ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
B. Analisis kuantitatif
1. Pengujian Instrummen
a. Hasil Uji Validitas
Dalam pengujian validitas, kuesioner yang digunakan dibagi
kepada 68 orang responden. Proses analisis ini menggunakan
bantuan program SPSS versi 20. Taraf signifikan yang digunakan
dalam penelitian 5%. Untuk responden yang berjumlah 68, dapat
diperoleh derajat bebas (df) sebesar 68 – 2 = 66, untuk df 66 dan nilai alfa 5% diperoleh nilai tabel sebesar 0,239. Nilai r tabel
selanjutnya digunakan untuk kriteria validitas butir-butir kuesioner.
Jika hasilnya lebih besar dari r tabel maka item tersebut dinyatakan
valid, sebaliknya jika hasilnya lebih kecil dari r tabel maka item
tersebut dinyatakan tidak valid. Item pernyataan yang diuji dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel V.6 Uji Validitas
Variabel Butir soal r
item-total r table Status
1 0,452 0,239 Valid 2 0,823 0,239 Valid Kepemimpinan 3 0,664 0,239 Valid 4 0,794 0,239 Valid 5 0,637 0,239 Valid 6 0,682 0,239 Valid 7 0,702 0,239 Valid Motivasi 8 0,869 0,239 Valid 9 0,818 0,239 Valid 10 0,624 0,239 Valid 11 0,687 0,239 Valid 12 0,634 0,239 Valid Kompetensi 13 0,814 0,239 Valid 14 0,826 0,239 Valid 15 0,703 0,239 Valid 16 0,657 0,239 Valid 17 0,764 0,239 Valid Komitmen 18 0,59 0,239 Valid 19 0,841 0,239 Valid 20 0,664 0,239 Valid 21 0,534 0,239 Valid 22 0,64 0,239 Valid Kinerja 23 0,687 0,239 Valid 24 0,815 0,239 Valid 25 0,584 0,239 Valid Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil uji validitas instrumen
variabel kepemimpinan, motivasi, kompetensi, komitmen dan kinerja
menunjukkan hasil yang baik karena semua butir pertanyaan
dinyatakan valid karena nilai r hitung > r tabel.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah pengujian untuk menunjukkan sejauh
mana alat ukur dapat diandalkan. Uji ini dilakukan untuk mengetahui
apakah kuesioner memenuhi syarat reliabel. Instrument dikatakan
reliabel atau cukup andal jika memiliki Cronbach Alpha lebih dari 0.6. Tabel berikut menyajikan hasil pengujian reliabilitas dengan
program SPSS 20.0 For Windows.
Tabel V.7 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach alpha Keterangan Kepemimpinan (X1) Motivasi (X2) Kompetensi (X3) Komitmen (X4) Kinerja (Y) 0, 771 0,789 0,786 0,774 0,753 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Sumber: Data Primer
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua variabel bersifat
reliabel. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Cronbach Alpha semua variabel kepemimpinan, motivasi, kompetensi, komitmen dan kinerja
dosen lebih besar dari 0,6 yang berarti bahwa suatu variabel
2. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Dari
hasil pengolahan data diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel V.8
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -3,778 2,733 -1,382 ,172 Kepemimpinan ,339 ,154 ,234 2,194 ,032 Motivasi -,037 ,145 -,032 -,259 ,797 Kompetensi ,692 ,126 ,587 5,498 ,000 Komitmen ,111 ,096 ,111 1,151 ,254
a. Dependent Variable: Kinerja
Analisis regresi linier berganda ini digunakan untuk mengetahui
pengaruh kepemimpinan, motivasi, kompetensi dan komitmen terhadap
kinerja dosen. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda pada
tabel di atas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = -3,778 + 0,339 X1 0,037 X2 + 0,692 X3 + 0,111 X4 Keterangan: X1 = Kepemimpinan X2 = Motivasi X3 = Kompetensi X4 = Komitmen
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel terikat dan variabel bebas atau keduanya
mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik
adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi
normalitas dilakukan dengan melihat Grafik Histogram dan Normal Probability Plot berikut :
Gambar V.1 Grafik Histogram
Gambar V.2
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS diperoleh
grafik histogram yang menunjukkan garis kurva normal, berarti data
yang diteliti berdistribusi normal. Demikian juga hasil dari normal probability plots menunjukkan distribusi normal juga karena garis (titik-titik) menyebar sesuai dengan garis diagonal. Jadi dapat
disimpulkan bahwa data variabel bebas dan variabel terikat
berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIP) dapat mendeteksi masalah Multiklonearitas dalam sebuah model regresi
berganda, jika nilai toleransi > 0,1 dan VIF < 10 maka tidak terjadi
Multiklonearitas tetapi apabila nilai toleransi < 0,1 dan VIF > 10
maka tejadi Multiklonearitas.
Tabel V.9
Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas
Variabel Collinearity Statistics Tolerance VIF Kepemimpinan 0,549 1,823 Motivasi 0,420 2,382 Kompetensi 0,548 1,823 Komitmen 0,676 1,478 Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel koefisien diatas diperoleh nilai tolerance dari variabel kepemimpinan, motivasi, kompetensi dan komitmen
masing 0,549; 0,420; 0,548; 0,676, semua nilai tolerance
menunjukkan nilai tolerance diatas 0,1 dan juga nilai VIF dari semua variabel independenya menunjukkan nilai VIF < 10. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa koefisien korelasi antar variabel independennya
menunjukkan tidak adanya gangguan multikolinearitas sehingga data
tersebut layak untuk diteliti.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik
adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara
untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan
melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPERD
dengan residualnya SRESID.
Berikut ini disajikan hasil dari uji heteroskedastisitas menggunakan
bantuan SPSS 20.0.
Gambar V.3
Hasil Uji heteroskedastisitas
Dari hasil output SPSS di atas didapatkan gambar Scatterplot antara
titik-titik menyebar dibawah dan diatas sumbu Y dan tidak membentuk
suatu pola tertentu sehingga dapat dianggap variabel bebas diatas
tidak terjadi heteroskedastisitas.
4. Pengujian Hipotesis
a. Uji F
Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui tingkat
signifikansi pengaruh variabel-variabel bebas secara bersama-sama
(simultan) terhadap variabel terikat.
Rumusan hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
H0: Variabel-variabel bebas yaitu kepemimpinan, motivasi,
kompetensi dan komitmen tidak berpengaruh yang signifikan secara
bersama-sama terhadap variabel terikatnya yaitu kinerja dosen.
Ha: Variabel-variabel bebas yaitu kepemimpinan, motivasi,
kompetensi dan komitmen berpengaruh yang signifikan secara
bersama-sama terhadap variabel terikatnya yaitu kinerja dosen.
Tabel V.10
Hasil uji F disajikan pada tabel dibawah ini: ANOVAa Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 232,098 4 58,025 24,227 ,000b Residual 150,887 63 2,395 Total 382,985 67
a. Dependent Variable: Kinerja
Kriteria pengujian pada uji F yaitu:
Jika nilai signifikansi > 5% maka H0 diterima atau Ha ditolak
apabila Fhitung ≤ Ftabel. Diketahui nilai F tabel adalah 3,9863. Jika
nilai signifikansi ≤ 5% maka H0 ditolak atau Ha diterima apabila Fhitung > Ftabel.
Berdasarkan hasil uji F pada tabel di atas diperoleh koefisien
sebesar 24,227 dengan P-value sebesar 0,000 yang tertera pada tabel Anova. Koefisien inilah yang digunakan untuk menguji keberartian
regresi. Nilai Fhitung yang diperoleh menunjukkan nilai yang lebih
besar dari Ftabel dan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 5% (Fhitung
≥ Ftabel; 24,227> 3,9863 dan 0,000 ≤ 0,05). Hal ini berarti bahwa hipotesis 0 (H0) ditolak sehingga variabel-variabel bebas dalam
penelitian ini yaitu kepemimpinan, motivasi, kompetensi dan
komitmen secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi
variabel terikatnya (kinerja dosen).
b. Uji t
Tabel didistribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan
derajat kebebasan (df) = n-2. Maka nilai t tabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 1,997.
Kriteria pengujian dalam penelitian ini didasarkan oleh:
Ho diterima jika - ttabel≤ thitung≤ ttabel
Tabel V.11 Hasil Uji t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -3,778 2,733 -1,382 ,172 Kepemimpinan ,339 ,154 ,234 2,194 ,032 Motivasi -,037 ,145 -,032 -,259 ,797 Kompetensi ,692 ,126 ,587 5,498 ,000 Komitmen ,111 ,096 ,111 1,151 ,254
a. Dependent Variable: Kinerja
1) Hasil pengujian Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja
dosen (X1)
Rumusan hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
H0 : Variabel kepemimpinan tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja dosen.
Ha : Variabel kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap
kinerja dosen.
Berdasarkan hasil analisis uji t di atas maka dapat dilihat
nilai koefisien thitung > ttabel (2,194 > 1,997) dengan P-value
sebesar 0,032 < 0,05. Hal ini berarti bahwa H0 ditolak, dapat
disimpulkan bahwa kepemimpinan berpengaruh secara parsial
terhadap kinerja dosen.
2) Hasil pengujian Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Dosen (X2)
Rumusan hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
H0 : Variabel motivasi tidak berpengaruh yang signifikan
Ha : Variabel motivasi berpengaruh yang signifikan terhadap
kinerja dosen.
Berdasarkan hasil analisis uji t di atas maka dapat dilihat
nilai koefisien -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel (-1,997 ≤ - 0,259 ≤ 1,997) dengan P-value sebesar 0,797 > 0,05. Hal ini berarti bahwa H0
diterima, dapat disimpulkan bahwa motivasi tidak berpengaruh
secara parsial terhadap kinerja dosen.
3) Hasil pengujian Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja dosen
(X3)
Rumusan hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
H0 : Variabel kompetensi tidak berpengaruh yang signifikan
terhadap kinerja dosen.
Ha : Variabel kompetensi berpengaruh yang signifikan terhadap
kinerja dosen.
Berdasarkan hasil analisis uji t di atas maka dapat dilihat
nilai koefisien thitung > dari ttabel (5,498 > 1,997) dengan P-value
sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini berarti bahwa H0 ditolak, dapat
disimpulkan bahwa kompetensi berpengaruh secara parsial
terhadap kinerja dosen.
4) Hasil pengujian Pengaruh Komitmen terhadap Kinerja Dosen
(X4)
H0 : Variabel komitmen tidak berpengaruh yang signifikan
terhadap kinerja dosen.
Ha : Variabel komitmen berpengaruh yang signifikan terhadap
kinerja dosen.
Berdasarkan hasil analisis uji t di atas maka dapat dilihat
nilai koefisien -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel (-1,997 ≤ 1,151 ≤ 1,997) dengan P-value sebesar 0.254 > 0,05. Hal ini berarti bahwa H0 diterima, dapat disimpulkan bahwa komitmen tidak berpengaruh
secara parsial terhadap kinerja dosen.
5. Penafsiran Persamaan Regresi
Nilai konstanta sebesar -3,778 berarti bila variabel kepemimpinan,
motivasi, kompetensi dan komitmen masing-masing = 0, maka besaran
kinerja dosen sebesar -3,778.
Nilai koefisien regresi kepemimpinan (X1) sebesar 0,339 (pada sig
0,032 < 0,05 dan pada t hitung 2,194 > t tabel 1,997) berarti bahwa jika
kepemimpinan ditingkatkan satu satuan maka kinerja dosen akan
mengalami perubahan sebesar 0,339. Nilai koefisien regresi motivasi
(X2) sebesar -0,037 (pada sig 0,797 > 0,05 dan pada thitung - 0,259 < ttabel
1,997) berarti jika motivasi ditingkatkan satu satuan maka tidak
berpengaruh terhadap kinerja dosen. Nilai koefisien regresi kompetensi
(X3) sebesar 0.692 (pada sig 0,000 < 0,05 dan pada thitung 5,498 > ttabel
1,997) berarti jika kompetensi ditingkatkan satu satuan maka kinerja
komitmen (X4) sebesar 0,111 (pada sig 0,254 < 0,05 dan pada thitung
1,151 < ttabel 1,997) berarti jika komitmen ditingkatkan satu satuan maka
tidak berpengaruh terhadap kinerja dosen.
6. Uji Adjusted R Square (R2)
Tabel V.12
Hasil Uji Ajusted R Square Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,778a ,606 ,581 1,54759
a. Predictors: (Constant), Komitmen, Kepemimpinan, Kompetensi, Motivasi
Pada hasil analisis uji koefisien determinasi menggunakan software
SPSS 20.0 for Windows dapat dikemukakan bahwa nilai Adjusted R Squared sebesar 0,581 memberikan arti bahwa kontribusi perubahan dalam kinerja dosen yang disebabkan oleh variabel bebas yang terdiri
dari kepemimpinan, motivasi, kompetensi dan komitmen sebesar 58,1%.
Ini berarti bahwa 58,1% variasi atau naik turunnya nilai kinerja dosen
dipengaruhi oleh keempat variabel tersebut di atas, dan sisanya sebesar
41,9% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel kepemimpinan,
motivasi, kompetensi dan komitmen
C. Pembahasan
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh dari
kepemimpinan, motivasi, kompetensi dan komitmen terhadap kinerja dosen.
Kinerja merupakan prestasi atau pencapaian kerja yang dicapai karyawan
Berdasarkan hasil dari analisis, pengaruh kepemimpinan, motivasi,
kompetensi dan komitmen terhadap kinerja dosen melalui uji F uji t dan R2 . Melalui uji F dapat diketahui bahwa variabel–variabel bebas (kepemimpinan, motivasi, kompetensi dan komitmen) mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel terikatnya (kinerja dosen). Hal ini dapat ditunjukkan
melalui hasil uji F dengan nilai F hitung sebesar 24,227 dengan P-value
sebesar 0,000. Nilai F hitung yang diperoleh menunjukkan nilai yang lebih
besar dari F tabel (Fhitung > Ftabel; 24,227 > 3,9863) dan nilai signifikansi yang
lebih kecil dari 5% (0,000 < 0,05), dapat disimpulkan bahwa
variabel-variabel bebas dalam penelitian ini (kepemimpinan, motivasi, kompetensi dan
komitmen) secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikatnya (kinerja
dosen). Kinerja dosen akan meningkat bila dikaitkan dengan semakin
efektifnya kepemimpinan, motivasi yang semakin tinggi, kompetensi yang
semakin tinggi dan komitmen yang semakin tinggi dari seorang dosen. Hal ini
didukung oleh penelitian yang pernah dilakukan oleh Nur’aeni (2011), yang menyimpulkan bahwa motivasi, kompetensi dan komitmen berpengaruh
terhadap kinerja dosen.
Melalui uji t diketahui bahwa variabel kepemimpinan dan kompetensi
berpengaruh terhadap kinerja dosen. Untuk variabel kepemimpinan (X1)
menunjukkan bahwa P-value sebesar 0,032 berarti H0 ditolak. Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi suatu kelompok ke arah pencapaian
tujuan. Menurut Kaswan (2013: 2) unsur yang harus ada dalam
melaksanakan kepemimpinannya secara efektif dapat menggerakan orang
atau personil ke arah tujuan yang dicita-citakan, akan menjadi anutan dan
teladan. Dengan berpengaruhya seorang pemimpin dan adanya hubungan
yang baik antara pemimpin dan bawahan maka akan mendukung sepenuhnya
terhadap kebijakan yang dilakukan pimpinan. Kepemimpinan menjadi sangat
penting, maka sebaiknya universitas meningkatkan kepemimpinan dosen
karena semakin efektif kepemimpinan akan meningkatkan kinerjanya.
Penelitian ini membuktikan bahwa semakin efektif kepemimpinan seseorang
maka semakin tinggi kinerjanya.
Untuk variabel kompetensi (X3) menunjukkan bahwa P-value sebesar 0,000 berarti bahwa H0 ditolak. Kompetensi merupakan perpaduan
pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan
berfikir dan bersikap. Kompetensi yang dimiliki dosen menjadi sangat
berguna untuk membantu meningkatkan kinerjanya. Untuk meningkatkan
kinerja universitas sebaiknya universitas meningkatkan kompetensi dosen,
karena semakin meningkat kompetensi dosen maka akan semakin tinggi
efektivitas dan kinerjanya. Hal ini didukung oleh hasil penelitian ini, bahwa
semakin tinggi kompetensi maka semakin tinggi kinerjanya.
Sedangkan motivasi (X2) dan komitmen (X4) tidak berpengaruh terhadap
variabel terikat (kinerja dosen). Untuk variabel motivasi (X2) menunjukkan
P-value sebesar 0,797 berarti H0 diterima. Variabel komitmen menunjukkan bahwa P-value sebesar 0,254 yang berarti H0 diterima.
Melalui uji R2 variabel bebas (kepemimpinan, motivasi, kompetensi dan komitmen) memberikan kontribusi perubahan dalam variabel terikat (kinerja
dosen) sebesar 58,1%. Sedangkan sisanya sebesar 41,9% dipengaruhi atau
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian
66
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN