
2. Kategori normal
16
mempunyai daya kerja dan efisiensi yang sebaik–baiknya serta daya tahan yang setinggi tingginya (Sediaoetama, 2000:25).
3. Kategori gemuk
Kategori gemuk meliputi tingkat ringan dengan pencapaian IMT antara 25,1-27,0 dan gemuk tingkat berat dengan pencapaian IMT >27,0 (Supariasa, dkk 2002:61). Menurut Tjokroprawiro, dkk (1998), IMT > 27,0 masuk dalam kategori obesitas yang dibagi menjadi empat kategori, yaitu : (1) Obesitas ringan dengan pencapaian IMT antara 27,0-30,0 (2) Obesitas sedang dengan pencapaian IMT antara 30,1-35,0 (3) Obesitas berat dengan pencapaian IMT 35,1-40,0 (4) Obesitas morbid dengan pencapaian IMT > 40,1. Pada orang obes tempat penimbunan cadangan zat gizi yang masih tersisa disimpan di tempat lain yang tidak biasa. Terjadi penimbunan lemak disekitar organ-organ dalam vital seperti, jantung, ginjal, dan hati. Sehingga menghambat fungsi organ-organ penting tubuh (Sediaoetomo, 2000:26).
2.1.1.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi
pendapatan, dan besar keluarga. Pada penelitian ini yang diteliti adalah keadaan status gizi (X1), faktor tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, besar keluarga yang menjadi beberapa indikator dari variabel bebas yaitu tingkat sosial ekonomi orangtua (X2). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Faktor-faktor eksternal
[image:30.612.142.506.234.566.2]Faktor-faktor internal
Gambar 2.1. Model Suplai, Permintaan dan Kebutuhan Pangan (Sumber : Suhardjo,
1996:39). SUPLAI ‐ Tingkat
pendapatan ‐ Impor-ekspor ‐ Dinamika industri ‐ Kemampuan
pengolahan ‐ Fasilitas
penyimpanan ‐ Cara pengawetan
PERMINTAAN
-Kebiasaan makan -Status sosial -Tingkat
Pendidikan
-Tingkat pendapatan
-Besar keluarga
KONSUMSI PANGAN
STATUS GIZI
18
2.1.2 Tingkat Sosial Ekonomi
2.1.2.1 Pengertian Tingkat Sosial Ekonomi
Setiap keluarga atau masyarakat memiliki sesuatu yang dapat dihargai, sesuatu yang dapat dihargai ini bisa berupa benda yang berwujud, misalnya tanah, bangunan, mobil dan sebagainya. Menurut Soekanto (1991:252) sesuatu yang dapat dihargai inilah yanng dapat menimbulkan adanya stratifikasi sosial atau perbedaan masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat, perwujutan tingkat sosial ekonomi digolongkan kedalam golongan tinggi, sedang, rendah, atau golongan atas, menengah, dan kebawah. Dengan adanya tingkat sosial ekonomi yang berbeda atau beragam memungkinkan dapat mempengaruhi konsumsi pangan di keluarga.
2.1.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat sosial ekonomi
Menurut Abdulsyani (2007:90) faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya keadaan sosial ekonomi seseorang yaitu jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, tipe rumah tinggal, jenis kegiatan rekreasi, jabatan dalam organisasi dan sebagainya. Dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti faktor pendapatan, tingkat pendidikan, dan tipe rumah tinggal.
1) Pendapatan
penghasilan atau imbalan yang diterima seorang karyawan atau pekerja sehubungan dengan pekerjaan yang telah dihasilkan.
Data dalam SUSENAS 2008 ada 3 batasan tingkat pendapatan (BPS Jawa Tengah,2008) yaitu:
(a) Pendapatan rendah : kurang dari Rp 725.000,-
(b) Pendapatan sedang : Rp 725.000,- sampai Rp 1.400.000,- (c) Pendapatan tinggi : lebih dari Rp 1.400.000,-
Pendapatan yang dimiliki oleh seseorang akan mempengaruhi besar kecilnya pengeluaran atau tingkat kebutuhan konsumsi seseorang.
2) Tingkat pendidikan
Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1, pada dasarnya jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. jenjang pendidikan sekolah pada dasarnya terdiri dari pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. 3) Jenis rumah tinggal
Tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan primer manusia selain kebutuhan sandang dan pangan. Dalam kehidupan bermasyarakat, tempat tinggal merupakan kebutuhan dasar sebagai bagian dari kualitas kehidupan dan kesejahteraan manusia, (BPS, 2008:1).
20
a) Milik sendiri
Adalah jika tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan betul-betul sudah milik kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga. Rumah yang dibeli secara angsuran melalui kredit bank atau rumah dengan status sewa beli dianggap rumah milik sendiri.
b) Kontrak
Kontrak adalah jika tempat tinggal tersebut disewa oleh kepala rumah tangga atau anggota rumah tangga dalam jangkau waktu tertentu berdasarkan perjanjian kontrak antara pemilik dan pemakai. Pada masa akhir perjanjian pihak pengontrak harus meninggalkan tempat tinggal yang didiami dan bila kedua belah pihak setuju dapat diperpanjang kembali dengan mengadakan perjanjian kontrak baru.
c) Sewa
Sewa adalah jika tempat tinggal disewa oleh kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga dengan pembayaran sewanya secara teratur terus menerus tanpa batasan waktu tertentu.
d) Bebas sewa
e) Dinas
Jika tempat tinggal tersebut dimiliki dan disediakan oleh suatu instansi tempat kerja salah satu anggota rumah tangga baik dengan membayar sewa maupun tidak, maka disebut rumah dinas.
f) Milik orang tua/sanak/saudara
Rumah milik orangtua/sanak/saudara adalah jika tempat tinggal tersebut bukan milik sendiri melainkan milik orang tua atau sanak saudara dan tidak mengeluarkan suatu pembayaran apapun untuk mendiami tempat tinggal tersebut.
2.1.3 Hasil Belajar
2.1.3.1 Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh setelah siswa tersebut mengalami proses belajar yang dibuktikan dengan perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dan dapat ditunjukkan melalui nilai atau angka. (Tu’u, 2004: 76). Hasil belajar merupakan hasil yang dijadikan tolak ukur sejauh mana keberhasilan seseorang siswa dalam belajarnya (Darsono, 1997:87).
22
2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Slameto (2003:54) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern, dan factor ekstern.
1. Faktor Intern, adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar yaitu antara lain :
1.1 Faktor Jasmaniah, misalnya : kesehatan, cacat tubuh.
1.2 Faktor Psikologis, misalnya : intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.
2. Faktor Ektern, adalah faktor yang ada di luar individu, yaitu antara lain:
2.1Faktor Keluarga: cara orangtua mendidik, hubungan antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orangtua, latar belakang kebudayaan.
2.2Faktor Sekolah : metode mengajar, kurikulum, relasi antar anggota sekolah, disiplin sekolah, alat pelajaran, dan sebaginya.
2.3Faktor masyarakat : kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. Hasil belajar dapat diartikan sebagai kualitas sumber daya manusia.
Tingkat sosial ekonomi berpengaruh pada pola hidup seseorang yang dapat menyebabkan seseorang mempunyai status gizi yang berbeda. Pemilihan dan konsumsi bahan makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau optimal terjadi apabila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Status gizi kurang terjadi apabila tubuh mengalami kekurangan salah satu atau lebih zat gizi esensial. Sedangkan menurut Almatsier (2003) status gizi lebih terjadi apabila tubuh memperoleh zat gizi dalam jumlah yang berlebihan sehingga menimbulkan efek yang membahayakan. Penelitian di kota Bengkulu pada tahun 2007 di SMAN Bengkulu Tahun 2004 menunjukkan asupan gizi remaja kurang dari 80 % AKG yang dianjurkan. Hal ini disebabkan karena pola makan yang tidak baik dan pengetahuan gizi pada remaja yang kurang sehingga menyebabkan keadaan gizi yang tidak baik.
24
Gambar 2.2. Perubahan masalah gizi di Indonesia dan faktor penyebabnya (Soekirman, 1993).
2.1.4 Kerangka Berfikir
Fenomena yang terjadi di PPDAW hampir seluruh penghuninya adalah mahasiswa UNNES yang mempunyai aktivitas padat, konsumsi pangan sederhana serta gaya hidup para santri tidak serba mewah akan tetapi tetap mampu berprestasi di bangku perkuliahan. Berdasarkan teori yang ada, bahwa status gizi baik tercermin dari kesehatan seseorang yang baik. Kesehatan merupakan faktor penting di dalam belajar. Pelajar yang badannya tidak sehat tentu tidak dapat belajar dengan baik karena konsentrasinya akan mudah terganggu dan pelajaran akan sukar masuk kepikiran. Begitu juga seseorang dengan gizi buruk akan membawa beberapa dampak yaitu turunnya fungsi otak yang berpengaruh terhadap kemampuan belajar (Moehji, 2003:69). Untuk mengetahui status gizi
II. Tingkat sosial ekonomi
Perubahan gaya hidup
III. Tingkat kemajuan IPTEK Tingkat kematian dan
kelahiran I. Perubahan piramida
penduduk Industri globalisasi Perubahan pola konsumsi
Proporsi usia sekolah dan
angkatan kerja Urbanisasi Pencemaran lingkungan Kesehatan lingkungan Kantong
kemiskinan Penyakit degeneratif
Penyakit infeksi
Kualitas SDM
Gizi
lebih
seseorang yang sudah dewasa digunakan teknik pengukuran antropometri dengan indikator IMT.
Pada dasarnya tiap-tiap orang atau keluarga memiliki tingkat status sosial ekonomi yang berbeda. Dengan adanya tingkat sosial ekonomi yang berbeda atau beragam kemungkinan dapat mempengaruhi konsumsi pangan dan tingkat pendidikan di keluarga tersebut. Konsumsi pangan yang baik dapat menciptakan status gizi yang baik sehingga dengan status gizi baik dapat memungkinkan prestasi belajar yang baik pula. Pada penelitian ini tingkat sosial ekonomi orangtua responden diukur dari pendapatan, tingkat pendidikan, tipe rumah tinggal, dan kepemilikan fasilitas. Sedangkan untuk pengklasifikasian status gizi menggunakan antropometri karena dipandang lebih mudah dan efektif. Penilaian antropometri dihitung berdasarkan TB/BB2.
Dari fenomena dan teori di atas mendorong peneliti ingin mencari tahu ada atau tidak hubungan status gizi dan tingkat sosial ekonomi orangtua dengan hasil belajar mahasiswa UNNES di Ponpes Durrotu Aswaja (PPDAW) Banaran Gunungpati tahun 2011.
2.1.5 Hipotesis
26
1) Hipotesis Kerja (Ha)
1. Ada hubungan yang signifikan status gizi dengan hasil belajar mahasiswa UNNES di Ponpes Durrotu Aswaja Banaran Gunungpati Semarang tahun 2011.
2. Ada hubungan yang signifikan tingkat sosial ekonomi orang tua dengan hasil belajar mahasiswa UNNES di Ponpes Durrotu Aswaja Banaran Gunungpati Semarang tahun 2011.
3. Ada hubungan yang signifikan status gizi dan tingkat sosial ekonomi orang tua dengan hasil belajar mahasiswa UNNES di Ponpes Durrotu Aswaja Banaran Gunungpati Semarang tahun 2011.
2) Hipotesis Nol (Ho)
1. Tidak ada hubungan yang signifikan status gizi dengan hasil belajar mahasiswa UNNES di Ponpes Durrotu Aswaja Banaran Gunungpati Semarang tahun 2011.
2. Tidak ada hubungan yang signifikan tingkat sosial ekonomi orang tua dengan hasil belajar mahasiswa UNNES di Ponpes Durrotu Aswaja Banaran Gunungpati Semarang tahun 2011.
3. Tidak ada hubungan yang signifikan status gizi dan tingkat sosial ekonomi orang tua dengan hasil belajar mahasiswa UNNES di Ponpes Durrotu Aswaja Banaran Gunungpati Semarang tahun 2011.
Pada bab ini berisi tentang metode penentuan objek penelitian yang meliputi populasi penelitian, sampel penelitian, variabel penelitian, waktu dan tempat penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian dan teknik analisis data.
3.1 Penentuan Objek Penelitian 3.1.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi juga merupakan wilayah generasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005:55). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UNNES yang berada di semester ≥ 4 yang tinggal di Ponpes Durrotu Aswaja Banaran Gunungpati Semarang. Berdasarkan data kesantrian Ponpes tahun 2011 yaitu berjumlah 114 orang.
3.1.2 Sampel
28
sampel secara acak (random sampling) tanpa memperhatikan strata yang ada dalam posisi itu.
3.1.3 Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Arikunto yang menyatakan bahwa jika populasi kurang dari 100, lebih baik diambil semua. Selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% lebih. Sampel pada penelitian ini mengambil 35 % dari jumlah populasi yaitu sebanyak 40 orang yang diambil secara acak.
3.1.4 Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian atau yang menjadi perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006:96). Variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.1.4.1 Variabel Bebas (Independent)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah status gizi mahasiswa (X1) dengan indikator Indeks Masa Tubuh (IMT) dan tingkat sosial ekonomi orangtua (X2), yang diperoleh dari data angket.
3.1.4.2 Variabel terikat (Dependent)
Gambar 3.1. Kerangka Teori Variabel Penelitian
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2011. Tempat penelitian di Ponpes Durrotu Aswaja Banaran Gunungpati.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, metode angket/ kuesioner, dan metode pengukuran antropometri.
3.3.1 Metode Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dokumen daftar santri untuk memperoleh data tentang identitas seluruh santri serta Kartu Hasil Studi (KHS) mahasiswa.
3.3.2 Metode Kuesioner/ Angket
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden (Arikunto, 2006: 151). Dalam penelitian ini, metode kuesioner digunakan untuk mendapatkan data tentang tingkat sosial
Tingkat Sosial Ekonomi Orangtua (X2)
Status Gizi (X1)
30
[image:43.612.133.521.182.506.2]ekonomi orangtua. Dalam penggunaan metode ini, responden diminta memberikan pilihan yang sesuai dengan keadaan yang sebenar-benarnya.
Tabel 3.1. Kisi- kisi Instrumen Angket
3.3.3 Metode Pengukuran Antropometri
Metode ini digunakan untuk mengukur status gizi mahasiswa dengan cara penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan. Setelah data terkumpul kemudian dihitung menggunakan rumus IMT.
IMT Berat Badan kg
Tinggi Badan m TinggiBadan m
(Supariasa, 2002:97) Variable
peneliti an
Indikator Sub indicator No. Soal Jumlah So al Tingkat sosial ekonom i orangtu a 1. Tingkat pendidikan 2. Tingkat pendapatan
3. Jenis tempat
tinggal
4. Unsur kekayaan
(Kepemilikan fasilitas) a. Pendidikan keluaraga a. Pemasukan a.1. Pendapatan Ayah
a.2. Pendapatan Ibu b. Beban keluarga
a. Status rumah
b. Kondisi fisik
bangunan
a. Alat transportasi
keluarga
b. Alat elektronik
1,2 3,4,5,6 7,8 9 10,11,12 13,14,15 16,17,18,19 2 4 2 1 3 3 4
3.4 Uji Coba Instrumen
Indikator yang baik harus memenuhi dua persyaratan, yaitu valid dan reliabel. Untuk itu perlu diadakan uji validitas dan reliabilitas instrumen. Uji coba instrumen dilakukan pada populasi yang sama dan tidak menjadi responden penelitian yaitu mahasiswa UNNES yang berada di semester ≥ 4 di Ponpes Durrotu Aswaja tahun 2011 sejumlah 40 orang.
3.4.1 Validitas instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid dan sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid memiliki validitas yang rendah (Arikunto, 2002:144). Instrumen dalam penelitian ini berupa angket. hasil uji coba instrumen terhadap 40 responden, dengan taraf kepercayaan 95% atau taraf signifikan 5% jika r hitung lebih besar dari r tabel (r hitung>0,312), maka data dapat dikatakan valid (Tritton, 2006:248). Dalam uji coba instrumen dengan soal sebanyak 20 soal, 19 soal dapat dikatakan valid dan 1 instrumen tidak valid karena <0,312, butir soal yang tidak valid yaitu pada soal no 19. Pada butir soal yang tidak valid tidak digunakan dalam pengambilan data, dapat dilihat pada lampiran 3.
Validitas yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah validitas butir. Uji validitas menggunakan rumus korelasi product moment yaitu:
(
)( )
(
)
{
∑
−∑
∑
}
∑
−{
∑
∑
−(
∑
)
}
− =
2 2
2
2 X N Y Y
X N
Y X XY
N
32
Keterangan:
r
xy = koefisien korelasi antara variable X dan variable Y=
N Jumlah subyek =
X Skor tiap item
=
Y Skor total
Apabila harga rxy > rtabel maka soal dikatakan valid.
3.4.2 Reliabilitas Instrumen
Untuk mengetahui reliabel tidaknya suatu angket terlebih dahulu diuji cobakan. Teknik untuk menguji relibel atau tidaknya suatu alat ukur yaitu dengan teknik ulangan yaitu dengan cara memberikan angket yang sama, sebanyak dua kali kepada subjek pada waktu yang berbeda. Reliabilitas ini digunakan untuk mengujicobakan angket dari data variabel tingkat sosial ekonomi orangtua (X2).
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dan dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen sudah baik (Arikunto, 2002 :87).
Untuk mencari koefisien reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha (Arikunto, 2006:196), yaitu sebagai berikut:
r11
= (
) (1-
∑
)
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
∑
= jumlah varians butirt
= varians totalSetelah terkumpul, maka tahap selanjutnya adalah membuat rancangan analisis data. Dari hasil uji reliabilitas tentang tingkat sosial ekonomi orangtua, r hitung 0,564 sedangkan r tabel 0,312, sehingga instrumen dapat dinyatakan reliabel karena r hitung > r tabel, lihat pada lampiran 4.
3.5 Metode Analisis Data
3.5.1 Analisis Deskriptif Persentase 3.5.1.1 Status Gizi
Setelah diketahui Indeks Massa Tubuh, langkah selanjutnya adalah
dikonsultasikan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO. Untuk kepentingan
Indonesia, berat batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan pengalaman klinis
dan hasil penelitian Negara berkembang. Berikut ini katagori amabang batas IMT.
Tabel 3.2. Kategori IMT menurut FAO/ WHO
Katagori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,5
Normal > 18,5 – 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan > 25,0 – 27,0
[image:46.612.131.506.234.648.2]34
3.5.1.2. Tingkat Sosial Ekonomi
Analisis diskriptif persentase yaitu analisis yang bertujuan untuk menggambarkan suatu keadaan atau fenomena. Analisis diskriptif persentase dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui gambaran tentang keadaan tingkat sosial ekonomi orang tua mahasiswa UNNES di Ponpes Durrotu Aswaja Banaran Gunungpati Semarang tahun 2011. Skor nilai untuk mendapatkan persentase sebagai berikut :
Rumus : % = X 100%
Keterangan :
% = Persentase skor data yang diperoleh n = Jumlah skor yang diperoleh
N = Jumlah skor ideal (Skor maksimum tiap butir X Jumlah responden) (Ali, 1993:164).
Jumlah skor pada jawaban responden diperoleh dengan memberi skor pada jawaban yang diberikan responden adalah jawaban yang mempunyai faktor sangat tinggi = 4, tinggi= 3, sedang= 2, dan rendah= 1. Hasil perhitungan tersebut dikonsultasikan dengan tabel deskriptif persentase yang dikelompokkan dalam 4 kategori.
Menentukan interval nilai sebagai dasar mengklasifikasikan hasil perhitungan dengan cara :
1. Menentukan skor tertinggi dan skor terendah
- Skor tertinggi =
X 100%
- Skor terendah =
X 100%
= X 100% = 25%
2. Menentukan rentang skor = skor tertinggi – skor terendah = 100% - 25% = 75%
3. Menentukan interval nilai =
= = 18,75%
Sehingga didapat :
[image:48.612.133.476.214.550.2]persentase maksimal = 100% Persentase minimal = 25% Rentang persentase = 75% Interval persentase = 18,75%
Tabel 3.3. Kategori Deskriptif Persentase
Interval % Keadaan sosial ekonomi orangtua Kategori .00 – 43.75 endah
.76 – 62.50 dang .51 – 81.25 nggi
36
3.5.2 Uji Prasyarat Hipotesa 3.5.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak, rumus yang digunakan untuk uji normalitas adalah Uji Chi Kuadrat (X2) yaitu:
Keterangan: X 2 : Chi Kuadrat Oi : Frekuensi Observasi Ei : Frekuensi Yang diharapkan K : Banyaknya kelas interval
Data berdistribusi normal jika X 2 hitung < X2 tabel dengan taraf kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan (dk) = k-1 (Sudjana, 2002:273). 3.5.2.2Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui data yang diperoleh homogen atau tidak, yang digunakan untuk menentukan homogenitas menggunakan Uji Chi-Square.
Rumus yang digunakan :
Dengan
(
)
{
−∑
(
−)
}
= 2
2
log 1 10
ln B ni si
χ
(
)
(
)
(
∑
−∑
−)
= 1 2/ 1
2
i i
i s n
n s
(
)
∑
(
−)
= logs2 n 1
Kriteria:
Kriteria pengujiannya adalah H0 ditolak jika
3.5.3 Uji Hipotesa 3.5.3.1 Analisa Korelasi
Analisa korelasi digunakan untuk mencari hubungan antara variable X1
(status gizi) dengan variable Y (hasil belajar), hubungan antara variable X2
(tingkat status sosial ekonomi oarangtua) dengan variable Y (hasil belajar) serta
hubungan antara X1 (status gizi ) dan X2 (tingkat status sosial ekonomi orangtua)
dengan Y (hasil belajar) rumus yang digunakan adalah :
a) Analisis korelasi product moment
(
)( )
(
)
{
∑
−∑
∑
}
∑
−{
∑
∑
−(
∑
)
}
− =
2 2
2 2
Y Y
N X
X N
Y X XY
N
rxy
Keterangan :
rxy = koefien korelasi antara variable X dan Y
N = jumlah subyek
X = Skor tiap item
Y = skor total
(21 )( 1) 2
− −
≤
χ
α k38
b) Korelasi ganda
12 2 12 2 1 2 2 1 2 ) 2 , 1 ( 1 ) )( )( ( 2 r r r r r r
Ry y y y y y
− − +
=
(Hadi, 2004:45)
Keterangan :
Ry(1,2) = Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama – sama
dengan variabel Y
ry1 = Korelasi Product Moment antara X1 dengan Y
ry2 = Korelasi Product Moment antara X2 dengan Y
r12 = Korelasi Product Moment antara X1 dengan X2
Sebelum menguraikan hasil penelitian dan pembahasan, terlebih dahulu diuraikan tentang gambaran umum wilayah penelitian dan karakteristik mahasiswa sebagai responden yang diperlukan untuk digunakan dalam pembahasan penelitian.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian
Ponpes Durrotu Aswaja (PPDAW) merupakan pondok pesantren yang ada di kawasan kampus UNNES, tepatnya di Desa Banaran Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati Kodia Semarang. PPDAW didirikan pada tahun 1990 atas ide, pemikiran, prakasa, dan asuhan dari Abah Kiai Masrokhan yang didukung oleh masyarakat sekitar dibawah naungan Yayasan Durrotu Ahlisunnah Waljama’ah.
40
Salah satu kegiatan rutin yang diselenggarakan ponpes untuk mewujudkannya yaitu dengan mengadakan pelayanan makan minum oleh santri, dari santri, dan untuk santri, sehingga kegiatan santri dapat terfokus pada pembelajaran di ponpes. Pada pelayanan tersebut santri mendapat hak dua kali makan, yakni pagi dan sore dengan menu yang sudah disediakan.
PPDAW didirikan di atas tanah seluas ± 1000 m2 dengan jumlah santri putri 100 dan santri putra 80. Fasilitas yang dimiliki meliputi 4 aula, 24 kamar tidur, 16 kamar mandi, area parkir, tempat memasak, tempat wudhu, tempat menjemur pakaian, dan 2 koperasi aswaja yang menyediakan kebutuhan sehari-sehari para santri.
4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.2.1 Status Gizi Responden
[image:53.612.131.513.242.680.2]Status gizi responden dalam penelitian ini menggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT). Adapun sebaran status gizi responden dalam penelitian ini secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Status Gizi Responden
No Status Gizi
Jumlah
N % Rata-rata IMT
1 Kurus Tingkat Berat 3 7,5 16,6
2 Kurus Tingkat Ringan 6 15,0 17,7
3 Normal 29 72,5 20,7
4 Gemuk Tingkat Ringan 1 2,5 25,7
5 Gemuk Tingkat Berat 1 2,5 34,7
D n m d d d 4 p r o s Tabel Durrotu As normal. Pad masing hany dari status g dari status g dari status g
Gamba
4.1.2.2 Ting Deskri persentase d rumah ting orangtua m sebagai berik persen tase res pon den
4.1 di atas swaja, Bana da kategori s ya 2,5 % saj
izi gemuk. S gizi gemuk d izi gemuk. U
ar 4.1. Diagra
gkat Sosial E ipsi data has dari data ang
gal, dan k mahasiswa U
kut. 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% kur s menunjukk aran Gunung tatus gizi ge ja. Sedangka Sedangkan p dan untuk sta Untuk lebih j
am Distribusi
Ekonomi Or sil penelitian ket dengan i kepemilikan UNNES di P
7.50% rus tingkat ringan k kan bahwa gpati Tahun emuk tingka
an untuk kat pada status g
atus gizi kur jelasnya dap
i Responden M
rangtua n variabel in indikator tin
fasilitas. K Ponpes Dur 15% kurus tingkat berat Ind status gizi n 2011 rata at berat dan t tegori norm gizi kurus tin rus tingkat b pat dilihat pa
Menurut Inde ni mengguna ngkat pendid Kategori tin rrotu Aswaj 72.50% normal
deks Masa Tubu
mahasiswa a-rata dalam tingkat ringa al hampir 30 ngkat ringan
berat hanya ada gambar 4
eks Masa Tub
akan analisa ikan, pendap ngkat sosial ja tahun 20
2.50% gemuk tingka ringan uh di Ponpes m kategori an masing-0 kali lipat
6 kali lipat 3 kali lipat 4.1 buh a deskriptif patan, jenis l ekonomi 011 adalah 2.50%
at gemuk ting berat
[image:54.612.149.537.261.549.2]42
Tabel 4.2. Kategori Tingkat Sosial Ekonomi Orangtua
Kategori Tingkat Sosial Ekonomi Orangtua
Jumlah
N % Rata-rata %
skor Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah 0 16 24 0 0,0 40,0 60,0 0,0 0 67,9 55,4 0
Jumlah 40 100,
0
60,4 (sedang)
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar orangtua mempunyai kelas ekonomi sedang, sedangkan untuk kategori tinggi sebesar 40% dan untuk kategori sedang 20% lebih banyak dari kategori tinggi. Sedangkan pada kategori sangat tinggi dan rendah tidak ada responden yang menempati posisi tersebut, dengan demikian dapat dikatakan bahwa rata-rata tingkat sosial ekonomi orangtua mahasiswa UNNES di PPDAW tahun 2011 adalah tingkat sosial ekonomi sedang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.2
Gambar 4.2. Diagram Distribusi Responden Menurut Keadaan Tingkat Sosial 0 16 24 0 0 5 10 15 20 25 30
sangat tinggi tinggi sedang rendah
jum
la
h
respo
nden
4.1.2.3 Hasil Belajar
[image:56.612.133.506.235.516.2]IPK responden penelitian berkisar antara 2,50 sampai dengan 3,67 dengan rerata IPK 3,15. Dengan rata-rata hasil belajar sangat memuaskan, dapat dikatakan bahwa mahasiswa UNNES di Ponpes Durrotu Aswaja mempunyai hasil belajar yang sangat baik. Distribusi frekuensi dan presentase hasil belajar responden berdasarkan masing-masing kategori dapat dipaparkan sebagaimana tabel 4.3.
Tabel 4.3. Hasil Belajar Mahasiswa Rentang
IPK
Kategori N %
Rata-rata IPK 2,01 - 2,75
2,76 - 3,50 3,51 - 4,00
Memuaskan Sangat
memuaskan Dengan pujian
4 34
2
10,0 85,0 5,0
2,64 3,16 3,63
Jumlah 40 100,0 3,15
4 H o s 4 d p 4 d Gamba
4.1.3. Hubu Hasil Belaja Untuk orangtua de sebagai berik 4.1.3.1 Uji P Uji pr digunakan u penelitian in 4.1.3.1.1 Uji Agar data-data y
Juml
ah Pe
rs
entas
e
ar 4.3. Diagra
ungan Statu ar Mahasisw k mengetahu engan hasil kut: Pra Syarat ra syarat d untuk meng ni mengguna i Normalita kesimpulan yang dipero 10 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 2,0 am Distribusi
us Gizi dan wa
i adakah hub belajar dilak
digunakan u guji hipotesi akan uji norm as
yang diamb leh harus 0.00%
00-2,75
i Responden M
Tingkat So
bungan statu kukan beber
untuk menen s yang akan malitas, uji h
bil tidak m berdistribus 85% 2,76-3,50 IPK Menurut Inde osial Ekono
us gizi dan t rapa penguji ntukan jeni n diajukan. homogenitas. enyimpang si normal. 5.0 3,51 K
eks Prestasi K
mi Orangtu
tingkat sosia ian diantaran
pengujian terhadap normal tidaknya data yang akan dianalisis. Adapun uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji kolmogorov smirnov, dimana jika harga probabilitasnya lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal.
Dari hasil pengujian dengan menggunakan uji kolmgorov smirnov diperoleh nilai sig. dari status gizi, tingkat sosial ekonomi, dan hasil belajar berturut-turut adalah 0,221 ; 0,247 ; 0,580. Nilai sig. lebih besar dari 0,05 maka semua variabel penelitian dikatakan normal. Untuk perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 6. 4.1.3.1.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji apakah setiap variabel mempunyai varians yang sama (homogen) atau tidak. Pada uji homogenitas ini menggunakan nilai signifikan pada uji chi-square, sehingga didapatkan hasil perhitungan nilai sig. X1, X2, dan Y sebesar 1.00, 0.345, dan 1.00. Karena nilai sig. > 5% maka semua data dikatakan homogen. Untuk perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 6.
4.1.3.2 Uji Hipotesa dengan Analisis Korelasi
Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut dengan menggunakan korelasi sederhana dan korelasi ganda.
4.1.3.2.1 Analisis Korelasi Sederhana
4.1.3.2.1.1 Hubungan Status Gizi dengan Hasil Belajar
46
memuaskan, sedangkan pada status gizi gemuk, IPK responden adalah 1 sangat memuaskan dan 1 dengan pujian. Hasil analisis status gizi dengan hasil belajar diketahui bahwa Sig. (2-tailed) sebesar 0,347 yang lebih besar daripada level of significant 5% dan diketahui pula nilai r sebesar 0,153 atau 15,3%. Berdasarkan nilai signifikan dapat diketahui bahwa hipotesis yang diajukan tidak terima, yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan hasil belajar, sedangkan dari nilai r diketahui bahwa tidak ada hubungan antara status gizi dengan hasil belajar. Untuk perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 8.
4.1.3.2.1.2 Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Orangtua dengan Hasil Belajar
4.1.3.2.2 Analisis Korelasi Ganda (Hubungan Status Gizi dan Tingkat Sosial Ekonomi Orangtua dengan Hasil Belajar)
Berdasarkan hasil analisis antara status gizi dan tingkat sosial ekonomi orangtua dengan hasil belajar diketahui bahwa Sig. (2-tailed) sebesar 0,636yang lebih besar daripada level of significant 5% dan diketahui nilai r sebesar 0,155 atau 15,5 %. Berdasarkan nilai signifikan dapat diketahui bahwa hipotesis yang diajukan tidak terima, yaitu tidak ada hubungan antara status gizi dan tingkat sosial ekonomi orangtua dengan hasil belajar, sedangkan dari nilai r diketahui bahwa tidak ada hubungan antara status gizi dan tingkat sosial ekonomi orangtua dengan hasil belajar.Untuk perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 8.
4.2 Pembahasan
48
yang stabil atau tidak mudah dipengaruhi oleh faktor konsumsi pangan saja. Menurut Suhardjo (1996), status gizi dipengaruhi langsung oleh konsumsi pangan, dan kebutuhan. Pada faktor kebutuhan terdapat banyak indikator, antara lain mutu pangan, umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, aktivitas, keadaan fisiologi, dan keadaan tubuh sehingga pada penelitian ini dimungkinkan status gizi responden yang masih tidak normal dipengaruhi oleh faktor kebutuhan, misalnya mutu pangan yang kurang baik, aktivitas yang terlalu padat, keadaan fisiologi yang tidak baik, dan sebagainya. Namun demikian hal tersebut tidak mempengaruhi hasil belajar mereka yaitu ditunjukkan dengan hasil belajar yang baik.
Hasil penelitian tentang tingkat sosial ekonomi orangtua menunjukkan bahwa 60% tingkat sosial ekonomi orangtua termasuk dalam kategori tingkat sosial ekonomi sedang. Sebagai salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar seorang anak, sosial ekonomi orangtua menjadi pendukung untuk tercukupinya sarana dan prasarana anak untuk bersekolah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dhaniq (2010) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar anak mengatakan bahwa jika orang tua siswa memiliki latar belakang sosial ekonomi yang cukup maka akan terpenuhi segala kebutuhan, tetapi sebaliknya jika tidak maka hanya sebagian saja yang mampu dipenuhi oleh orang tua.
dilihat bahwa responden dengan hasil belajar yang baik sebagian besar mempunyai status gizi yang baik pula, karena menurut Supariasa (2002) mengatakan bahwa apabila seseorang Kekurangan zat gizi akan mengurangi kemampuan dalam konsentrasi belajar, meningkatkan angka kesakitan dan menurunnya produktifitas. Jadi status gizi mempunyai peranan dalam keberhasilan belajar mereka.
Sementara itu, hasil pengujian hipotesis untuk menguji hubungan antara status gizi dengan hasil belajar mahasiswa diperoleh r = 0,153 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan hasil belajar. Hasil ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Azizah (2010) tentang hubungan status gizi dengan hasil belajar yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan hasil belajar. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada penelitian ini status gizi bukan satu-satunya faktor utama yang berhubungan dengan hasil belajar, karena responden yang mempunyai status gizi tidak normalpun tetap mempunyai hasil belajar yang baik.
50
mengatakan bahwa ada hubungan antara tingkat sosial ekonomi orangtua dengan hasil belajar. Hal tersebut dikarenakan faktor yang mempengaruhi akan keberhasilan belajar seseorang adalah berbeda-beda sehingga dimungkinkan hambatan yang terjadi pada responden Muharrom, belum tentu menjadi hambatan pula bagi responden pada penelitian ini untuk tetap berprestasi.
Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan status gizi dan tingkat sosial ekonomi orangtua di Ponpes Durrotu Aswaja Banaran Gunungpati tahun 2011, dapat ditarik simpulan dan saran sebagai berikut :
5.1 SIMPULAN
5.1.1 Status gizi mahasiswa kurus tingkat berat adalah 7,5%, kurus tingkat ringan 15%, normal 72,5%, gemuk tingkat ringan 2,5%, dan gemuk tingkat berat 2,5%. Hasil perhitungan deskriptif tingkat sosial ekonomi orangtua mahasiswa adalah tingkat sosial ekonomi sedang 60%, dan tinggi 40%. Hasil belajar mahasiswa ditunjukkan dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) adalah memuaskan 10%, sangat memuaskan 85%, dan dengan pujian 5%.
5.1.2 Tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan hasil belajar mahasiswa dengan tingkat keeratan hubungannya dalam kategori lemah dengan r sebesar 15,3 %.
5.1.3 Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat sosial ekonomi orangtua dengan hasil belajar mahasiswa dengan tingkat keeratan hubungannya dalam kategori lemah dengan rsebesar 3,1%.
52
1.2 SARAN
1.2.1 Berdasarkan hasil penelitian masih ditemukan responden yang mempunyai status gizi tidak normal, oleh sebab itu ponpes harus berusaha untuk lebih memperhatikan mutu dari makanan yang disediakan yaitu berupa penambahan protein hewani agar mahasiswa mendapatkan status gizi normal, dan untuk selanjutnya dapat dilakukan survey lanjut/ penelitian mengenai konsumsi pangan di Ponpes Durrotu Aswaja.
1.2.2 Untuk mahasiswa dan para peniliti selanjutnya yang tertarik melakukan kajian lebih lanjut guna mengungkap faktor – faktor lain yang berhubungan dengan hasil belajar di Ponpes Durrotu Aswaja dapat meneliti faktor lain seperti motivasi, bakat, minat, kecerdasan, sarana prasarana, kekuatan do’a, dan sebagainya.
Ali, M. 1996. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.
Almatsier, S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Anni, C. 2006. Psikologi Belajar. Semarang : UPT MKK UNNES.
Arif, S. 2011. Identifikasi Status Sosial Ekonomi dan Motivasi Belajar: www.unesa.ac.id/tag/jurnal-status-gizi (diakses tanggal 18 Februari 2012).
Arikunto, S, dkk. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi VI). Jakarta : Bumi Aksara.
Azizah, N. 2010. Hubungan Status Gizi Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah (MSI) 17 Pabean Pekalongan. Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Bahri Djamarah, S dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineke Cipta.
Biro Pusat Statistik. 2001. Pemerataan Pendapatan dan Pola Konsumsi Penduduk Jawa Tengah. Semarang: BPS.
Biro Pusat Statistik. 2008. Profil Tempat Tinggal Jawa Tengah. Semarang: BPS.
Damiarti, S. (2008). Hubungan Pola Makan dan Status Gizi Terhadap Hasil Belajar Remaja Putri di Pondok Pesantren Al-Akhirat Pusat Palu.
54
Darsono. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV. IKIP Semarang Press.
--- . 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineke Cipta.
Hadi, S. 1990. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.
Maftukhah. 2007. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas VIII SMP N 1 Randudongkal Kabupaten Pemalang Tahun 2006/2007 (Skripsi). Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Moehji, S. 2003. Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta : Papas Sinar Sinanti.
Muharrom, M.N.I. 2006. Hubungan Pola Konsumsi Dengan Status Gizi Mahasiswa Di Asrama Putra Kampus C Unair: www.jurnal.dikti.go.id (diakses tanggal 18 Februari 2012).
Poerwadarminta, W.J.S. 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka.
Proverawati, A. dan Erna K.W. 2010. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan & Gizi Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Sadik, K. 2003. Analisis Peubah Ganda (Multivariate Analysis) Untuk Status Gizi Mahasiswa Baru IPB 2003/2004 Berdasarkan Sosio Ekonomi dan Wilayah. http://scribd.com (diakses 8/10/2011).
Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : RINEKE CIPTA.
Soekanto, S. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Bumi Aksara. Sudjana, 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2007. StatistikUntukPenelitian. Bandung : CV Alfabeta. Suhardjo. 1996. Perencanaan Pangan dan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara.
Supariasa, I.D.N, Bakri, B, Fajar, I.2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran.
Tjokroprawiro, A, dkk. 1998. Gizi Lebih-Obesitas dan Penyakit Degeneratif-Aterosklerosis. Makalah Pra Widya Karya Pangan dan Gizi ke VI di Jakarta.
56
LAMPIRAN 1
INSTRUMEN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh status gizi dan tingkat sosial ekonomi orangtua terhadap hasil belajar mahasiswa UNNES di Ponpes Durrotu Aswaja Banaran Gunungpati Tahun 2011. Bersama ini peneliti ingin mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan Tingkat Sosial Ekonomi Orangtua, dan hal-hal lain yang mendukung data dari penelitian ini. Perlu diketahui bahwa data yang kami peroleh dari saudara tidak akan berpengaruh terhadap keluarga saudara.
Peneliti menyadari bahwa responden sebagai mahasiswa yang disibukkan dengan kegiatan sehari-hari, oleh karena itu kami mohon dengan hormat saudara bersedia meluangkan waktu untuk memberikan informasi sejujurnya. Saya tahu bahwa tanpa bantuan saudara maka penelitian ini tidak akan berjalan dengan baik. Informasi yang saudara berikan sangat berharga bagi saya.
Atas kesediaan dan informasi yang diberikan saya sampaikan terimakasih.
Semarang, ...
Ttd
DI PONPES DURROTU ASWAJA BANARAN GUNUNGPATI TAHUN 2011
I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Tanggal Penelitian : ... 2. Nama Responden : ... 3. TTL : ... 4. Alamat Rumah : ...
II. STATUS SOSIAL EKONOMI ORANGTUA
1. Pendidikan terakhir ayah anda….. a. Perguruan Tinggi
b. SMA/Sederajat c. SMP/MTS d. SD/MI
2. Pendidikan terakhir ibu….. a. Perguruan Tinggi b. SMA/Sederajat c. SMP/MTS d. SD/MI
3. Berapakah pendapatan pokok Ayah anda setiap bulan…. a. Di atas Rp 1.400.000,-
b. Antara > Rp 750.000,- sampai Rp 1.400.000,- c. Antar > Rp 500.000,- sampai Rp 750.000,- d. Kurang dari Rp 500.000,-
4. Berapakah pendapatan sampingan Ayah anda setiap bulan…… a. Diatas Rp 1.400.000,-
b. Antara > Rp 750.000,- sampe RP 1.400.00,- c. Antara > Rp 500.000,- sampai Rp 750.00,- d. Kurang dari Rp 500.000,-
5. Berapakah pendapatan pokok Ibu anda setiap bulan…… a. Diatas Rp 1.400.000,-
b. Antara > Rp 750.000,- sampe RP 1.400.00,- c. Antara > Rp 500.000,- sampai Rp 750.00,- d. Kurang dari Rp 500.000,-
6. Berapakah pendapatan sampingan Ibu anda setiap bulan…… a. Diatas Rp 1.400.000,-
b. Antara > Rp 750.000,- sampe RP 1.400.00,- c. Antara > Rp 500.000,- sampai Rp 750.00,- d. Kurang dari Rp 500.000,-
58
7. Berapa jumlah saudara anda... a. Tidak ada
b. 1 c. 2 d. ≥ 3
8. Berapa saudara anda yang masih di bangku sekolah... a. ≥ 3
b. 2 c. 1
d. Tidak ada
9. Bagaimanakah status rumah yang keluarga anda tempati….. a. Rumah sendiri
b. Kontrak c. Menyewa
d. Menumpang pada family
10. Sebagian besar dinding rumah yang ditempati keluarga anda adalah…. a. Bata/ kayu kualitas baik.
b. Bata/ kayu kualitas kurang baik c. Triplek berkualitas kurang baik d. Bambu kualitas kurang baik
11.Lantai dasar rumah yang ditempati kaluarga anda terbuat dari… a. Keramik
b. Ubin c. Plester d. Tanah
12. Atap rumah yang ditempati keluarga anda adalah…. a. Gent