• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Kuantitatif

1. Hasil Uji Crosstabulation dan Chi Square

Crosstabulation atau tabulasi silang digunakan untuk melakukan analisis hubungan di antara baris dan kolom. Pada penelitian ini dilakukan uji crosstabulation untuk melihat hubungan antara variabel demografi dan jenis investasi. Berikut adalah hasil uji crosstabulation dan chi-square dalam penelitian ini:

Tabel 5.17

Chi Square Demografi dan Jenis investasi No Varabel Demografi Chi-Suare

(Asymp.Sig)

1 Umur*Jenis Investasi 0,261

2 Jenis Kelamin*Jenis Investasi 0,007 3 Pekerjan*Jenis Investasi 0,009 4 Pendidikan*Jenis Investasi 0,000

5 Jumlah Anggota

Keluarga*Jenis Investasi 0,019 6 Pendapatan*Jenis Investasi 0,000 Sumber: data primer diolah

68 1. Umur tidak berpengaruh terhadap pemilihan jenis investasi pada profesional muda di Kota Denpasar. Hasil ini dapat dilihat dari nilai Sig pada tabel 5.17 nomor 1 yang menunjukkan nilai Sig sebesar 0,261. Hal ini dapat diartikan bahwa tidak cukup bukti untuk menolak Hipotesis nol (H0) atau H0 diterima.

2. Jenis kelamin berpengaruh terhadap pemilihan jenis investasi pada profesional muda di Kota Denpasar. Hasil ini dapat dilihat dari nilai Sig pada tabel 5.17 nomor 2 yang menunjukkan nilai Sig sebesar 0,007. Hal ini dapat diartikan bahwa tidak cukup bukti untuk menolak Hipotesis alternatif (HA) atau HA diterima.

3. Pekerjaan berpengaruh terhadap pemilihan jenis investasi pada profesional muda di Kota Denpasar. Hasil ini dapat dilihat dari nilai Sig pada tabel 5.17 nomor 3 yang menunjukkan nilai Sig sebesar 0,009. Hal ini dapat diartikan bahwa tidak cukup bukti untuk menolak Hipotesis alternatif (HA) atau HA diterima. 4. Pendidikan berpengaruh terhadap pemilihan jenis investasi

pada profesional muda di Kota Denpasar. Hasil ini dapat dilihat dari nilai Sig pada tabel 5.17 nomor 4 yang menunjukkan nilai Sig sebesar 0,000. Hal ini dapat diartikan bahwa tidak cukup bukti untuk menolak Hipotesis alternatif (HA) atau HA diterima.

69 5. Jumlah anggota keluarga berpengaruh terhadap pemilihan jenis investasi pada profesional muda di Kota Denpasar. Hasil ini dapat dilihat dari nilai Sig pada tabel 5.17 nomor 5 yang menunjukkan nilai Sig sebesar 0,019. Hal ini dapat diartikan bahwa tidak cukup bukti untuk menolak Hipotesis alternatif (HA) atau HA diterima.

6. Pendapatan berpengaruh terhadap pemilihan jenis investasi pada profesional muda di Kota Denpasar. Hasil ini dapat dilihat dari nilai Sig pada tabel 5.17 nomor 6 yang menunjukkan nilai Sig sebesar 0,000. Hal ini dapat diartikan bahwa tidak cukup bukti untuk menolak Hipotesis alternatif (HA) atau HA diterima.

Berdasarkan Tabel 5.17 dapat diketahui bahwa variabel jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, jumlah anggota keluarga dan pendapatan berpengaruh terhadap pemilihan jenis investasi pada profesional muda di Kota Denpasar. Hal ini dikarenakan dari hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa H0 ditolak. Sedangkan untuk variabel umur tidak memiliki pengaruh terhadap pemilihan jenis investasi pada profesional muda di Kota Denpasar.

C. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor demografi (umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, jumlah anggota keluarga,

70 pendapatan) terhadap pemilihan jenis investasi pada profesional muda di Kota Denpasar. Jenis investasi pada penelitian ini dibagi menjadi 2 kategori yaitu real asset dan financial asset. Real asset pada penelitian ini diantaranya tanah, kos-kosan, rumah, rental mobil/ sepeda motor, emas, pabrik dan perkebunan/sawah. Sedangkan untuk jenis investasi financial asset pada penelitian ini lebih difokuskan pada deposito/tabungan, obligasi, saham, Reksa Dana Pasar Uang (RDPU), Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT) dan Reksa Dana Saham (RDS).

Peneliti menyebarkan sebanyak 141 kuesioner kepada pegawai yang bekerja pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Denpasar, Dinan Badan Perencanaan dan Pembangunan Provinsi Bali, Universitas Terbuka Denpasar, dan Toko Buku Gramedia Denpasar. Namun setelah diisi responden dan diseleksi berdasarkan kriteria kuesioner yang layak maka kuisioner yang digunakan untuk diikutsertakan dalam penelitian ini berjumlah 100. Setelah data diolah ditemukan hasil bahwa lima dari enam faktor demografi berpengaruh terhadap pemilihan jenis investasi sedangkan satu faktor dinyatakan tidak berpengaruh terhadap pemilihan jenis investasi. Lima faktor tersebut adalah jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, jumlah anggota keluarga dan pendapatan, sedangkan variabel yang tidak berpengaruh pada pemilihan jenis investasi adalah umur.

Umur tidak berpengaruh terhadap jenis pemilihan investasi pada profesional muda di Kota Denpasar. Dalam kategori ini tidak ada perbedaan yag cukup berarti pada tiap kelompok sehingga kurang bisa menggambarkan

71 karakteristik umur berpengaruh terhadap pemilihan jenis investasi. Responden laki-laki pada kelompok umur muda cenderung memilih jenis investasi real asset. Hal ini berbeda dengan teori psikologi mengenai karakter orang muda yang suka tantangan khususnya laki-laki dimana seharusnya lebih berani dalam mengambil risiko.

Jenis kelamin berpengaruh signifikan terhadap pemilihan jenis investasi di Kota Denpasar. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa responden laki-laki cenderung memilih financial asset. Hal ini menunjukkan bahwa laki-laki lebih berani dalam menghadapi risiko. Hasil ini juga didukung oleh penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa laki-laki memiliki keberanian dalam menghadapi risiko berinvestasi. Laki-laki memiliki karakteristik Risk Seeker yaitu karakteristik orang yang menyukai risiko. Hal ini terbukti dalam penelitian ini, bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak memilih financial assset sedangkan responden dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak memilih jenis investasi real asset. \

Financial asset yang banyak dipilih oleh responden adalah financial asset jangka pendek seperti deposito/tabungan, sedankan sisanya obligasi dan saham. Sedangkan untuk real asset yang menjadi pilihan investasi responden adalah emas, rumah dan tanah. Tabungan menjadi pilihan jenis investasi financial asset, hal ini dikarenakan masyarakat Bali pada umumnya termasuk masyarakat Kota Denpasar memiliki banyak hari raya agama (odalan) yang membutuhkan cukup banyak dana sehingga menabung menjadi salah satu alternatif untuk menyimpan dana.

72 Responden juga memilih deposito yang jatuh tempo dalam waktu 6 bulan. Hal ini disesuaikan dengan waktu hari raya. Sedangkan untuk jenis investasi real asset pilihan utama responden adalah emas. Emas adalah salah satu barang investasi yang mudah dijual kembali untuk mendapatkan uang kapanpun orang membutuhkannya. Selain karena mudah dijual kembali emas juga merupakan bagian dari gaya hidup perempuan untuk menunjang penampilannya. Orang Bali pada umumya menunjukkan status sosialnya dengan menggunakan perhiasan emas.

Pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap pemilihan jenis investasi di Kota Denpasar. Dalam penelitian ini sebagian besar responden adalah Pegawai Negeri Sipil. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa responden dengan pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil sebagian besar memilih investasi pada financial asset yaitu deposito/tabungan. Selain untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan kebutuhan pendidikan anak terdapat juga kebutuhan hari raya. Banyak dari Pegawai Negeri Sipil lebih memilih melakukan investasi dengan mendepositokan uangnya atau membuka rekening tabungan harian. Sedangkan, responden dengan pekerjaan sebagai Pegawai Swasta sebagian besar memilih melakukan investasi pada real asset seperti rumah. Pemilihan rumah sebagai bentuk investasinya dikarenakan sebagian besar Pegawai Swasta di Kota Denpasar adalah pendatang. Pendatang lebih cenderung belum memiliki rumah sehingga membutuhkan rumah untuk kehidupan mendatang agar kesejahteraannya lebih terjamin. Disamping itu, pemilihan jenis investasi pada rumah atau real

73 asset juga didasarkan pada perhitungan penghasilang rutin yang didapatkan dengan menyewakan rumah dalam jangka waktu perbulan atau pertahun. Hal ini membuat responden dengan pemilihan jenis investasi real asset juga mendapatkan penghasilan rutin yang jika dikalkulasikan dan dibandingkan maka akan jauh lebih menguntungkan jika berinvestasi pada real asset.

Responden dalam penelitian ini dibagi menjadi 5 kategori berdasarkan pendidikan yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA), Diploma, S1, S2, S3. responden dengan tingkat pendidikan S1 sebagian besar memilih jenis investasi pada financial asset seperti deposito/tabungan, sedangkan sebagian kecil pada obligasi dan saham. Hal ini dikarenakan responden dengan tingkat pendidikan S1 dalam penelitian ini didominasi oleh responden yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil. Menurut pendapat responden alasan sebagian besar Pegawai Negeri Sipil berinvestasi pada financial asset adalah mudah untuk melakukan transaksi dalam jangka pendek. Contohnya mayoritas responden Pegawai Negeri Sipil ini sebagian besar memiliki rekening tabungan harian yang mudah diambil sewaktu-waktu guna pemenuhan kebutuhan.

Sedangkan responden dengan tingkat pendidikan SMA, Diploma, S2 dan S3 sebagian besar memilih jenis investasi pada real asset. Seperti yang diketahui bahwa Bali adalah salah satu tujuan pariwisata dunia. Bali berpotensi tinggi untuk didatangi oleh seluruh wisatawan dunia. Melihat potensi dan peluang tersebut, warga Bali turut serta memanfaatkannya dengan melakukan investasi pada real asset yaitu rumah dan tanah. Responden

74 dengan tingkat pendidikan SMA dan Diploma cenderung lebih memilih berinvestasi dengan membeli rumah untuk kesejahteraan dimasa depan dan untuk seluruh responden dengan tingkat pendidikan S2 dan S3 memilih jenis investasi pada real asset cenderung memilih bentuk investasi berupa tanah dengan tujuan untuk dikontrakkan atau disewakan.

Responden terbanyak yang memiliki jumlah tanggungan ≥ 3 orang dalam penelitian ini berjumlah 60 orang dan sebanyak 42 orang (70%) responden memilih jenis investasi real asset. Hal ini dikarenakan banyaknya tanggungan anggota keluarga menyebabkan banyak alokasi pengeluaran untuk kebutuhan lainnya, sehingga membuat seseorang akan cenderung mengurangi atau menghindari risiko. Jenis investasi real asset yang dipilih mayoritas responden adalah rumah dan emas. Sedangkan untuk responden dengan jumlah anggota keluarga 1 cenderung menyukai risiko dengan memilih financial asset. Pengeluaran yang dialokasikan untuk tanggungan 1 orang tentu tidak sebanyak tanggungan 3 orang atau lebih sehingga orang dengan karakteristik ini lebih menyukai risiko untuk mendapatkan hasil yang lebih besar (High risk, High return). Jenis investasi financial asset yang dipilih adalah saham. Karakteristik responden yang menyukai risiko cenderung berani mengambil risiko karena mengharapkan dalam waktu singkat investasi yang telah dilakukan akan mendapatkan return yang tinggi pula meskipun dengan risiko yang sangat besar.

Berdasarkan kategori pendapatan, kelompok responden dengan penghasilan ≤ Rp 5.000.000, Rp 5.000.001–Rp 10.000.000, sebagian besar

75 memilih jenis investasi real asset. Salah satu alasan yang menyebabkan responden memilih real asset adalah adanya pertimbangan responden dimana hasil investasi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Responden merasa bahwa rentang gaji ≤ Rp 5.000.000 – Rp 10.000.000 masih tergolong kecil dan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari terlebih bagi responden dengan tanggungan 3 orang atau lebih. Responden dengan pendapatan Rp 10.000.001-Rp15.000.000 mayoritas memilih jenis investasi financial asset. Hal ini dikarenakan responden merasa memiliki pendapatan yang lebih sehingga merasa dapat mencoba berbagai macam jenis investasi financial asset. Biasanya responden dengan tingkat pendapatan pada kisaran 10.000.001-Rp15.000.001 tergolong sebagai responden yang sudah mapan. Responden ini telah memiliki rumah, mobil dan berbagai macam jenis investasi real asset lainnya. Responden yang memilih jenis investasi financial asset memiliki sikap cenderung menyukai risiko (risk seeker).

Selain 6 faktor utama diatas peneliti juga mengikut sertakan 2 variabel demografi tambahan yaitu status pernikahan dan sikap investor terhadap risiko. Dalam status pernikahan terdapat 49 responden yang sudah menikah dan 51 responden belum menikah. Mayoritas responden yang sudah menikah memilih jenis investasi real asset sedangkan mayoritas dari responden yang belum menikah memilih jenis investasi financial asset. Hal ini dikarenakan untuk responden yang sudah menikah atau berkeluarga selain memikirkan kesejahteraan di masa yang akan datang responden ini juga harus memikirkan kesejahteraan istri dan anaknya di masa sekarang. Rumah adalah pilihan

76 investasi real asset yang paling banyak dipilih. Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok terutama bagi responden yang sudah menikah oleh karena itu pilihan investasi sebagian besar jatuh pada pilihan ini.

Sedangkan untuk responden yang belum menikah masih berpikir untuk “menyiapkan” masa depan yang sejahtera bersama dengan keluarga. Oleh karena responden berpendapat lebih baik untuk terus meningkatkan pendapatan dengan berani mengambil risiko sehingga memiliki modal untuk mensejahterakan keluarganya di masa yang akan datang. Beberapa mayoritas jenis investasi yang dipilih oleh responden yang belum menikah untuk memenuhi kebutuhannya seperti memiliki rumah, mobil, persiapan biaya menikah dan lain-lain adalah deposito/tabungan, obligasi dan saham.

Karakteristik investor (alasan memilih jenis investasi), ada 3 jenis karakteristik investor berdasarkan sikapnya terhadap risiko yaitu risk averter (investor tidak menyukai/menghindari risiko), risk neutrality (investor yang netral terhadap risiko), dan risk seeker (investor yang menyukai risiko). Dalam kategori ini responden dengan sifat Risk Averter lebih memilih berinvestasi pada real asset dibandingkan dengan responden dengan sifat Risk Seeker yang memilih berinvestasi pada jenis investasi financial asset. Hal ini disebabkan perkembangan saat ini harga tanah di Kota Denpasar sudah mencapai milyaran Rupiah. Oleh karena itu masyarakat Bali pada umumnya dan masyarakat Kota Denpasar pada khususnya lebih memilih tanah sebagai investasinya. Selan itu jika seseorang sudah memiliki tanah di Bali maka

77 status sosial orang tersebut akan naik dan memiliki kepastian masa depan yang baik.

Berdasarkan fakta geografis dimana Bali memiliki keindahan alam yang telah diakui secara dunia dan menjadi salah satu daerah wisata dunia yang wajib dikunjungi membuat masyarakat Bali pada umumnya dan masyarakat Kota Denpasar pada khususnya akan lebih diuntungkan dengan berinvestasi pada real asset. Hal ini dikarenakan peningkatan nilai dan harga yang sangat pesat dari tanah dan rumah di Bali. Saat ini di Kota Denpasar kisaran harga rumah dan tanah di Kota Denpasar adalah Rp 850.000.000 – milyaran rupiah. Sebagai contoh harga satu rumah di Kota Denpasar dengan luas bangunan 45 m2 dan luas tanah 100 m2 adalah Rp 850.000.000. Harga rumah dan tanah di Bali tidak pernah mengalami penurunan tetapi selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Setiap orang yang melakukan investasi pada real asset akan mendapatkan keuntungan yang sama seperti orang yang melakukan investasi pada financial asset. Investor dalam melakukan investasi pada financial asset selalu memperkirakan akan mendapatkan penghasilan perbulan berasal dari bunga investasi dan lain sebagainya. Hal ini sama dengan melakukan investasi pada real asset, jika seseorang membeli aktiva misalnya tanah dan disewakan setiap bulan maka tentunya investor juga akan mendapatkan pendapatan rutin setiap bulannya.

78 BAB VI

PENUTUP

Dokumen terkait